BAB IV STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH
CINERE DALAM MENEKAN TINGGINYA TINGKAT NPF NON PERFORMING FINANCING
A. Mekanisme pembiayaan yang ada pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Arrahmah
Kegiatan operasional Koperasi jasa keuangan syariah yang paling dominan menghasilkan pendapatan adalah penyaluran dana dalam bentuk
pembiayaan. Selain itu dari sisi lain sektor pembiayaan ini tidak saja bertujuan untuk optimalisasi penghasilan bank semata, bertujuan pula pada tumbuhnya
sektor-sektor usaha yang produktif bagi berbagai usaha para nasabah, yang pada akhirnya dapat bermanfaat dan menunjang kepada terwujudnya hasil-hasil
pembangunan khususnya pembangunan di sektor riil yang menjadi sasaran dan objek usaha KJKS Arrahmah. Akan tetapi, perlu pula diperhatikan bahwa dana
yang ditanamkan pada pembiayaan bersumber dari dana masyarakat dan pemerintah yang merupakan titipan atas kepercayaan kepada bank, maka
kepercayaan tersebut sudah semestinya diimbangi pengelolaan pembiayaan yang hati-hati prudent
1
Sehubungan dengan hal tersebut agar dalam pengelolaan pembiayaan lebih berencana dan terarah pada sasaran yang akan dicapai sesuai dengan misi
1
Malayu Hasibuan, Dasar-dasar perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h.91
85
yang diemban KJKS Arrahmah maka diperlukan berbagai macam instrument kelengkapan baik yang menyangkut sarana pendukung yang dimilikinya,
pengetahuan dan wawasan secara teroritis maupun sarana pendukung yang bersifat teknis, oleh karena itu sebelum koperasi jasa keuangan syariah melakukan
pemberian pembiayaan, terlebih dahulu koperasi jasa keuangan syariah harus melakukan studi kelayakan dengan meninjau kegiatan usaha yang dimiliki calon
nasabah, dengan maksud untuk mengecek kebenaran data dan informasi yang diterima apakah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan untuk memperoleh
data tambahan yang diperlukan, selain itu untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh calon nasabah berjalan dengan baik ataukah sedang mengalami
penurunan.
2
Koperasi jasa keuangan syariah tidak akan mengambil resiko apabila usaha yang dijalankan oleh calon nasabah tidak berjalan dengan baik karena pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat Non Performing Financing NPF
3
Dalam pengajuan permohonan pembiayaan para calon nasabah harus mengikuti Standar Operating Procedure SOP prosedur pengajuan permohonan
pembiayaan yang ada di KJKS Arrahmah :
2
Alex S Nitisemito dan M Umar Burhan, Wawasan Studi kelayakan dan evaluasi proyek Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 33
3
Dede darmawan, Proses Analisa Pemberian Pembiayaan, Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2005, h.3
2004, h. 3
1. Tahap Permohonan Pembiayaan
4
Pada tahap ini calon anggota mengajukan pembiayaan kepada marketing AO dengan mengisi formulir dan melengkapinya sessuai
ketentuan koperasi, AO memeriksa kelengkapan pengisian formulir pembiayaan berikut kelengkapan administrasinya, jika belum lengkap
kembalikan kepada calon anggota, jika telah lengkap AO membuat berita acara rapat komite pembiayaan atas pembiayaan yang akan diajukan.
AO mengajukan pada rapat komite pembiayaan nasabah, Anggota komite akan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap pembiayaan
yang diajukan oleh AO pada berita acara rapat komite. Apabila pembiayaan ditolak maka AO akan membuat surat penolakan yang ditandatangani oleh
AO dan manager. Apabila pembiayaan disetujui, maka AO akan menyusun berkas pengajuan pembiayaan calon anggota dan melengkapi kekurangan
berkas calon nasabah dalam map file, jika map file telah lengkap berikan kepada admin pembiayaan.
Admin pembiayaan menerima file permohonan pembiayaan calon anggota yang telah disetujui oleh komite, admin memeriksa sekali lagi
persetujuan komite pembiayaan dan kelengkapan file calon anggota, jika belum lengkap kembalikan pada AO, jika telah lengkap maka admin
pembiayaan akan mengatur jadwal realisasi pembiayaan nasabah, admin pembiayaan akan mengisi data pembiayaan pada system kemudian cetak akta
4
Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan, Cinere 25 Desember 2009
perjanjian pembiayaan, tanda terima uang calon anggota, tanda terima jaminan, promes, kartu angsuran dan buku tabungan, jika hasil cetakan semua
benar kemudian diberikan kepada manager. 2. Prosedur akad pembiayaan
Marketing menyerahkan berkas dan proposal pengajuan pembiayaan kepada Administrasi pembiayaan, admin pembiayaan menerima dan
memeriksa kelengkapan berkas pembiayaan, jika tidak lengkap maka dikembalikan kepada marketing, jika sudah lengkap maka admin pembiayaan
menginput data data realisasi pembiayaan tersebut ke system, membuat jadwal realisai calon anggota sesuai konfirmasi dari marketing, mencetak
jadwal realisasi calon anggota, nota realisasi, kartu angsuran calon anggota dan tanda terima jaminan.
Admin pembiayaan meminta perssetujuan kepada manager nota realisasi dan perjanjian pembiayaan, manager memeriksa berkas pembiayaan,
jika tidak benar kembalikan kepada admin pembiayaan untuk diperbaiki, jika benar bubuhi tandatangan pada perjanjian pembiayaan dan nota realisasi dan
serahkan berkas kepada admin pembiayaan. Admin pembiayaan meninta kepada calon anggota KTP dan jaminan
asli untuk dicocokan dengan dokumen yang ada, jika meragukan konfirmasi kepada calon anggota, jika benar lakukan akad pembiayaan dengan calon
anggota, admin pembiayaan memberikan copy perjanjian dan tanda terima jaminan kepada calon anggota.
5
3. Prosedur Realisasi pembiayaan Admin pembiayaan menyerahkan nota realisasi pembiayaan kepada
teller, teller menerima nota pembayaran realisasi pembiayaan dari administrasi pembiayaan yang telah disetujui oleh manager, teller menginput
nota pembayaran realisasi pembiayan, teller menyiapkan sejumlah uang sesuai dengan nota realisasi pembiayaan.
Teller memanggil nasabah dan meminta KTP asli kepada calon anggota dan teller mencocokan nama pada KTP dan nota realisasi, jika benar
mintakan tanda tangan calon anggota pada nota realisais pembiayaan dan cocokan dengan KTP, teller menghitung kembali uang yang akan diserahkan
kepada calon anggota, calon anggota menerima dan menghitung kembali uang realisasi tersebut.
Tugas bagian pembiayaan belum dikatakan selesai setelah pencairan pembiayaan, selanjutnya harus dapat menjaga agar pembiayaan tersebut lunas
pada saatnya. Oleh karena itu petugas pembiayaan perlu melakukan control atau pemantauan berkala kepada anggota yang dibiayai. Langkah-langkah
yang dapat diambil misalnya kontak lewat telepon sebulan sekali atau berkunjung ke rumah dan tempat usaha anggota pembiayaan.
6
5
Standar Operating Procedure SOP pembiayaan pada KJK Syariah Arrahmah
6
…………….Mekanisme pemberian modal kredit dari BMT kepada pengusaha kecil, Bandung…2002 h. 38
B. Perhitungan Tingkat NPF pada KJKS Arrahmah periode 31 Desember 2006,