DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 8
C. Tujuan dan
Manfaat Penelitian
9 D. Review
Studi terdahulu
10 E. Metode
Penelitian 11
F. Sistematika Penulisan
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
16 1. Pengertian Koperasi Jasa Keuaangan Syariah
16 2. Tujuan
Koperasi Syariah
17 3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
17 4. Landasan
Koperasi Syariah
20 5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah
21 6. Struktur Organisasi Koperasi
Syariah 24
7. Managemen Koperasi Syariah 25
B. Pembiayaan Bermasalah
NPF 30
Non Performing Financing 1. Pengertian
Pembiayaan 30 2. Pengertian Pembiayaan bermasalah
32 3. Tujuan
Pembiayaan 34
4. Fungsi Pembiayaan
35 5. Kategori Pembiayaan Bermasalah
37
6. Perhitungan NPF
38 7. Skema Proses Penyaluran Pembiayaan
39 C. Strategi
Pembiayaan Bermasalah
43 1. Pengertian
Strategi 43
2. Strategi Fungsional
Keungan 47
3. Strategi menekan tingginya tingkat 49
pembiayaan bermasalah
BAB III COMPANY PROFILE
A. Sejarah berdirinya dan perkembangan 62
KJK Syariah Arrahmah B. Visi
dan Misi
64 C. Managemen
dan Organisasi
65 D. Produk yang ada di KJK Syariah Arrahmah
67
BAB IV STRATEGI KJK SYARIAH ARRAHMAH
DALAM MENEKAN TINGKAT NPF
A. Mekanisme pembiayaan pada KJK Syariah Arrahmah 85 B. Perhitungan Tingkat NPF pada KJKS Arrahmah
90 periode 31 Desember 2006, 2007 dan 2008
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan 93
bermasalah pada KJK Syariah Arrahmah
D. Strategi KJK Syariah Arrahmah dalam 96
menekan tingkat pembiayaan bermasalah NPF
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 104
B. Saran
dan rekomendasi
105
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang dikembangkan berdasarkan syariah Islam sehingga banyak pula pihak yang menyebutnya
ekonomi Islam. Di dunia, ekonomi syariah telah menjadi tren global dengan prinsip universalitasnya. Sementara itu, di Indonesia, beberapa tahun belakangan
ini ekonomi syariah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Keberadaan sistem ekonomi Islam berawal dari definisi atau pemahaman
bahwa Islam merupakan sistem hidup yang mengatur semua sisi kehidupan, yang menjanjikan keselamatan dunia dan akherat bagi para penganutnya. Lebih dari
satu abad sistem ekonomi modern konvensional telah melayani kepentingan manusia dalam memenuhi kebutuhan atau kepuasan mereka. Ekonomi modern
tidak memiliki batasan improvisasi dalam berekonomi, kecuali mereka harus berhadapan dengan kekuatan pasar yang biasa diklaim sebagai invisible hand.
Oleh sebab itu, tumpuan perhatian masalah ekonomi lebih ditujukan pada bagaimana mengatasi kondisi kelangkaan akan sumber daya ekonomi yang
dihadapi setiap individu.
1
1
Ali Sakti, Analisis teoritis ekonomi Islam jawaban atas kekacauan ekonomi modern. Jakarta: Aqsa Publishing, 2007, cet 1
1
Dengan penduduk mayoritas muslim, perkembangan ekonomi syariah di negara kita seharusnya memiliki prospek yang cerah, apalagi ekonomi syariah
juga menganut prinsip universalitas, artinya prinsip syariah ini juga dapat diperuntukkan bagi semua kalangan. Sebagai contoh, market share perbankan
syariah di Indonesia masih sekitar 2,3. Sementara itu, di Singapura yang berpenduduk nonmuslim, market share perbankan syariahnya mencapai 6,5.
2
Terwujudnya perkembangan lembaga keuangan syariah, selain karena ada kebutuhan di masyarakat juga karena berlakunya dual banking system dalam
perbankan nasional. Sistem perbankan nasional telah menempatkan subsistem syariah sebagai alternatif dari subsistem konvensional, khususnya dalam
pelayanan baik dalam untuk memenuhi kebutuhan permintaan dana maupun memanfaatkan kelebihan penawaran dana di masyarakat
Sebagai suatu sistem, perbedaannya terletak pada kaidah dan prinsip syariah yang digunakan sebagai landasan transaksinya. Mudahnya dalam sistem
syariah tidak dikenal transaksi yang memakai dasar “perkiraan” maupun per- hitungan “bunga” yang umumnya menjadi dasar perhitungan dalam bisnis
keuangan–simpan pinjam secara konvensional. Konsep bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek riba
yang diharamkan. Demikian pula dilarang untuk mengaplikasikan perlakuan transaksi yang sifatnya mengandung spekulasi dan juga ketidakjelasan.
2
www.dakwatuna.com diakses 11 Januari 2010
Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat
yang adil dan makmur baik materiil maupun spirituil adalah berkoperasi. UUD 1945 menegaskan di dalam pembukaannya bahwa salah satu tujuan negara
Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Penegasan diatas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan yaitu negara
hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena pembukaan UUD 1945 beserta seluruh pokok-pokok pikiran yang
terkandung di dalamnya menjiwai batang tubuh UUD, maka tujuan itupun dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal, seperti pasal 27,33,dan 34. namun
demikianm diantara pasal-pasal tersebut yang paling pokok dan melandasi usaha- usaha pembangunan di bidang ekonomi adalah pasal 33.
3
Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik
Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa Koperasi adalah Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,
beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar kebersamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya.
3
Muhammad firdaus, Agus Edhi Susanto, Perkoperasian, sejarah, teori, dan praktek, Bogor : Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2004, cet 2, h.37
Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam Bab I, Pasal 1, ayat 1 dinyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan. Tujuan pendirian Koperasi, menurut UU Perkoperasian, adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi syariah mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi
semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil di Indonesia. Baitul Maal Wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama kalinya
oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi warna bagi perekonomian kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro.
4
Lembaga BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yng sama yaitu : dari anggota oleh anggota untuk anggota” maka
berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992, berhak mnggunakan badan hukum koperasi, letak perbedaannya dengan koperasi konvensional salah
satunya terletak pada teknis operasionalnya saja, Koperasi syariah mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah halal dan haram dalam
melakukan usahanya.
4
Nur S Buchori, Koperasi Syariah, Jawa Timur: Mashun, 2009, cet 1 h.10
Berangkat dari kebijakan pengelolaan BMT yang memfokuskan anggotanya pada sektor keuangan dalam hal penghimpunan dana dan
pendayagunaannya tersebut maka bentuk yang idealnya BMT adalah Koperasi Simpan Pinjam Syariah yang selanjutnya pada tahun 2004 oleh kementrian
koperasi disebut KJKS Koperasi Jasa keuangan Syariah. Berdasarkan keputusan Menteri Koperasi RI No.91KepM.KUKMIX2004. ”Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah”. Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkahsyarikah. Lembaga ini
adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Koperasi syari’ah sangat strategis dalam mengembangkan
sumberdaya dan mendistribusikannya secara adil. Karena, mengeluarkan harta asset untuk diputar, diusahakan, dan diinvestasikan secara halal adalah
kewajiban syariah. Uang dan harta bukan untuk ditimbun. membuat aset nganggur idle sama dengan memubadzirkan nikmat Allah dan tidak
mensyukurinya.
5
Berbagai produk layanan syariah didefinisikan dan diatur oleh Dewan Syariah Nasional melalui sejumlah fatwanya. Aplikasinya harus didukung oleh
pemahaman kedua belah pihak yang bekerja sama, dan hasilnya diwujudkan melalui keputusan yang tercantum dalam “akad keuangan syariah”. Dalam
kelembagaannya, koperasi jasa keuangan syariah secara rasional juga dituntut untuk bertindak hati-hati prudent, karena mereka mengemban amanah
5
Ibid
pengelolaan “milik anggotanya”, melalui penyelenggaraan berbagai upaya memanaj usahanya dengan efektif.
Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah LKMS kian menggembirakan. Kini setidaknya terdapat 3.900 LKMS atau baitul maal
wattamwil BMT, yang membiayai sekitar 3 juta orang pengusaha mikro dan super mikro di Indonesia.
6
sebanyak 78,8 persen BMT memiliki aset antara Rp 50 juta-Rp 500 juta. Sebanyak 4,8 persen memiliki aset di atas Rp 1 miliar. Sisanya,
9,3 persen memiliki aset di bawah Rp 50 juta.
7
Hingga kini total aset yang dimiliki LKMS diperkirakan mencapai Rp 3 triliun, dengan rasio pembiayaan
terhadap simpanan melebihi 100 persen. Diperkirakan, dana masyarakat yang dihimpun BMT sebesar Rp 2,2 triliun.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah selanjutnya disebut KJKS Arrahmah merupakan lembaga keuangan syariah non bank, yang berdiri pada
tanggal 5 Februari 2005 dengan modal awal kurang lebih 200 juta rupiah. Meskipun masih terbilang muda nasabah Koperasi jasa keuangan syariah
Arrahmah mencapai kurang lebih 3000 nasabah Produk yang ditawarkan KJK Syariah Arrahmah meliputi Penghimpunan
danainvestasi, seperti Simpanan multi guna, Simpanan qurban, Simpanan idul Fitri, simpanan pendidikan, simpanan siswa, dan Deposito Syariah dari
6
Saat Suharto, CEO Permodalan BMT ventura, artikel di akses pada 21 April 2010 dari
http:bmtcenter.com200804bmtventura
7
Minako Sakai UNSW Australia, Harnessing Islamic Microfinance, Policy Briefs, Australia Indonesia Governance Research Partnership 2008, Jakarta, 21 April 2010
Masyarakat yang diberikan amanah dari Allah berupa keleluasaan rezeki dan bagi mereka yang menginginkan pertambahan nilai dananya secara aman, prospektif
dan membawa keberkahan dalam kehidupan. Sedangkan produk pembiayaan meliputi pembiayaan modal kerja Murabahah, KPM Kepemilikan MobilMotor
Murabahah Multiguna, dan Pembiayaan Ijarah. Pada pertengahan tahun 2009 Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah
dinobatkan sebagai koperasi terbaik tahun 2009 tingkat Kota Depok. Dinilai sebagai yang terbaik karena memiliki laporan keuangan yang teratur dan
menggunakan standar keuangan yang benar.
8
Setiap bulannya koperasi jasa keuangan syariah arrahmah selalu melaporkan laporan keuangannya ke kantor
pajak dan Departemen Koperasi. Berdasarkan laporan keuangan yang ada sampai Desember 2009 total asset KJKS Arrahmah mencapai Rp 3.112.862.000,- dengan
jumlah pembiayaan mencapai Rp 1.827.539.000,- dan tingkat NPF kurang dari 5 setiap tahunnya.
Padahal, kalau dilihat dalam laporan keuangan di KJKS lain seperti halnya di KJKS A tingkat NPFnya antara 6 sampai 8 dengan jumlah pembiayaan
setiap tahunnya sampai dengan Desember 2009 mencapai 3.243.994.269.-
9
Berdasarkan dari latarbelakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai strategi yang digunakan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
8
Herry Setiawan, “Arrahmah Koperasi terbaik,”tabloid monitor depok, Redaksijurnaldepok.com
27 Juli 2009
9
Laporan keuangan KJKS A tahun 2009
Arrahmah dalam menekan tingkat NPF dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam Menekan Tingkat NPF” .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah Dari judul diatas ada beberapa masalah yang bisa di identifikasi oleh penulis
diantaranya : a.
Sebab munculnya pembiayaan bermasalah b.
Faktor yang mempengaruhi munculnya pembiayaan bermasalah c.
Pengaruh adanya pembiayaan bermasalah terhadap dana nasabah d.
Pengaruh adanya pembiayaan bermasalah terhadap total asset 2. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan masalah terhadap objek yang di kaji, adapun
pembatasan masalah diantaranya: a.
Penulisan sekripsi ini hanya akan membahas tentang bagaimana strategi yang digunakan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Arrahmah dalam Menekan Tingkat Non Performing Financing b.
Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah c.
Penelitian dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah
3. Perumusan Masalah a.
Bagaimana Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan Tingkat NPF?
b. Apakah strategi di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah efektif
untuk menekan tingkat NPF?
c. Faktor apa saja yang mendukung atau menghambat upaya Koperasi
Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian a.
Untuk mengetahui bagaimana strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF
b. Untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF
c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang di hadapi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Arrahmah 2. Manfaat penelitian
Manfataat dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Teoritis: penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan
kontribusi bagi kalangan intelektual, pelajar, praktisi, akademisi
institusi dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang strategi koperasi jasa keuangan syariah dalam menekan tingkat
NPF. b.
Praktis: Penulisan skripsi ini diharapkan menjadi input bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah lain dalam mengurangi tingkat pembiayaan
bermasalah. c.
Kebijakan: Penulisan skripsi ini juga diharapkan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh koperasi syariah khususnya koperasi jasa
keuangan syariah Arrahmah. Untuk lebih banyak belajar lagi mengenai pembiayaan bermasalah.
D. Review Studi terdahulu
Berdasarkan studi review terdahulu yang penulis lakukan dari beberapa literatur yang ada diantaranya:
1. Skripsi Rosidah tahun 1426 H 2005 M dengan judul Analisis SWOT
Strategi BMT dalam peningkatan UKM yang isinya Kajian Skripsi ini membahas tentang analisa SWOT Strategi BMT Al Munawaroh dalam
Peningkatan UKM Kajian Skripsi ini membahas tentang analisa SWOT Strategi BMT Al Munawaroh dalam Peningkatan UKM Persamannnya yang
penulis maksudkan yaitu sama-sama membahas tentang strategi BMT ,
sedangkan letak perbedaannya pada masalah apa yang penulis teliti lebih terfokus dalam penekanan tingkat NPF.
10
2. Skripsi Muhammad tahun 1424 H 2003 M dengan judul Analisa terhadap
kesehatan Lembaga Mikro Syariah yang isinya membahas tentang cara menganalisa dan mengukur tingkat kesehatan BMT, Persamaannya yang
penulis maksudkan yaitu sama-sama membahas tentang cara mengukur tingkat kesehatan BMT, sedangkan letak perbedaannya pada masalah apa
yang mau diteliti kajian serta objek penelitiannya, sedangkan penulis lebih terfokus pada strategi dalam menekan tingkat NPF.
11
E. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis bersifat deskriptif yaitu penelitian
yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fungsi dari permasalahan yang ada
12
, seperti penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah, cara mengatasinya dan strategi yang digunakan dalam menekan
tingkat pembiayaan bermasalah.
10
Rosidah.” Analisis SWOT Strategi BMT dalam peningkatan UKM” UIN Jakarta, Skripsi 2005
11
Muhammad, ” Analisa terhadap kesehatan Lembaga Mikro Syariah” UIN Jakarta, Skripsi 2003
12
www.Organisasi.org Kajian Wacana Bahasa Indonesia
Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bag. 2
diakses pada 7 April 2010
2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian menggunakan Studi kasus. Jenis pendekatan studi
kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk
kondisi dan lingkungan masa lalunya.
13
Kasus yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan Tingkat NPF yang
dilakukan KJKS Arrahmah Cinere. 3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari sumber aslinya seperti subyek yang diwawancarai.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber yang kedua, seperti buku-buku dokumen atau arsip-arsip yang didapat dari KJKS
Arrahmah. Seperti halnya buku petunjuk pelaksanaan kegiatan
usaha koperasi jasa keuangan syariah kementrian negara koperasi dan usaha kecil dan menengah republik indonesia tahun 2009, BMT dan
Bank Islam Instrumen lembaga keuangan syariah. 4.
Teknik Pengumpulan Data
13
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 23.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara :
a. Studi Dokumentasi
Yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam penelitian ini, serta mempelajari dokumen-dokumen
atau arsip-arsip koperasi syariah tentang pembiayaan bermasalah. Berupa data-data yang diperoleh melalui laporan rapat anggota
tahunan koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah sebagai studi dokumentasi.
b. Wawancara interview
Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Dalam hal ini tatap langsung dengan tokoh lembaga atau fungsionaris
KJKS Arrahmah. c.
Studi Kepustakaan library research Salah satu hal penting yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
mempelajari beberapa literatur tetulis baik yang bersumber pada buku, jurnal, majalah, artikel, makalah, koran dan internet, maupun dari
sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari berbagai tempat.
5. Teknik Analisis Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan interprestasikan. Data yang diolah adalah data kualitatif,
sedangkan analisanya mempergunakan analisa deskriptif. Penulis akan menggambarkan hasil penelitian tersebut dengan logika akal dari data
tersebut untuk mengambil sebuah kesimpulan. 6.
Pedoman Penulisan Laporan Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
14
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 lima bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis,
berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap: BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi
terdahulu, metode dan objek penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian koperasi syariah, manajemen strategi, pengertian pembiayaan dan dasar hukumnya,
serta aspek kesehatan koperasi.
14
Pedoman Penulisan Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2007:h,11
BAB III
TINJAUAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH
Penulis akan menuliskan sejarah singkat Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah, Struktur Organisasi Visi, Misi, produk
simpanan, serta roduk pembiayaan.
BAB IV ANALISIS STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN