PENDAHULUAN LANDASAN TEORI COMPANY PROFILE STRATEGI KJK SYARIAH ARRAHMAH PENUTUP LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9 D. Review Studi terdahulu 10 E. Metode Penelitian 11

F. Sistematika Penulisan

14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Koperasi Jasa Keuangan Syariah 16 1. Pengertian Koperasi Jasa Keuaangan Syariah 16 2. Tujuan Koperasi Syariah 17 3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah 17 4. Landasan Koperasi Syariah 20 5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah 21 6. Struktur Organisasi Koperasi Syariah 24 7. Managemen Koperasi Syariah 25 B. Pembiayaan Bermasalah NPF 30 Non Performing Financing 1. Pengertian Pembiayaan 30 2. Pengertian Pembiayaan bermasalah 32 3. Tujuan Pembiayaan 34

4. Fungsi Pembiayaan

35 5. Kategori Pembiayaan Bermasalah 37 6. Perhitungan NPF 38 7. Skema Proses Penyaluran Pembiayaan 39 C. Strategi Pembiayaan Bermasalah 43 1. Pengertian Strategi 43 2. Strategi Fungsional Keungan 47 3. Strategi menekan tingginya tingkat 49 pembiayaan bermasalah

BAB III COMPANY PROFILE

A. Sejarah berdirinya dan perkembangan 62 KJK Syariah Arrahmah B. Visi dan Misi 64 C. Managemen dan Organisasi 65 D. Produk yang ada di KJK Syariah Arrahmah 67

BAB IV STRATEGI KJK SYARIAH ARRAHMAH

DALAM MENEKAN TINGKAT NPF A. Mekanisme pembiayaan pada KJK Syariah Arrahmah 85 B. Perhitungan Tingkat NPF pada KJKS Arrahmah 90 periode 31 Desember 2006, 2007 dan 2008 C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan 93 bermasalah pada KJK Syariah Arrahmah D. Strategi KJK Syariah Arrahmah dalam 96 menekan tingkat pembiayaan bermasalah NPF

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 104

B. Saran

dan rekomendasi 105

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang dikembangkan berdasarkan syariah Islam sehingga banyak pula pihak yang menyebutnya ekonomi Islam. Di dunia, ekonomi syariah telah menjadi tren global dengan prinsip universalitasnya. Sementara itu, di Indonesia, beberapa tahun belakangan ini ekonomi syariah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Keberadaan sistem ekonomi Islam berawal dari definisi atau pemahaman bahwa Islam merupakan sistem hidup yang mengatur semua sisi kehidupan, yang menjanjikan keselamatan dunia dan akherat bagi para penganutnya. Lebih dari satu abad sistem ekonomi modern konvensional telah melayani kepentingan manusia dalam memenuhi kebutuhan atau kepuasan mereka. Ekonomi modern tidak memiliki batasan improvisasi dalam berekonomi, kecuali mereka harus berhadapan dengan kekuatan pasar yang biasa diklaim sebagai invisible hand. Oleh sebab itu, tumpuan perhatian masalah ekonomi lebih ditujukan pada bagaimana mengatasi kondisi kelangkaan akan sumber daya ekonomi yang dihadapi setiap individu. 1 1 Ali Sakti, Analisis teoritis ekonomi Islam jawaban atas kekacauan ekonomi modern. Jakarta: Aqsa Publishing, 2007, cet 1 1 Dengan penduduk mayoritas muslim, perkembangan ekonomi syariah di negara kita seharusnya memiliki prospek yang cerah, apalagi ekonomi syariah juga menganut prinsip universalitas, artinya prinsip syariah ini juga dapat diperuntukkan bagi semua kalangan. Sebagai contoh, market share perbankan syariah di Indonesia masih sekitar 2,3. Sementara itu, di Singapura yang berpenduduk nonmuslim, market share perbankan syariahnya mencapai 6,5. 2 Terwujudnya perkembangan lembaga keuangan syariah, selain karena ada kebutuhan di masyarakat juga karena berlakunya dual banking system dalam perbankan nasional. Sistem perbankan nasional telah menempatkan subsistem syariah sebagai alternatif dari subsistem konvensional, khususnya dalam pelayanan baik dalam untuk memenuhi kebutuhan permintaan dana maupun memanfaatkan kelebihan penawaran dana di masyarakat Sebagai suatu sistem, perbedaannya terletak pada kaidah dan prinsip syariah yang digunakan sebagai landasan transaksinya. Mudahnya dalam sistem syariah tidak dikenal transaksi yang memakai dasar “perkiraan” maupun per- hitungan “bunga” yang umumnya menjadi dasar perhitungan dalam bisnis keuangan–simpan pinjam secara konvensional. Konsep bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek riba yang diharamkan. Demikian pula dilarang untuk mengaplikasikan perlakuan transaksi yang sifatnya mengandung spekulasi dan juga ketidakjelasan. 2 www.dakwatuna.com diakses 11 Januari 2010 Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spirituil adalah berkoperasi. UUD 1945 menegaskan di dalam pembukaannya bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Penegasan diatas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan yaitu negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena pembukaan UUD 1945 beserta seluruh pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalamnya menjiwai batang tubuh UUD, maka tujuan itupun dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal, seperti pasal 27,33,dan 34. namun demikianm diantara pasal-pasal tersebut yang paling pokok dan melandasi usaha- usaha pembangunan di bidang ekonomi adalah pasal 33. 3 Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa Koperasi adalah Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar kebersamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. 3 Muhammad firdaus, Agus Edhi Susanto, Perkoperasian, sejarah, teori, dan praktek, Bogor : Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2004, cet 2, h.37 Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam Bab I, Pasal 1, ayat 1 dinyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan pendirian Koperasi, menurut UU Perkoperasian, adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi syariah mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil di Indonesia. Baitul Maal Wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama kalinya oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi warna bagi perekonomian kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro. 4 Lembaga BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yng sama yaitu : dari anggota oleh anggota untuk anggota” maka berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992, berhak mnggunakan badan hukum koperasi, letak perbedaannya dengan koperasi konvensional salah satunya terletak pada teknis operasionalnya saja, Koperasi syariah mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah halal dan haram dalam melakukan usahanya. 4 Nur S Buchori, Koperasi Syariah, Jawa Timur: Mashun, 2009, cet 1 h.10 Berangkat dari kebijakan pengelolaan BMT yang memfokuskan anggotanya pada sektor keuangan dalam hal penghimpunan dana dan pendayagunaannya tersebut maka bentuk yang idealnya BMT adalah Koperasi Simpan Pinjam Syariah yang selanjutnya pada tahun 2004 oleh kementrian koperasi disebut KJKS Koperasi Jasa keuangan Syariah. Berdasarkan keputusan Menteri Koperasi RI No.91KepM.KUKMIX2004. ”Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah”. Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkahsyarikah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Koperasi syari’ah sangat strategis dalam mengembangkan sumberdaya dan mendistribusikannya secara adil. Karena, mengeluarkan harta asset untuk diputar, diusahakan, dan diinvestasikan secara halal adalah kewajiban syariah. Uang dan harta bukan untuk ditimbun. membuat aset nganggur idle sama dengan memubadzirkan nikmat Allah dan tidak mensyukurinya. 5 Berbagai produk layanan syariah didefinisikan dan diatur oleh Dewan Syariah Nasional melalui sejumlah fatwanya. Aplikasinya harus didukung oleh pemahaman kedua belah pihak yang bekerja sama, dan hasilnya diwujudkan melalui keputusan yang tercantum dalam “akad keuangan syariah”. Dalam kelembagaannya, koperasi jasa keuangan syariah secara rasional juga dituntut untuk bertindak hati-hati prudent, karena mereka mengemban amanah 5 Ibid pengelolaan “milik anggotanya”, melalui penyelenggaraan berbagai upaya memanaj usahanya dengan efektif. Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah LKMS kian menggembirakan. Kini setidaknya terdapat 3.900 LKMS atau baitul maal wattamwil BMT, yang membiayai sekitar 3 juta orang pengusaha mikro dan super mikro di Indonesia. 6 sebanyak 78,8 persen BMT memiliki aset antara Rp 50 juta-Rp 500 juta. Sebanyak 4,8 persen memiliki aset di atas Rp 1 miliar. Sisanya, 9,3 persen memiliki aset di bawah Rp 50 juta. 7 Hingga kini total aset yang dimiliki LKMS diperkirakan mencapai Rp 3 triliun, dengan rasio pembiayaan terhadap simpanan melebihi 100 persen. Diperkirakan, dana masyarakat yang dihimpun BMT sebesar Rp 2,2 triliun. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah selanjutnya disebut KJKS Arrahmah merupakan lembaga keuangan syariah non bank, yang berdiri pada tanggal 5 Februari 2005 dengan modal awal kurang lebih 200 juta rupiah. Meskipun masih terbilang muda nasabah Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah mencapai kurang lebih 3000 nasabah Produk yang ditawarkan KJK Syariah Arrahmah meliputi Penghimpunan danainvestasi, seperti Simpanan multi guna, Simpanan qurban, Simpanan idul Fitri, simpanan pendidikan, simpanan siswa, dan Deposito Syariah dari 6 Saat Suharto, CEO Permodalan BMT ventura, artikel di akses pada 21 April 2010 dari http:bmtcenter.com200804bmtventura 7 Minako Sakai UNSW Australia, Harnessing Islamic Microfinance, Policy Briefs, Australia Indonesia Governance Research Partnership 2008, Jakarta, 21 April 2010 Masyarakat yang diberikan amanah dari Allah berupa keleluasaan rezeki dan bagi mereka yang menginginkan pertambahan nilai dananya secara aman, prospektif dan membawa keberkahan dalam kehidupan. Sedangkan produk pembiayaan meliputi pembiayaan modal kerja Murabahah, KPM Kepemilikan MobilMotor Murabahah Multiguna, dan Pembiayaan Ijarah. Pada pertengahan tahun 2009 Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah dinobatkan sebagai koperasi terbaik tahun 2009 tingkat Kota Depok. Dinilai sebagai yang terbaik karena memiliki laporan keuangan yang teratur dan menggunakan standar keuangan yang benar. 8 Setiap bulannya koperasi jasa keuangan syariah arrahmah selalu melaporkan laporan keuangannya ke kantor pajak dan Departemen Koperasi. Berdasarkan laporan keuangan yang ada sampai Desember 2009 total asset KJKS Arrahmah mencapai Rp 3.112.862.000,- dengan jumlah pembiayaan mencapai Rp 1.827.539.000,- dan tingkat NPF kurang dari 5 setiap tahunnya. Padahal, kalau dilihat dalam laporan keuangan di KJKS lain seperti halnya di KJKS A tingkat NPFnya antara 6 sampai 8 dengan jumlah pembiayaan setiap tahunnya sampai dengan Desember 2009 mencapai 3.243.994.269.- 9 Berdasarkan dari latarbelakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai strategi yang digunakan Koperasi Jasa Keuangan Syariah 8 Herry Setiawan, “Arrahmah Koperasi terbaik,”tabloid monitor depok, Redaksijurnaldepok.com 27 Juli 2009 9 Laporan keuangan KJKS A tahun 2009 Arrahmah dalam menekan tingkat NPF dalam bentuk skripsi yang berjudul “Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam Menekan Tingkat NPF” .

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah Dari judul diatas ada beberapa masalah yang bisa di identifikasi oleh penulis diantaranya : a. Sebab munculnya pembiayaan bermasalah b. Faktor yang mempengaruhi munculnya pembiayaan bermasalah c. Pengaruh adanya pembiayaan bermasalah terhadap dana nasabah d. Pengaruh adanya pembiayaan bermasalah terhadap total asset 2. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu meluas maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan masalah terhadap objek yang di kaji, adapun pembatasan masalah diantaranya: a. Penulisan sekripsi ini hanya akan membahas tentang bagaimana strategi yang digunakan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam Menekan Tingkat Non Performing Financing b. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah c. Penelitian dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah 3. Perumusan Masalah a. Bagaimana Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan Tingkat NPF? b. Apakah strategi di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah efektif untuk menekan tingkat NPF?

c. Faktor apa saja yang mendukung atau menghambat upaya Koperasi

Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF b. Untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang di hadapi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah 2. Manfaat penelitian Manfataat dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Teoritis: penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan kontribusi bagi kalangan intelektual, pelajar, praktisi, akademisi institusi dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang strategi koperasi jasa keuangan syariah dalam menekan tingkat NPF. b. Praktis: Penulisan skripsi ini diharapkan menjadi input bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah lain dalam mengurangi tingkat pembiayaan bermasalah. c. Kebijakan: Penulisan skripsi ini juga diharapkan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh koperasi syariah khususnya koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah. Untuk lebih banyak belajar lagi mengenai pembiayaan bermasalah.

D. Review Studi terdahulu

Berdasarkan studi review terdahulu yang penulis lakukan dari beberapa literatur yang ada diantaranya: 1. Skripsi Rosidah tahun 1426 H 2005 M dengan judul Analisis SWOT Strategi BMT dalam peningkatan UKM yang isinya Kajian Skripsi ini membahas tentang analisa SWOT Strategi BMT Al Munawaroh dalam Peningkatan UKM Kajian Skripsi ini membahas tentang analisa SWOT Strategi BMT Al Munawaroh dalam Peningkatan UKM Persamannnya yang penulis maksudkan yaitu sama-sama membahas tentang strategi BMT , sedangkan letak perbedaannya pada masalah apa yang penulis teliti lebih terfokus dalam penekanan tingkat NPF. 10 2. Skripsi Muhammad tahun 1424 H 2003 M dengan judul Analisa terhadap kesehatan Lembaga Mikro Syariah yang isinya membahas tentang cara menganalisa dan mengukur tingkat kesehatan BMT, Persamaannya yang penulis maksudkan yaitu sama-sama membahas tentang cara mengukur tingkat kesehatan BMT, sedangkan letak perbedaannya pada masalah apa yang mau diteliti kajian serta objek penelitiannya, sedangkan penulis lebih terfokus pada strategi dalam menekan tingkat NPF. 11

E. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fungsi dari permasalahan yang ada 12 , seperti penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah, cara mengatasinya dan strategi yang digunakan dalam menekan tingkat pembiayaan bermasalah. 10 Rosidah.” Analisis SWOT Strategi BMT dalam peningkatan UKM” UIN Jakarta, Skripsi 2005 11 Muhammad, ” Analisa terhadap kesehatan Lembaga Mikro Syariah” UIN Jakarta, Skripsi 2003 12 www.Organisasi.org Kajian Wacana Bahasa Indonesia Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bag. 2 diakses pada 7 April 2010 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian menggunakan Studi kasus. Jenis pendekatan studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk kondisi dan lingkungan masa lalunya. 13 Kasus yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan Tingkat NPF yang dilakukan KJKS Arrahmah Cinere. 3. Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari sumber aslinya seperti subyek yang diwawancarai. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber yang kedua, seperti buku-buku dokumen atau arsip-arsip yang didapat dari KJKS Arrahmah. Seperti halnya buku petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah kementrian negara koperasi dan usaha kecil dan menengah republik indonesia tahun 2009, BMT dan Bank Islam Instrumen lembaga keuangan syariah. 4. Teknik Pengumpulan Data 13 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 23. Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara : a. Studi Dokumentasi Yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam penelitian ini, serta mempelajari dokumen-dokumen atau arsip-arsip koperasi syariah tentang pembiayaan bermasalah. Berupa data-data yang diperoleh melalui laporan rapat anggota tahunan koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah sebagai studi dokumentasi. b. Wawancara interview Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Dalam hal ini tatap langsung dengan tokoh lembaga atau fungsionaris KJKS Arrahmah. c. Studi Kepustakaan library research Salah satu hal penting yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mempelajari beberapa literatur tetulis baik yang bersumber pada buku, jurnal, majalah, artikel, makalah, koran dan internet, maupun dari sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari berbagai tempat. 5. Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan interprestasikan. Data yang diolah adalah data kualitatif, sedangkan analisanya mempergunakan analisa deskriptif. Penulis akan menggambarkan hasil penelitian tersebut dengan logika akal dari data tersebut untuk mengambil sebuah kesimpulan. 6. Pedoman Penulisan Laporan Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. 14

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 lima bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi terdahulu, metode dan objek penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian koperasi syariah, manajemen strategi, pengertian pembiayaan dan dasar hukumnya, serta aspek kesehatan koperasi. 14 Pedoman Penulisan Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2007:h,11 BAB III TINJAUAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH Penulis akan menuliskan sejarah singkat Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah, Struktur Organisasi Visi, Misi, produk simpanan, serta roduk pembiayaan.

BAB IV ANALISIS STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Analisis Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah

0 12 7

Strategi dan kendala pengembangan usaha koperasi jasa keuangan Syariah (studi pada koperasi mitra Indonesia di Kota Cileungsi kabupaten Bogor)

3 19 137

Rancangan bangun sistem informasi pembiayaan Mudharabah untuk pemberian modal bagi usaha kecil menengah : studi kasus koperasi jasa keuangan syariah ei mubarok

0 5 229

Akad istishna dalam pembiayaan rumah pada bank syariah mandiri :studi kasus pada bank syariah mandiri kantor cabang pembantu cinere

4 38 87

kesusaian Syariah mekanisme operasional koperasi jasa keuangan Syariah Amanah dan koperasi jasa keuangan Syariah BMT al-Fath

6 59 73

Stratetegi koperasi jasa keuangan syariah dalam menekan tingkat Non Performing Financing ( NPF): studi kasus pada KJK Syariah Arrahmah cinere

1 17 114

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

0 10 139

Pengaruh Financing To Deposits Ratio dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

2 23 70

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11