Mekanisme Penanganan Sengketa Melalui Pengadilan Pendapatan

c. Mekanisme Penanganan Sengketa Melalui Pengadilan

Apabila usaha-usaha musyawarah tersebut mengalami jalan buntu, atau ada masalah-masalah prinsipiil yang harus diselesaikan oleh instansi lain yang berwenang, misalnya pengadilan, maka kepada yang bersangkutan disarankan untuk mengajukan masalahnya kepengadilan. Jadi pada umumnya sifat dari sengketa ini adalah karena adanya pengaduan yang mengandung pertentangan hak atas lahan maupun hak-hak lain atas suatu kesempatanprioritas atau adanya suatu ketetapan yang merugikan dirinya. Pada akhirnya penyelesaian tersebut, senantiasa harus memperhatikan selalu mendasarkan kepada peraturan yang berlaku, memperhatikan keseimbangan kepentingan – kepentingan para pihak, menegakkan keadilan hukumnya serta penyelesaian ini diusahakan harus tuntas. Seperti terlihat dibawah ini yang menunjukkan proses penyelesaian melalui pengadilan. Sumber. Data Penelitian Lapangan 2008 Gambar 5.21. Diagram Batang Mekanisme Penanganan Sengketa Melalui Musyawarah Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 Sumber. Data Penelitian Lapangan, 2008 Gambar 5.22. Persentase Mekanisme Penanganan Sengketa Melalui Pengadilan Hasil pembahasan diatas dapat dilihat bahwa mekanisme penanganan sengketa melalui pengadilan, tidak ada responden menjawab sangat baik, baik dan cukup baik, tetapi hanya 6 orang responden yang menjawab kurang baik atau sekitar 5,60 responden. Ini menunjukkan tidak banyak masyarakat yang menangani permasalahannya melalui pengadilan.

5.4. Faktor-Faktor Pengadaan Lahan Terhadap Pembangunan Jalan Fly Over Amplas

Analisa hubungan ini adalah untuk melihat hubungan yang ada antara pengadaan lahan dengan kondisi pembangunan Jalan Fly Over Amplas Medan sekarang ini. Dalam bab II sebelumnya dijelaskan bahwa ada 3 faktor yang menjadi isu dalam kondisi pembangunan Jalan Fly Over Amplas Medan yaitu: 1. Ketentuan tentang pengadaan lahan bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum; 2. Faktor fsikologis yang menjadi pertimbangan dalam kajian pengadaan lahan pembangunan Fly Over Amplas Medan; Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 3. Faktor dana sebagai kendala utama. Untuk itu dianalisa pengadaan lahan secara crosstabulation dan Chi-square test terhadap pembangunan jalan Fly Over Amplas Medan. Analisis ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan pengadaan lahan terhadap pembangunan jalan fly over Amplas terhadap teori yang ada berdasarkan pengumpulan data dan analisa yang dilakukan. Dari tabel yang disajikan total persentase yang ada sebanyak 100 yang artinya tidak ada data yang hilang missing 0 .

5.4.1. Hubungan Mekanisme Penanganan Masalah Dengan Karakteristik

Sosial Masyarakat Yang Lahannya Mengalami Pembebasan Lahan a. Jenis Kelamin dan Umur Cross tabulasi hubungan mekanisme penanganan masalah dengan karakteristik jenis kelamin dan umur responden yang lahannya mengalami pembebasan lahan. Pemukiman penduduk yang disurvey dengan mengambil responden sebagai pemilik perumahan itu sendiri. Pada umumnya responden adalah laki-laki 85, tetapi sebagian adalah perempuan 15. Tabel. 5.1. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Umur UMUR Total 30 TAHUN 30-40 TAHUN 40-50 TAHUN 50 TAHU N PENGADUAN Jumlah 21 24 45 ,0 ,0 19,6 22,4 42,1 MEKANISME PENANGANAN MASALAH MUSYAWARAH Jumlah 20 34 1 1 56 18,7 31,8 ,9 ,9 52,3 PENGADILAN Jumlah 1 5 6 ,0 ,0 ,9 4,7 5,6 Total Jumlah 20 34 23 30 107 18,7 31,8 21,5 28,0 100,0 Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 Chi-Square = 103,206 Df = 6 Hasil tabulasi silang mekanisme penanganan masalah dengan umur menunjukkan batasan umur 40 sd 50 tahun sebanyak 21 orang 19,6 dan diatas 50 tahun sebanyak 24 orang 22,4 menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengaduan dengan jumlah keseluruhan 45 orang 42,1, dan batas umur 30-40 tahun sekitar 34 orang 31,8, batas umur 40-0 tahun sebanyak 21 orang 19,62, batas umur diatas 50 tahun sebanyak 1 orang 0,9 responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah, sedangkan responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan sebanyak 1 orang 0,9 dengan batas umur 40-50 tahun dan 1 orang 0,9 dengan batas umur diatas 50 tahun. Hal ini membuktikan para responden lebih dominan menyelesaikan masalah pembebasan lahannya melalui jalur musyawarah. Hipotesa chi-square Test 1. H : bila tidak ada hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan batasan umur; 2. H 1 : terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan batasan umur. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H diterima; 2. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H ditolak. Tabel 5.1 didapat bahwa chi-square hitung sebesar 103,206 sedangkan chi- square tabel sebesar 16,919 taraf kepercayaan 95 dan derajat bebas = 9. Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-square hitung chi-square tabel Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 maka H ditolak artinya H 1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan batasan umur.

b. Pendidikan

Hubungan mekanisme penanganan masalah dengan karakteristik jenis pendidikan responden yang lahannya mengalami pembebasan lahan. Tingkat pendidikan responden sangat bervariasi dari tamat SMP, tamat SMA maupun AkademiSarjana dan Pascasarjana. Umumnya responden yang tamat SMP merupakan penduduk dipemukiman konvensional baik di Kelurahan Timbang Deli maupun di Kelurahan Amplas, tetapi lebih didominasi pada Kelurahan Amplas. Kepemilikan rumah, rumah toko, pabrik-pabrik, perkantoran dan fungsi bangunan lainnya yang tersebar biasanya adalah karena warisan orang tua ataupun keluarga dengan bentuk rumah, rumah toko, perkantoran dan lahan pabrik. Tabel 5.2. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Pendidikan PENDIDIKAN Total TAMAT SD TAMAT SMP TAMAT SMA D3S1S2 PENGADUAN Jumlah 1 10 34 45 ,9 ,0 9,3 31,8 42,1 MEKANISME PENANGANAN MASALAH MUSYAWARAH Jumlah 6 7 38 5 56 5,6 6,5 35,5 4,7 52,3 PENGADILAN Jumlah 1 5 6 ,0 ,0 ,9 4,7 5,6 Total Jumlah 7 7 49 44 107 6,5 6,5 45,8 41,1 100,0 Chi-Square = 51,754 Df = 6 Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dari tabel hasil tabulasi silang mekanisme penanganan masalah dengan tingkat pendidikan menunjukkan tamat SD sebanyak 1 orang 0,9 , tamat SMA sebanyak 10 orang 9,3 , tamat D3S1S2 sebanyak 34 orang 31,8 menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengaduan dengan jumlah keseluruhan 45 orang 42,1, dan tamat SD sekitar 6 orang 5,6, tamat SMP sebanyak 7 orang 6,5, tamat SMA sebanyak 38 orang 35,5, tamat D3S1S2 sebanyak 5 orang 4,7 responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah dengan jumlah keseluruhan sekitar 56 orang 52,3, sedangkan responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan sebanyak 1 orang 0,9 dengan tingkat pendidikan SMA 1 orang 0,9 dan 5 orang 4,7 setingkat D3S1S2 dengan total responden 6 orang 5,6. Hal ini membuktikan umur para responden lebih dominan menyelesaikan masalah pembebasan lahannya melalui jalur musyawarah sebagai solusi terbaik yang akan dicapai. Hipotesa chi-square Test 1. H : bila tidak ada hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendidikan; 2. H 1 : terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendidikan. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H diterima; 2. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H ditolak. Tabel 5.2 didapat bahwa chi-square hitung sebesar 51,754 sedangkan chi- square tabel sebesar 12,592 taraf kepercayaan 95 dan derajat bebas = 6. Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-square hitung chi-square tabel Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 maka H ditolak artinya H 1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendidikan.

C. Suku

Melihat diagram dibawah menunjukkan keberadaan suku Batak mendominasi di kawasan yang diangkat sekitar 32 orang. Tabel 5.3. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Suku SUKU Total TOBA JAWA MAN DAILI NG KARO MINA NG TION GHO A PENGADUA N Jumlah 22 8 3 8 3 1 45 20,6 7,5 2,8 7,5 2,8 ,9 42,1 MEKANISME PENYELESAIA N MASALAH MUYAWARA H Jumlah 8 20 9 6 8 5 56 7,5 18,7 8,4 5,6 7,5 4,7 52,3 PENGADILA N Jumlah 2 3 1 6 1,9 ,0 ,0 2,8 ,0 ,9 5,6 Total Jumlah 32 28 12 17 11 7 107 29,9 26,2 11,2 15,9 10,3 6,5 100,0 Chi-Square = 27,639 Df = 10 Tabulasi silang mekanisme penanganan masalah dengan kelompok suku menunjukkan bahwa suku toba sebanyak 22 orang 20,6 , suku jawa sebanyak 8 orang 7,5, suku mandailing sebanyak 3 orang 2,8, suku karo 8 orang 7,5, suku minang sebanyak 3 orang 2,8, suku tionghoa sebanyak 1 orang 0,9 telah menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengaduan dengan jumlah keseluruhan 45 orang 42,1, dan suku toba sebanyak 8 orang 7,5 , suku jawa sebanyak 20 orang 18,7, suku mandailing sebanyak 9 orang 8,4, suku karo 6 orang 5,6, suku minang sebanyak 8 orang 7,5, suku tionghoa sebanyak 5 orang 4,7 Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah dengan jumlah keseluruhan sekitar 56 orang 52,3, sedangkan responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan yaitu : suku toba sebanyak 2 orang 1,9 , suku karo 3 orang 2,8, suku tionghoa sebanyak 1 orang 0,9 menyelesaikan masalahnya melalui jalur dengan total responden 6 orang 5,6. Hal ini membuktikan kelompok suku juga mempengaruhi proses untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan fly over Amplas. Hipotesa chi-square Test 1. H : bila tidak ada hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan kelompok suku; 2. H 1 : terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan kelompok suku. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H diterima; 2. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H ditolak. Tabel 5.5 didapat bahwa chi-square hitung sebesar 27,639 sedangkan chi-square tabel sebesar 18,307 taraf kepercayaan 95 dan derajat bebas = 10. Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-square hitung c hi-square tabel maka H ditolak artinya H 1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara mekanisme pembebasan lahan dengan kelompok suku. Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008

5.4.2. Hubungan Mekanisme Penanganan Masalah Dengan Karakteristik

Ekonomi Masyarakat Yang Lahannya Mengalami Pembebasan Lahan a. Pekerjaan Pekerjaan yang diuraikan dalam kuisioner berupa mulai dari Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil+Dokter, pegawai swasta, GuruDosen dan lain-lain. Hasil survey terdapat 64 merupakan kelompok Wiraswasta, PNS+Dokter sebanyak 18, Pegawai Swasta 6, GuruDosen 3, dan pekerjaan lain-lain sebanyak 16. Dominasi pekerjaan responden adalah Wiraswasta sebanyak 64. Selanjutnya pekerjaan responden adalah wiraswasta. Pekerjaan pegawai swasta maupun pekerjaan wiraswasta umumnya berdomisili pada wilayah utara. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.4. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Pendidikan PEKERJAAN Total Wiraswasta PNS + Dokter Peg. Swasta Guru Dosen Dll PENGADUAN Jumlah 39 2 4 45 36,4 ,0 1,9 ,0 3,7 42,1 MEKANISME PENYELESAIAN MASALAH MUSYAWARAH Jumlah 20 18 4 2 12 56 18,7 16,8 3,7 1,9 11,2 52,3 PENGADILAN Jumlah 5 1 6 4,7 ,0 ,0 ,9 ,0 5,6 Total Jumlah 64 18 6 3 16 107 59,8 16,8 5,6 2,8 15,0 100,0 Chi-Square = 37,557 Df = 8 Dari tabel hasil tabulasi silang mekanisme penanganan masalah dengan jenis pekerjaan menunjukkan wiraswasta sebanyak 39 orang 3,4 , pegawai swasta sebanyak 2 orang 1,9 , dan lain-lain sebanyak 4 orang 3,7 menyelesaikan Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 masalahnya melalui jalur pengaduan dengan jumlah keseluruhan 45 orang 42,1, dan wiraswasta sekitar 20 orang 18,7, PNS + Dokter sebanyak 18 orang 16,8, pegawai swasta sebanyak 4 orang 3,7, sebanyak 2 orang 1,9 guru dan dosen, pekerjaan dan lain lain sebanyak 12 orang 11,2, ini menunjukkan responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah dengan jumlah keseluruhan sekitar 56 orang 52,3, sedangkan responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan sebanyak 5 orang 4,7 yang pekerjaannya wiraswasta, 1 orang 0,9 pekerjaannya guru dan dosen dengan total responden 6 orang 5,6. Hal ini membuktikan jenis pekerjaan para responden lebih dominan menyelesaikan masalah pembebasan lahannya melalui jalur musyawarah . Hipotesa chi-square Test 1. H : bila tidak ada hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendidikan; 2. H 1 : terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendidikan. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H diterima; 2. Jika chi-square hitung c hi-square tabel maka H ditolak. Tabel 5.3 didapat bahwa chi-square hitung sebesar 37,557 sedangkan chi- square tabel sebesar 15,507 taraf kepercayaan 95 dan derajat bebas = 8. Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-square hitung c hi-square tabel maka H ditolak artinya H 1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara mekanisme pembebasan lahan dengan jenis pekerjaan. Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008

b. Pendapatan

Kita dapat melihat tingkat pendapatan responden yang diteliti sudah cukup tinggi tetapi bervariasi. Dari hasil survey penelitian bahwa tingkat pendapatan sebesar kurang dari Rp. 1.000.000,- sebanyak 10 dari jumlah responden. Ini cukup signifikan dibandingkan terhadap pekerjaan responden yang 78 merupakan wiraswasta dan pegawai swasta sebanyak 19 responden. Tabel 5.5. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Penghasilan PENGHASILAN Total 1 JUTA 1 JUTA SD 10 JUTA 10 JUTA SD 100 JUTA PENGADUAN Jumlah 1 39 5 45 ,9 36,4 4,7 42,1 MEKANISME PENANGANAN MASALAH MUSYAWARAH Jumlah 8 36 12 56 7,5 33,6 11,2 52,3 PENGADILAN Jumlah 1 3 2 6 ,9 2,8 1,9 5,6 Total Jumlah 10 78 19 107 9,3 72,9 17,8 100,0 Chi-Square = 8,786 Df = 4 Uraian tabulasi silang mekanisme penanganan masalah dengan tingkat pendapatan atau penghasilan menunjukkan angka dibawah 1 juta sebanyak 1 orang 0,9 , batasan angka 1 juta – 10 juta sebanyak 39 orang 36,4 , dan penghasilan diatas 10 juta – 100 juta sebanyak 5 orang 4,7 menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengaduan dengan jumlah keseluruhan 45 orang 42,1, dan angka dibawah 1 juta sebanyak 8 orang 7,5 , batasan angka 1 juta – 10 juta sebanyak 36 orang 33,6 , dan penghasilan diatas 10 juta – 100 juta sebanyak 12 orang 11,2, ini Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 menunjukkan responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah dengan jumlah keseluruhan sekitar 56 orang 52,3, sedangkan responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan dengan tingkat penghasilan kurang dari 1 juta sebanyak 1 orang 0,9, 3 orang 2,8 yang pendapatannya antara 1 juta – 10 juta dan 2 orang 1,9 berpenghasilan antara 10 juta -100 juta dengan total responden 6 orang 5,6. Hal ini membuktikan tingkat penghasilan para responden lebih dominan untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahannya melalui jalur musyawarah sebagai salah satu cara dalam mengatasi segala permasalahan. Hipotesa chi-square Test 1. H : bila tidak ada hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendapatan atau penghasilan; 2. H 1 : terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat tingkat pendapatan atau penghasilan. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H diterima; 2. Jika chi-square hitung c hi-square tabel maka H ditolak. Tabel 5.4 didapat bahwa chi-square hitung sebesar 8,786 sedangkan chi- square tabel sebesar 9,488 taraf kepercayaan 95 dan derajat bebas = 4. Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-square hitung c hi-square tabel maka H 1 ditolak artinya H diterima yaitu dengan kata lain bahwa tidak terdapat hubungan antara mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat penghasilan atau pendapatan. Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 5.4.3. Hubungan Mekanisme Penanganan Masalah Dengan Karakteristik Status dan Luas Tanah Masyarakat Yang Lahannya Mengalami Pembebasan Lahan a. Status Kepemilikan Mengenai tata cara dan prosedur penyelesaian sengketa hukum status kepemilikan ini belum diatur secara kongkrit; seperti mekanisme permohonan hak atas lahan , dan oleh karena itu penyelesaian kasus perkasus biasanya tidak dilakukan dengan pola penyelesaian yang seragam akan tetapi dari pengalaman yang ada pola penanganan ini telah kelihatan melembaga walaupun masih belum jelas Tabel. 5.6. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Status Kepemilikan STATUS KEPEMILIKAN SHM HGB SK Total Jumlah 14 31 45 Pengaduan 13.1 29.0 .0 42.1 Jumlah 31 25 56 Musyawarah 29.0 23.4 .0 52.3 Jumlah 3 2 1 6 MEKANISME PENANGANAN MASALAH Pengadilan 2.8 1.9 .9 5.6 Jumlah 48 58 1 107 Total 44.9 54.2 .9 100.0 Chi-Square = 23,357 Df = 4 Dari uraian tabel 5.2 mekanisme penanganan sengketa yang ada, para responden memilih melalui mekanisme pengaduan sekitar 45 orang atau 42.1 dari jumlah 107 responden, dari jumlah pengaduan, cara atau mekanisme yang dijalankan, responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur Pengaduan sebanyak 14 orang dengan status surat lahannya Hak Milik SHM, dan sekitar 31 orang menyelesaikan masalahnya melalui jalur Pengaduan tetapi status kepemilikan surat lahan nya Hak Guna Bangunan HGB atau sekitar 29,0, dari uraian diatas Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 sekitar 45 orang 42,1 menyelesaikan kasusnya melalui jalur Pengaduan. Akan tetapi responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah sebanyak 56 orang atau sektar 52.3 , dimana status kepemilikan surat hak milik SHM 31 orang atau sekitar 29.0 menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah tetapi status kepemilikan lahan nya masih hak guna bangunan HGB, ini berarti sekitar 25 orang 23.4 menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah. Sedangkan yang melalui jalur penelitian tidak terdata atau 0 , ini berarti para responden tidak menggunakan cara penelitian, begitu juga dengan pencegahan mutasi hanya 0. Tetapi melalui jalur Pengadilan responden sebanyak 6 orang 5.6 dimana status kepemilikan lahan Sertifikat Hak Milik SHMsebanyak 3 orang 2.8 dan status kepemilikan lahan Hak Guna Bangunan HGB menyelesaikan masalah pembebasan lahan nya melalui jalur pengadilan sebanyak 2 orang 1.9 menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan tetapi status kepemilikan lahan nya masih surat keterangan camat SK atau responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan sebanyak 1 orang atau sekitar 0.9 dari 107 orang responden. Hipotesa chi-square Test 1. H : bila tidak ada hubungan status kepemilikan lahan dengan mekanisme penanganan sengketa yang dihadapi; 2. H 1 : terdapat hubungan antara status kepemilikan lahan dengan mekanisme penanganan sengketa yang dihadapi. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika chi-square hitung chi-square tabel maka H diterima; 2. Jika chi-square hitung c hi-square tabel maka H ditolak. Syarifuddin Hutabarat : Kajian Pengadaan Lahan Pembangunan Jalan Studi Kasus : Flyover Amplas Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 5.8. didapat bahwa chi-square hitung sebesar 23.357 sedangkan chi-square tabel sebesar 9,488 taraf kepercayaan 95 dan derajat bebas = 4. Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-square hitung c hi-square tabel maka H ditolak artinya H 1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara status kepemilikan lahan dan mekanisme penanganan sengketa yang dihadapi .

b. Luas Tanah