Pengaruh Sosialisasi Program ASEAN Goes To School Terhadap Opini Siswa/I di Sekolah SMPN1, SMAN4, SMK 10, dan SMA Al’Azhar
Pengaruh Sosialisasi Program ASEAN Goes To School
Terhadap Opini Siswa/I di Sekolah SMPN1, SMAN4, SMK 10,
dan SMA Al’Azhar
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Komunikasi
DIAJUKAN :
O
L
E
H
Asri Martha N. Manurung
060922015
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI (EKSTENSION)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh
Nama : Asri Martha N. Manurung
Nim : 060922015
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : Pengaruh Sosialisasi Program ASEAN Goes To School Terhadap Opini
Siswa/I di Sekolah SMPN1, SMAN4, SMK 10, dan SMA Al’Azhar
Medan, September 2008
Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,
Drs. Mukti Sitompul, M.Si Drs. Amir Purba, M.A
NIP. 131.099.240 NIP.131.654.104
Dekan FISIP USU,
Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A
(3)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Sosialisasi program ASEAN goes to school terhadap opini siswa/I di SMPN1, SMAN4, SMK 10, dan SMA Al’azhar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi variabel lainnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 440 orang siswa/I di empat sekolah tersebut yang mendapat sosialisasi Program ASEAN goes to school. Berhubung populasinya < 500 orang, maka teknik penarikan sampel penulis menggunakan rumus Arikunto dengan metode penarikan sample 25% dari total populasi sehingga tercapailah 110 orang siswa/i yang dijadikan responden. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling, accidental sampling dan stratified proporsional random sampling.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur serta sumer bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Sedangkan data primer yaitu data yang diperoleh melalui pemberian sejumlah pertanyaan kepada responden berupa kuesioner.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa menggunakan rumus korelasi Spearman (Spearman’s Rho Rank-Order correlations). Hasil uji hipotesa menunjukkan 0,99.. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel, peneliti menggunakan skala Guilford dan berada skala lebih dari 0,90 menunjukkan hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali dan dapat diandalkan. Semua perhitungan menggunakan metode manual. Hasil uji signifikansi nilai r ditemukan bahwa nilai t test sebesar 2,01. maka ha diterima yaitu terdapat hubungan antara pengaruh sosialisasi program Asean goes to school terhadap opni siswa/i.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME atas segala anugerah dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini, guna melengkapi syarat untuk
mencapai gelar Sarjana pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini
mengenai “Pengaruh sosialisasi program ASEAN goes to school terhadap opini siswa/Idi
SMPN1, SMAN4, SMK10, dan SMA Al’Azhar”
Skripsi ini merupakan masterpiece (maha karya) kedua setelah sebelumnya
penulis menamatkan kuliah di jurusan bahasa Inggris USU (D-III). Banyak hal yang
dikorbankan baik tenaga, waktu, materi bahkan perasaan demi kesempurnaan skripsi ini.
Ditengah-tengah jadwal yang padat serta liburan yang tak sempat dijalani, penulis
berusaha maksimal menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Penulis sadar dalam penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh pihak-pihak
tertentu baik berupa bimbingan, kritik, saran bahkan pengarahan, oleh karenanya penulis
pada kesempatan ini menyampaikan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas orang-orang yang berbuat
baik dan menolong saudaranya. Terima kasih saya ucapkan kepada :
1. Prof. Dr.M.Arif Nasution, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara .
2. Drs. Amir Purba, MA, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
(5)
3. Bapak Drs. Mukti Sitompul, MSi, Selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini, terima kasih untuk
segala nasehat dan saran-saran yang diberikan untuk penulis.
4. Bapak Drs.Mukti Sitompul, Selaku dosen wali.
5. Bapak dan Ibu dosen Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama ini.
6. Keluargaku tercinta, papa, mama dan adikku kiki yang sudah mensupport
8. Terima kasih juga buat Yuri Bastian yang telah mengisi hati dan hidupku serta
mendukung dalam tiap langkah ku.
9. Untuk staf jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara : Kak Icut, Kak Ros, Maya, Rotua yang ikut memperlancar
pengerjaan skripsi.
10. Buat sahabat-sahabat ku Ekstension ’06 : Mustafa, Tri Yuwono, B’Bobby, Koche,
Molen, Dian, Tika, Rita, K’Alin, K’Inne, dan semua nama yg tidak bisa disebut satu
persatu. Kebersamaan menjadi indah karena berbagi tawa dan airmata.
Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan
dari semua pihak, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang
cukup berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Medan, 15 September 2008 Penulis,
Asri Martha N. Manurung NIM.060922013
(6)
DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... iv
Daftar Gambar ... v
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1
I.2. Perumusan Masalah ... 5
I.3. Pembatasan Masalah... 5
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
I.4.1 Tujuan Penelitian ... 6
I.4.2 Manfaat Penelitian ... 7
I.5. Kerangka Teori ... 7
I.5.1. Komunikasidan Komunikasi Efektif ... 8
I.5.2. Komunikasi Kelompok ... 11
I.5.3. Sosialisasi Program ASEAN goes to school.. 13
I.5.4. Opini Publik... 17
I.5.5. Teori S-O-R ... 20
I.6. Kerangka Konsep ... 22
I.7. Model Teoritis ... 23
I.8. Operasionalisasi Variabel ... 24
I.9. Definisi Operasional ... 25
I.10. Hipotesa ... 27
I.11. Sistematika Penulisan ... 29
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif ... 30
II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 30
II.1.2. Proses Komunikasi ... 31
II.1.3. Unsur-Unsur Komunikasi ... 33
II.2. Komunikasi Kelompok ... 35
II.2.1. Karakteristik Komunikasi Kelompok ... 36
II.2.2. Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok ... 37
II.3. Sosialisasi Program ASEAN goes to school ... 38
II.3.1. Pengertian Sosialisasi ... 38
II.3.2. Proses Sosialisasi ... 39
(7)
II.4. Opini Publik ... 44
II.4.1. Pengertian Opini Publik ... 44
II.4.2. Proses Pembentukan Opini Publik ... 45
II.4.3. Kekuatan Opini Publik ... 48
II.5 Teori S-O-R ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 52
III.1.1 SMUN 4 Medan ... 52
III.1.2 SMPN 1 Medan ... 56
III.1.3 SMK10 Medan ... 59
III.1.4 SMA Al’Azhar Medan………. 63
III.2 Metode Penelitian ... 65
III.3 Lokasi Penelitian ... 65
III.4 Populasi dan Sampel ... 65
III.4.1. Populasi ... 65
III.4.2. Sampel ... 66
III.5 Teknik Pengambilan Sampling ... 68
III.6 Teknik Pengumpulan Data ... 69
III.7 Teknik Analisa Data... 70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 73
IV.1.1. Tahap Awal ... 73
IV.1.2. Pengumpulan Data ... 73
IV.2. Proses Pengolahan Data ... 74
IV.2.1. Penomoran Kuesioner ... 74
IV.2.2. Editing ... 75
IV.2.3. Coding ... 75
IV.2.4. Inventarisasi Variabel ... 75
IV.2.5. Tabulasi Data ... 75
IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 75
IV.3.1. Karakteristik Responden... 75
IV.3.2. Program ASEAN goes to school ... 78
IV.3.3. Opini Publik ... 88
IV.4. Analisa Tabel Silang ... 95
IV.5. Uji Hipotesa ... 101
IV.6. Pembahasan ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan ... 106
(8)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
- Biodata
- Lembar Bimbingan - Kuesioner
- Tabel FC - Surat Penelitian
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Operasional Variabel ... 24
Tabel III.1 Jumlah Populasi ... 64
Tabel III.2 Jumlah Sampel ... 66
Tabel IV.1 Asal Sekolah Responden ... 74
Tabel IV.2 Usia Responden... ... 74
Tabel IV.3 Jenis Kelamin Responden……… 75
Tabel IV.4 Kelas Responden ... 76
Tabel IV.5 Kepercayaan Terhadap Isi Pesan ... 76
Tabel IV.6 Keahlian Duta Muda Dalam Menyampaikan Pesan ... 77
Tabel IV.7 Kecerdasan Duta Muda Dalam Membawakan Program ... 78
Tabel IV.8 Kesamaan Persepsi Antara Anda dengan Duta Muda ... 78
Tabel IV.9 Kejelasan dan mudah dimengerti bahasa yang digunakan …. ... 79
Tabel IV.10 Tanggapan Mengenai Penampilan Duta Muda ... 80
Tabel IV.11 Ketertarikan Terhadap Isi Program ASEAN goes to school…… 81
Tabel IV.12 Kesesuaian Pesan Terhadap Kenyataan ... 82
Tabel IV.13 Mengerti/ tidak isi pesan dari program ASEAN……….. 83
Tabel IV.14 Kejelasan Isi Pesan seluruh Program ASEAN ... 83
Tabel IV.15 Perlu/ Tidak Program ASEAN dilaksanakan secara Rutin ... 84
Tabel IV.16 Kemampuan Mencerna Isi Pesan... 85
Tabel IV.17 Pemutaran Film/ Slideshow secara Tepat dan Menarik ... 86
Tabel IV.18 Program ASEAN menambah Pengetahuan dan Wawasan ... 87
Tabel IV.19 Kelengkapan atau Kekomplitan Informasi yang didapat ... 88
Tabel IV.20 Kepahaman dengan Maksud dan Tujuan Program ASEAN ... 88
Tabel IV.21 Rasa senang dalam mengikuti program ASEAN ……… 89
Tabel IV.22 Rasa Suka/ Tidak program ASEAN dilaksanakan di sekolah .... 90
Tabel IV.23 Rasa Puas/ Tidak terhadap Keseluruhan Acara ... 91
Tabel IV.25 Upaya membagikan Informasi Tentang ASEAN ... 91
Tabel IV.26 Tekad menjadi Duta Muda/ Ikut Program Beasiswa ASEAN ... 93
Tabel IV.27 Usaha mencari Informasi lebih Lanjut Tentang ASEAN ... 94
Tabel IV.28 Keahlian Duta Muda dalam Menyampaikan pesan dan Informasi Terhadap Isi Program Menambah Pengetahuan dan Wawasan ... 95
Tabel IV.29 Ketertarikan Terhadap Isi Program ASEAN terhadap Rasa Senang Mengikuti Program Tersebut ... 97
Tabel IV.30 Pemutaran film/ slideshow Secara Tepat/ Menarik dan dapat Dipahami terhadap Puas tidaknya akan Keseluruhan Acara ... 98
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Teori S-O-R ... 21
Gambar I.2 Model Teoritis ... 23
Gambar II.1 Model Komunikasi ... 32
Gambar II.2 Teori S-O-R……… 40
Gambar III.1 Bagan Struktur Organisasi SMAN 4 Medan ... 53
Gambar III.2 Bagan Struktur Organisasi SLTPN1 Medan ... 55
Gambar III.3 Bagan Struktur Organisasi SMK 10 Medan ... 60
Gambar III.3 Bagan Struktur Organisasi SMA Al’Azhar Medan... 62
(11)
LAMPIRAN
1. Biodata 2. Kuesioner
3. Tabel Fotron Cobol 4. Surat Penelitian
5. Surat Keterangan Penelitian
(12)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Sosialisasi program ASEAN goes to school terhadap opini siswa/I di SMPN1, SMAN4, SMK 10, dan SMA Al’azhar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi variabel lainnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 440 orang siswa/I di empat sekolah tersebut yang mendapat sosialisasi Program ASEAN goes to school. Berhubung populasinya < 500 orang, maka teknik penarikan sampel penulis menggunakan rumus Arikunto dengan metode penarikan sample 25% dari total populasi sehingga tercapailah 110 orang siswa/i yang dijadikan responden. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling, accidental sampling dan stratified proporsional random sampling.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur serta sumer bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Sedangkan data primer yaitu data yang diperoleh melalui pemberian sejumlah pertanyaan kepada responden berupa kuesioner.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa menggunakan rumus korelasi Spearman (Spearman’s Rho Rank-Order correlations). Hasil uji hipotesa menunjukkan 0,99.. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel, peneliti menggunakan skala Guilford dan berada skala lebih dari 0,90 menunjukkan hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali dan dapat diandalkan. Semua perhitungan menggunakan metode manual. Hasil uji signifikansi nilai r ditemukan bahwa nilai t test sebesar 2,01. maka ha diterima yaitu terdapat hubungan antara pengaruh sosialisasi program Asean goes to school terhadap opni siswa/i.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
I .1 Latar Belakang Masalah
Kerjasama internasional adalah elemen penting dalam pelaksanaan kebijakan dan
politik luar negeri Indonesia. Melalui kerjasama-kerjasama internasional, Indonesia dapat
memanfaatkan peluang-peluang untuk menunjang dan melaksanakan pembangunan
nasionalnya. Kerjasama ASEAN (Assosiation South East Asia Nation) memegang peran
kunci dalam pelaksanaan kerjasama internasional Indonesia karena ASEAN merupakan
lingkaran konsentris pertama kawasan terdekat Indonesia dan pilar utama pelaksanaan
politik luar negeri Indonesia. Salah satu pencapaian dan sumbangsih terpenting dari
ASEAN adalah terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Terciptanya perdamaian dan stabilias di kawasan merupakan hal utama sehingga program
pembangunan Indonesia dapat terus dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi negara-negara
ASEAN terus mengalami peningkatan. Secara khusus, ASEAN telah membantu
Indonesia dalam penanganan bencana Tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta,
proses perdamaian di Aceh, penanggulangan kebakaran hutan dan lain-lain. Negara-
negara yang ikut menjadi keanggotaan ASEAN sampai saat ini adalah, Brunei
Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,
Thailand (www. Aseansec.org).
Kerjasama negara-negara anggota ASEAN dalam bidang pendidikan melalui
pertukaran pelajar/mahasiswa dan akademisi, serta kerjasama penelitian antara peneliti
(14)
kawasan ASEAN. Jejaring regional (regional framework) dimaksud akan difokuskan
pada kegiatan-kegiatan untuk memajukan ASEAN awareness di sekolah-sekolah,
termasuk mempromosikan ASEAN Studies di sekolah-sekolah dasar dan menengah.
Generasi muda Indonesia, sebagai salah satu pemimpin masa depan di ASEAN,
ternyata belum memiliki kesadaran akan peran mereka dalam ASEAN. Hal ini lebih
dikarenakan minimnya informasi yang mereka peroleh seputar kegiatan ASEAN, maupun
jangkauan kegiatan ASEAN yang kurang banyak menyentuh generasi muda di Indonesia.
Karena itu, diperlukan kegiatan komunikasi yang intensif dan efektif mengenai ASEAN
demi tercapainya ASEAN Community 2015. (www.dutamudaasean-indonesia.org)
Untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif dari ASEAN kepada generasi
muda, maka proses penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses
pengawasandian oleh komunikan. Wilbur Schramm melihat pesan sebagai tanda esensial
yang harus dikenal oleh komunikan. Komunikasi efektif harus direncanakan dengan
memperhatikan situasi, waktu, tempat dan pendengarnya. (Effendy, 2000 :18)
Pemilihan Duta Muda ASEAN-Indonesia (DMAI) bulan Juli 2007 menjadi pintu
gerbang kampanye peningkatan kesadaran generasi muda atas ASEAN. Kegiatan yang
diprakarsai oleh Departemen Luar Negeri ini berhasil menarik minat lebih dari 4000
mahasiswa berprestasi di seluruh Indonesia. Melalui serangkaian tahap seleksi yang
melibatkan berbagai pakar, terpilihlah dua puluh orang finalis DMAI. (www.deplu.go.id)
DMAI bertugas mempromosikan dan mensosialisasikan ASEAN di kalangan
generasi muda, baik di dalam negeri maupun di mancanegara. Sosialisasi adalah sebuah
proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi
(15)
mengadakan beberapa seminar mengenai ASEAN di beberapa kota. Sedangkan di
mancanegara, DMAI telah mengikuti berbagai kegiatan kepemudaan di negara
ASEAN+3 (China, Jepang, Korsel) seperti youth camp, youth summit, youth exchange.
Hingga Juni 2008, DMAI telah mempersiapkan berbagai macam kegiatan untuk
mengakrabkan ASEAN kepada generasi muda dalam bentuk pameran foto, kompetisi,
hingga festival seni. Salah satu kegiatan yang dilakukan DMAI untuk daerah Medan
adalah Program ASEAN Goes To School, yaitu program sosialisasi dan edukasi ke
sekolah-sekolah untuk memperkenalkan ASEAN kepada generasi penerus bangsa.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan ASEAN Community
di kalangan generasi muda usia sekolah menengah, melalui kunjungan ke SMP dan SMA
di seluruh Indonesia. Setidaknya satu SMP dan satu SMA tiap provinsinya akan
mendapatkan pengenalan mengenai ASEAN yang akan disampaikan dalam format yang
lebih populer sehingga mudah diterima oleh anak muda. Kegiatan ini bertujuan untuk:
memperkenalkan ASEAN sebagai community atau masyarakat, menumbuhkan rasa
sebagai warga ASEAN (we-feeling) dan semangat ASEAN di kalangan generasi muda
Indonesia, meningkatkan partisipasi aktif generasi muda di ASEAN.
Pengetahuan generasi muda tentang ASEAN yang kebanyakan didapat dari
pelajaran disekolah dirasa kurang. Apalagi sebenarnya ada banyak program-program di
bidang pendidikan yang ditujukan untuk generasi muda yang dapat dimanfaatkan. Seperti
misalnya program beasiswa ke berbagai universitas-universitas yang menjadi anggota
ASEAN dan merupakan suatu kesempatan baik yang mungkin dapat di raih oleh siswa/i
apabila mereka didukung dengan informasi yang tepat. Untuk itulah ASEAN melalui
(16)
Indonesia. Program ini menekankan pemberian informasi tentang ASEAN khususnya
dibidang pendidikan, dan tentang duta muda ASEAN. Ini merupakan program sosialisasi
pertama yang dilakukan ASEAN untuk siswa/i sekolah. Rangkaian kegiatan ASEAN
Goes To School untuk wilayah Medan diadakan pada tangal 22 februari 2008 dan 23
februari 2008. Kunjungan berdurasi sekitar 1,5 jam per sekolahnya.
Untuk wilayah Medan, ASEAN memilih empat sekolah yang dianggap dapat
mewakili sekolah-sekolah lainnya yaitu: SMPN1, SMAN 4, SMK 10, dan SMA
Al’azhar. Sekolah-sekolah ini dipilih oleh ASEAN dengan alasan: Keempat sekolah ini
telah menggunakan metode pembelajaran bertaraf international, sering melakukan
pertukaran pelajar ke dalam dan luar negeri, dan merupakan sekolah favorit yang
diharapkan dapat terus menyebarkan informasi mengenai ASEAN kepada teman-teman
mereka di sekolah-sekolah lainnya. (www.dutamudaasean-indonesia.com)
Duta Muda ASEAN Indonesia akan memfasilitasi kegiatan-kegiatan berupa:
Pemutaran film ‘ASEAN Community 2015’, Pengenalan tentang ASEAN dalam bentuk
slide show/ power point dan mitra wicaranya beserta aktivitasnya dalam bentuk dialog
dan simulasi, diskusi dan games interaktif bertema peran dan ruang bagi generasi muda
di ASEAN serta kontribusi generasi muda terhadap ASEAN dan lingkungan sekitar
mereka, berbagi pengalaman bersama Duta Muda ASEAN-Indonesia (Program pemuda
di ASEAN, China, Kapal ASEAN, Praha, India, Korea), dan Pembagian selebaran
informasi tentang ASEAN dan beasiswa bidang pendidikan.
Melalui sosialisasi ke empat sekolah ini, diharapkan pengetahuan akan ASEAN
bertambah demi suksesnya ASEAN Community 2015. Namun apakah program
(17)
mengikutinya, mengingat durasi program acara ini terbilang singkat dan hanya satu kali
diadakan. Apalagi metode yang digunakan untuk mensosialisasikan ASEAN terbilang
sama untuk keempat sekolah dengan latar belakang sekolah yang berbeda. Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh program sosialisasi ASEAN Goes to school terhadap opini siswa.
I .2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Sejauhmana program sosialisasi ASEAN Goes to school mempengaruhi opini siswa? ”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan memperjelas
masalah yang dibahas dalam penelitan sehingga lebih terarah, maka penulis membatasi
masalah sebagai berikut:
a. Program ASEAN Goes to school yang akan akan diteliti adalah hanya meliputi komunikator, isi (content), dan media yang digunakan..
b. Opini siswa akan program ASEAN goes to school terbatas pada aspek Kognitif,
Afektif, Konatif.
c. Objek penelitian adalah siswa/i dari 4 sekolah yang mendapat program sosialisasi
dari ASEAN yaitu: SMPN I, SMK 10, SMAN 4, SMA AL’AZHAR,
(18)
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan penelitian ini yang memiliki tujuan
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh program sosialisasi ASEAN goes to school terhadap opini siswa.
b. Untuk mengetahui efektifitas sosialisasi ASEAN di sekolah-sekolah.
1.4.2 Manfaat penelitian
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penalitian dibidang Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai opini publik.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang membutuhkan pengetahuan berkenaan
dengan penelitian ini.
I. 5 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam
memecahkan dan menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian
(19)
Menurut Kerlinger, teori merupakan himpunan konstruk (konsep), yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dan menjabarkan relasi diantara
variable untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. (Rakhmat, 2004 : 6).
Dengan adanya kerangka teori akan membantu peneliti dalam menentukan tujuan
dan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi dan komunikasi efektif 2. Komunikasi kelompok
3. Sosialisasi program ASEAN goes to school 4. Opini publik
5. Teori S-O-R
I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan
manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi
dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat dari
adanya hubungan social. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa
latin communis yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah
(20)
kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu
makna, atau suatu pesan dianut secara sama. (Wiryanto,2004:5)
Harold laswell dalam karyanya Strukture and Function of Communication in
Society (Effendy, 2000:10), mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu. who says what in which channel to whom and with what effect. Jadi unsur-unsur
yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima, yaitu:
1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (Message)
3. Media (channel, media)
4. Komunikan (communicant,communicate,receiver, recipient) 5. Efek (Effect, impact, influence)
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan
bisa berupa keyakinan, keragu-raguan, kekawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan,
dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi adalah:
- Sender (komunikator), yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
- Encoding (penyandian), yaitu proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. - Message (pesan), merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan
(21)
- Media (Saluran), yaitu tempat berlalunya pesan dari komunikator ke komunikan - Decoding (pengawasandian), yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna
pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
- Receiver, yakni komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
- Response (tanggapan), yaitu seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
- Feedback (umpan balik), yaitu tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
- Noise, yaitu gangguan yang tidak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh komunikator harus bertauan
dengan proses pengawasandian oleh komunikan. Wilbur Schramm melihat pesan sebagai
tanda esensial yang harus dikenal oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang
pengalaman (Field of experience) komunikator dengan bidang pengalaman komunikan,
akan semakin efektif pesan yang dikomunikasikan. Komunikator akan dapat menyandi
dan komunikan akan dapat mengawasandi hanya dalam istilah- istilah pengalaman yang
dimiliki masing-masing.
Dalam teori komunikasi dikenal istilah empathy, yang berarti kemampuan
memproyeksikan diri kepada peranan orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator
dengan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, jenis pekerjaan, agama, suku,
(22)
komunikasi tidak akan gagal. Komunikasi efektif harus direncanakan dengan
memperhatikan situasi, waktu, tempat dan pendengarnya. (Effendy, 2000:18)
I.5.2 Komunikasi Kelompok
Berbeda dengan fenomena sosial lainya, komunikasi merupakan suatu proses,
suatu kegiatan manusia yang berlangsung terus menerus secara sinambung. Demikian
juga dengan komunikasi yang dilakukan dalam mensosialisasikan Program ASEAN oleh
Duta mudanya kepada siswa/i sekolah termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi
kelompok.
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih
dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak.
Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil,
komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group
communication), jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan
komunikasi kelompok besar (large group communication).
Berikut, beberapa karakteristik yang membedakan kelompok kecil dengan
kelompok besar:
1. Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication) adalah
komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara
dialogis. Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada
(23)
lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan
dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
2. Komunikasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar (large/macro group communication) adalah
komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan dan prosesnya berlangsung secara
linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok
besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya.
contohnya rapat raksasa di sebuah lapangan. (Effendy,1993 : 75-79)
Program sosialisasi ASEAN goes to school yang dilakukan oleh Duta muda
ASEAN kepada siswa/i termasuk kedalam komunikasi kelompok kecil. Hal ini
dikarenakan program ini berlangsung secara dialogis, tidak linear melainkan sirkular.
Umpan balik secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa
bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya.
Sosialisasi program ini dilakukan di dalam ruangan kelas ataupun aula dari
sekolah-sekolah tersebut.
Komunikasi itu dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan informasi
kepada kelompok mengenai suatu program secara selektif, atau mengurangi
kesimpangsiuran informasi. Efektivitas kelompok dapat dilihat dari aspek produktivitas
moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari
keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari semangat dan sikap
(24)
I .5.3 Sosialisasi Program ASEAN Goes To School
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: Sosialisasi primer (dalam
keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut goffman kedua proses
tersebut berlangsung dalam institusi social, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja.
Dalam kondisi institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama,
terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun waktu tertentu, bersama-sama
menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara formal.
1. Sosialisasi Primer
Peter L. Berger dan luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota
masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau
saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan
lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan
orang lain disekitar keluarganya.
2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi
primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi,
seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi
seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama.
(25)
a. Tahap persiapan (Preparatory stage).
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna.
b. Tahap meniru (Play stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan
orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana
anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang
yang amat berarti (significant other).
c. Tahap Siap Bertindak
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat. Pada tahap ini lawan
berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang
berlaku diluar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku diluar keluarganya.
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
(26)
tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan
masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan
perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya.
ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara ternyata masih kurang
dikenal oleh masyarakat negara-negara anggotanya. Padahal, ASEAN telah
mencanangkan terbentuknya suatu ASEAN Community pada tahun 2015, dimana
organisasi ini tidak lagi semata organisasi antar pemerintah, namun lebih merupakan
komunitas masyarakat ASEAN. Alasannya, untuk menjadi organisasi regional yang lebih
kuat, dibutuhkan rasa memiliki dan keterlibatan dari masyarakat yang bersangkutan. Duta
Muda ASEAN Indonesia (DMAI) bertugas mensosialisasikan segala kegiatan-kegiatan
yang dilakukannya selama masa tugasnya, termasuk memberikan informasi bagaimana
kiat untuk menjadi duta muda kepada siswa/i sekolah tersebut. Salah satu program DMAI
untuk mensosialisasikan ASEAN kepada generasi muda yaitu melalui program ASEAN
goes to school. Kegiatan ini bertujuan untuk:
- Memperkenalkan ASEAN sebagai community atau masyarakat
- Menumbuhkan rasa sebagai warga ASEAN (we-feeling) dan semangat ASEAN di kalangan generasi muda Indonesia
- Meningkatkan partisipasi aktif generasi muda di ASEAN
Selain itu, kunjungan akan disertai pemberian informasi mengenai jaringan kegiatan
kepemudaan di ASEAN, termasuk dalam bentuk kesempatan mendapat beasiswa dan
(27)
Seseorang dapat dikatakan komunikator yang baik apabila komunikator tersebut
mempunyai kredibiltas atau kepribadian yaitu keahlian komunikator dan kepercayaan
kita kepada komunikator. Dan juga mempunyai atraksi atau daya tarik yaitu komunikator
tersebut harus memiliki kesamaan dengan komunikannya dalam arti kesamaan dalam
tujuan dan bahasa yang digunakan oleh komunikator tersebut bisa dimengerti oleh
komunikannya. Pada umumnya seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan
lebih efektif daripada komunikator yang tidak menarik. (Effendy,1993 : 43-45)
Proses komunikasi dikatakan berhasil jika mengikuti tahap-tahap komunikasi
seperti yang dikemukakan oleh Cultip dan Center yang disebut The 7c’ of
Communication, yaitu : Credibility (memulai komunikasi dengan membangun suatu
kepercayaan), Context (komunikasi harus berkaitan dengan kehidupan/ keadaan sosial),
Content (pesan dan informasi yang diberikan kepada khalayak harus mempunyai arti dan
bermanfaat), clarity (pesan komunikasi harus disusun dalam bahasa yang sederhana,
kejelasan dari pesan haruslah diutamakan atau pesan tersebut didak akan dapat diterima
dengan baik oleh komunikan), continuity and consistency (proses komunikasi adalah
proses yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan-pengulangan), capability of
audience (pertimbangan atas kemampuan dari komunikan untuk menyerap dan mencerna
isi pesan), Channel (media dan alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut agar bisa lebih mudah diterima). Dalam setiap kunjungan, DMAI akan
memfasilitasi kegiatan : Pemutaran film ‘ASEAN Community 2015’, Pengenalan tentang
ASEAN dalam bentuk slide show/ power point dan mitra wicaranya beserta aktivitasnya
dalam bentuk dialog dan simulasi, diskusi dan games interaktif bertema peran dan ruang
(28)
lingkungan sekitar mereka, berbagi pengalaman bersama Duta Muda ASEAN-Indonesia
(Program pemuda di ASEAN, China, Kapal ASEAN, Praha, India, Korea), pembagian
selebaran informasi tentang ASEAN dan beasiswa bidang pendidikan (Proposal ASEAN
goes to school).
1.5.4 Opini Publik
Cultip dan Center mengemukakan bahwa opini suatu ekspresi tentang sikap
mengenai suatu masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda.
Clyde L.King mengatakan bahwa opini adalah suatu penilaian sosial mengenai suatu hal
yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan oleh
individu-individu yang sadar rasional. (Sastropoetra, 1990 : 35-53)
Publik dapat didefinisikan sebagai sejumlah orang yang mempunyai minat,
kepentingan, atau kegemaran yang sama. Inti dari pendapat umum atau opini publik
adalah diakuinya pendapat masyarakat. Pendapat umum diterima dan mampu
mempengaruhi kekuasaan dan kebijaksanaan sehingga apa yang dipikirkan masyarakat
menjadi penting untuk diketahui. Ekspresi untuk menyatakan pendapat umum itu
berbeda-beda, kemajuan teknologi yang menentukan bagaimana pendapat itu harus
disuarakan. Secara umum dikenal beberapa teknik ekspresi pendapat umum
berturut-turut: orator, cetakan, kerumunan, petisi, ruang diskusi, coffee house, gerakan revolusi,
pemogokan, pemilihan umum, strawa pool (pemungutan suara tidak resmi), surat kabar
modern, surat untuk pejabat public, perencanaan agenda, dan pooling. (Eriyanto,1999 :
(29)
Menurut Kruger Reckles menyatakan bahwa opini publik adalah suatu pendapat
hasil pertimbangan seseorang tentang sesuatu hal yang diterima sebagai pikiran publik.
Ada perubahan yang terjadi pada diri sikomunikan apabila opini tersebut hadir mengisi
kehidupannya yaitu perubahan sikap, dan perubahan ini selalu terjadi pada siapa saja.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Jadi timbulnya opini adalah efek komunikasi
dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontroversial dan sejumlah orang sebagai
pengekspresian sikap
Sikap memiliki tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan komponen
konatif ( Azwar, 2003 : 23):
1. Komponen Kognitif
Perubahan yang terjadi apabila perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,
atau dipersepsikan oleh khalayak dan perubahan ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan,keterampilan, kepercayaan atau informasi dan pemahaman.
2. Komponen Afektif
Perubahan yang terjadi apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak. Dan perubahan ini berkaitan dengan emosi seseorang
yang berupa rasa senang, suka, dan juga puas.
3. Komponen Konatif
Perubahan yang terjadi pada tindakan atau perilaku nyata dari khalayak yang
dapat diamati, bersangkutan dengan niat, upaya, tekad, usaha, yang cenderung menjadi
(30)
Menurut Irish dan Proto (Susanto, 2001 : 91) menyatakan bahwa suatu pendapat
harus dinyatakan terlebih dahulu agar dapat dinilai sebagai pendapat umum atau opini
publik. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang belum dinyatakan terlebih dahulu belum
bisa disebut sebagai opini karena belum mengalami proses komunikasi, melainkan masih
merupakan sikap. Suatu pendapat akan menjadi suatu isu apabila mengandung unsur
kemungkinan pro dan kontra suatu pendapat (tentang suatu kejadian) yang telah dan
dengan demikian ia akan menimbulkan pendapat baru yang menyenangkan atau tidak
baginya.
Opini mencerminkan suatu pernyataan atau sikap dalam kata-kata. Suatu sikap
dapat dinyatakan sebagai disposisi seseorang atau suatu kecenderungan untuk membalas
tindakan. Opini menyangkut pandangan pribadi seseorang dalam menghadapi isu yang
terjadi disekitarnya. Timbulnya opini pada seseorang atau sejumlah orang disebabkan ia
atau mereka menerima suatu pesan dari komunikator. Mula- mula pesan yang diterima
merupakan sikap saja tetapi kemudian mereka mengekspresikannya kepada orang lain,
terjadilah proses komunikasi yang diantara mereka ada yang pro dan kontra terhadap
pesan tersebut.
Selanjutnya, Lonard W.Doob dan bukunya yang berjudul Social Psychology
menyatakan bahwa opini adalah penjelmaan dan pertimbangan seseorang tenteng suatu
hal, kejadian atau pikiran yang telah diterima sebagai pikiran umum (Sunarjo,1984 : 29).
Opini mencerminkan suatu pernyataan atau sikap dalam kata-kata. Suatu sikap
dapat dinyatakan sebagai disposisi seseorang atau suatu kecenderungan untuk membalas
tindakan. Opini menyangkut pandangan pribadi seseorag dalam menghadapi suatu isu
(31)
Opini sebagai opini pribadi memiliki karakteristik tertentu:
1. Mempunyai isi, artinya opini tersebut berhubungan dengan sesuatu 2. Arah (percaya atau tidak percaya, setuju atau tidak setuju dan sebagainya) 3. Memiliki intensitas (kuat, moderat, atau lemah)
Selama opini itu merupakan opini seseorang (individu opini tidak akan
menimbulkan permasalahan). Demikian juga bila opini itu merupakan opini pribadi
(Privaat Opinion). Permasalahan akan timbul apabila opini itu menjadi opini publik
(public opinion) yang menyangkut orang banyak karena berkaitan dengan kepentingan
orang banyak.
I .5.5 Teori S-O-R
Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon) beranggapan bahwa organisme
menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula. Jadi efek yang
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Menurut Effendy (2000), dalam model ini terdapat tiga unsur penting yaitu:
a. Pesan (stimulus), pesan yang dimaksud disini adalah Program ASEAN Goes To School yang di adakan di empat sekolah di medan pada tangal 22 februari 2008
dan 23 februari 2008.
b. Komunikan (Organisme), yang menjadi sasaran penelitian ini yaitu siswa-siswi SMPN 1,SMK 10, SMAN 4, dan SMA Al’azhar.
c. Efek atau respon, respon yang dimaksud adalah opini terhadap acara ini. Tetapi tidak sampai merubah sikap pada komunikan.
(32)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek ‘how’ bukan
‘what’ atau ‘why’. jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude
bagaimana mengubah sikap komunikan.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap yang berubah hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis dan Kelly (dalam
Effendy,2000: 224 - 225), menyatakan bahwa dalam menelaah sikap ada tiga variabel
penting, yaitu: Perhatian, Pengertian, Penerimaan.
Menurut Effendy teori S-0-R dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Teori S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung kepada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin diterima atau ditolak. Kombinasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya,
maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Stimulus Organisme:
- Perhatian - Pengertian
- Penerimaan
(33)
I. 6 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat
kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil peneltian yang dicapai dapat mengantar
peneliti pada rumusan hipotesa (Nawawi,1995 : 40).
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya, kerangka konsep
yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain, yang pada
gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variable terikat. Tanpa variable ini
maka variable berubah sehingga akan muncul menjadi variable terikat yang berbeda atau
yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi,1995 : 56).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program “ASEAN goes to school”.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau
muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas. Ada atau munculnya
variable ini adalah karena adanya variable lain (Nawawi,1995 : 57). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah “opini siswa/i”.
c. Variabel Antara (Z)
Variabel antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi
dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variable bebas (Nawawi,1995 : 58). Variabel
(34)
menerima program ASEAN Goes to school, yaitu siswa-siswa dari sekolah SMPN1,
SMAN4, SMK 10 dan SMA Al’azhar Medan.
I.7 Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan
dibentuk menjadi suatu model teoritis sabagai berikut:
Gambar 1.2 Model Teoritis
± Variabel Bebas (X)
Program ASEAN goes to
school.
Variabel Terikat (Y) Opini siswa/i
Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
(35)
I.8 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat operasional
variable yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai
berikut:
Tabel I.1 Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
Program ASEAN goes to
school.
1. Komunikator
a. Kredibilitas (source credibility)
- Kepercayaan
- Keahlian
- Kecerdasan
b. Atraksi/ daya tarik (source attractiveness)
- Kesamaan
- Bahasa yang digunakan
- Penampilan
2. Message (pesan)
a. Credibility
b. Context
c. Content
d. Clarity
e. Continuity and Consistency
f. Capability of audience
g. Channel
Variabel Terikat (Y) Opini siswa/i sekolah
1. Kognitif
- Pengetahuan
- informasi
- pemahaman 2. Afektif
- senang
- suka
- puas
3. Konatif
- keinginan/ niat
- upaya
- tekad
- usaha
Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
1. Asal sekolah
2. Usia
3. Jenis kelamin
(36)
I.9 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah
dikelompokkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah
suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan
variable yang sama (Singarimbun, 2006 : 46).
Definisi operasional dari penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (Program ASEAN Goes To School) terdiri dari:
1. Komunikator, merupakan individu yang membawakan program acara ASEAN goes to school.
a. Kredibilitas, merupakan seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator
- Dapat dipercaya, merupakan suatu sifat dan harus dimiliki oleh seorang komunikator.
- Keahlian, merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang komunikator
- Kecerdasan, merupakan tingkat intelegensia yang dimiliki oleh seorang komunikator
b. Atraksi
- Kesamaan, dalam arti persamaan kepercayaan, sikap, dan maksud antara komunikator dengan komunikan.
- Bahasa yang digunakan, dalam arti komunikan mengerti apa yang disampaikan oleh komunikator.
(37)
- Penampilan, merupakan apa yang dilihat komunikan pada diri komunikator, mengenai gaya busana/ pakaian, aksesoris, tat arias, dan lain-lain.
2. Message/ Pesan
a. Credibility: Nilai kepercayaan khalayak terhadap pesan yang disampaikan. b. Context: Pesan yang disampaikan berdasarkan konteks kehidupan nyata. c. Content: manfaat isi pesan dalam kehidupan
d. Clarity: Kejelasan bahasa yang digunakan.
e. Continuity and consistency: ada atau tidaknya kesimbungan pesan tersebut kepada komunikan.
f. Capability of audience: pertimbangan akan kemampuan komunikan untuk
menyerap imformasi/ pesan tersebut.
g. Channel: Media/ alat bantu apa saja yang di gunakan saat program ini dijalankan, yang dimaksudkan agar pendengar dapat lebih mudah mengerti isi pesan tersebut.
- Pemutaran film tentang ASEAN, apakah film yang diputar menarik dan dapat dimengerti.
- Slide show/ power point - Selebaran yang dibagikan - Diskusi dan games interaktif
(38)
a. Kognitif, meliputi aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yag diketahui
manusia. meliputi pengetahuan dan pemahaman siswa akan isi pesan yang
disampaikan.
b. Afektif, yaitu proses pembentukan dan perubahan sikap masyarakat. meliputi
perasaan senang atau tidak, suka atau tidak, puas atau tidak dengan keseluruhan
program yang diadakan oleh ASEAN.
c. Konatif, yaitu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Meliputi
keinginan keinginan/ niat, upaya, tekad, usaha yang dilakukan siswa untuk
merespon acara ASEAN yang diadakan disekolah mereka.
3. Variabel Antara ( Karakteristik Responden), terdiri dari:
a. Asal sekolah: sekolah asal siswa/i tersebut berdasarkan dari empat sekolah yang mengikuti program tersebut.
b. Usia dari responden
c. Jenis Kelamin: yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita.
d. Jenjang kelas siswa: tingkat kelas responden saat mengisi kuesioner (kelas 1, kelas 2, atau kelas 3)
I.10 Hipotesa
Hipotesa adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja
yang diamati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar, mungkin juga
salah. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara
(39)
kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang di kumpulkan. Hipotesa yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara program ASEAN dan opini yang diberikan
siswa/i.
Ha : Terdapat pengaruh antara program ASEAN dan opini yang diberikan
(40)
I.11 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan
Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Kerangka Teori, Kerangka
konsep, Model Teoritis, Operasional Variabel, Definisi Variabel,
Hipotesa, Sistematika Penulisan.
BAB II : URAIAN TEORITIS
Terdiri dari: Tinjauan mengenai Komunikasi dan Komunikasi Efektif,
Komunikasi kelompok, Sosialisasi Program ASEAN Goes To School,
Opini Publik, Teori S-O-R.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Terdiri dari: Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Penarikan
Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Pelaksanaan
Pengumpulan Data, Proses Pengolahan Data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Terdiri dari: Deskripsi Lokasi Penalitian, Analisis Tabel Tunggal,
Analisis Tabel Silang, Uji Hipotesa
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
(41)
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif II.1. 1 Pengertian Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia
lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya. Karena itulah dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan unsur
penting dalam kehidupan manusia dan komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya
hubungan sosial.
Peristiwa komunikasi pasti dilaksanakan oleh manusia karena itu
pembicaraantentang komunikasi sangat luas hamper tidak ada batasnya, oleh karenanya
batas-batas yang mampu menunjukkan kekhususan komunikasi sebagai suatu disiplin
ilmu dapat dipelajari.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, berasal dari bahasa
Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama-sama disini
adalah sama makna.
Banyak sekali definisi komunikasi yang berbeda-beda yang disampaikan oleh
para ahli komunikasi. Menurut Anderson (1959) komunikasi adalah suatu proses dengan
mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan suatu
proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
Sementara Berelson dan Steiner (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian
(42)
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Miller (1996) mengatakan
bahwa komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian yang disengaja dari sumber
terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima (Purba
dkk, 2006 : 32-33).
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication)
bahwa:” Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membagun hubungan antar sesama manusia
(2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
(4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu” (Cangara, 2002 : 19).
II.1.2 Proses Komunikasi
Suatu proses komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan
saja, naun didalam suatu proses komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran,
fakta, ataupun pendapat dari satu orang kepada orang lain.
Dari defenisi-defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, gagasan) dari
komunikator untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan (pola, sikap,
pandangan dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan
(43)
keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan
sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara
sekunder.
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam
komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran
seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini, baik
mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa
yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang
akan datang.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang menggunakan media kedua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar,
majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi merupakan media kedua yang sering
(44)
Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi
primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata
lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus
memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media
yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari
pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Dengan demikian, proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai
media massa (mass media) dan media nirmassa (non-massa media) (Effendy, 2005 :
16-17).
II.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi
Harold laswell dalam karyanya Strukture and Function of Communication in
Society (Effendy, 2000:10), mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu. who says what in which channel to whom and with what effect. Jadi unsur-unsur
yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima, yaitu:
1. Who (Siapa): Komunikator; orang yang menyampaikan pesan.
2. Says What (Mengatakan apa): Pesan; pernyataan yang didukung oleh lambing, dapat berupa ide atau gagasan.
3. In Which Channel (Saluran): Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, sarana tersebut harus
mampu membuat pesan diterima secara efektif oleh penerima.
(45)
5. With what effect (Dampak): Efek; dampak sebagai pengeruh dari pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.
Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut dapat dikaji model komunikasi
yang dikemukakan oleh Philip Kotler yaitu:
Gambar II.1 Model Komunikasi
Sender: Komunikator (pengirim informasi) yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang.
Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan
komunikator.
Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan.
Receiver: Komunikan (orang) yang menerima pesan dari komunikator.
Effect: Perbedaan antara apa yang difikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh komunikan
sebelum dan sesudah menerima pesan.
Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau
disampaikan kepada komunikator.
Fungsi Komunikasi adalah:
a. Menyampaikan informasi (to inform)
Message Receiver
Feedback
(46)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence) Tujuan Komunikasi adalah:
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change behavior)
d. Mengubah masyarakat/ perubahan sosial (to change the society)
III. 2 Komunikasi Kelompok
Definisi yang paling sederhana mengenai komunikasi kelompok dikemukakan
oleh Effendy (1995: 75) yaitu: ”komunikasi kelompok adalah komunikasi antara
seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka”.
Selanjutnya Sastropoetro (1990: 143) berpendapat bahwa ”komunikasi kelompok
adalah komunikasi dimana komunikator mengadakan sekelompok orang yaitu dua orang
atau lebih dalam bentuk ceramah, diskusi, seminar, rapat, konfrensi, temu karya, dan
sebagainya”.
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terjadi:
1. Komunikasi kelompok dalam sekelompok orang.
2. Komunikasi kelompok cenderung terjadi secara langsung pada pertemuan tatap muka.
3. Tujuan komunikasi kelompok selain berbagi informasi, saling mempengaruhi, juga berusaha memecahkan masalah yang timbul.
(47)
II.2.1 Karakteristik Komunikasi Kelompok
Kelompok dalam suatu kondisi sosial tertentu akan menimbulkan suatu efek atas
individu dalam perubahan perilaku. Dengan kata lain kehadiran orang-orang tertentu
dapat menimbulkan kekuatan laten yang tidak mampu ditimbulkan oleh individu itu
sendiri.
Triplett ( Pratikto, 1987: 68 ) menyebutkan ada 5 karakteristik yang menandai
keunikan komunikasi kelompok, yaitu:
1. Kepribadian kelompok
Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri yang berbeda dari kepribadian
individu anggota kelompok.
2. Norma kelompok
Norma kelompok mengidentifikasi cara-cara anggota kelompok itu bertingkah
laku, serta cara yang menurut pertimbangan kelompok menetapkan sistem nilai
mereka sendiri dan konsep tingkah laku yang normatif.
3. Konesivitas kelompok
Konetivitas adalah kekuatan sealing menarik anggota. Kekuatan yang menarik
mereka untuk masuk dalam suatu kelompok.
4. Memenuhi janji tugas
Memenuhi janji mengenai suatu tugas adalah dengan tujuan untuk mencapai
keberhasilan serta menghindari kegagalan kelompok.
(48)
Keputusan kelompok akan lebih mengandung resiko daripada keputusan yang
diambil seseorang anggota kelompok.
II.2.2 Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok
Berikut, adalah bentuk-bentuk komunikasi kelompok menurut Effendy (1993:
75-78):
1.Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication) adalah
komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara
dialogis. Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada
benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan
lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan
dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
Ciri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa prosesnya
berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara
verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak
mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya.
2.Komunikasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar (large/macro group communication) adalah
komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan dan prosesnya berlangsung secara
linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok
besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya.
contohnya rapat raksasa di sebuah lapangan.
(49)
II.3 Sosialisasi Program ASEAN Goes To School
II. 3.1 Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Keseluruhan kebiasaan yang dipunyai manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan,
pendidikan, agama politik dan sebagainya harus dipelajari setiap anggota baru suatu
masyarakat melalui suatu proses dinamakan sosialisasi (sosialization) (Sunarto, 2004 :
23).
Menurut Charles H. Cooley (Sunarto, 2004 : 26) agen sosialisasi adalah
pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi
dibagi menjadi dua: Sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam
masyarakat). Menurut goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi sosial,
yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kondisi institusi tersebut, terdapat
sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka
waktu kurun waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur
secara formal.
4. Sosialisasi Primer
Peter L. Berger dan luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota
masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau
(50)
lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan
orang lain disekitar keluarganya.
5. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi
primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi,
seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi
seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama.
II.3.2 Proses Sosialisasi
George Herbert Mead membedakan proses sosialisasi melalui tahap-tahap berikut:
a. Tahap persiapan (Preparatory stage).
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna.
b. Tahap meniru (Play stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan
(51)
anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang
yang amat berarti (significant other).
c. Tahap Siap Bertindak
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat. Pada tahap ini lawan
berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang
berlaku diluar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku diluar keluarganya.
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa
tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan
masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan
perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya
II. 3. 3 Sosiologi Program ASEAN
Sosialisasi program ASEAN goes to school bertujuan untuk memperkenalkan
ASEAN lebih jauh kepada generasi muda. Selama ini ASEAN memiliki image sebagai
suatu institusi pemerintahan dimana yang bertugas adalah orang-orang pemerintahan
(52)
komuniti di tahun 2015 nanti, ASEAN merekrut remaja untuk duduk di organisasi dan
turut menyumbangkan ide, pendapat, pikirannya demi kemajuan bersama. Generasi muda
sebagai ujung tombak pembangunan dirasa perlu untuk lebih peduli dengan
lingkungannya dan perlu ditampung aspirasi serta pendapatnya. Salah satu cara yang
ditempuh ASEAN untuk lebih bersosialisasi dengan generasi muda yaitu dengan
membentuk Duta Muda ASEAN. Duta muda ini bertugas untuk mensosialisasikan
ASEAN dan semua kegiatan-kegiatannya kepada generasi muda.
(www.dutamudaasean-indonesia.or)
Dalam wawancara dengan Duta Muda Indonesia. Dalam setahun masa
jabatannya, duta muda harus mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang nantinya bisa
mensosialisasikan ASEAN kepada generasi muda. Duta muda yang terpilih untuk
mewakili Sumatera Utara adalah saudara Herwansyah, S-1 Kesehatan Masyarakat, U S U
Medan. Program-program saudara Herwansyah untuk Sumatera Utara khususnya Medan
adalah dengan mengkampanyekan ASEAN ke Universitas-universitas yang ada di
Medan, dan melaksanakan program ASEAN goes to school ke beberapa sekolah terpilih
di Medan.
Program ASEAN goes to school ini merupakan program pertama yang dilakukan
di Medan kepada empat sekolah yeng terpilih. Sehingga perlu diketahui lebih lanjut
apakah program ini efektif dan dapat diterima dengan baik oleh siswa/I di sekolah
tersebut. Dalam pelaksanaannya duta muda ditemani oleh dua orang Dirgen ASEAN
yang membantunya sebagai pembicara ke sekolah-sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan duta muda ASEAN, sekolah yang terpilih
(53)
dan SMA Al’azhar Medan. Sekolah-sekolah tersebut terpilih karena telah menerapkan
sistem pembelajaran International dimana bahasa pengantar diutamakan berbahasa
Inggris. Tidak keseluruhan siswa mengikuti program ini, tetapi diambil beberapa orang
dari tiap kelas untuk mewakili. Program acara ini berdurasi sekitar 2 jam di tiap sekolah.
Kegiatan ini bertujuan antara lain: Memperkenalkan ASEAN sebagai community
atau masyarakat, menumbuhkan rasa sebagai warga ASEAN (we-feeling) dan semangat
ASEAN di kalangan generasi muda Indonesia, meningkatkan partisipasi aktif generasi
muda di ASEAN. Selain itu, kunjungan akan disertai pemberian informasi mengenai
jaringan kegiatan kepemudaan di ASEAN, termasuk dalam bentuk kesempatan mendapat
beasiswa dan mengikuti pertukaran pemuda dan pelajar.
Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam proses komunikasi menurut antara
lain: Kebisingan (Noise), Keadaan psikologis komunikan, Pengetahuan yang kurang
baik dari komunikator ataupun komunikan, kesalahpenilaian oleh komunikator, bahasa
yang digunakan, isi pesan yang berlebihan ataupun satu arah, faktor teknis/ jarak,
interest, prasangka, penyajian yang verbalistik, dan lain-lain.
Sukses tidaknya program ini dijalankan sangat bergantung dengan bagaimana
komunikator (duta muda ASEAN) mampu berkomunikasi dengan baik dengan siswa/i di
sekolah tersebut, sehingga tujuan dan pesan dari keseluruhan program tersebut dapat
diterima oleh komunikan.
Seseorang dapat dikatakan komunikator yang baik apabila komunikator tersebut
mempunyai kredibiltas atau kepribadian yaitu keahlian komunikator dan kepercayaan
kita kepada komunikator. Dan juga mempunyai atraksi atau daya tarik yaitu komunikator
(54)
tujuan dan bahasa yang digunakan oleh komunikator tersebut bisa dimengerti oleh
komunikannya. Pada umumnya seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan
lebih efektif daripada komunikator yang tidak menarik. (Effendy,1993 : 43-45)
Untuk memudahkan siswa/i di sekolah tersebut untuk dapat menerima pesan
dengan baik dalam setiap kunjungan, DMAI akan memfasilitasi kegiatan:
- Pemutaran film ‘ASEAN Community 2015’. Film ini merupakan film dokumenter mengenai ASEAN, program-program ASEAN dan kegiatan generasi muda yang
duduk dalam organisasi ASEAN, seperti film saat para duta muda melakukan
kunjungan ke India, Korea, Thailand, Philipina, dan sebagainya.
- Pengenalan tentang ASEAN dalam bentuk slide show/ power point dan mitra wicaranya beserta aktivitasnya dalam bentuk dialog dan simulasi. Pada session ini
para siswa diperkenankan mengajukan pertanyaan kepada duta muda ataupun
mitra wicaranya mengenai ASEAN dan program-program nya.
- Diskusi dan games interaktif bertema peran dan ruang bagi generasi muda di ASEAN serta kontribusi generasi muda terhadap ASEAN dan lingkungan sekitar
mereka.
- Berbagi pengalaman bersama Duta Muda ASEAN-Indonesia (Program pemuda di ASEAN, China, Kapal ASEAN, Praha, India, Korea).
- Pembagian selebaran informasi tentang ASEAN dan beasiswa bidang pendidikan. Dengan mensosialisasikan ASEAN kepada para pelajar khususnya siswa/i sekolah
menengah, diharapkan nantinya akan banyak partisipasi aktif generasi muda di ASEAN.
Dikarenakan mereka telah lebih tahu manfaat bergabung dalam ASEAN. Meskipun
(55)
siswa/i yang mengikuti program tersebut dapat terkesan dan menginformasikan kembali
mengenai ASEAN dan program-programnya kepada teman-teman atau kenalan mereka
yang mungkin belum mengetahui ASEAN.
II. 4 Opini Publik
II.4.1 Pengertian Opini Publik
Emory S.Borgadus mengatakan bahwa, opini publik adalah hasil pengintegrasian
pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan dalam masyarakat demokratis. Opini publik
bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan.
Cultip dan Center mengemukakan bahwa opini suatu ekspresi tentang sikap
mengenai suatu masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda.
Dalam bukunya yang berjudul “Affective Publik Relation” mengemukakan bahwa opini
publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang masalah
umum.( Sastropoetra, 1990 : 52)
Menurut Bernard Berelson dalam tulisannya berjudul “Communication and
publik opinion” (Komunikasi dan pendapat publik) mengemukakan bahwa dengan
pendapat publik diartikan people’s response atau jawaban rakyat (persetujuan,
ketidaksetujuan/ penolakan atau sikap acuh tak acuh) terhadap issue-issue/ hal-hal yang
bersifat politis dan sosial yang memerlukan perhatian umum, seperti hubungan
internasional, kebijaksanaan dalam negri, pemilihan (umum) untuk calon-calon, dan
hubungan antar kelompok etnik. (Sastropoetro,1990:55)
Menurut Emory S.Bagardus, bahwa publik adalah sejumlah orang yang dengan
(56)
setidak-tidaknya mempunyai kepentingan bersama dalam sesuatu hal. Sejumlah orang tersebut
antara yang satu dengan yang lain dapat tidak kenal mengenal satu sama lain, akan tetapi
sebenarnya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap sesuatu masalah.
(Sunarjo, 1984:20)
II.4.2 Proses Pembentukan Opini Publik
George Carslake Thompson dalam “The Nature of Public Opinion”
(Sastropoetro,1990:106) mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang menghadapi
issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu:
1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau mereka pun boleh tidak setuju; 2. Mereka dapat berbeda dalam perkiraan atau estimation, tetapi juga bole tidak
berbeda pandangan;
3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data yang berbeda-beda.
Menurut Cultip dan Center (Sastropoetro, 1990:52) pendapat umum merupakan
hasil pengumpulan pendapat para individu tentang masalah-masalah yang bersifat umum.
Kejadian- kejadian mengenai manusia baik yang mengenal hal yang pribadi maupun
kelompok, mengenai publik isu dan kegiatan-kegiatan lainnya yang luar biasa dan aktual
selalu merupakan bahan pembicaraan atau diskusi dalam keluarga atau masyarakat.
Menurut Sastropoetro terdapat tiga tahap pembicaraan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap I, pendapat-pendapat yang ada masih semraut.
2. Tahap II, pembicaraan mulai terarah. Mulai membentuk pikiran yang jelas dan menyatu.
(1)
0
4
2
0
4
3
0
4
4
0
4
5
0
4
6
0
4
7
0
4
8
0
4
9
0
5
0
0
5
1
0
5
2
0
5
3
0
5
4
0
5
5
0
5
6
0
5
7
0
5
8
0
5
9
0
6
0
0
6
1
0
6
2
0
6
3
0
6
4
0
6
5
0
6
6
0
6
7
0
6
8
0
6
9
0
7
0
0
7
1
0
7
2
0
7
3
0
7
4
0
7
5
0
7
6
7
7
7
8
7
9
0
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0 0 1 1 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2
0 0 2 1 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
0 0 3 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
0 0 4 1 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3
0 0 5 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
0 0 6 1 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3
0 0 7 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
0 0 8 1 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
0 0 9 1 3 2 1 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
0 1 0 1 2 1 1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2
0 1 1 1 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3
0 1 2 1 3 1 2 3 2 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3
0 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
0 1 4 1 2 1 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2
0 1 5 1 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 1 1
0 1 6 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
0 1 7 1 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 1 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2
0 1 8 1 2 1 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2
0 1 9 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
0 2 0 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 4 2 4 1
0 2 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3
0 2 2 1 2 2 2 4 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2
0 2 3 1 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
0 2 4 1 1 2 1 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2
0 2 5 1 1 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2
0 2 6 1 1 1 1 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 4 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2
0 2 7 1 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2
0 2 8 1 3 1 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 1
0 2 9 1 3 1 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 2 4 2 2
0 3 0 1 3 2 1 2 2 2 2 4 3 2 4 2 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 2 2
0 3 1 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3
FOTRON COBOL
No.Responden Karakteristik Responden Program ASEAN Goes to School (x) Opini Siswa (y)
(4)
0 3 3 1 2 2 2 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2
0 3 4 1 2 1 1 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4
0 3 5 1 2 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1
0 3 6 1 1 2 1 2 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3
0 3 7 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3
0 3 8 1 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3
0 3 9 1 2 2 1 2 3 4 2 3 4 3 4 2 2 4 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
0 4 0 1 2 1 1 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 2
0 4 1 2 5 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0 4 2 2 6 2 2 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2
0 4 3 2 6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0 4 4 2 5 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
0 4 5 2 5 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2
0 4 6 2 4 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2
0 4 7 2 5 2 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4
0 4 8 2 5 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4
0 4 9 2 5 1 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4
0 5 0 2 5 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4
0 5 1 2 6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0 5 2 2 4 2 1 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 1
0 5 3 2 5 2 1 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3
0 5 4 2 5 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
0 5 5 2 5 1 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2
0 5 6 2 4 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1
0 5 7 2 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2
0 5 8 2 4 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
0 5 9 2 4 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2
0 6 0 2 5 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
0 6 1 2 5 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
0 6 2 2 6 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2
0 6 3 2 5 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
0 6 4 2 4 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(5)
0 6 6 2 5 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
0 6 7 2 5 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2
0 6 8 2 6 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
0 6 9 2 5 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 1 4 3
0 7 0 2 6 1 2 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4
0 7 1 2 6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3
0 7 2 2 6 1 2 4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4
0 7 3 2 5 2 1 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3
0 7 4 2 5 1 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4
0 7 5 2 5 2 1 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3
0 7 6 2 6 1 1 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4
0 7 7 2 5 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2
0 7 8 2 5 2 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3
0 7 9 2 6 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3
0 8 0 2 5 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
0 8 1 4 5 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0 8 2 4 5 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3
0 8 3 4 4 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3
0 8 4 4 6 1 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
0 8 5 4 5 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
0 8 6 4 5 1 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
0 8 7 4 5 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3
0 8 8 4 5 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3
0 8 9 4 6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
0 9 0 4 5 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3
0 9 1 3 5 2 1 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 4 1 3 3 3
0 9 2 3 5 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3
0 9 3 3 6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0 9 4 3 5 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4
0 9 5 3 5 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 2
0 9 6 3 6 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2
0 9 7 3 6 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3
0 9 8 3 5 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0 9 9 3 6 2 2 3 2 3 1 2 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 1
(6)
1 0 1 3 5 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
1 0 2 3 6 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2
1 0 3 3 5 2 2 3 2 3 1 2 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2
1 0 4 3 6 2 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3
1 0 5 3 5 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2
1 0 6 3 6 2 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3
1 0 7 3 6 2 1 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 0 8 3 6 2 1 2 2 2 2 4 3 2 4 2 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3
1 0 9 3 5 2 1 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3