mengikutinya, mengingat durasi program acara ini terbilang singkat dan hanya satu kali diadakan. Apalagi metode yang digunakan untuk mensosialisasikan ASEAN terbilang
sama untuk keempat sekolah dengan latar belakang sekolah yang berbeda. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh program sosialisasi ASEAN Goes to school terhadap opini siswa.
I .2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Sejauhmana program sosialisasi ASEAN Goes to school mempengaruhi opini siswa? ”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitan sehingga lebih terarah, maka penulis membatasi
masalah sebagai berikut: a. Program ASEAN Goes to school yang akan akan diteliti adalah hanya meliputi
komunikator, isi content, dan media yang digunakan.. b. Opini siswa akan program ASEAN goes to school terbatas pada aspek Kognitif,
Afektif, Konatif. c. Objek penelitian adalah siswai dari 4 sekolah yang mendapat program sosialisasi
dari ASEAN yaitu: SMPN I, SMK 10, SMAN 4, SMA AL’AZHAR, d. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei-Juli 2008.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan penelitian ini yang memiliki tujuan
sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh program sosialisasi ASEAN goes to school terhadap
opini siswa. b. Untuk mengetahui efektifitas sosialisasi ASEAN di sekolah-sekolah.
1.4.2 Manfaat penelitian
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penalitian dibidang Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai opini publik.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang membutuhkan pengetahuan berkenaan
dengan penelitian ini.
I. 5 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan dan menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995 : 40.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kerlinger, teori merupakan himpunan konstruk konsep, yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dan menjabarkan relasi diantara
variable untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Rakhmat, 2004 : 6. Dengan adanya kerangka teori akan membantu peneliti dalam menentukan tujuan
dan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi dan komunikasi efektif 2. Komunikasi kelompok
3. Sosialisasi program ASEAN goes to school 4. Opini publik
5. Teori S-O-R
I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi
dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya hubungan social. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare
yang berarti “membuat sama” to make common. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari
Universitas Sumatera Utara
kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Wiryanto,2004:5
Harold laswell dalam karyanya Strukture and Function of Communication in Society Effendy, 2000:10, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. who says what in which channel to whom and with what effect. Jadi unsur-unsur
yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima, yaitu: 1. Komunikator communicator, source, sender
2. Pesan Message 3. Media channel, media
4. Komunikan communicant,communicate,receiver, recipient 5. Efek Effect, impact, influence
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, keragu-raguan, kekawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan,
dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi adalah:
- Sender komunikator, yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
- Encoding penyandian, yaitu proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. - Message pesan, merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan
oleh komunikator.
Universitas Sumatera Utara
- Media Saluran, yaitu tempat berlalunya pesan dari komunikator ke komunikan - Decoding pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna
pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. - Receiver, yakni komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
- Response tanggapan, yaitu seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
- Feedback umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
- Noise, yaitu gangguan yang tidak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh komunikator harus bertauan
dengan proses pengawasandian oleh komunikan. Wilbur Schramm melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang
pengalaman Field of experience komunikator dengan bidang pengalaman komunikan, akan semakin efektif pesan yang dikomunikasikan. Komunikator akan dapat menyandi
dan komunikan akan dapat mengawasandi hanya dalam istilah- istilah pengalaman yang dimiliki masing-masing.
Dalam teori komunikasi dikenal istilah empathy, yang berarti kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan orang lain. Jadi, meskipun antara komunikator
dengan komunikan terdapat perbedaan dalam kedudukan, jenis pekerjaan, agama, suku, bangsa, tingkat pendidikan, ideologi, dan lain-lain, jika komunikator bersikap empatik,
Universitas Sumatera Utara
komunikasi tidak akan gagal. Komunikasi efektif harus direncanakan dengan memperhatikan situasi, waktu, tempat dan pendengarnya. Effendy, 2000:18
I.5.2 Komunikasi Kelompok
Berbeda dengan fenomena sosial lainya, komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan manusia yang berlangsung terus menerus secara sinambung. Demikian
juga dengan komunikasi yang dilakukan dalam mensosialisasikan Program ASEAN oleh Duta mudanya kepada siswai sekolah termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi
kelompok. Komunikasi kelompok group communication berarti komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak.
Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil small group
communication, jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar large group communication.
Berikut, beberapa karakteristik yang membedakan kelompok kecil dengan kelompok besar:
1. Komunikasi kelompok kecil Komunikasi kelompok kecil smallmicro group communication adalah
komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada
benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan
Universitas Sumatera Utara
lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
2. Komunikasi kelompok besar Komunikasi kelompok besar largemacro group communication adalah
komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan dan prosesnya berlangsung secara linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok
besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya. contohnya rapat raksasa di sebuah lapangan. Effendy,1993 : 75-79
Program sosialisasi ASEAN goes to school yang dilakukan oleh Duta muda ASEAN kepada siswai termasuk kedalam komunikasi kelompok kecil. Hal ini
dikarenakan program ini berlangsung secara dialogis, tidak linear melainkan sirkular. Umpan balik secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa
bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya. Sosialisasi program ini dilakukan di dalam ruangan kelas ataupun aula dari sekolah-
sekolah tersebut. Komunikasi itu dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan informasi
kepada kelompok mengenai suatu program secara selektif, atau mengurangi kesimpangsiuran informasi. Efektivitas kelompok dapat dilihat dari aspek produktivitas
moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari semangat dan sikap
para anggotanya dalam mencapai tujuan pribadinya. Wiryanto, 2004 : 50
Universitas Sumatera Utara
I .5.3 Sosialisasi Program ASEAN Goes To School
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: Sosialisasi primer dalam keluarga dan sosialisasi sekunder dalam masyarakat. Menurut goffman kedua proses
tersebut berlangsung dalam institusi social, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kondisi institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama,
terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara formal.
1. Sosialisasi Primer Peter L. Berger dan luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat keluarga. Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau
saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan
orang lain disekitar keluarganya. 2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi
seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. George Herbert Mead membedakan proses sosialisasi melalui tahap-tahap berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Tahap persiapan Preparatory stage. Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna. b. Tahap meniru Play stage
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran- peran yang dilakukan oleh orang dewasa, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang- orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana
anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti significant other.
c. Tahap Siap Bertindak Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat. Pada tahap ini lawan
berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang
berlaku diluar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku diluar keluarganya.
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif Generalized stage Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya. www.id.wikipedia.org
ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara ternyata masih kurang dikenal oleh masyarakat negara-negara anggotanya. Padahal, ASEAN telah
mencanangkan terbentuknya suatu ASEAN Community pada tahun 2015, dimana organisasi ini tidak lagi semata organisasi antar pemerintah, namun lebih merupakan
komunitas masyarakat ASEAN. Alasannya, untuk menjadi organisasi regional yang lebih kuat, dibutuhkan rasa memiliki dan keterlibatan dari masyarakat yang bersangkutan. Duta
Muda ASEAN Indonesia DMAI bertugas mensosialisasikan segala kegiatan-kegiatan yang dilakukannya selama masa tugasnya, termasuk memberikan informasi bagaimana
kiat untuk menjadi duta muda kepada siswai sekolah tersebut. Salah satu program DMAI untuk mensosialisasikan ASEAN kepada generasi muda yaitu melalui program ASEAN
goes to school. Kegiatan ini bertujuan untuk: - Memperkenalkan ASEAN sebagai community atau masyarakat
- Menumbuhkan rasa sebagai warga ASEAN we-feeling dan semangat ASEAN di kalangan generasi muda Indonesia
- Meningkatkan partisipasi aktif generasi muda di ASEAN Selain itu, kunjungan akan disertai pemberian informasi mengenai jaringan kegiatan
kepemudaan di ASEAN, termasuk dalam bentuk kesempatan mendapat beasiswa dan mengikuti pertukaran pemuda dan pelajar
www.dutamudaasean-indonesia.org .
Universitas Sumatera Utara
Seseorang dapat dikatakan komunikator yang baik apabila komunikator tersebut mempunyai kredibiltas atau kepribadian yaitu keahlian komunikator dan kepercayaan
kita kepada komunikator. Dan juga mempunyai atraksi atau daya tarik yaitu komunikator tersebut harus memiliki kesamaan dengan komunikannya dalam arti kesamaan dalam
tujuan dan bahasa yang digunakan oleh komunikator tersebut bisa dimengerti oleh komunikannya. Pada umumnya seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan
lebih efektif daripada komunikator yang tidak menarik. Effendy,1993 : 43-45 Proses komunikasi dikatakan berhasil jika mengikuti tahap-tahap komunikasi
seperti yang dikemukakan oleh Cultip dan Center yang disebut The 7c’ of Communication, yaitu : Credibility memulai komunikasi dengan membangun suatu
kepercayaan, Context komunikasi harus berkaitan dengan kehidupan keadaan sosial, Content pesan dan informasi yang diberikan kepada khalayak harus mempunyai arti dan
bermanfaat, clarity pesan komunikasi harus disusun dalam bahasa yang sederhana, kejelasan dari pesan haruslah diutamakan atau pesan tersebut didak akan dapat diterima
dengan baik oleh komunikan, continuity and consistency proses komunikasi adalah proses yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan-pengulangan, capability of
audience pertimbangan atas kemampuan dari komunikan untuk menyerap dan mencerna isi pesan, Channel media dan alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut agar bisa lebih mudah diterima. Dalam setiap kunjungan, DMAI akan memfasilitasi kegiatan : Pemutaran film ‘ASEAN Community 2015’, Pengenalan tentang
ASEAN dalam bentuk slide show power point dan mitra wicaranya beserta aktivitasnya dalam bentuk dialog dan simulasi, diskusi dan games interaktif bertema peran dan ruang
bagi generasi muda di ASEAN serta kontribusi generasi muda terhadap ASEAN
Universitas Sumatera Utara
lingkungan sekitar mereka, berbagi pengalaman bersama Duta Muda ASEAN-Indonesia Program pemuda di ASEAN, China, Kapal ASEAN, Praha, India, Korea, pembagian
selebaran informasi tentang ASEAN dan beasiswa bidang pendidikan Proposal ASEAN goes to school.
1.5.4 Opini Publik
Cultip dan Center mengemukakan bahwa opini suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda.
Clyde L.King mengatakan bahwa opini adalah suatu penilaian sosial mengenai suatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan oleh individu-
individu yang sadar rasional. Sastropoetra, 1990 : 35-53 Publik dapat didefinisikan sebagai sejumlah orang yang mempunyai minat,
kepentingan, atau kegemaran yang sama. Inti dari pendapat umum atau opini publik adalah diakuinya pendapat masyarakat. Pendapat umum diterima dan mampu
mempengaruhi kekuasaan dan kebijaksanaan sehingga apa yang dipikirkan masyarakat menjadi penting untuk diketahui. Ekspresi untuk menyatakan pendapat umum itu
berbeda-beda, kemajuan teknologi yang menentukan bagaimana pendapat itu harus disuarakan. Secara umum dikenal beberapa teknik ekspresi pendapat umum berturut-
turut: orator, cetakan, kerumunan, petisi, ruang diskusi, coffee house, gerakan revolusi, pemogokan, pemilihan umum, strawa pool pemungutan suara tidak resmi, surat kabar
modern, surat untuk pejabat public, perencanaan agenda, dan pooling. Eriyanto,1999 : 45
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kruger Reckles menyatakan bahwa opini publik adalah suatu pendapat hasil pertimbangan seseorang tentang sesuatu hal yang diterima sebagai pikiran publik.
Ada perubahan yang terjadi pada diri sikomunikan apabila opini tersebut hadir mengisi kehidupannya yaitu perubahan sikap, dan perubahan ini selalu terjadi pada siapa saja.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Jadi timbulnya opini adalah efek komunikasi
dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontroversial dan sejumlah orang sebagai pengekspresian sikap
Sikap memiliki tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan komponen konatif Azwar, 2003 : 23:
1. Komponen Kognitif Perubahan yang terjadi apabila perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,
atau dipersepsikan oleh khalayak dan perubahan ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,keterampilan, kepercayaan atau informasi dan pemahaman.
2. Komponen Afektif Perubahan yang terjadi apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak. Dan perubahan ini berkaitan dengan emosi seseorang yang berupa rasa senang, suka, dan juga puas.
3. Komponen Konatif Perubahan yang terjadi pada tindakan atau perilaku nyata dari khalayak yang
dapat diamati, bersangkutan dengan niat, upaya, tekad, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan .
Universitas Sumatera Utara
Menurut Irish dan Proto Susanto, 2001 : 91 menyatakan bahwa suatu pendapat harus dinyatakan terlebih dahulu agar dapat dinilai sebagai pendapat umum atau opini
publik. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang belum dinyatakan terlebih dahulu belum bisa disebut sebagai opini karena belum mengalami proses komunikasi, melainkan masih
merupakan sikap. Suatu pendapat akan menjadi suatu isu apabila mengandung unsur kemungkinan pro dan kontra suatu pendapat tentang suatu kejadian yang telah dan
dengan demikian ia akan menimbulkan pendapat baru yang menyenangkan atau tidak baginya.
Opini mencerminkan suatu pernyataan atau sikap dalam kata-kata. Suatu sikap dapat dinyatakan sebagai disposisi seseorang atau suatu kecenderungan untuk membalas
tindakan. Opini menyangkut pandangan pribadi seseorang dalam menghadapi isu yang terjadi disekitarnya. Timbulnya opini pada seseorang atau sejumlah orang disebabkan ia
atau mereka menerima suatu pesan dari komunikator. Mula- mula pesan yang diterima merupakan sikap saja tetapi kemudian mereka mengekspresikannya kepada orang lain,
terjadilah proses komunikasi yang diantara mereka ada yang pro dan kontra terhadap pesan tersebut.
Selanjutnya, Lonard W.Doob dan bukunya yang berjudul Social Psychology menyatakan bahwa opini adalah penjelmaan dan pertimbangan seseorang tenteng suatu
hal, kejadian atau pikiran yang telah diterima sebagai pikiran umum Sunarjo,1984 : 29. Opini mencerminkan suatu pernyataan atau sikap dalam kata-kata. Suatu sikap
dapat dinyatakan sebagai disposisi seseorang atau suatu kecenderungan untuk membalas tindakan. Opini menyangkut pandangan pribadi seseorag dalam menghadapi suatu isu
yang terjadi di sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
Opini sebagai opini pribadi memiliki karakteristik tertentu: 1. Mempunyai isi, artinya opini tersebut berhubungan dengan sesuatu
2. Arah percaya atau tidak percaya, setuju atau tidak setuju dan sebagainya 3. Memiliki intensitas kuat, moderat, atau lemah
Selama opini itu merupakan opini seseorang individu opini tidak akan menimbulkan permasalahan. Demikian juga bila opini itu merupakan opini pribadi
Privaat Opinion. Permasalahan akan timbul apabila opini itu menjadi opini publik public opinion yang menyangkut orang banyak karena berkaitan dengan kepentingan
orang banyak.
I .5.5 Teori S-O-R
Teori S-O-R Stimulus-Organisme-Respon beranggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula. Jadi efek yang
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Menurut Effendy 2000, dalam model ini terdapat tiga unsur penting yaitu: a. Pesan stimulus, pesan yang dimaksud disini adalah Program ASEAN Goes To
School yang di adakan di empat sekolah di medan pada tangal 22 februari 2008 dan 23 februari 2008.
b. Komunikan Organisme, yang menjadi sasaran penelitian ini yaitu siswa-siswi SMPN 1,SMK 10, SMAN 4, dan SMA Al’azhar.
c. Efek atau respon, respon yang dimaksud adalah opini terhadap acara ini. Tetapi tidak sampai merubah sikap pada komunikan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek ‘how’ bukan ‘what’ atau ‘why’. jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude
bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap yang berubah hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis dan Kelly dalam Effendy,2000: 224 - 225, menyatakan bahwa dalam menelaah sikap ada tiga variabel
penting, yaitu: Perhatian, Pengertian, Penerimaan. Menurut Effendy teori S-0-R dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Teori S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung kepada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin diterima atau ditolak. Kombinasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Stimulus Organisme:
- Perhatian
- Pengertian
-
Penerimaan
Respon
Universitas Sumatera Utara
I. 6 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil peneltian yang dicapai dapat mengantar
peneliti pada rumusan hipotesa Nawawi,1995 : 40. Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya, kerangka konsep
yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas X
Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain, yang pada
gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variable terikat. Tanpa variable ini maka variable berubah sehingga akan muncul menjadi variable terikat yang berbeda atau
yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul Nawawi,1995 : 56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program “ASEAN goes to school”.
b. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau
muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas. Ada atau munculnya variable ini adalah karena adanya variable lain Nawawi,1995 : 57. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah “opini siswai”. c. Variabel Antara Z
Variabel antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variable bebas Nawawi,1995 : 58. Variabel
antara pada penelitian ini adalah karakteristik siswai dari sekolah-sekolah yang
Universitas Sumatera Utara
menerima program ASEAN Goes to school, yaitu siswa-siswa dari sekolah SMPN1, SMAN4, SMK 10 dan SMA Al’azhar Medan.
I.7 Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sabagai berikut:
Gambar 1.2 Model Teoritis
±
Variabel Bebas X
Program ASEAN
goes to
school. Variabel Terikat Y
Opini siswai
Variabel Antara Z
Karakteristik Responden
Universitas Sumatera Utara
I.8 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat operasional variable yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai
berikut:
Tabel I.1 Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas X Program ASEAN goes to
school. 1. Komunikator
a. Kredibilitas source credibility - Kepercayaan
- Keahlian - Kecerdasan
b. Atraksi daya tarik source attractiveness -
Kesamaan -
Bahasa yang digunakan -
Penampilan 2. Message pesan
a. Credibility b. Context
c. Content d. Clarity
e. Continuity and Consistency f.
Capability of audience g. Channel
Variabel Terikat Y Opini siswai sekolah
1. Kognitif -
Pengetahuan -
informasi - pemahaman
2. Afektif -
senang -
suka -
puas 3. Konatif
- keinginan niat
- upaya
- tekad
- usaha
Variabel Antara Z Karakteristik Responden
1. Asal sekolah 2. Usia
3. Jenis kelamin 4. Jenjang kelas Siswa
Universitas Sumatera Utara
I.9 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah
suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama Singarimbun, 2006 : 46.
Definisi operasional dari penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas Program ASEAN Goes To School terdiri dari:
1. Komunikator, merupakan individu yang membawakan program acara ASEAN
goes to school.
a. Kredibilitas, merupakan seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator
- Dapat dipercaya, merupakan suatu sifat dan harus dimiliki oleh seorang komunikator.
- Keahlian, merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang komunikator
- Kecerdasan, merupakan tingkat intelegensia yang dimiliki oleh seorang komunikator
b. Atraksi - Kesamaan, dalam arti persamaan kepercayaan, sikap, dan maksud antara
komunikator dengan komunikan. - Bahasa yang digunakan, dalam arti komunikan mengerti apa yang
disampaikan oleh komunikator.
Universitas Sumatera Utara
- Penampilan, merupakan apa yang dilihat komunikan pada diri komunikator, mengenai gaya busana pakaian, aksesoris, tat arias, dan lain-lain.
2. Message Pesan a. Credibility: Nilai kepercayaan khalayak terhadap pesan yang disampaikan.
b. Context: Pesan yang disampaikan berdasarkan konteks kehidupan nyata. c. Content: manfaat isi pesan dalam kehidupan
d. Clarity: Kejelasan bahasa yang digunakan. e. Continuity and consistency: ada atau tidaknya kesimbungan pesan tersebut
kepada komunikan. f.
Capability of audience: pertimbangan akan kemampuan komunikan untuk menyerap imformasi pesan tersebut.
g. Channel: Media alat bantu apa saja yang di gunakan saat program ini dijalankan, yang dimaksudkan agar pendengar dapat lebih mudah mengerti isi pesan tersebut.
- Pemutaran film tentang ASEAN, apakah film yang diputar menarik dan dapat dimengerti.
- Slide show power point - Selebaran yang dibagikan
- Diskusi dan games interaktif
2. Variabel Terikat Opini siswai, terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Kognitif, meliputi aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yag diketahui manusia. meliputi pengetahuan dan pemahaman siswa akan isi pesan yang
disampaikan. b. Afektif, yaitu proses pembentukan dan perubahan sikap masyarakat. meliputi
perasaan senang atau tidak, suka atau tidak, puas atau tidak dengan keseluruhan program yang diadakan oleh ASEAN.
c. Konatif, yaitu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Meliputi keinginan keinginan niat, upaya, tekad, usaha yang dilakukan siswa untuk
merespon acara ASEAN yang diadakan disekolah mereka. 3. Variabel Antara Karakteristik Responden, terdiri dari:
a. Asal sekolah: sekolah asal siswai tersebut berdasarkan dari empat sekolah yang mengikuti program tersebut.
b. Usia dari responden c. Jenis Kelamin: yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita.
d. Jenjang kelas siswa: tingkat kelas responden saat mengisi kuesioner kelas 1, kelas 2, atau kelas 3
I.10 Hipotesa