komunikasi tidak akan gagal. Komunikasi efektif harus direncanakan dengan memperhatikan situasi, waktu, tempat dan pendengarnya. Effendy, 2000:18
I.5.2 Komunikasi Kelompok
Berbeda dengan fenomena sosial lainya, komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan manusia yang berlangsung terus menerus secara sinambung. Demikian
juga dengan komunikasi yang dilakukan dalam mensosialisasikan Program ASEAN oleh Duta mudanya kepada siswai sekolah termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi
kelompok. Komunikasi kelompok group communication berarti komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak.
Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil small group
communication, jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar large group communication.
Berikut, beberapa karakteristik yang membedakan kelompok kecil dengan kelompok besar:
1. Komunikasi kelompok kecil Komunikasi kelompok kecil smallmicro group communication adalah
komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada
benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan
Universitas Sumatera Utara
lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
2. Komunikasi kelompok besar Komunikasi kelompok besar largemacro group communication adalah
komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan dan prosesnya berlangsung secara linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok
besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya. contohnya rapat raksasa di sebuah lapangan. Effendy,1993 : 75-79
Program sosialisasi ASEAN goes to school yang dilakukan oleh Duta muda ASEAN kepada siswai termasuk kedalam komunikasi kelompok kecil. Hal ini
dikarenakan program ini berlangsung secara dialogis, tidak linear melainkan sirkular. Umpan balik secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa
bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya. Sosialisasi program ini dilakukan di dalam ruangan kelas ataupun aula dari sekolah-
sekolah tersebut. Komunikasi itu dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan informasi
kepada kelompok mengenai suatu program secara selektif, atau mengurangi kesimpangsiuran informasi. Efektivitas kelompok dapat dilihat dari aspek produktivitas
moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari semangat dan sikap
para anggotanya dalam mencapai tujuan pribadinya. Wiryanto, 2004 : 50
Universitas Sumatera Utara
I .5.3 Sosialisasi Program ASEAN Goes To School
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: Sosialisasi primer dalam keluarga dan sosialisasi sekunder dalam masyarakat. Menurut goffman kedua proses
tersebut berlangsung dalam institusi social, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kondisi institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama,
terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara formal.
1. Sosialisasi Primer Peter L. Berger dan luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat keluarga. Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau
saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan
orang lain disekitar keluarganya. 2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi
seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. George Herbert Mead membedakan proses sosialisasi melalui tahap-tahap berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Tahap persiapan Preparatory stage. Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna. b. Tahap meniru Play stage
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran- peran yang dilakukan oleh orang dewasa, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang- orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana
anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti significant other.
c. Tahap Siap Bertindak Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat. Pada tahap ini lawan
berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang
berlaku diluar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku diluar keluarganya.
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif Generalized stage Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya. www.id.wikipedia.org
ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara ternyata masih kurang dikenal oleh masyarakat negara-negara anggotanya. Padahal, ASEAN telah
mencanangkan terbentuknya suatu ASEAN Community pada tahun 2015, dimana organisasi ini tidak lagi semata organisasi antar pemerintah, namun lebih merupakan
komunitas masyarakat ASEAN. Alasannya, untuk menjadi organisasi regional yang lebih kuat, dibutuhkan rasa memiliki dan keterlibatan dari masyarakat yang bersangkutan. Duta
Muda ASEAN Indonesia DMAI bertugas mensosialisasikan segala kegiatan-kegiatan yang dilakukannya selama masa tugasnya, termasuk memberikan informasi bagaimana
kiat untuk menjadi duta muda kepada siswai sekolah tersebut. Salah satu program DMAI untuk mensosialisasikan ASEAN kepada generasi muda yaitu melalui program ASEAN
goes to school. Kegiatan ini bertujuan untuk: - Memperkenalkan ASEAN sebagai community atau masyarakat
- Menumbuhkan rasa sebagai warga ASEAN we-feeling dan semangat ASEAN di kalangan generasi muda Indonesia
- Meningkatkan partisipasi aktif generasi muda di ASEAN Selain itu, kunjungan akan disertai pemberian informasi mengenai jaringan kegiatan
kepemudaan di ASEAN, termasuk dalam bentuk kesempatan mendapat beasiswa dan mengikuti pertukaran pemuda dan pelajar
www.dutamudaasean-indonesia.org .
Universitas Sumatera Utara
Seseorang dapat dikatakan komunikator yang baik apabila komunikator tersebut mempunyai kredibiltas atau kepribadian yaitu keahlian komunikator dan kepercayaan
kita kepada komunikator. Dan juga mempunyai atraksi atau daya tarik yaitu komunikator tersebut harus memiliki kesamaan dengan komunikannya dalam arti kesamaan dalam
tujuan dan bahasa yang digunakan oleh komunikator tersebut bisa dimengerti oleh komunikannya. Pada umumnya seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan
lebih efektif daripada komunikator yang tidak menarik. Effendy,1993 : 43-45 Proses komunikasi dikatakan berhasil jika mengikuti tahap-tahap komunikasi
seperti yang dikemukakan oleh Cultip dan Center yang disebut The 7c’ of Communication, yaitu : Credibility memulai komunikasi dengan membangun suatu
kepercayaan, Context komunikasi harus berkaitan dengan kehidupan keadaan sosial, Content pesan dan informasi yang diberikan kepada khalayak harus mempunyai arti dan
bermanfaat, clarity pesan komunikasi harus disusun dalam bahasa yang sederhana, kejelasan dari pesan haruslah diutamakan atau pesan tersebut didak akan dapat diterima
dengan baik oleh komunikan, continuity and consistency proses komunikasi adalah proses yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan-pengulangan, capability of
audience pertimbangan atas kemampuan dari komunikan untuk menyerap dan mencerna isi pesan, Channel media dan alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut agar bisa lebih mudah diterima. Dalam setiap kunjungan, DMAI akan memfasilitasi kegiatan : Pemutaran film ‘ASEAN Community 2015’, Pengenalan tentang
ASEAN dalam bentuk slide show power point dan mitra wicaranya beserta aktivitasnya dalam bentuk dialog dan simulasi, diskusi dan games interaktif bertema peran dan ruang
bagi generasi muda di ASEAN serta kontribusi generasi muda terhadap ASEAN
Universitas Sumatera Utara
lingkungan sekitar mereka, berbagi pengalaman bersama Duta Muda ASEAN-Indonesia Program pemuda di ASEAN, China, Kapal ASEAN, Praha, India, Korea, pembagian
selebaran informasi tentang ASEAN dan beasiswa bidang pendidikan Proposal ASEAN goes to school.
1.5.4 Opini Publik