Efektivitas Program Off Air AS Goes To School dan Citra Perusahaan” (Studi Korelasional tentang Program Off Air AS Goes To School Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha di kalangan Siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan).

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM OFF AIR AS GOES TO SCHOOL DAN CITRA PERUSAHAAN

(Studi Korelasional tentang Program Off Air AS Goes To School Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha di

kalangan Siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh Liya Zadora Siregar

040904019

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Efektivitas Program Off Air AS Goes To School Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Tentang Program Off Air As Goes To School Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha di Kalangan Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara efektivitas program Off Air AS Goes To School terhadap peningkatan citra perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara motivasi konsumsi terhadap musik di radio dengan pemenuhan kebutuhan informasinya dikalangan mahasiswa USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Medan tahun ajaran 2007-2008 dari kelas X, XI, XII yang berjumlah 1596 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 94 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified

Random Sampling, dan Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan

(Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 15. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,290, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan)

kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara program Off Air AS Goes To School dengan peningkatan citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan aplikasi SPSS 15 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas program Off Air AS Goes To School terhadap peningkatan citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha dikalangan siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur bagi Allah SWT yang mana atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Program Off Air AS Goes To School dan Citra Perusahaan” (Studi Korelasional tentang Program Off Air AS Goes To School Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha di kalangan Siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan).

Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini merupakan hasil terbaik yang telah dilakukan penulis selama di bangku perkuliahan. Dengan penuh kerja keras dan pengorbanan serta harapan, skripsi ini diselesaikan. Penulis menyadari masih ada kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka dan ikhlas penulis menerima kritik, saran dan masukan positif dari pembaca yang nantinya akan berguna di hari yang akan datang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, bimbingan serta motivasi dari banyak pihak. Pertama sekali penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada kedua orangtua penulis yang merupakan panutan terbesar bagi penulis, kepada Bapak (Alm) Drs. H. Muhammad Idris Siregar, MBA dan Mama Dra. Hj. Ina Zahrina yang selalu mendoakan penulis, memeberikan dukungan moril dan materil, bimbingan, nasehat, perhatian, motivasi, cinta dan kasih sayangnya. Dan penulis berharap penulis bisa membalas semua yang telah mereka berikan kepada penulis dan dapat membahagiakan serta mewujudkan keinginan Bapak dan Mama nantinya. Untuk kakak penulis tercinta Liza Marissa Siregar, SE yang telah memberikan arahan, motivasi, marah-marah yang berguna untuk menjadi lebih baik lagi. Abang ipar penulis Syamsul Bahri, SP terimakasih atas dukungan dan bantuan yang begitu besar selama ini. Adik penulis Zola Sondra Siregar, yang telah memberikan canda dan tawa juga masukan-masukan yang baik untuk penulis. Jibryl Athallah Idris, keponakan penulis yang telah memberikan kelucuannya untuk penulis sehingga menjadi


(4)

bersemangat kembali. Keluarga besar (Alm) Muhammad Ishaq dan keluarga besar (Alm) H. Paringgonan Siregar, terimakasih atas doa, dukungan dan kasih sayang selama ini.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Drs. Amir Purba, MA, selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Drs. Hendra Harahap, M.Si, selaku dosen pembimbing dan dosen

wali penulis yang telah banyak membantu, membimbing, meluangkan waktu, masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak/Ibu dosen Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan dosen FISIP USU pada umumnya yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan. 6. Kak Cut, kak Ros dan Maya yang banyak membantu penulis dalam

proses administrasi dan informasi.

7. Teman-teman Ilmu Komunikasi stambuk 2004, terimakasih atas kebersamaannya.

8. Buat teman-teman penulis yang sudah mau menjadi guru privat selama ini, Atina Mardathilla, S.Sos (yang selalu membantu dan meminjamkan bukunya), Rotua Nuraini Tampubolon, S.Sos (yang selalu meluangkan waktunya untuk mengajari penulis), Tapi Tenera Sari Siregar, S.Sos (yang selalu memberikan semangat dan canda tawa kepada penulis).


(5)

9. Mirvan Ariza Siregar, SH., terimakasih untuk sindiran-sindiran yang membangun dan bantuan yang telah diberikan selama pembuatan skripsi ini.

10. Rangga Novio Purba, Arief Marizki Purba, Afriyanti Eka Sari, Nadya Chairinal, Indra Adyatya Pranata, Mei Risha Ashnita, Melisarani, Siti Fany Rahmarini, teman-teman penulis dari semester satu terimakasih atas persahabatan kita selama ini.

11. Michiko Loebis, Maria Dessy, Yogi Prasetyo, terimakasih untuk bantuannya dan kebersamaan kita dalam menyelesaikan skripsi. 12. Wahyu Iman S. Sinulingga, terimakasih atas dukungan, motivasi,

persahabatan sehingga penulis selalu semangat mengerjakan skripsi ini.

13. Keluarga besar Prambors Radio, bang David, bang Donald, Ayu, Reni, Mbun, Herry, Rendie, Kathy dan keluarga besar Radio Delta. 14. Kepada teman-teman yang membantu yang tidak disebutkan

penulis satu per satu.

Penulis juga menghaturkan maaf atas semua kesalahan dan kekurangan yang telah penulis buat selama penulisan skripsi ini, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Akhir kata penulis mengharapkan semoga saja skripsi ini berguna bagi orang yang membacanya.

Medan, September 2009 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang 1

I.2. Perumusan Masalah 7

I.3. Pembatasan Masalah 7

I.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

I.4.1. Tujuan Penelitian 7

I.4.2. Manfaat Penelitian 8

I.5. Kerangka Teori 8

I.6. Kerangka Konsep 15

I.7. Model Teoritis 15

I.8. Variabel Operasional 16

I.9. Defenisi Variabel Operasional 17

BAB II LANDASAN TEORITIS II.1. Komunikasi

II.1.1. Pengertian Komunikasi 19

II.1.2. Proses Komunikasi 20

II.1.3. Klasifikasi Komunikasi 20

II.1.4. Karakteristik Komunikasi 21

II.2. Komunikasi Massa

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa 21 II.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa 22

II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa 25

II.3. Media Massa

II.3.1. Pengertian Media Massa 26

II.3.2. Karakteristik Media Massa 27

II.3.3. Fungsi Media Massa 28

II.3.4. Dampak Sosial Media Massa 29


(7)

II.5. Persepsi

II.5.1. Pengertian Persepsi 32

II.5.2. Proses Persepsi 34

II.5.3. Persepsi Sosial 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metode Penelitian 38

III.2. Lokasi Penelitian 38

III.3. Populasi dan Sampel 39

III.4. Teknik Penarikan Sampel 40

III.5. Teknik Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Pengumpulan Data ` III.5.1. Teknik Pengumpulan Data 41

III.5.2. Pelaksanaan Pengumpulan Data 42 III.6. Teknik Analisis Data dan Teknik Pengolahan Data 43

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisa Tabel Tunggal 45

IV.1.1. Karakteristik Responden 45

IV.1.2. Blackberry Habits 47

IV.1.3. Persepsi Karyawan Terhadap Fenomena Blackberry 53 IV.2. Pembahasan

80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan 87

V.2. Saran 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model S-O-R 14

Gambar 2 Model Teoritis 16

Gambar 3 Variabel Psikologis di Antara Rangsangan 34 dan Tanggapan


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Variabel Operasional 16

Tabel 2 Usia Responden 45

Tabel 3 Jenis Kelamin Responden 45

Tabel 4 Tingkat Pendapatan Responden 46

Tabel 5 Pengguna Blackberry 47

Tabel 6 Ketertarikan akan Kehadiran Blackberry 47 Tabel 7 Ketertarikan untuk Memiliki Blackberry 48 Tabel 8 Pemahaman Blackberry sebagai Smartphone 48 Tabel 9 Intensitas Memakai Blackberry 49 Tabel 10 Waktu Menggunakan Blackberry 50 Tabel 11 Tempat Menggunakan Blackberry 50

Tabel 12 Kegunaan Blackberry 51

Tabel 13 Motivasi Menggunakan Blackberry 52 Tabel 14 Blackberry Pelopor Smartphone 53 Tabel 15 Blackberry Perangkat Telekomunikasi 54 Tabel 16 Blackberry Mempunyai Bentuk yang Stylish 54 Tabel 17 Blackberry Mempunyai Bentuk yang Modern 55 Tabel 18 Harga Blackberry Sangat Mahal 55 Tabel 19 Blackberry dapat Mengakses Data Dimana Saja 56 Tabel 20 Blackberry Memungkinkan untuk Mengobrol 57 Tabel 21 Blackberry Dapat Meng-update Berita Terkini 58 Tabel 22 Microsoft Office dan PDF Blackberry Cukup Bermanfaat 59

Tabel 23 Blackberry Messenger Menghubungkan kepada 59 Pengguna Lain

Tabel 24 Blackberry Dapat Mencari Alamat Seseorang 60 Tabel 25 Blackberry sebagai Penunjuk Jalan Daerah Tertentu 61 Tabel 26 Blackberry Dapat Mencari Buku atau Pengarang Tertentu 62

Tabel 27 Blackberry Memudahkan Jari Saat Mengetik 63 Tabel 28 Tanpa Koneksi Blackberry Hanya Telepon 64


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian 2. Surat Ijin Penelitian 3. Tabel Foltron Cobol

4. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 5. Biodata


(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Efektivitas Program Off Air AS Goes To School Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Tentang Program Off Air As Goes To School Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha di Kalangan Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara efektivitas program Off Air AS Goes To School terhadap peningkatan citra perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara motivasi konsumsi terhadap musik di radio dengan pemenuhan kebutuhan informasinya dikalangan mahasiswa USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Medan tahun ajaran 2007-2008 dari kelas X, XI, XII yang berjumlah 1596 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 94 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified

Random Sampling, dan Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan

(Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 15. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,290, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan)

kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara program Off Air AS Goes To School dengan peningkatan citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan aplikasi SPSS 15 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas program Off Air AS Goes To School terhadap peningkatan citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha dikalangan siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Belakang Masalah

Hiburan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang utama pada saat ini. Hal ini disebabkan karena gaya hidup, tingkat stres yang tinggi dan masih banyak lainnya. Bukan hanya kalangan tertentu saja yang membutuhkan hiburan tersebut tetapi saat ini semua kalangan membutuhkannya. Salah satu hiburan yang bisa dinikmati siapa pun, kapan pun dan dimana pun adalah radio. Radio dapat menjadi sumber hiburan bagi semua orang karena itu saat ini semakin banyak perusahaan radio mulai berkembang. Semakin banyak perusahaan radio, semakin tinggi persaingan antara perusahaan radio yang satu dengan perusahaan radio yang lainnya.

Globalisasi menuntut adanya perbaikan dan perubahan yang signifikan dari setiap perusahaan, hal ini tentunya membuat pemicu bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan. Itu sebabnya peranan setiap karyawannya menjadi begitu penting karena saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Untuk mewujudkan keberhasilan dalam perusahaan, setiap karyawan harus bekerja dengan baik. Karyawan suatu perusahaan seperti Radio misalnya, harus menumbuhkan kepercayaan terhadap konsumen mereka untuk selalu setia mendengarkan radio mereka. Salah satu radio dari sekian banyak radio yang ada di kota Medan yaitu PT. Radio Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors


(13)

memiliki staff promosi yang berupaya meningkatkan citra yang baik terhadap perusahaan dimata konsumen.

Radio Prambors adalah sebuah radio berkembang yang melebarkan jaringannya di beberapa kota yaitu Jakarta, Semarang, Solo, Makasar, Bandung, Yogyakarta dan Medan. Untuk kota Medan sendiri, radio Prambors masih tergolong radio baru yang masih mencari pendengar setia dengan berbagai tawaran acara yang cukup menarik untuk segmen radio Prambors sendiri.

Program off air menjadi kebutuhan dengan tujuan untuk memperkenalkan suatu perusahaan radio kepada khalayak atau pendengar. Dengan adanya program

off air, pendengar menjadi lebih mengenal radio tersebut dan membuat pendengar

menjadi setia terhadap radio tersebut sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan dari radio Prambors sendiri. Dengan menyelenggarakan program off

air Radio Prambors mengajak pendengarnya atau biasa disebut dengan kawula

muda bisa lebih mengenal Prambors dan Wadyabala Prambors dengan segala kegiatannya. Acara off air yang dilaksanakan Prambors bertujuan untuk mendekatkan Prambors sendiri ke pendengar yang segmented, dengan kata lain pendengar yang termasuk dalam kategori kawula muda Prambors.

Salah satu program staf promo itu adalah acara “As Goes to School”. Acara “As Goes to School” menjadi acara yang paling tepat untuk mengisi program off air Prambors karena acara ini mengajak dan mengikutsertakan kawula muda yang masih duduk di bangku sekolah SMP dan SMA untuk ikut berpartisipasi. Karena di acara ini, tim off air dari Prambors akan mendatangi sekolah-sekolah terpilih untuk dijadikan tempat mengadakan acara off air ini.


(14)

Program ini bekerjasama dengan salah satu merek kartu seluler, Telkomsel, yang memiliki produk yaitu Kartu As. Kartu yang pada saat ini banyak digunakan oleh kawula muda di kategori SMP dan SMA. Maka terciptalah program off air yang diadakan oleh Radio Prambors bekerjasama dengan Telkomsel yaitu “As Goes to School”.

“AS GOES TO SCHOOL” adalah program kerjasama antara Telkomsel,

Prambors FM dan institusi sekolah yang bertujuan untuk mendukung dan mengakomodir aktivitas siswa dengan memberikan keuntungan tidak hanya untuk siswa sendiri namun juga untuk institusi sekolah.

Untuk Sekolah, pertama memberikan keuntungan bagi siswa, guru, dan orang tua yang tergabung dalam komunitas sekolah untuk dapat berkomunikasi dengan tarif yang lebih hemat. Kedua, mendukung kegiatan sekolah melalui sponsorship. Ketiga, memberikan informasi kepada komunitas sekolah mengenai industri telekomunikasi dan trend teknologi.

Untuk TELKOMSEL, pertama meningkatkan tingkat penetrasi Kartu As khususnya dari segmen pelajar. Kedua, meningkatkan Kartu As brand awareness level dan menciptakan value proposition. Ketiga, meningkatkan jumlah customer dan menjaga Customer Loyal. Keempat, mendapatkan revenue.

Dengan diadakannya program ini,dapat menimbulkan awareness terhadap kawula muda, tentang KARTU AS. Untuk mensosialisasikan produk Telkomsel ke kawula muda, khususnya Siswa siswi tentang KARTU AS. Memberikan

reward kepada siswa/i yang telah memiliki komunitas As minimal 5 orang dalam


(15)

Sekaligus memberikan citra positif untuk Radio Prambors sendiri dan meningkatkan kepekaan siswa/i SMA Negeri 1 Medan akan Radio Prambors itu sendiri. Disinilah peran seorang staff promo diperlukan untuk mengajak klien bekerja sama sehingga mendapatkan keuntungan bersama. SMA Negeri 1 Medan dipilih karena berdasarkan observasi si peneliti sekolah ini ternyata lebih antusias terhadap acara-acara yang diadakan oleh radio Prambors. Pendengar radio Prambors juga lebih banyak terdapat di SMA Negeri 1 Medan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “sejauhmanakah efektivitas program Off Air AS Goes to School berpengaruh terhadap peningkatan citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha?”.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : “Sejauhmanakah efektivitas program Off Air AS Goes to School PT. Swara Kencana Yudha berpengaruh terhadap peningkatan citra perusahaan dikalangan siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, mama penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:


(16)

1) Penelitian ini dibatasi hanya terhadap program staf promo PT. Radio Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors di Medan yaitu program acara AS Goes to School periode bulan Maret 2008.

2) Tanggapan siswa-siswi terhadap program staf promo PT. Radio Swara Kencana Yudha.

3) Objek penelitian ini adalah siswa-siswi sekolah SMA Negeri 1 Medan kelas X, XI dan XII tahun ajaran 2007 - 2008 yang pernah mengikuti program acara Off Air tersebut.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui isi materi program acara Off Air “AS Goes to School”. 2) Untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa-siswi SMA Negeri 1

Medan tentang program acara Off Air “AS Goes to School”.

3) Untuk mengetahui citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha dimata siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan.

4) Untuk mengetahui pngaruh program acara Off Air “AS Goes to School” terhadap peningkatan citra di SMA Negeri 1 Medan.

I.4.2 Manfaat Penelitian

1) Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai Public Relations.

2) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dan


(17)

menjadi wadah memperluas cakrawala pengetahuan mengenai program-program Public Relations khususnya di PT. Radio Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors Medan.

3) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak – pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.

I.5 Kerangka Teori

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Rasa ingin tahu memaksa manusia untuk berkomunikasi, selama manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Komunikasi digunakan sebagai jembatan yang menghubungkan manusia yang satu dengan yang lainnya (Effendy, 1993:27).

Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (Effendy, 1990:10). Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang. Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat atau prilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif. Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (Public attitude). Mengetahui bagaimana komunikasi bekerja sehingga komunikasi tersebut berjalan dengan baik menjadi sangat penting.


(18)

Salah satu cara yang efektif untuk membuat komunikasi berhasil adalah ”kenalilah khalayakmu”. Ini berarti kita harus mengetahui dulu siapa yang menjadi khalayak sasaran dalam kegiatan komunikasi.

I.5.2 Public Relations

Istilah Public Relations pertama kali diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun 1906, dan Lee disebut sebagai bapak PR sedunia. Public Relations atau yang biasa disebut dengan Hubungan Masyarakat (HUMAS) merupakan sebagai alat perantara antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Sebagai publik, mereka berhak mengetahui rencana kebujaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana – rencana usaha suatu organisasi/ perusahaan berdasarkan keadaan, harapan – harapan, keinginan – keinginan publik sebagai sasarannya (Ruslan, 2002:16).

Pakar Humas / Public Relations dari negara maju mengadakan pertemuan pada bulan Agustus 1978 dengan mengeluarkan definisi Humas yang dinamakan

The Statement of Mexico, yang berbunyi : Praktik Public Relations adalah seni

dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi – konsekuensinya, menasehati para peminpin organisasi dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan – kegiatan yang melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum.

Edward L. Bernays mendefinisikan Public Relations merupakan sebuah profesi yang berkenaan dengan relasi – relasi sebuah unit dengan publik atau publik – publiknya yang merupakan relasi yang menjadi dasar berlangsungnya


(19)

kehidupan (Iriantara 2004:43). Tujuan aktivitas Public Relations yang dijalankan organisasi adalah membangun pemahaman publik terhadap organisasi sehingga dapat terbangun hubungan yang baik antara organisasi dengan publiknya dan terpelihara pulalah citra organisasi tersebut.

I.5.3 Eksternal Public Relations

Organisasi memiliki lingkungan di luar dirinya yang mempengaruhi organisasi tersebut, meski organisasi sedikit banyak turut juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Publik eksternal adalah publik yang berada di luar organisasi.

External Relations dari organisasi adalah Community Relations, Media/press relations, Goverment Relations, dan Customers. Community Relations atau

hubungan dengan khlayak sekitar organisasi atau perusahaan. Media/press

relations adalah hubungan dengan media massa atau pers yang dapat

mempengaruhi pemberitaan perusahaan atau kegiatan – kegiatan perusahaan.

Goverment relations maksudnya adalah hubungan dengan instansi – instansi

pemerintah, hubungan dengan instansi pemerintah dapat memperlancar organisasi dan perusahaan tersebut. Customers adalah pelanggan yang menggunakan jasa atau konsumen dari organisasi/perusahaan tersebut. Dapat memuaskan pelanggan merupakan salah satu target dari Public Relations.

Dalam membina hubungan dengan publik eksternal tersebut, setidaknya ada dua bentuk kegiatan Public Relations yang dilakukan, yakni kegiatan komunikasi dan nonkomunikasi. Kegiatan komunikasi tersebut biasanya berupa penyebaran informasi, pandangan organisasi terhadap suatu masalah, data atau fakta. Sedangkan kegiatan nonkomunikasi yang antara lain dilakukan dalam


(20)

community relations merupakan tindakan untuk memperbaiki kualitas hidup

komunitas atas peran serta organisasi, seperti membangun fasilitas publik, upaya pengembangan masyarakat (community development) dan kegiatan sosial (Iriantara 2004:109).

I.5.4 Teori S-O-R

Teori S-O-R atau Stimulus-Organism-Response merupakan teori yang berasal dari psikologi, namun kemudian menjadi teori komunikasi karena objek materialnya sama yaitu manusia. Teori ini menyatakan bahwa efek yang ditimbulkan merupakan reaksi khusus, sehingga seseorang (komunikator) dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Unsur-unsur SOR ini meliputi: Pesan (Stimulus), komunikan

(Organism) dan efek (response). Bila dikaitkan dengan efektifitas program acara Off Air “As Goes To School” dengan citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana

Yudha, maka hubungan dari teori SOR ini adalah sebagai berikut:

Stimulus : Program staf promo Radio Prambors (Program Off Air

“As Goes To School”).

Organisme : Siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan.

Respons : Efek yang ditimbulkan pada siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan melalui program Off Air “As Goes To School” terhadap peningkatan citra positif perusahaan.


(21)

I.5.5 Citra dan Citra Perusahaan

Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (Humas) atau Public

Relations (Ruslan 2002:74) . Citra inilah yang menjadi fokus utama seorang PR,

bagaimana menjaga dan meningkatkan citra atau image perusahaan menjadi agenda yang penting bagi seorang Humas (Soemirat 2004:112). Wujud dari citra ini dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya. Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respek) kesan-kesan baik dan menguntungkan terhadap citra perusahaan. Biasanya landasan citra itu berakar dari ”nilai-nilai kepercayaan” yang konkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu – individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra (image).

Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam

model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.

Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Empat komponen


(22)

persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Walter Lipman menyebut ini sebagai “picture in our head”.

Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang tersebut. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan sikap adalah kecendrungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap juga dapat diperteguh atau diubah. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu.


(23)

I.6 Kerangka Konsep

Agar konsep – konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun,1995:49). Adapun variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Merupakan sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 2001:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program

off air “As Goes To School” PT. Radio Swara Kencana Yudha atau Radio

Prambors Medan. 2. Variabel Terikat

Variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2002:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan.

I.7 Model Teoritis

Variabel – variabel ynag telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1.

Variabel bebas (X) Efektivitas Program off air

“As Goes To School” PT.

Radio Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors

Medan

Variabel terikat (Y) Citra perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors Medan bagi

siswa-siswi SMU Negeri 1 Medan


(24)

I.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang ada di atas, maka dibuat operasional variabel untuk membentik kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu :

Tabel 1. Variabel operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Efektifitas Program off air “As Goes To

School” PT. Radio Swara Kencana

Yudha atau Radio Prambors Medan.

1) Jenis Kegiatan Program 2) Tujuan Kegiatan Program 3) Lokasi Kegiatan Program

2. Varibel Terikat (Y) Citra perusahaan

1) Persepsi 2) Kognisi 3) Sikap

3. Karakteristik Responden 1) Jenis Kelamin 2) Kelas

I.9 Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.

Definisi Operasional dari penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Efektifitas Program off air “As Goes To School” PT. Radio Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors Medan) :

a. Jenis Kegiatan : Ragam kegiatan dari program yang


(25)

b. Tujuan Kegiatan : Target/ hal yang ingin dicapai oleh perusahaan ketika melaksanakan

suatu program kegiatan.

c. Lokasi Kegiatan : Daerah yang menjadi sasaran atau tujuan suatu kegiatan.

2. Variabel terikat (Citra Perusahaan PT. Radio Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors Medan bagi siswa-siswi SMU Negeri 1 Medan)

a. Persepsi : yakni hasil pengamatan terhadap

unsur lingkungan yang dikaitkan

dengan suatu proses pemaknaan.

b. Kognisi : yakni suatu keyakinan diri dari

individu terhadap stimulus.

c. Sikap : yakni kecendrungan bertindak,

berpersepsi, berpikir, dan merasa

dalam menghadapi objek, ide,

situasi, atau nilai.

3. Karakteristik Responden :

a. Jenis Kelamin : Jenis kelamin (Pria/Wanita) dari responden

b. Kelas : Kelas responden, kelas X, kelas XI,


(26)

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah generalisasi atau kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001:161). Hipotesis ini merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang akan kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada hubungan antara program Off Air “As Goes To School” radio Prambors dengan peningkatan citra perusahaan.

Ha : Terdapat hubungan antara program Off Air “As Goes To School” radio Prambors dengan peningkatan citra perusahaan


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. KOMUNIKASI

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia (Effendy, 2003:8). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002 :20).

Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu

communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama

arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003:30). Dari hal tersebut dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan maka komunikasi tidak akan terjadi.


(28)

Di antara para sosiolog, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat, yang menaruh perhatian terhadap perkembangan komunikasi adalah Carl I. yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat (Effendy, 2003 : 10). Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi proses penyampaian pesan, pembentukan kepercayaan, sikap, pendapat dan tingkah laku publik. Sedangkan menurut Wilbur Schramm seorang ahli linguistik, mengatakan communication berasal dari kata Latin “communis” yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suatu pihak, maka kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu (Amir Purba, 2006:30)

Lasswell menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran

Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi : komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 2003 : 253). Paradigma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Who (Siapa) : Komunikator ; orang yang menyampaikan pesan 2. Says What : Pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang 3. In Which Channel : Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan

yang disampaikan.


(29)

5. With What Effect : Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat

juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi

II.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjelasan komunikasi berdasarkan konteksnya :

1. Bidang Komunikasi

a) Komunikasi Sosial (social communication)

b) Komunikasi Organisasi/Manajemen (organizational/management

communication)

c) Komunikasi Bisnis (business communication) d) Komunikasi Politik (political communication)

e) Komunikasi Internasional (international communication) f) Komunikasi Antar budaya (intercultural communication) g) Komunikasi Pembangunan (development communication) h) Komunikasi Tradisional (tradisional communication) 2. Sifat Komunikasi

a) Komunikasi Verbal (verbal communication) 1. Komunikasi Lisan (oral communication) 2. Komunikasi Tulisan (written communication)


(30)

b) Komunikasi Nonverbal (nonverbal communication) 1. Komunikasi Kial (gestural/body communication) 2. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Lain-lain

c) Komunikasi Tatap Muka (face-to-face-communication) d) Komunikasi Bermedia (mediated communication) 3. Tatanan Komunikasi

a) Komunikasi Pribadi (personal communication)

1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) b) Komunikasi Kelompok (group communication)

1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) a. Ceramah

b. Forum

c. Simposium (symposium)

d. Diskusi panel (panel discussion) e. Seminar

f. Curahsaran (brainstorming) g. Lain-lain

2. Komunikasi Kelompok Besar (Large group communication/public

speaking)

c) Komunikasi Massa (mass communication)

1. Komunikasi Media Massa Cetak (printed mass media communication) a. Surat kabar (daily)


(31)

b. Majalah (magazine)

2. Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass media

communication)

a. Radio b. Televisi c. Film d. Lain-lain

d) Komunikasi Medio (medio communication) 1. Surat

2. Telepon 3. Pamflet 4. Poster 5. Spanduk

6. Lain-lain media yang tidak termasuk media massa 4. Tujuan Komunikasi

a) Mengubah sikap (to change the attitude)

b) Mengubah opini/pandangan/pendapat (to change the opinion) c) Mengubah perilaku (to change the behaviour)

d) Mengubah masyarakat (to change the society) 5. Fungsi Komunikasi

a) Menginformasikan (to inform) b) Mendidik (to educate)

c) Menghibur (to entertain) d) Mempengaruhi (to influence)


(32)

6. Teknik Komunikasi

a) Komunikasi informatif (informative communication) b) Komunikasi persuasif (persuasif communication) c) Komunikasi pervasif (pervasive communication) d) Komunikasi koersif (coersive communication) e) Komunikasi instruktif (instructive communication) f) Komunikasi manusiawi (human relations)

7. Metode Komunikasi

a) Jurnalisme/jurnalistik (journalism) b) Hubungan masyarakat (public relations) c) Periklanan (advertising)

d) Propaganda

e) Perang Urat syaraf (psychological warfare) f) Perpustakaan (library)

g) Lain-lain (Effendy 2003: 52-56)

II.2. PUBLIC RELATIONS

II.2.1. Sejarah dan Perkembangan Public Relations

Istilah public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke 20, namun gejalanya sudah tampak sejak abad-abad sebelumnya, bahkan sejak manusia masih primitif. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk dan mengintegrasikan khalayak selalu tamppak dalam kehidupan masyarakat sejak zaman dahulu.


(33)

Di zaman purbakala orang berhubungan dengan orang lain yang berjauhan tempatnya melalui tanda-tanda berupa asap api di atas gunung atau tabuh-tabuhan, tiada lain untuk menarik perhatian dari orang lain atas dasar memelihara hubungan baik dengan sesamanya. Prinsip public relations telah pula dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Romawi dengan dasar-dasar vox populi (suara rakyat) dan respublica (kepentingan umum) (Suhandang, 2004 :16).

Istilah Public Relations pertama kali diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun 1906. Gagasan Lee yang ditampilkan Lee saat itu adalah apa yang dinamakan olehnya Declarations of Principles yang memuat asas khalayak tidak dapat diabaikan oleh manajemen industri dan dianggap bodoh oleh pers (Effendy, 2003 : 106). Selain itu, ia berjanji akan menyediakan berbagai informasi yang cepat serta akurat khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan menyangkut kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui oleh segenap masyarakat. Hal ini kemudian menjadi salah satu fungsi utama dari kegiatan

Public Relations.

II. 2.2. Definisi Public Relations

Public relations terdiri dari dua buah kata yaitu Public dan Relations.

Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik, kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi public relations berarti hubungan-hubungan dengan publiknya. Istilah publik sukar di Indonesiakan, dan sampai sekarang belum ada terjemahan khusus serta baku. Adapun pengertian Public mengacu kepada sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula.


(34)

Banyak pakar telah mengemukakan pendapatnya tentang definisi dan pengertian public relations. Dalam definisi kerja (working definition) oleh International Public Relations Association (IPRA) terbitan Gold Paper Nomor 4 dengan judul A Model For Public Relations Education For Processing Practise, dinyattakan bahwa berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli atau pakar

public relations , walaupun terdapat perbedaan namun ada persamaan arti.

Menurut Institute of Public Relations (Jefkins, 2004 : 9-10) mendefinisikan Public Relations sebagai berikut : “Public Relations adalah keselurahan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu perusahaan dengan segenap khlayaknya”. Hal ini ini berarti bahwa

Public Relations adalah suatu rangkaian . Kegiatan kampanye atau program

terpadu yang berlangsung secara berkesinambungan dan teratur sehingga mendapat pengertian dan pemahaman dari pihak-pihak yang berkepentingan.

Tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat di dalamnya (Jefkins, 2004 : 9).

Selain itu ada juga pengertian Public Relations menurut Rex F. Harlow yaitu fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi


(35)

terkini tentang opini publik; PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik: PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahaan secara efektif, PR dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan

(trends); dan PR menggunkan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai

alat utamanya (Cutlip, 2006 : 5).

II. 2.3. Fungsi dan Tujuan Public Relations

Public relations merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur

organisasi public relations merupakan salah atau bagian atau divisi dari organisasi. Karena itu, tujuan public relations sebagai bagian struktural organisasi tentu saja tidak dapat lepas dari tujuan organisasinya sendiri (Iriantara 2004:56-57).

Dalam konsepnya, fungsi public relations officer ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisiator,menurut Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, M.A dalam Bukunya Hubungan Masyarakat suatu Komunikologis (2002:10) adalah sebagai berikut : a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi

b. Membina hubungan harmonis anatara organisasi dengan publik internal dan eksternal.

c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publiknya kepada organisasi.


(36)

d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

e. Operasioanlisasi dan organanisasi public relations adalah bagaimana membina hubungan yang harmonis anatara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak publiknya

Menurut Cutlip dan Center (dalam Ruslan 2005: 83), dalam peranan

public relations ketika berkomunikasi dikenal dengan “The 7 C’s of Communication” yaitu :

a) Credibility

Komunikasi dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesan itu berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.

b) Contex

Suatu program komunikasi mestinya berkaitan langsung dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihatkan sikap partisipatif.

c) Content

Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi banyak orang dan bermanfaat.


(37)

d) Clarity

Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai arti antara komunikator dengan komunikannya.

e) Continuity and consistency

Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar.

f) Channel

Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.

g) Capability of audience

Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audiensnya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebiasaan. Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebaginya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan kampanye.

. Berdasarkan proses public relations, digambarkan dalam bagan seperti ini (Iriantara, 2004 :55)


(38)

Proses public relations

Pengumpulan Fakta

Definisi Permasalahan

Perencanaan dan Program

Aksi dan Komunikasi

Evaluasi

Gambar 2. Proses Public Relations

II.3. External Public Relations

Salah satu tugas external relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan/ instansi hingga terbentuklah opini publik yang favorable terhadap badan itu.

Bagi suatu perusahaan hubungan-hubungan dengan publik di luar perusahaan itu merupakan suatu keharusan di dalam usaha untuk :

a. Memperluas langganan b. Memperkenalkan produksi c. Mencari modal dan hubungan

d. Memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah pemogokan-pemogokan dan mempertahankan karyawan-karyawan yang cakap, efektif dan


(39)

Berdasarkan itu, tugas penting external relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informatif dan persuasif, yang ditujukan kepada publik di luar badan itu.

Publik ekstern yang menjadi sasaran public relations ialah para pelanggan

(costumer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintahan (government),

pers (press), dan lain-lain di luar kelompok-kelompok organisasi. Dengan kelompok-kelompok tersebut harus senantiasa diadakan komunikasi dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang harmonis dengan mereka. Hubungan baik dengan mereka sama pentingnya dengan hubungan dengan publik intern; turut menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu organisasi (Effendy, 2002 : 150).

Komunikasi yang diselenggarakan oleh external public relations harus timbal balik juga. Sebab publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya.

Publik kadang-kadang sangat kritis atau hypercritical. Oleh karena itu sikap yang correct dan ramah merupakan salah satu syarat dalam berkomunikasi dengan publik. Tanpa terpengaruh oleh “apperance”, “personality”, kata-kata mereka dan sebagainya (Abdurrachman, 1995 :39).

II.3.1. Jenis- Jenis External Public Relations

Menurut Effendy (2002: 152) terdapat beberapa khalayak yang sama-sama menjadi sasaran kegiatan semua perusahaan sehingga harus senantiasa menjalin hubungan yang tetap, yakni :


(40)

Yang dimaksudkan dengan khalayak sekitar komplek organisasi (perusahaan, jawatan, dan lain-lain). Komunikasi dengan komunitas ini perlu senantiasa dilakukan, oleh karena mereka pada pada suatu waktu mungkin dipelukan. Umpamanya saja di sekitar kompleks itu terdapat pos tentara, pos polisi, klinik dan lain-lain patut dihubungi sekali-kali, selain mengadakan hubungan baik ketua rukun setempat maupun camata yang membawahinya.

2. Hubungan dengan jawatan pemerintah (government relation)

Sebuah organisasi kekaryaan tidak bisa tidak, tidak ada hubungannya dengan instansi-instansi pemerintah seperti kotamadya atau di setiap kabupaten. Komunikasi dengan jawatan-jawatan tersebut dalam rangka membina

goodwill dan hubungan harmonis, akan banyak membantu memperlancar

jalannya organisasi. Kesulitan-kesulitan, seperti telepon rusak, listrik mendapat gangguan, masalah pajak, dan lain-lain tidak akan sulit terselesaikan apabila sudah dipelihara dan dibina hubungan baik sebelumnya. Komunikasi dengan pejabat-pejabat instansi tersebut bisa dilakukan dengan mengirimkan ucapan selamat jika instansi-instansi itu berulang tahun, mengirimkan kalender atau agenda tahunan, mengadakan petandingan olah raga dan lain sebagainya.

3. Hubungan dengan pers (press relation)

Penting sekali dalam public relations bagi seorang PRO (Public Relation

Officer) untuk mempunyai hubungan yang baik dengan para pemimpin atau

wakil surat kabar, majalah colomnist, penulis-penulis feature, pemimpin radio atau televisi dan sebagianya. Namun hubungan pribadi antara seorang PRO dengan petugas-petugas pers tadi bukan berarti PRO itu harus mendapatkan


(41)

pelayanan yang istimewa dari mereka. Misalnya, tulisan-tulisan yang tidak memenuhi syarat untuk disiarkan dengan melalui media itu harus disiarkan. Hubungan pribadi harus dipelihara dan harus berdasarkan integritas profesi (Abdurrachman, 1995 :38).

4. Hubungan dengan pelanggan (customer relation)

“Sukses yang besar yang diperoleh suatu perusahaan ialah mendapatkan pelanggan, bukan penjualannya itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual untuk satu kali kepada seorang pembel, akan tetapi sebuah perusahaan dikatakan sukses apabila dia bisa meningkatkan jumlah pelanggannya yang membeli berulang-ulang” demikianlah Lew Han, seorang penguasa terkenal di Amerika Serikat.

Sesuai dengan tujuan utamanya, public relations akan dituntut untuk mengembangkan atau menjalin hubungan baik dengan semua pihak, tidak hanya dengan pihak internal perusahaan, tetapi sama pentingnya dengan pihak ekstenal.

II.3 CITRA DAN CITRA PERUSAHAAN II .3.1. Pengertian Citra

Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan. Terciptanya suatu citra perusahaan (coorporate image) yang baik di mata khalayak atau publiknya akan banyak menguntungkan. Misalnya, akan menularkan “citra” yang serupa kepada semua produk barang dan jasa yang dihasilkannya, termasuk bagi para pekerjanya akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri, akan menimbulkan sense of belonging terhadap company tempat mereka bekerja (Ruslan 1999:50).


(42)

Pengertian citra itu sendiri abstrak atau itangible, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran dan pengertian, baik semacam tanda “respect”. Dari publik sekelilingnya atau dari masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha ataupun terhadap personelnya (dipercaya, profesional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan baik).

Menurut Lawrence L. Steinmeitz, Pdh dalam bukunya yang berjudul Managing Small Business mengartikan citra sebagai “Pancaran atau reproduksi jati diri dari bentuk perorangan, benda atau organisasi”. Menurut beliau bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Anggota masyarakat itu sendiri beraneka ragam termasuk konsumen, pelanggan, bank keditur, investor, perusahaan saingan, karyawan, calaon pelamar pekerjaan atau instansi swasta dan pemerintah Selain itu ada juga pendapat menurut Seitel, kebanyakan perusahaan menyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang (Soemirat dan Ardianto, 2004 : 111).

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel mengatakan bahwa citra adalah : “citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan : kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi”. Jadi, ungkap Sukatendel citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif.

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. (Jefkins, 2004: 19). Citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan antara lain :


(43)

a) Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang b) Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya c) Keberhasilan ekspor

d) Hubungan industri yang baik

e) Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar f) Kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial

g) Komitmen mengadakan riset

II.3.2. Manfaat Citra

Mau tidak mau setiap perusahaan mempunyai citra di masyarakat. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang atau buruk bisa berupa citra positif dan citra negatif. Dampak peringkat citra yang berlainan tersebut terhadap keberhasilan kegiatan bisnis. Citra buruk akan melahirkan dampak negatif bagi operasi bisnis perusahaan bersaing. Citra yang baik merupakan investasi perusahaan dalam jangka panjang.

Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat berikut :

1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap (mid and long

sustainable competitive position).

2. Menjadi perisai selama masa kritis (an insurance for adverse times).

3. Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executives

available).

4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness

of marketing instruments).


(44)

Ada 4 hal dalam mengukur suatu citra perusahaan yaitu : 1. Kepercayaan

Dalam perkembangan dan kemanjuan suatu perusahaan tidak terlepas dari dukungan publiknya yaitu adanya kepercayaan. Artinya kepercayaan menjadi kelanjutan nafas kehidupan sebuah perusahaaan. Kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak/ masyarakat terhadap PT Radio Swara Kencana Yudha.

2. Realitas

Realistik, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden.

3. Kerjasama saling menguntungkan

Yaitu saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi perusahaan maupun khalayak. Suatu kegiatan dilaksanakan mendatangkan kesuksesan dan keuntungan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

4. Kesadaran

Adanya kesadaran khalayak tentang dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan.

Dalam buku Essential of Public Relations, Jefkins (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut realitas.


(45)

Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

Ada beberapa jenis citra (image) (Jefkins, 2004: 20), yakni:

a. Citra bayangan (mirror image), merupakan citra yang dianut oleh orang dalam atau anggota-anggota organisasi mengenai pandangan pihak luar terhadap organisasinya.

b. Citra yang berlaku (current image), yaitu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.

c. Citra yang diharapkan (wish image), yaitu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.

d. Citra perusahaan (corporate image), yaitu citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan sekedar citra akan produk dan pelayanan yang diberikan.

e. Citra majemuk (multiple image), yaitu citra yang beraneka ragam (banyak) yang hampir sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki oleh organisasi/ perusahaan.

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, dalam Rakhmat (Soemirat dan Ardianto, 2004: 115), menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu,


(46)

tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoene (Soemirat dan Ardianto, 2004: 115), dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen sebagai berikut:

Model Pembentukan Citra pengalaman mengenai stimulus

Stimulus Respon

Rangsang Perilaku

Gambar 3

Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam

model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.

Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Empat komponen perspsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Walter Lipman menyebut ini sebagai “picture in our head”.

Kognisi

Persepsi Sikap


(47)

Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang tersebut. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan sikap adalah kecendrungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluative, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap juga dapat diperteguh atau diubah. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu.


(48)

II. 4. MODEL S-O-R

Semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dan psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi (Effendy, 2003:254). Dalam penelitian ini model komunikasi yang digunakan adalah:

a. Pesan (Stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek

“how” bukan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini bukan how to change the attitude (bagaimana mengubah sikap komunikan). Dalam proses

perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Model ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesfik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy (2003 : 254) Efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang


(49)

erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi dari apa yang pernah dialaminya.

Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2003 : 255) dalam Bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu :

a. perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4 Model S-O-R

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung apabila ada perhatian dari komunikan.

Organism - perhatian - - pengertian

- penerimaan stimulus

Response (Perubahan Sikap)


(50)

Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesedian untuk mengubah sikap (Effendy, 2003 :256) Sehubungan dengan penjelasan diatas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelasan sebagai berikut: 1. Stimulus : Program Off Air “As Goes To School” Radio Prambors. 2. Organism : Siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan.

3. Response : Efek yang ditimbulkan pada siswa/siwi SMA Negeri 1 Medan melalui program Off Air “As Goes To School”

Radio Prambors dalam peningkatkan citra positif


(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1.2 SEJARAH SMA NEGERI 1 MEDAN

SMAN 1 Medan atau yang sering disingkat menjadi Smansa terletak di jantung kota Medan, tepatnya di Jl. Teuku Cik Ditiro No.1. awalnya, Smansa pertama kali dibangun di Jl. Teuku Umar no.1 sekitar tanggal 18 Agustus – 1 September 1950. ada kenyataan yangsedikit mengejutkan, ternyata Smansa pernah menjadi SMA DARURAT, akibat dari polisional oleh Belanda, makanya Smansa dipinda hkan ke Jl. Seram Biru. Tapi itu bukan jadi halangan Smansa untuk jadi SMA favorit. Smansa bias menjadi sekolah favorit, salah satunya karena prestasi dari ekskul-ekskul yang berkualitas dan pastinya keren-keren. Dari mulai seni, jurnalistik, olahraga, teater, teknologi, karya ilmiah, pramuka, sampai paskhas yang sangat diacungi jempol. Soal prestasi Smansa juga patut berbangga karena Smansa sering mendapatkan juara seperti bidang seni suara, Sola Gratia sudah serinmg mengadakan konser dan mengikuti kompetisi acara-acara, pramukanya pernah mengikuti Jambore di Malaysia dan paskhas Smansa juga sering terpilih di tingkat daerah maupun nasional dan ini adalah hasil erja keras siswa-siswi Smansa yang berhasil memenangkan kompetisi dan olimpiade.

Suasana belajar terbukti nyaman dan fun, dibimbing oleh guru-guru yang sangat mengerti muridnya, semua pnuh warna dan dinamika kehidupan sekolah. Smansa juga cukup aktif dalam program pertukaran pelajar, misalnya saat Smansa


(52)

kedatangan siswa/I asing dari Jepang dan Korea. Smansa punya 3 lokal untuk kelas Internasional, 11 lokal untuk kelas X, 10 lokal untuk kelas XI IPA dan10 lokal untuk kelas XII IPA, 1 lokal untuk kelas XI IPS dan 2 lokal untuk kelas XII IPS. Kelas Internasional bahkan memiliki ijazah yang diakui secara Internasional juga. Smansa juga memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Dari mulai perpustakaan, lab. Bahasa, lab. Kimia, lab. Biologi, UKS, Musholla dan Smansa mempunyai kantin yang punya tema “Kantin Kejujuran”, semua dituntut jujur, apalagi dengan motto “Allah melihat, malaikat mencatat”.

III.1.3 STRUKTUR ORGANISASI

Kepala Sekolah: Dra. Hj. Rebekka Girsang

PKS SMA Negerin 1 Medan

1. Drs. Arsad Sembiring. M.Sc 2. Dra. Safrimi, Mpd

3. Drs. Sutrisno

4. Drs. Piner lingga, M.Min

Staff PKS:

Bidang Kurikulum:

1. Syawal Ritonga, S.Pd 2. Yasnima E. Hrp. S.Pd


(53)

Bidang Sarana & Prasarana:

1. Rugun Sihombing, S.Pd 2. Drs. Fakhruddin Lubis 3. Drs. Aswal Scorpio

Bidang Kesiswaan:

1. Drs. Sutarto 2. Delima Sembiring

Bidang Humas:

1. Drs. Suwanto 2. Hj. Ismiati, S.Pd

Jumlah Guru Pria : 45 orang

Jumlah Guru Wanita : 50 orang

Jumlah Guru Kelas Internasional : 8 orang

Jumlah Guru BP : 12 orang

Jumlah Pegawai Tata Usaha : 10 orang

Jumlah Pegawai Lab & Perpustakaan : 8 orang

Jumlah Pegawai Kebersihan : 7 orang


(54)

III.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Metode ini merupakan kelanjutan dari metode deskriptif dimana menghimpun sejumlah data kemudian menyusunnya secara sistematis, faktual dan cermat (Rakhmat, 2004 :27).

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan di antara variabel-variabel tersebut kemudian meneliti sejauhmana faktor pada suatu variabel berkaitan dengan variabel lainnya. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan linier yaitu hubungan timbal balik antar kedua variabel tersebut. Selain itu, metode korelasional juga digunakan untuk mengukur hubungan di antara berbagai variabel untuk meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan tentang variabel bebas dan untuk meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 2004:31)

Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmanakah efektivitas program Off Air “As Goes To School” PT Radio Swara Kencana Yudha berpengaruh terhadap peningkatan citra perusahaan dikalangan siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden.


(55)

III.3. Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memilki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001 : 141).

Dalam penelitian ini populasi adalah siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan kelas X, X, XII tahun ajaran 2007-2008 yang berjumlah 1596 orang. Adapun alasan peneliti memilih SMA Negeri 1 Medan sebagai lokasi populasi responden karena berdasarkan observasi peneliti sekolah ini ternyata lebih antusias terhadap acara-acara yang diadakan oleh radio Prambors. Pendengar radio Prambors juga lebih banyak terdapat di SMA Negeri 1 Medan.

III.3.2 Sampel

Pada dasarnya sampel merupakan bagian dari populasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang keseluruhan mempunyai sifat yang sama dengan sifat populasi. Sampel merupakan wakil representatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataan (Bulaeng, 2004:156). Ada juga pengertian yang mengartikan sampel merupakan sebagian dari populasi yang menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1995 : 141). Untuk menentukan besarnya sampel, digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % dan tingkat kepercayaan 90 % yakni sebagai berikut :

n =

( )

d 2 +1

N N


(56)

Keterangan : N : Populasi n : sampel

d : Presisi (digunakan 10% atau 0,1)

Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan adalah:

n =

( )

d 2 +1

N N

n =

( )

0,1 1 1596 1596 2 + n = 1 96 , 15 596 . 1 + n = 96 , 16 596 . 1

n = 94,103 n = 94

Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 94 responden.

III.3.3 Teknik Penarikan Sampel

1. Sampel Stratifikasi Proporsional ( Proportional Stratified Sampling)

Dalam teknik ini, populasi dikelompokkkan ke dalam kelompok atau kategori yang disebut dengan strata. Strata ini bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, dan sebagainya. Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan ke dalam subpopulasi berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok atau strata mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata


(57)

yang diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata (Kriyantono, 2006:151). Dalam penelitian ini populasi dikelompokkan berdasarkan pembagian lingkungan.

Proportional Stratified Sampling, memungkinkan untuk memberi peluang

kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel dengan rumus:

n

N n x l n

=

Keterangan : n1 = Jumlah Jiwa

n = Jumlah sampel N = Populasi

Tabel 2. Data Populasi Siswa SMA Negeri 1 Medan

No Kelas Populasi Penarikan Sampel Sampel

1 X 558

1596 94 558 x

33

2 XI 511

1596 94

511 x 30

3 XII 527

1596 94

527 x 31


(58)

Keterangan:

n l = jumlah siswa/siswi tiap tingkatan kelas n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

2. Purposive Sampling (Sampel Bertujuan)

Sampel bertujuan (purvosive sampling) dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 1998: 127). Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampelnya adalah:

a. Sampel adalah siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan.

b. Sampel adalah siswa/siswi SMA Negeri1 Medan yang pernah menyaksikan pelaksanaan program acara Off Air “As Goes To School”.

III.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui :

1. Kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para


(59)

responden (Nawawi, 1995 ; 117). Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan.

2. Observasi atau pengamatan langsung yaitu pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi, 1995:111)

III.6. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses penyerderhanaan data ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 : 23). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa, yaitu: a. Analisis Tabel Tunggal

Suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejauh frekue nsi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:266).

b. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun : 1995:273). c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus korelasi Rank-order (Spearman’s Rho Rank-Order-Corelations Coefisien) dimana data dari


(60)

variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar (dirangking). Peringkat terkecil diberi nilai 1.

Rumus untuk koefisien korelasinya adalah :

rho = 1-

) 1 ( 6 2 2 −

N N d Keterangan :

Rho (Rs) = koefisien korelasi rank order Angka 1 = angka satu; yaitu bilangan konstan Angka 6 = angka enam, yaitu bilangan konstan d = perbedaan antara pasangan jenjang

∑ = sigma atau jumlah

N = jumlah individu dalam sampel (Kriyantono, 2006 : 174-175)

Jika rs < 0 ; maka hipotesis ditolak Jika rs > 0 ; maka hipotesis diterima

Untuk menguji tingkat signifikansi korelasi, jika N > 10, digunakan rumus ttes pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai

t = Rs

berikut :

2 1

2

Rs N

−− (Suparman, 2002 : 218) Keterangan :

t = nilai t

Rs/ rho = nilai koefisien korelasi

hitung


(61)

Jika thitung < ttabel,

Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan (Kriyantono, 2006 : 169) sebagai berikut:

maka hubungannya tidak signifkan

Kurang dari 0,20 = hubungan rendah sekali ; lemas sekali

0,20-0,39 = hubungan rendah tetapi pasti

0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti

0,71-0,90 = hubungan yang tinggi ; kuat

Lebih dari 0,90 = hubungan yang sangat tinggi ; kuat sekali ; dapat

diandalkan

Berdasarkan nilai rho hitung maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinan Korelasi, yakni dengan rumus :


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi penjelasan mulai dari proses penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang pengaruh program Off Air AS Goes To School terhadap citra perusahaan PT. Swara Kencana Yudha atau Radio Prambors.

IV.1. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data dari berbagai bahan bacaan, seperti buku, majalah, dan bahan-bahan lainnya yang diperoleh peneliti dari berbagai situs di internet. Kemudian peneliti mempelajari berbagai bahan bacaan tersebut, sehingga diperoleh data-data yang relevan dan dapat mendukung penelitian ini.

IV.2. Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari 98 responden, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Penomoran Kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal (01-98).

2. Editing

Merupakan proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan pengisian data kedalam kotak yang disediakan.


(63)

3. Coding

Jawaban-jawaban responden dipindahkan kedalam kotak-kotak kode yang telah disediakan dalam kuesioner dalam bentuk angka (score).

4. Inventarisasi Variabel

Data mentah yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

5. Tabulasi Data

Dalam tahap ini, data dari lembar Fotron Cobol (FC) dimasukkan kedalam tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 13.

IV.3. Analisa Tabel Tunggal

Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal terdiri dari karakteristik responden, program Off Air Goes To School dan citra perusahaan PT. Kencana Yudha atau Radio Prambors

IV.3.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden diperlukan untuk mengetahui latarbelakang responden yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Karaketristik responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, dan kelas yang di duduki siswa SMA Negeri 1 Medan.


(64)

IV.3.1.1. Jenis Kelamin

Tabel 3 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pria 44 46.8 46.8 46.8

Wanita 50 53.2 53.2 100.0 Total 94 100.0 100.0

P.01/FC.03

Tabel di atas menunjukkan jumlah responden yang lebih banyak adalah responden dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan pada saat menyebarkan kuesioner di lapangan peneliti lebih banyak menjumpai responden perempuan. Peneliti juga merasa lebih nyaman untuk berkomunikasi dengan responden perempuan. Selain itu, yang pernah mendengar iklan Off Air AS Goes To School lebih banyak dari responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4 Kelas

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

kelas X 8 8.5 8.5 8.5

kelas XI 37 39.4 39.4 47.9 kelas XII 49 52.1 52.1 100.0 Total 94 100.0 100.0


(65)

Tabel diatas menunjukkan kelas yang diduduki responden, karena kriteria responden yang terpilih adalah siswa SMA Kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Dan dari tabel diatas responden yang paling banyak adalah siswa yang duduk di kelas XII. Terlihat bahwa responden yang duduk di kelas XII merupakan yang paling banyak mengikuti kegiatan Program Off Air AS Goes To School.

Tabel 5

Mengetahui program AS Goes To School

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent tidak mengetahui 16 17.0 17.0 17.0 Mengetahui 62 66.0 66.0 83.0 sangat mengetahui 16 17.0 17.0 100.0

Total 94 100.0 100.0

P.03/FC.05

Tabel berikut menyatakan bahwa dari 94 responden yang diperoleh, sebagian besar responden mengetahui acara yang diadakan Radio Prambors di SMAN 1 Medan yakni program Off Air AS Goes To School. Acara ini diiklankan lewat Spot jingle dan beberapa media partner radio Prambors, program ini juga diisi dengan susunan acara menarik, banyak permainan dan informasi yang berguna untuk kawula mudanya.


(1)

2. Tahu

3. Sangat Tahu 5

4. Apakah anda mengetahui dengan baik efektivitas Program AS Goes To School oleh PT. Radio Swara Kencana Yudha?

1. Tidak tahu 2. Tahu

3. Sangat Tahu 6

5. Apakah anda mengetahui mengenai pelaksanaan Program AS Goes To School yang dilaksanakan PT. Radio Swara Kencana Yudha?

1. Tidak tahu 2. Tahu

3. Sangat Tahu 7

6. Apakah anda mengetahui tujuan Program AS Goes To School yang dilaksanakan oleh PT. Radio Swara Kencana Yudha?

1. Tidak tahu 2. Tahu

3. Sangat Tahu 8

7. Apakah anda memahami tujuan Program AS Goes To School yang dilaksanakan oleh PT. Radio Swara Kencana Yudha?

1. Tidak memahami 2. Memahami

3. Sangat Memahami 9

8. Menurut anda bagaimana dengan tujuan diadakannya program Off Air AS Goes To School yang dilaksanakan oleh PT. Radio Swara Kencana Yudha di SMAN 1 Medan?


(2)

9. Program Off Air AS Goes To School yang bekerjasama antara Telkomsel dengan Prambors FM, apakah sesuai dengan tujuannya yakni untuk mendukung dan mengakomodir aktivitas siswa dan institusi sekolah?

1. Tidak sesuai 2. Sesuai

3. Sangat sesuai 11

10.Apakah anda mengetahui lokasi diadakannya Program Off Air AS Goes To School yang bekerjasama dengan Prambors Fm?

1. Tidak Tahu 2. Tahu

3. Sangat Tahu 12

11.Menurut anda tepatkah Program Off Air AS Goes To School oleh Radio Prambors diadakan di SMAN 1 Medan?

1. Tidak tepat 2. Tepat

3. Sangat Tepat 13

III. Citra Perusahaan

12.Menurut anda menarikkah Program Off Air AS Goes To School yang diadakan Radio Prambors?

1. Tidak menarik 2. Menarik


(3)

13.Bagaimanakah dengan unsur-unsur program AS Goes To School di bawah ini, apakah dapat menarik perhatian anda?

No. Keterangan Jawaban

FC

Tidak

Menarik Menarik

Sangat Menarik

a. Tema Kegiatan 15

b. Tujuan Kegiatan 16

c. Lokasi Kegiatan 17

14.Bagaimana kesan Anda terhadap program AS Goes To School di Prambors? 1. Tidak baik

2. Baik

3. Sangat Baik 18

15.Apakah anda mengerti dengan informasi-informasi tentang program AS Goes To School yang disiarkan secara Off Air di Prambors FM?

1. Tidak mengerti 2. Mengerti

3. Sangat mengerti 19

16.Apakah menurut anda program AS Goes To School yang disiarkan secara Off Air di Prambors FM mencerminkan wadah para kawula muda untuk berkreativitas?

1. Tidak setuju

2. Setuju 20

3. Sangat setuju

17.Apakah anda mudah memahami mengenai informasi yang ada di acara Off Air AS Goes To School?

1. Tidak mudah 2. Mudah


(4)

1. Tidak Mendukung 2. Mendukung

3. Sangat Mendukung 22

19.Apakah Program Off Air AS Goes To School berpengaruh terhadap Citra PT Radio Swara Kencana Yudha?

1. Tidak berpengaruh 2. Berpengaruh

3. Sangat berpengaruh 23

20.Bagaimanakah saran anda agar efektiitas program Off Air di PT. Radio Swara Kencana Yudha berjalan lebih maksimal?

……… ……… ……… ………..


(5)

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama

: Liya Zadora Siregar

NIM

: 040904019

Pembimbing

: Drs. Hendra Harahap, M.Si

No TGL.

PERTEMUAN

PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

5 Mei 2009 9 Mei 2009 15 Juni 2009 24 Juni 2009 25 Juli 2009 19 Agustus 2009 24 September 2009 26 September 2009

ACC Seminar Proposal Seminar Proposal Perbaikan BAB I

Penyerahan Bab I, II & III Penyerahan Kuesioner ACC Kuesioner

Penyerahan Bab IV & V dan Perbaikan ACC Sidang


(6)

BIODATA PENELITI

NAMA : Liya Zadora Siregar

NIM : 040904019

TEMPAT TANGGAL LAHIR : Medan, 29 Juli 1986

JENIS KELAMIN : Perempuan

STATUS : BELUM MENIKAH

ALAMAT : Jl. Garu III No.66 Medan

AGAMA : ISLAM

KEBANGSAAN : INDONESIA

E-MAIL : liya_zadora@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL : SD Swasta Harapan 2 Medan SLTP Swasta Harapan 1 Medan SMA Negeri 1 Medan

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

NAMA ORANG TUA

AYAH : Drs. H. Muhammad Idris Siregar, MBA IBU : Dra. Hj. Ina Zahrina

SAUDARA KANDUNG

KAKAK : Liza Marissa Siregar, SE. ADIK : Zola Sondra Siregar


Dokumen yang terkait

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Pengaruh Sosialisasi Program ASEAN Goes To School Terhadap Opini Siswa/I di Sekolah SMPN1, SMAN4, SMK 10, dan SMA Al’Azhar

0 44 133

Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Pertamina terhadap Peningkatan Citra PT Pertamina Unit Pemasaran I Medan)

7 52 158

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional mengenai Program CSR Bakti Olahraga PT Djarum terhadap Peningkatan Citra Perusahaan di Kalangan Mahasiswa USU)

8 101 134

Hubungan Pengorganisasian Informasi Program GeNAM Goes to School dengan Sikap Peserta terhadap Minuman Keras.

0 0 2

Strategi dan Promosi Off Air di Radio OZ dalam Event "Sunsilk Hairmask Sampling Goes to Campus".

0 0 1

FUNGSI PUBLIC RELATIONS PERUSAHAAN MEDIA DALAM PROGRAM OFF AIR DI SOLO RADIO FM.

0 0 15

EVALUASI PROGRAM ROAD SAFETY PARTNERSHIP ACTION POLICE GOES TO SCHOOL DI SMA NEGERI 6 DAN SMK PEMBANGUNAN KOTA BOGOR ROAD SAFETY PARTNERSHIP PROGRAM EVALUATION OF POLICE ACTION GOES TO SCHOOL IN SMA 6 AND SMK PEMBANGUNAN IN BOGOR CITY

0 0 11

WHEN KANGAROO GOES TO SCHOOL BY SONIA LEVITIN

0 0 7

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

0 0 13