I.11 Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan
Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Kerangka Teori, Kerangka konsep, Model Teoritis, Operasional Variabel, Definisi Variabel,
Hipotesa, Sistematika Penulisan. BAB II
: URAIAN TEORITIS Terdiri dari: Tinjauan mengenai Komunikasi dan Komunikasi Efektif,
Komunikasi kelompok, Sosialisasi Program ASEAN Goes To School, Opini Publik, Teori S-O-R.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Terdiri dari: Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Penarikan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Pelaksanaan
Pengumpulan Data, Proses Pengolahan Data. BAB IV
: HASIL DAN PEMBAHASAN
Terdiri dari: Deskripsi Lokasi Penalitian, Analisis Tabel Tunggal, Analisis Tabel Silang, Uji Hipotesa
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Terdiri dari: Kesimpulan dan Saran
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif
II.1. 1 Pengertian Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia
lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya. Karena itulah dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia dan komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya
hubungan sosial.
Peristiwa komunikasi pasti dilaksanakan oleh manusia karena itu
pembicaraantentang komunikasi sangat luas hamper tidak ada batasnya, oleh karenanya batas-batas yang mampu menunjukkan kekhususan komunikasi sebagai suatu disiplin
ilmu dapat dipelajari. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, berasal dari bahasa
Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama-sama disini adalah sama makna.
Banyak sekali definisi komunikasi yang berbeda-beda yang disampaikan oleh para ahli komunikasi. Menurut Anderson 1959 komunikasi adalah suatu proses dengan
mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
Sementara Berelson dan Steiner 1964 mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol,
Universitas Sumatera Utara
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Miller 1996 mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian yang disengaja dari sumber
terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima Purba dkk, 2006 : 32-33.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia human communication
bahwa:” Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang- orang mengatur lingkungannya dengan 1 membagun hubungan antar sesama manusia
2 melalui pertukaran informasi 3 untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain 4 serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu” Cangara, 2002 : 19.
II.1.2 Proses Komunikasi
Suatu proses komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja, naun didalam suatu proses komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran,
fakta, ataupun pendapat dari satu orang kepada orang lain. Dari defenisi-defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
komunikasi adalah seni penyampaian informasi pesan, ide, sikap, gagasan dari komunikator untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan pola, sikap,
pandangan dan pemahamannya ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa
Universitas Sumatera Utara
keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
1. Proses Komunikasi Secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang symbol sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam
komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini, baik
mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang
akan datang. 2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi merupakan media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-
lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media
yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Dengan demikian, proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa mass media dan media nirmassa non-massa media Effendy, 2005 : 16-
17.
II.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi
Harold laswell dalam karyanya Strukture and Function of Communication in Society Effendy, 2000:10, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. who says what in which channel to whom and with what effect. Jadi unsur-unsur
yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima, yaitu: 1. Who Siapa: Komunikator; orang yang menyampaikan pesan.
2. Says What Mengatakan apa: Pesan; pernyataan yang didukung oleh lambing, dapat berupa ide atau gagasan.
3. In Which Channel Saluran: Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, sarana tersebut harus
mampu membuat pesan diterima secara efektif oleh penerima. 4. To Whom Kepada siapa: Komunikan; orang yang menerima pesan.
Universitas Sumatera Utara
5. With what effect Dampak: Efek; dampak sebagai pengeruh dari pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.
Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut dapat dikaji model komunikasi yang dikemukakan oleh Philip Kotler yaitu:
Gambar II.1 Model Komunikasi
Sender: Komunikator pengirim informasi yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan komunikator.
Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
Receiver: Komunikan orang yang menerima pesan dari komunikator. Effect: Perbedaan antara apa yang difikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh komunikan
sebelum dan sesudah menerima pesan. Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau
disampaikan kepada komunikator. Fungsi Komunikasi adalah:
a. Menyampaikan informasi to inform b.
Mendidik to educate Message
Receiver
Feedback Sender
Media Sender
Universitas Sumatera Utara
c. Menghibur to entertain
d. Mempengaruhi to influence Tujuan Komunikasi adalah:
a. Mengubah sikap to change the attitude b. Mengubah opini pendapat pandangan to change the opinion
c. Mengubah perilaku to change behavior
d. Mengubah masyarakat perubahan sosial to change the society
III. 2 Komunikasi Kelompok
Definisi yang paling sederhana mengenai komunikasi kelompok dikemukakan oleh Effendy 1995: 75 yaitu: ”komunikasi kelompok adalah komunikasi antara
seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka”. Selanjutnya Sastropoetro 1990: 143 berpendapat bahwa ”komunikasi kelompok
adalah komunikasi dimana komunikator mengadakan sekelompok orang yaitu dua orang atau lebih dalam bentuk ceramah, diskusi, seminar, rapat, konfrensi, temu karya, dan
sebagainya”. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terjadi:
1. Komunikasi kelompok dalam sekelompok orang. 2. Komunikasi kelompok cenderung terjadi secara langsung pada pertemuan tatap
muka. 3. Tujuan komunikasi kelompok selain berbagi informasi, saling mempengaruhi,
juga berusaha memecahkan masalah yang timbul. 4. Anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik anggota yang lain.
Universitas Sumatera Utara
II.2.1 Karakteristik Komunikasi Kelompok
Kelompok dalam suatu kondisi sosial tertentu akan menimbulkan suatu efek atas individu dalam perubahan perilaku. Dengan kata lain kehadiran orang-orang tertentu
dapat menimbulkan kekuatan laten yang tidak mampu ditimbulkan oleh individu itu sendiri.
Triplett Pratikto, 1987: 68 menyebutkan ada 5 karakteristik yang menandai keunikan komunikasi kelompok, yaitu:
1. Kepribadian kelompok Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri yang berbeda dari kepribadian
individu anggota kelompok. 2. Norma kelompok
Norma kelompok mengidentifikasi cara-cara anggota kelompok itu bertingkah laku, serta cara yang menurut pertimbangan kelompok menetapkan sistem nilai
mereka sendiri dan konsep tingkah laku yang normatif. 3. Konesivitas kelompok
Konetivitas adalah kekuatan sealing menarik anggota. Kekuatan yang menarik mereka untuk masuk dalam suatu kelompok.
4. Memenuhi janji tugas Memenuhi janji mengenai suatu tugas adalah dengan tujuan untuk mencapai
keberhasilan serta menghindari kegagalan kelompok. 5. Pergeseran resiko
Universitas Sumatera Utara
Keputusan kelompok akan lebih mengandung resiko daripada keputusan yang diambil seseorang anggota kelompok.
II.2.2 Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok
Berikut, adalah bentuk-bentuk komunikasi kelompok menurut Effendy 1993: 75- 78:
1.Komunikasi kelompok kecil Komunikasi kelompok kecil smallmicro group communication adalah
komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada
benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan
dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator. Ciri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa prosesnya
berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak
mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya. 2.Komunikasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar largemacro group communication adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan dan prosesnya berlangsung secara
linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya.
contohnya rapat raksasa di sebuah lapangan.
Universitas Sumatera Utara
II.3 Sosialisasi Program ASEAN Goes To School II. 3.1 Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Keseluruhan kebiasaan yang dipunyai manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama politik dan sebagainya harus dipelajari setiap anggota baru suatu
masyarakat melalui suatu proses dinamakan sosialisasi sosialization Sunarto, 2004 : 23.
Menurut Charles H. Cooley Sunarto, 2004 : 26 agen sosialisasi adalah pihak- pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi
dibagi menjadi dua: Sosialisasi primer dalam keluarga dan sosialisasi sekunder dalam masyarakat. Menurut goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi sosial,
yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kondisi institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka
waktu kurun waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara formal.
4. Sosialisasi Primer Peter L. Berger dan luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat keluarga. Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau
saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain disekitar keluarganya.
5. Sosialisasi Sekunder Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi
primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi,
seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama.
II.3.2 Proses Sosialisasi
George Herbert Mead membedakan proses sosialisasi melalui tahap-tahap berikut: a. Tahap persiapan Preparatory stage.
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
b. Tahap meniru Play stage
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran- peran yang dilakukan oleh orang dewasa, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang- orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana
Universitas Sumatera Utara
anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti significant other.
c. Tahap Siap Bertindak
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku diluar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku diluar keluarganya. d.
Tahap Penerimaan Norma Kolektif Generalized stage Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan
masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan
perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya www.id.wikipedia.org
.
II. 3. 3 Sosiologi Program ASEAN
Sosialisasi program ASEAN goes to school bertujuan untuk memperkenalkan ASEAN lebih jauh kepada generasi muda. Selama ini ASEAN memiliki image sebagai
suatu institusi pemerintahan dimana yang bertugas adalah orang-orang pemerintahan yang tentunya berbeda dengan remaja. Namun dalam rencananya untuk membentuk suatu
Universitas Sumatera Utara
komuniti di tahun 2015 nanti, ASEAN merekrut remaja untuk duduk di organisasi dan turut menyumbangkan ide, pendapat, pikirannya demi kemajuan bersama. Generasi muda
sebagai ujung tombak pembangunan dirasa perlu untuk lebih peduli dengan lingkungannya dan perlu ditampung aspirasi serta pendapatnya. Salah satu cara yang
ditempuh ASEAN untuk lebih bersosialisasi dengan generasi muda yaitu dengan membentuk Duta Muda ASEAN. Duta muda ini bertugas untuk mensosialisasikan
ASEAN dan semua kegiatan-kegiatannya kepada generasi muda. www.dutamudaasean- indonesia.or
Dalam wawancara dengan Duta Muda Indonesia. Dalam setahun masa jabatannya, duta muda harus mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang nantinya bisa
mensosialisasikan ASEAN kepada generasi muda. Duta muda yang terpilih untuk mewakili Sumatera Utara adalah saudara Herwansyah, S-1 Kesehatan Masyarakat, U S U
Medan. Program-program saudara Herwansyah untuk Sumatera Utara khususnya Medan adalah dengan mengkampanyekan ASEAN ke Universitas-universitas yang ada di
Medan, dan melaksanakan program ASEAN goes to school ke beberapa sekolah terpilih di Medan.
Program ASEAN goes to school ini merupakan program pertama yang dilakukan di Medan kepada empat sekolah yeng terpilih. Sehingga perlu diketahui lebih lanjut
apakah program ini efektif dan dapat diterima dengan baik oleh siswaI di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaannya duta muda ditemani oleh dua orang Dirgen ASEAN
yang membantunya sebagai pembicara ke sekolah-sekolah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan duta muda ASEAN, sekolah yang terpilih
untuk mendapatkan program sosialisasi ASEAN ini adalah: SMUN4, SMPN1, SMK 10,
Universitas Sumatera Utara
dan SMA Al’azhar Medan. Sekolah-sekolah tersebut terpilih karena telah menerapkan sistem pembelajaran International dimana bahasa pengantar diutamakan berbahasa
Inggris. Tidak keseluruhan siswa mengikuti program ini, tetapi diambil beberapa orang dari tiap kelas untuk mewakili. Program acara ini berdurasi sekitar 2 jam di tiap sekolah.
Kegiatan ini bertujuan antara lain: Memperkenalkan ASEAN sebagai community atau masyarakat, menumbuhkan rasa sebagai warga ASEAN we-feeling dan semangat
ASEAN di kalangan generasi muda Indonesia, meningkatkan partisipasi aktif generasi muda di ASEAN. Selain itu, kunjungan akan disertai pemberian informasi mengenai
jaringan kegiatan kepemudaan di ASEAN, termasuk dalam bentuk kesempatan mendapat beasiswa dan mengikuti pertukaran pemuda dan pelajar.
Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam proses komunikasi menurut antara lain: Kebisingan Noise, Keadaan psikologis komunikan, Pengetahuan yang kurang
baik dari komunikator ataupun komunikan, kesalahpenilaian oleh komunikator, bahasa yang digunakan, isi pesan yang berlebihan ataupun satu arah, faktor teknis jarak,
interest, prasangka, penyajian yang verbalistik, dan lain-lain. Sukses tidaknya program ini dijalankan sangat bergantung dengan bagaimana
komunikator duta muda ASEAN mampu berkomunikasi dengan baik dengan siswai di sekolah tersebut, sehingga tujuan dan pesan dari keseluruhan program tersebut dapat
diterima oleh komunikan. Seseorang dapat dikatakan komunikator yang baik apabila komunikator tersebut
mempunyai kredibiltas atau kepribadian yaitu keahlian komunikator dan kepercayaan kita kepada komunikator. Dan juga mempunyai atraksi atau daya tarik yaitu komunikator
tersebut harus memiliki kesamaan dengan komunikannya dalam arti kesamaan dalam
Universitas Sumatera Utara
tujuan dan bahasa yang digunakan oleh komunikator tersebut bisa dimengerti oleh komunikannya. Pada umumnya seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan
lebih efektif daripada komunikator yang tidak menarik. Effendy,1993 : 43-45 Untuk memudahkan siswai di sekolah tersebut untuk dapat menerima pesan
dengan baik dalam setiap kunjungan, DMAI akan memfasilitasi kegiatan: - Pemutaran film ‘ASEAN Community 2015’. Film ini merupakan film dokumenter
mengenai ASEAN, program-program ASEAN dan kegiatan generasi muda yang duduk dalam organisasi ASEAN, seperti film saat para duta muda melakukan
kunjungan ke India, Korea, Thailand, Philipina, dan sebagainya. - Pengenalan tentang ASEAN dalam bentuk slide show power point dan mitra
wicaranya beserta aktivitasnya dalam bentuk dialog dan simulasi. Pada session ini para siswa diperkenankan mengajukan pertanyaan kepada duta muda ataupun
mitra wicaranya mengenai ASEAN dan program-program nya. - Diskusi dan games interaktif bertema peran dan ruang bagi generasi muda di
ASEAN serta kontribusi generasi muda terhadap ASEAN dan lingkungan sekitar mereka.
- Berbagi pengalaman bersama Duta Muda ASEAN-Indonesia Program pemuda di ASEAN, China, Kapal ASEAN, Praha, India, Korea.
- Pembagian selebaran informasi tentang ASEAN dan beasiswa bidang pendidikan. Dengan mensosialisasikan ASEAN kepada para pelajar khususnya siswai sekolah
menengah, diharapkan nantinya akan banyak partisipasi aktif generasi muda di ASEAN. Dikarenakan mereka telah lebih tahu manfaat bergabung dalam ASEAN. Meskipun
sosialisasi ini pertama sekali dilaksanakan hanya di empat sekolah, namun diharapkan
Universitas Sumatera Utara
siswai yang mengikuti program tersebut dapat terkesan dan menginformasikan kembali mengenai ASEAN dan program-programnya kepada teman-teman atau kenalan mereka
yang mungkin belum mengetahui ASEAN.
II. 4 Opini Publik II.4.1 Pengertian Opini Publik
Emory S.Borgadus mengatakan bahwa, opini publik adalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan dalam masyarakat demokratis. Opini publik
bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan. Cultip dan Center mengemukakan bahwa opini suatu ekspresi tentang sikap
mengenai suatu masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda. Dalam bukunya yang berjudul “Affective Publik Relation” mengemukakan bahwa opini
publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang masalah umum. Sastropoetra, 1990 : 52
Menurut Bernard Berelson dalam tulisannya berjudul “Communication and publik opinion” Komunikasi dan pendapat publik mengemukakan bahwa dengan
pendapat publik diartikan people’s response atau jawaban rakyat persetujuan, ketidaksetujuan penolakan atau sikap acuh tak acuh terhadap issue-issue hal-hal yang
bersifat politis dan sosial yang memerlukan perhatian umum, seperti hubungan internasional, kebijaksanaan dalam negri, pemilihan umum untuk calon-calon, dan
hubungan antar kelompok etnik. Sastropoetro,1990:55 Menurut Emory S.Bagardus, bahwa publik adalah sejumlah orang yang dengan
suatu cara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah atau setidak-
Universitas Sumatera Utara
tidaknya mempunyai kepentingan bersama dalam sesuatu hal. Sejumlah orang tersebut antara yang satu dengan yang lain dapat tidak kenal mengenal satu sama lain, akan tetapi
sebenarnya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap sesuatu masalah. Sunarjo, 1984:20
II.4.2 Proses Pembentukan Opini Publik
George Carslake Thompson dalam “The Nature of Public Opinion” Sastropoetro,1990:106 mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang menghadapi
issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu: 1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau mereka pun boleh tidak setuju;
2. Mereka dapat berbeda dalam perkiraan atau estimation, tetapi juga bole tidak berbeda pandangan;
3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data yang berbeda-beda.
Menurut Cultip dan Center Sastropoetro, 1990:52 pendapat umum merupakan hasil pengumpulan pendapat para individu tentang masalah-masalah yang bersifat umum.
Kejadian- kejadian mengenai manusia baik yang mengenal hal yang pribadi maupun kelompok, mengenai publik isu dan kegiatan-kegiatan lainnya yang luar biasa dan aktual
selalu merupakan bahan pembicaraan atau diskusi dalam keluarga atau masyarakat. Menurut Sastropoetro terdapat tiga tahap pembicaraan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap I, pendapat-pendapat yang ada masih semraut. 2. Tahap II, pembicaraan mulai terarah. Mulai membentuk pikiran yang jelas dan
menyatu.
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap III, pendapat yang telah menyatu, bulat dan kuat. Pendapat yang terbentuk itu tidak ditentang lagi oleh orang-orang yang berada dalam kelompok tersebut
seterusnya publik itu akan bubar dan membicarakan masalah. Hasil-hasil diskusi pada tahap ini menghasilkan pendapat yang jelas dan menyatu, bulat dan kuat
The Solid Stage. Hal-hal yang diutarakan itu merupakan sebab timbulnya kontroversi terhadap
issue-issue tertentu. Selanjutnya dikemukakan bahwa orang-orang yang mempunyai opini yang tegas, mendasarkannya kepada rational grounds atau alasan-alasan yang rasional
yang berarti “dasar-dasar yang masuk akal dan dapat dimengerti orang lain”. Jadi, seperti yang telah dikemukakan terlebih dahulu dan perlu diulangi kembali ialah
bahwa ada tiga sebab yang menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat, yaitu: 1. Perbedaan pandangan terhadap fakta;
2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan; 3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan.
Dasar-dasar rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi berarti disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu, maka timbul kehati-hatian dalam pandangan
agar mencapai suatu keserasian bagi terbentuknya suatu ekstraksi pendapat yang menguntungkan.
Kemudian, dalam hubungannya dengan penilaian terhadap suatu opini publik, perlu diperhitungkan empat pokok, yaitu:
1. Difusi, yaitu apakah pendapat yang timbul merupakan suara terbanyak, akibat adanya kepentingan golongan;
Universitas Sumatera Utara
2. Persistence, yaitu kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya issue karena disamping itu, pendapatpun harus diperhitungkan;
3. Intensitas, yaitu ketajaman terhadap issue; 4. Reasonabless atau pertimbangan-pertimbangan yang tepat dan beralasan.
Dari tahapan-tahapan pembentukan pendapat tersebut dapatlah dibayangkan bahwa dalam proses itu telah timbul pro dan kontra atau setuju dan tidak setuju. Semua
itu disebabkan oleh kerangka pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berada didalam publik itu berbeda-beda juga, belum lagi kemampuan yang menyangkut
pengutaraan pendapat atau isi hatinya.
II.4.3 Kekuatan Opini Publik
Telah dikemukakan bahwa opini publik atau pendapat publik sebagai suatu kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial, merupakan suatu
penilaian sosial atau social judgement. Sosial judgement itu timbul sebagai akibat dari suatu interaksi yang didahului dengan suatu diskusi. Oleh karena itu, maka pada pendapat
publik melekat beberapa kekuatan yang sangat diperhatian: 1. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau
sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial menimpa seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa
dijauhi, rasa rendah diri, rasa tidak berarti lagi dalam masyarakat, menimbulkan frustasi sehingga putus asa, dan bahkan ada yang karena itu lalu bunuh diri atau
mengundurkan diri dari jabatannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun antara
yang muda dengan sesamanya. 3. Opini publik dapat mempertahankan eksistensinya suatu lembaga dan bahkan bisa
juga menghancurkan suatu lembaga. 4. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan.
5. Opini publik dapat juga melestarikan norma sosial. Hukum-hukum opini publik berdasarkan pemikiran Hadley Cantril dkk
Sastropoetro, 1990 : 71-72 dalam tulisannya “ pengukuran terhadap pendapat publik” diantaranya sebagai berikut:
1. Opini publik sangat peka sensitive terhadap peristiwa-peristiwa penting. 2. Peristiwa-peristiwa yang sangat luar biasa dapat menggeser opini publik seketika
dari ekstremitas yang satu ke ekstremitas yang lain. 3. Opini pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh peristiwa-peristiwa daripada
oleh kata-kata, kecuali jika kata-kata itu sendiri merupakan peristiwa. 4. Pernyataan lisan dan garis-garis tindakan merupakan hal yang sangat penting
dikala opini itu belum terbentuk dan dikala orang-orang berada dalam keadaan suggestible dan mencari keterangan dari sumber terpercaya.
5. Pada umumnya opini publik tidak mendahului keadaan-keadaan darurat, ia hanya mereaksi keadaan-keadaan itu.
6. Secara psikologis opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi. Peristiwa-peristiwa, kata-kata, dan lain-lain perangsang mempengaruhi opini
publik hanya jika ada hubungannya yang jelas dengan kepentingan pribadi itu.
Universitas Sumatera Utara
7. Opini tidaklah menetap lama, kecuali bila orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut atau jika opini yang dibangkitkan oleh kata-
kata diperkuat oleh peristiwa-peristiwa. 8. Jika suatu opini didukung oleh suatu mayoritas yang tidak terlalu kuat, dan jika
opini tidak mempunyai bentuk yang kuat pula, maka fakta-fakta yang nyata cenderung mengalihkan opini dari arah penerimaan.
9. Dimensi psikologis dalam suatu opini mempunyai peranan penting dalam hal pengarahan, intensitas, keluasaan, dan kedalaman.
II .5 Teori S-O-R
Pada awalnya model teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Responden S- R akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organisme dalam bagiannya sehingga
menjadi Stimulus-Organism-Response S-O-R. Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisme akan menghasilkan perilaku
atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan
kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari model ini adalah pesan stimulus, penerima organisme, dan efek respon.
Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi program ASEAN goes to school sebagai stimulus yang diberikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang
sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami
Universitas Sumatera Utara
oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi apa yang pernah dia alami.
Dalam mempelajari sikap yang baru tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan yaitu: Perhatian, pengertian, dan penerimaan. Proses tersebut dapat dilihat
melalui teori S-0-R menurut Effendy yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.2 Teori S-O-R
Pada teori S-O-R perubahan sikap bergantung kepada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau ditolak. Kombinasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap atau mungkin sebaliknya.
Respon yang ditimbulkan stimulus hanya sampai pada tahap kognitif dan afektif saja tidak sampai pada tahap behavioral perubahan sikap terhadap pesan dikerenakan
penelitian mengenai program Asean goes to school ini dibatasi pada opini publik yang muncul akibat adanya stimulus yaitu pesan yang disampaikan duta muda Asean sebagai
komunikator dalam kegiatan tersebut. Stimulus
Organisme: -
Perhatian -
Pengertian
-
Penerimaan
Respon
Universitas Sumatera Utara
Adapun tahap-tahap yang sesuai dari respon tersebut adalah: 1. Tahap Kognitif, yaitu meliputi ingatan-ingatan terhadap suatu pesan, kesadaran
pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut.. 2. Tahap Afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi,
evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba melakukannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode dalam pembuatan penelitian menggambarkan tentang tata cara pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam
kegiatan ilmiah. Metodologi merupakan hal yang penting untuk menentukan secara teoritis operasional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil langkah-langkah
sehingga dapat diketahui tentang:
III . 1 Deskripsi lokasi penelitian III. 1. 1 SMUN 4 MEDAN
Didirikan pada tahun : 1961
Alamat sekolah : Jl. Gelas no.12 Ayahanda Medan
Provinsi : Sumatera Utara
Kecamatan : Medan petisah
Kelurahan : Sei putih tengah
Jumlah siswa TA. 20062007 : 1082 orang
Jumlah kelas : 27 kelas
Jumlah guru : 96 orang
Jumlah pegawai : 63 orang
Kepala sekolah : Drs. Nolong Samura,Msc.
Universitas Sumatera Utara
Visi: Unggul, berpotensi, disiplin, beriman dan berbudaya. Misi:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, berdaya guna dan berhasil guna.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan dalam bidang akademik. 3. Peningkatan sumber daya manusia.
4. Pengoptimalan kinerja warga sekolah. 5. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga terwujudnya lingkungan
yang kondusif. 6. Meningkatkan kegiatan kemampuan intelektual dan keterampilan.
7. Koordinasi dengan komite sekolah dan instansi terkait. Tujuan: Mewujudkan SMA favorit di Sumatera Utara menuju sekolah berstandar
international. Prestasi akademis tahun ajaran 2006 s.d 2008:
1. Juara I : Olimpiade sains bidang study kimia tingkat Propinsi Sumut, 2008.
2. Finalis : Olimpiade sains nasional Surabaya, 2007.
3. Juara III : Olimpiade sains bidang study kimia tingkat Provinsi Sumut, 2007. 4. 20 sekolah terbaik yang lulusannya terbanyak diterima di perguruan tinggi negri
favorit. Ganeca Operation Survey, 2007. 5. Finalis
: Olimpiade sains nasional Semarang, 2006. 6. Juara II
: Olimpiade sains plus bidang matematika se-Sumut, 2007. 7. Juara II
: Olimpiade sains plus bidang fisika se-Sumut, 2007. 8. Juara III : Olimpiade sains bidang fisika se-Sumut di Methodist II Medan, 2007.
Universitas Sumatera Utara
9. Juara V : Olimpiade sains bidang fisika se-Sumut di Methodist II Medan, 2007.
10. Juara II : Olimpiade sains bidang kimia se-Sumut di Methodist II Medan, 2007.
11. Juara VII : Olimpiade sains bidang biologi se-Sumut, 2007. 12. Juara I
: Olimpiade sains bidang matematika se-Sumut, 2007. 13. Juara II
: Olimpiade sains bidang fisika se-Sumut di Methodist II Medan, 2007. 14. Juara III : Olimpiade sains bidang fisika Tk. SMP dan SMA se-Sumut,2007.
15. Juara IV : Olimpiade sains bidang fisika se-Sumut di Methodist II Medan, 2007. 16. Juara V
: Olimpiade sains bidang fisika se-Sumut di Methodist II Medan, 2007 17. Juara VI : Olimpiade sains bidang fisika se-Sumut di Methodist II Medan, 2007
18. Juara VII : Olimpiade sains bidang fisika se-Sumut di Methodist II Medan, 2007
Universitas Sumatera Utara
Gambar III. 1 Struktur Organisasi SMU Negeri 4 Medan
Ketua komite sekolah
H. Onny Fakhuddin
Kepsek Drs.Nolong Samura, Msc
Wks. Humas
Drs. Abednego
Guru-guru
Keindahan interior perpus
Dra.
Murniati. Kultur sekolah
Dra. Sri Kartini Perayaansos
karwis Dra.Dahlia. S
Seni, budaya, pertandingan
Dra.
Marisda
. S
Wali kelas Ketua MGMP
BPBK Tata usaha
Siswa Wks. SarPra
Drs.A. Waruwu
Wks. Kesiswaan
Drs. Poniman
Wks. kurikulum
Drs. Nurbaina
Evaluasi, LOI
Dra. Syafriliana
Alumni, staff, kerjasama dg
alumni dinas terkait
Drs. Nyaman Sukamtoh
Pembelajaran, Lab, Tik
Drs. Arnold
Sinaga
Universitas Sumatera Utara
III. 1. 2 SMPN 1 MEDAN
Nama Sekolah : SMP NEGERI I MEDAN
No. Statistik Sekolah : 201073 – 001 – 001
Tipe Sekolah : AA1A2BB1B2CC1C2
Alamat Sekolah : Jl. Bunga Asoka No. 6 Medan
Kecamatan : Medan Selayang
KabupatenKota : Medan
Propinsi : Sumatera Utara
TeleponHPFax : 061 – 821746 8222421
Jumlah Siswa TA. 20062007 : 1188 orang
Jumlah Kelas : 27 Kelas
Jumlah guru : 60 Orang
Jumlah pegawai : 22 Orang
Kepala sekolah : Drs. Ismael Hasibuan, MM
Visi: Wiyatamandala, modern dan demokratis. Misi:
1. Penciptaan suasana kondusif bagi peningkatan iman dan takwa. 2. Membentuk profil siswa yang berbudi pekerti, cerdas, terampil dan terhindar dari
narkoba. 3. Mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan serta mensosialisasikan isu
lingkungan global. 4. Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler untuk membina bakat, minat dan
kompetensi siswa. 5. Menjalin kerjasama dengan lembaga perguruan tinggi dalam rangka membina
professional guru dan pengembangan sarana belajar.
Universitas Sumatera Utara
6. Menyenangi laboraterium melalui pengembangan lab fisika, lab biologi, lab bahasa, lab matematika, dan lab komputer.
7. Membudayakan “tiada hari tanpa membaca” melalui pengembangan perpustakaan.
8. Membudayakan pelayanan yang prima dan menghargai waktu. 9. Mengembangkan sarana lintas aspirasi dan informasi.
10. Mengembangkan prestasi, insentif, karir guru dan staf pegawai.
Prestasi akademis tahun ajaran 2006 s.d 2008: 1. Juara I Olimpiade Matematika Tk. Kabupaten thn 20042005
2. Juara I Lomba Pidato B. Inggris Tk. Kabupaten thn 20042005 3. Juara I Lomba Pidato B. Mandarin Tk. Kabupaten thn 20042005
4. Juara III Lomba LKH Tk. Kabupaten thn 20042005 5. Juara II Lomba IPS Tk. Kabupaten thn 20042005
6. Juara I Lomba Pidato B. Inggris Tk. Kabupaten thn 20052006 7. Juara I Lomba Pidato B. Mandarin Tk. Kabupaten thn 20052006
8. Juara II Lomba LKH Tk. Kabupaten thn 20052006 9. Juara I Nilai UAN Tk. Kabupaten thn 20042005
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Struktur Organisasi SLTP Negeri 1 Medan
KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
TATA SEKOLAH
WKL. KEP. SEKOLAH
SARANA KURIKULUM
KESISWAAN HUMAS
• PERENCANAAN • PERLENGKAPAN
• 6-K • SATPAM
• UKS • KOPERASI
• LINGK.HIDUP • KALENDER
PEND. • SILABUS
• EVALUASI • MGMP
• WALI KELAS • LABORATERIUM
• PERPUSTAKAAN • KESISWAAN
• PSBMOS • PRAMUKA
• XTRAKULER • B. KONSEL
• PMR • IMTAQ
• BUDI PEKERTI • KEMITRAAN
• LITBANG • BULLETIN
• WISATA • SOSIAL
• PAMFLET • PIKET
DEWAN GURU
PESERTA DIDIK
Universitas Sumatera Utara
III. 1. 3 SMK 10 MEDAN
Alamat sekolah : Jl. Teuku Cik Ditiro no.57
Provinsi : Sumatera Utara
Kecamatan : Medan Polonia
Kelurahan : Madras Hulu
Jumlah siswa TA. 20062007 : 495 orang
Jumlah kelas : 27 kelas
Jumlah guru : 60 orang
Kepala sekolah : Drs. Rismapita Saragih
Visi: Mewujudkan SMKN 10 Medan sebagai lembaga diklat modern dengan penerapan pembelajaran berbasis teknik informasi dan memiliki nilai dasar keagamaan yang
kuat. Misi:
1. Melatih siswa sehingga memiliki kompetensi professional dibidangnya masing- masing.
2. Meningkatkan kemandirian program keahlian dengan upaya menggali potensi sumber daya dan unit produksi.
3. Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal dalam proses kerja sekolah. 4. Menjadikan siswa kreatif, inovatif, serta mampu bersaing di tingkat nasional
5. Menerapkan system manageman mutu dalam pengorganisasian lembaga secara menyeluruh.
Kebijakan Mutu: SMK Negeri 10 sebagai lembaga diklat tingkat menengah kejuruan yang melatih dan mendidik siswanya agar kompeten dalam bidang keahlian masing-
Universitas Sumatera Utara
masing serta dapat meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi .Tekad dan komitmen SMK Negeri 10 Medan dalam mewujudkan visi dan misinya dilandasi lima pilar budaya kerja
yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari disimbolkan dengan K4P, yaitu: kecerdasan, keluasan, ketulusan, kebersamaan, pelayanan terbaik.
Prestasi- Prestasi SMK 10: 1. Juara IV lomba LKS Tataboga Tingkat Nasional di Jakarta tahun 2000.
2. Finalis lomba LKS tataboga tingkat nasional di Malang tahun 2001. 3. Finalis 10 besar lomba LKS tataboga tingkat nasional di Bandung tahun 2002.
4. Peserta lomba LKS Tata kecantikan tingkat nasional di Yogyakarta tahun 2003. 5. Finalis 10 besar lomba LKS tataboga tingkat nasional di Yogyakarta tahun 2003.
6. Finalis lomba LKS tata kecantikan tingkat nasional di Semarang tahun 2004. 7. Juara III lomba LKS tata kecantikan tingkat nasional di Bali tahun 2005.
8. Juara III lomba LKS tata boga tingkat nasional di Bali tahun 2005. 9. Finalis 10 besar lomba LKS tata kecantikan tingkat nasional di Bandung tahun
2006. 10. Finalis lomba LKS web design tingkaat nasional di Bandung tahun 2006.
11. Finalis lomba LKS tata boga tingkat nasional di Jakarta tahun 2007. 12. Finalis lomba LKS web design tingkat nasional di Jakarta tahun 2007.
13. Juara I lomba busana dikota Medan tahun 2007. 14. Juara II lomba busana di kota Medan tahun 2007.
15. Harapan III lomba busana kartini kota Medan tahun 2007. 16. Juara I lomba disain grafis tingkat provinsi di Medan tahun 2007.
17. Juara favorit lomba busana kartini kota Medan tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
18. Finalis lomba lingkungan hidup Toyota Eco Youth di Jakarta tahun 2008. 19. Juara I lomba LKS web Desain tingkat provinsi di Medan tahun 2008.
20. Juara I lomba LKS animasi di Medan tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
Gambar III. 3 Struktur Organisasi SMK 10 Medan
Kasubag Tata Usaha
Wa. Kepsek Wa. Kepsek
Bid. Kesiswaan WMM
TIM UP BP
Perpustakaan
Komite Sekolah Kepala Sekolah
Wa. Kepsek Bid. Kurikulum
Wa. Kepsek Bid. Sarana Prarasarana
Teknisi Komputer Teknisi Bagunan
Ketua Program Tata Boga
Ketua Program Tata Busana
Ketua Prog Tata Kecantikan
Wali Kelas
Guru-Guru Ketua Program
Multimedia
Universitas Sumatera Utara
III. 1. 4 SMA Al’Azhar Medan
Didirikan pada tahun : 16 Juli 1983
Alamat sekolah : Jl. Pintu Air IV no. 214 P.Bulan Medan
Provinsi : Sumatera Utara
Kecamatan : Medan Johor
Kelurahan : Kuala Bekala
Jumlah siswa TA. 20062007 : 720 orang
Jumlah kelas : 22 kelas
Jumlah guru : 39 orang
Pegawai : 7 Orang
Kepala sekolah : Drs. Syafruddin Lubis
Visi: Unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ Misi:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara intensif kepada warga sekolah.
3. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali dirinya sehingga dapat berkembang secara maksimal.
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
5. Menetapkan managemen partisipatif dan komunikatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok yang berkepentingan yang terkait dengan sekolah.
Universitas Sumatera Utara
6. Meningkatkan program komputer bagi siswa menuju sekolah berbasis TIK.
Gambar III.4 Struktur Organisasi SMA Al’azhar
Direktur Edukatif
Kepala Sekolah
PKS II Bid. Admin
Koordinator Agama Ketua YHRN
PKS III Bid. Kesiswaan PKS I Bid. Akademik
Wali Kelas
Tata Usaha Kasir
Guru Bidang Study
Universitas Sumatera Utara
III. 2 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar variable yang akan diteliti. Metode
korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.
III. 3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat sekolah di Medan yang mendapat program sosialisasi dari ASEAN yaitu:
a. SMU Negeri 4, Jl. Gelas no.12 Ayahanda Medan b. SMP Negeri1, Jl. Bunga Asoka No. 6 Medan
c. SMK Negeri 10, Jl. Teuku Cik Ditiro no.57 d. SMA Al’azhar, Jl. Pintu Air IV no. 214 P.Bulan Medan
III. 4 Populasi dan Sampel III.4.1
. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, test atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Nawawi, 1995 : 141
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa sekolah yang mendapat program sosialisasi dari ASEAN goes to school. Berdasarkan data yang
diperoleh pada saat pra penelitian, jumlah siswa yang mengikuti program ASEAN goes to school di empat sekolah yaitu 440 orang.
Tabel III. 1. Jumlah populasi
Sekolah Kelas
Populasi
SMPN 1 1
70 2
90 SMAN 4
1 80
2 80
SMA AL-AZHAR 1
20 2
20 SMK 10
1 40
2 40
TOTAL 440
III.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebelumnya dalam suatu penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa “…maka apabila jumlah
subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, apabila subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih” Arikunto, 2006 :107.
Mengingat kemampuan dan keterbatasan waktu dan dana maka dalam penelitian ini di ambil sampel hanya 25 dari jumlah populasi, dengan perhitungan peneliti
mengambil 25 dari besaran subyek.
100 25
× = N
n Keterangan : N = Populasi
Universitas Sumatera Utara
n = jumlah sampel Berdasarkan data yang ada maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak:
100 25
440 ×
= n
n =110 Orang Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di setiap jenjang kelas kelas1
dan kelas 2. Oleh karena itu untuk menentukan jumlah sampel per jenjang kelas digunakan stratifikasi propotional Random Sampling. Ada kalanya banyaknya subjek
yang terdapat pada setiap strata atau wilayah tidak sama. oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap
strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah. Arikunto, 2006 :139
Maka di gunakan rumus:
N n
n n
× =
1
Keterangan: n 1 = Jumlah siswa perjenjang kelas
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Nazir, 1998 : 365
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih, sebagai berikut:
Tabel III.2 Jumlah Sampel Sekolah
Kelas Populasi
Penarikan Sampel Sampel
SMPN 1 1
70 70 x 110
440 18
2 90
90 x 110 440
22 SMAN 4
1 80
80 x 110 440
20 2
80 80 x 110
440 20
SMA AL-AZHAR 1
20 20 x 110
440 5
2 20
20 x 110 440
5 SMK 10
1 40
40 x 110 440
10 2
40 40 x 110
440 10
TOTAL 440
110
III. 5 Teknik Pengambilan Sampling
a. Purposive Sampling Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian,
dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam dalam penelitian ini adalah siswaI
di sekolah SMPN1, SMAN4, SMKN10, dan SMA Al’azhar yang mengikuti program ASEAN goes to school.
b. Accidental Sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih siapa saja yang kebetulan
berada di lokasi penelitian untuk dijadikan sampel. Setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi maka pengumpulan data dihentikan Kriyantono, 207 : 156.
Universitas Sumatera Utara
c. Proporsional Stratified Random Sampling Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau kategori yang
disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, jenis kelamin, kelas dan lain sebagainya. Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen
dikelompokkan kedalam subpopulasi berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok strata mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Dalam sampel
strata proporsional dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar tiap strata proporsional sampling, memungkinkan untuk memberi peluang lebih kecil untuk
tetap dipilih sebagai sampel. Kriyantono, 2006 : 154.
III. 6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun proposal penelitian, penulis menggunakan dua sumber data yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan Library research Yaitu suatu cara pengambilan data yang dilakukan melalui literature dan sumber
bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam, hal ini penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, Koran, internet dan sebagainya.
b. Penelitian lapangan Field Research Yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data dari lapangan yang meliputi
kegiatan survey di lokasi penalitian melalui:
Universitas Sumatera Utara
a. Kuesioner, yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang harus dijawab oleh responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner jenis tertutup dimana pertanyaan dan pilihan jawaban
sudah disediakan oleh peneliti Nawawi,1995:117. b.
Wawancara, yaitu pengumpulan data yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi interviewer
yang dijawab secara lisan pula oleh responde. Yang menjadi subjek dalam penelian ini adalah Guru-guru di sekolah serta duta muda ASEAN sebagai
komunikator Nawawi, 1995:11.
III.7 Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995: 263. Data yang diperoleh dari
hasil penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa, yaitu: a. Analisis Tabel Tunggal
Analisa Tabel Tunggal merupakan yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas
dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori Singarimbun, 1995 :
266. b. Analisis Tabel Silang
Universitas Sumatera Utara
Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahuivariabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel
tersebut positif atau negatif Singarimbun, 1995 : 273. c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara kedua variabel
yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Spearman’s Rho Rank-Order correlations. Dalam teknik ini setiap data
dari variabel –variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar diranking. Rumus koefisien korelasinya adalah :
Rho = 1 - 1
6
2 2
− −
∑
N N
d Kriyantono, 2006:174
Keterangan : Rs rho = koefisien korelasi rank-order Angka 1 = bilangan konstan
6 = bilangan konstan
d = perbedaan antara pasangan jenjang
∑ = sigma atau jumlah
N = jumlah individu dalam sampel
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rho 0, maka hipotesis ditolak Jika rho 0, maka hipotesis diterima
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n10, digunakan rumus t
test
pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut :
t =
2
1 2
r n
− −
Kriyantono, 2006 : 175 Keterangan :
t = nilai t
hitung
Rsrho = nilai koefisien korelasi n
= jumlah sampel Jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungannya signifikan Jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungannya tifak signifikan Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford
Rakhmat, 2004 : 29: Kurang dari 0,20
= Hubungan rendah sekali; lemas sekali 0,20 - 0,40
= Hubungan rendah tetapi pasti 0,41 – 0,70
= Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90
= Hubungan yang tinggi; kuat Lebih dari 0,90
= Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN