μ +
+ +
+ +
+ =
2 2
1 1
3 2
1
D c
D c
ART b
AKE b
PDPT b
b K
BMKN
3.3 Dimana:
K
MKN
= Pengeluaran konsumsi berbagai jenis makanan diukur dalam satuan rupiah.
K
BMKN
= Pengeluaran konsumsi bukan makanan diukur dalam satuan rupiah. PDPT
= Pendapatan rumah tangga diukur dalam satuan rupiah.
AKE = Aktivitas ekonomi kepala keluarga diukur dalam satuan jam kerja.
ART = Jumlah anggota rumah tangga diukur dalam satuan orang. D
1
= Variabel dummi untuk lokasi tempat tinggal di desa pesisir; diberi kode 1 untuk observasi 1-60, sedang daerah lain diberi kode 0.
D
2
= Variabel dummi untuk lokasi tempat tinggal di desa pedalaman; diberi kode 1 untuk observasi 61-120, sedang daerah lain diberi kode 0.
b = Intersep konstanta.
b
1
– b
3
= Parameter regresi. μ
= Kesalahan pengganggu disturbance
Sementara itu, untuk daerah tempat tinggal di desa perkotaan observasi 121- 180 tidak dimasukkan ke dalam model. Hal ini sesuai dengan Kuncoro, 2004 yang
menyebutkan cara menyusun variabel boneka adalah jumlah kategori dikurangi satu. Karena dalam penelitian ini ada 3 lokasi tempat tinggal variabel boneka maka
jumlah variabel boneka dalam penelitian ini adalah 3-1=2. Karena dalam model yang digunakan memasukkan intersep, maka kategori yang dihilangkan menjadi dasar atau
benchmark sebagai pembanding lokasi tempat tinggal lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi
benchmark adalah daerah tempat tinggal di desa perkotaan, sehingga untuk lokasi tempat tinggal ini seluruhnya diberi kode 0.
3.5 Definisi Operasional
1. Konsumsi makanan
K
MKN
adalah total pengeluaran rumah tangga masyarakat miskin untuk bahan makanan selama satu bulan. Untuk memperoleh pengeluaran
KHAIRIL ANWAR : ANALISIS DETERMINAN PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN ACEH UTARA, 2008.
USU e-Repository © 2008
konsumsi makanan selama satu bulan digunakan pendekatan pengeluaran satu minggu kemudian dikalikan 4 minggu. Satuan yang digunakan untuk menilai
jumlah pengeluaran tersebut adalah rupiah. 2.
Konsumsi bukan makanan K
BMKN
adalah total pengeluaran rumah tangga masyarakat miskin untuk konsumsi bukan makanan selama satu bulan. Untuk
memperoleh pengeluaran konsumsi bukan makanan selama satu bulan digunakan pendekatan pengeluaran satu bulan. Satuan yang digunakan untuk menilai jumlah
pengeluaran tersebut adalah rupiah. 3.
Pendapatan rumah tangga PDPT adalah pendapatan kepala rumah tangga dan
pendapatan anggota rumah tangga yang bekerja, dihitung selama satu bulan. Untuk memperkecil bias yang mungkin terjadi pada estimasi yang akan dilakukan
maka pendapatan rumah tangga ditetapkan melalui pendekatan pengeluaran yaitu dengan menghitung pengeluaran rumah tangga dalam seminggu yang
diproyeksikan menjadi pengeluaran sebulan. Satuan ukuran pendapatan rumah tangga yang digunakan adalah rupiah.
4. Aktivitas ekonomi kepala rumah tangga
AKE adalah kegiatan ekonomi kepala keluarga yang dapat menambah penghasilan rumah tangga setiap minggu. Satuan
ukuran yang digunakan adalah jumlah jam kerja. 5.
Jumlah anggota rumah tangga ART adalah jumlah tanggungan keluarga yang
tinggal dalam rumah tangga. Satuan ukuran yang digunakan adalah jumlah orang. 6.
Lokasi tempat tinggal D adalah variabel dummi untuk menunjukkan lokasi
tempat tinggal berdasarkan cluster yang telah ditetapkan; variabel ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
KHAIRIL ANWAR : ANALISIS DETERMINAN PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN ACEH UTARA, 2008.
USU e-Repository © 2008
a. Desa pesisir
D
1
; diberi kode 1 untuk observasi 1-60, sedang daerah lain diberi kode 0. Artinya variabel boneka ini mencoba mengukur seberapa jauh
perbedaan konsumsi masyarakat miskin di desa pesisir dibandingkan dengan masyarakat miskin di desa perkotaan.
Desa pesisir adalah sebutan untuk desa yang berada disepanjang atau dekat pantai, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Dalam bahasa
Aceh desa pesisir juga sering disebut Gampong Baroeh.
b. Desa pedalaman
D
2
; diberi kode 1 untuk observasi 61-120, sedang daerah lain diberi kode 0. Artinya variabel boneka ini mencoba mengukur seberapa
jauh perbedaan konsumsi masyarakat miskin di desa pedalaman dibandingkan dengan masyarakat miskin di desa perkotaan.
Desa pedalaman adalah sebutan untuk desa yang berada di lereng-lereng pegunungan, sarana transportasi masih sangat terbatas, dan sebagian besar
penduduknya bekerja di sektor pertanian. Dalam bahasa Aceh desa pedalaman juga sering disebut
Gampong Tunong.
c. Desa perkotaan diberi kode 0 semua observasi 121-180 karena desa
perkotaan ini dijadikan sebagai dasar pembanding dengan lokasi tempat tinggal desa pesisir dan desa pedalaman.
Desa perkotaan adalah sebutan untuk desa yang berada di daerah pusat pasar, biasanya juga dijadikan sebagai ibukota kecamatan, jenis pekerjaan
penduduknya lebih bervariatif, secara administrasi pemerintahan desa perkotaan ini disebut kelurahan. Dalam bahasa Aceh desa perkotaan juga
sering disebut Gampong Keudee.
KHAIRIL ANWAR : ANALISIS DETERMINAN PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN ACEH UTARA, 2008.
USU e-Repository © 2008
7. Miskin adalah suatu keadaan seseorang atau sekolompok orang yang mengalami
kekurangan atau tidak mampu memenuhi tingkat hidup yang paling rendah serta tidak mampu mencapai tingkat minimal dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pendapatan yang rendah menyebabkan kelompok masyarakat miskin hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup minimum, bahkan sebagian dari kelompok
miskin ini harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum. 8.
Rumah tangga merupakan seseorang atau sekelompok orang yang mendiami suatu bangunan fisik rumah dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu
dapur. Kepala rumah tangga adalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan dan kegiatan sehari-hari rumah
tangga.
3.6 Uji Kesesuain Goodness of Fit