Analisis Faktor-faktor Minat Beli konsumen Terhadap Pakaian Bekas (Monza) (Studi Pada Pasar Tradisional Sambu di Medan)

(1)

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR MINAT BELI KONSUMEN PADA PAKAIAN BEKAS (MONZA)

(Studi Pada Pasar Tradisional Sambu di Medan) SKRIPSI

DiajukanSebagai Salah SatuSyarat UntukMenyelesaikan Program Sarjana (SI)

Pada Program SarjanaFakultasIlmuSosial Dan IlmuPolitik Universitas Sumatera Utara

Disusunoleh :

100907022

AMAR MIRA DWI AGUSTIANTO

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan bagi umat Islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-faktor Minat Beli

konsumen Terhadap Pakaian Bekas (Monza) (Studi Pada Pasar Tradisional Sambu di Medan)”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan program strata 1(S-1) di Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangunkan

sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, Ayah Trisno dan Ibu Supiani. Saya ucapkan banyak terima kasih atas doa, harapan, cinta kasih sayang, pengertian, baik moril ataupun materi yang telah diberikan kepada saya. Kasih sayang, cinta dan pengorbanan Ayah dan Ibu yang selama ini sudah di berikan tidak akan pernah tergantikan. Nasihat Ayah dan Ibu serta motivasi yang selalu diberikan membuat saya selalu semangat untuk mengerjakan skripsi ini.


(3)

ii

Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak M. Arifin Nasution Sos, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Staf Pengajar di FISIP USU yang telah berjasa dalam memberikan ilmu, nasehat serta arahan kepada saya selama saya menimba Ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Ibu Siswati S.Sos, M. SP dan Bapak Farid, SH yang telah membantu penulis dalam Administrasi selama perkuliahan hingga selesai di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.


(4)

iii

7. Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak membantu segala urusan Administrasi sejak awal saya memulai studi hingga saat ini.

8. Untuk Abang saya, Amar Mira Sutama yang telah banyak membantu saya, yang sering kasih saya semangat, terima kasih atas bantuannya.

9. Bapak Marbun, selaku pemilik dari Usaha Toko Pakaian Bekas, terima kasih sudah memberikan waktu dan tempat sehingga saya dapat melakukan penelitian.

10.Terima kasih kepada seluruh konsumen Bapak Marbun yang telah menyediakan waktunya untuk diwawancarai.

11.Terima kasih juga buat seseorang yang sangat spesial buat saya, teman hidup selama ini selalu memberi dukungan, semangat dan doanya kepada penulis yaitu Aisyah Alyani Fildzah Nasution. Terima kasih buat kamu yang selalu ada, menemani penulis selama ini yang selalu memberikan waktunya dan memberikan bantuan kepada penulis hingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan baik.

12.Untuk teman teman AB stambuk 2010, selama 4 tahun selalu bersama dalam suka dan duka dan membuat masa-masa kuliah menjadi indah.


(5)

iv

13.Untuk sahabat sahabat saya Ichwannul Muslimin, Hafiza Adlina, Frans Kristanto, Okky Novendra, Rudy Lesmana, H. Agus Septian, Vandi Jufri, Dennis Septen, M. Fajri Pahlevi. Makasih buat dukungan, kebahagian, tawa, dan kenangan selama ini, kalian sungguh luar biasa sahabatku.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Medan, April 2015

Penulis


(6)

v

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR MINAT BELI KONSUMEN PADA PAKAIAN BEKAS (MONZA)

(StudiPadaPasarTradisionalSambu di Medan) Nama : Amar Mira Dwi Agustianto Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

ABSTRAK

Minat beli merupakan tahapan penting yang harus dilalui konsumen sebelum memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pembelian suatu produk. Minat beli sendiri dapat diindentifikasikan sebagai berikut: minat beli yang dimana konsumen cenderung melaksanakan kegiatan pembelian, minat beli yang dimana konsumen cenderung memberikan saran kepada orang lain untuk membeli produk tersebut, minat beli yang dimana konsumen memilih suatu produk menjadi pilihan utama, minat beli yang dimana konsumen mencari tau informasi tentang suatu produk.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih suatu produk yang di inginkan yaitu Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kesadaran Merek.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data pada Penelitian ini menggunakan teknik data Primer dan Sekunder yaitu dengan cara wawancara dan observasi. Seluruh informan berjumlah 15 orang yang terdiri dari 1 informan kunci dan 14 informan utama. Teknik Analisa yang digunakan oleh peneliti adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi data.

Berdasarkan penelitian, dari keempat faktor-faktor minat beli konsumen yaitu kualitas produk, harga, promosi dan kesadaran merek. Kualitas produk merupakan faktor yang paling mempengaruhi minat beli konsumen hal ini di buktikan dengan wawancara yang di lakukan kepada 14 konsumen dengan mayoritas konsumen memilih kualitas produk yang mempengaruhi minat beli mereka. Untuk kesadaran merek juga memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi minat belikonsumen, sebagian konsumen memilih produk di karenakan merek yang ternama.


(7)

vi

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR MINAT BELI KONSUMEN PADA PAKAIAN BEKAS (MONZA)

(StudiPadaPasarTradisionalSambu di Medan) Nama : Amar Mira Dwi Agustianto Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

ABSTRACT

Buying interest is an important step that must be passed consumers before deciding to conduct the purchase of a product. Buying interest alone can

diindentifikasikan as follows: buying interest where consumers tend to carry out the activities of purchasing, buying interest where consumers tend to give advice to others to buy the product, buying interest where consumers choose a product become the primary choice, which is where the buying interest consumers seek to know information about a product.

According to Kotler and Armstrong (2001: 354) there are several factors that influence consumer buying interest in selecting a desired product, namely Quality Product, Price, Promotion and Brand Awareness.

The method used in this research is descriptive research with a qualitative approach. Collecting data in this study uses data Primary and Secondary is by way of interviews and observations. The whole informants numbering 15 people consisting of one key informant and 14 key informants. The analysis technique used by the researchers is data reduction, data presentation and conclusion / verification data.

Based on the research, of the four factors of consumer purchase interest is the quality of the product, price, promotion and brand awareness. Product quality is the factor most affecting consumer buying interest this case proved with interviews done to 14 consumers with the majority of consumers choose quality products that affect their buying interest. For brand awareness also has a major influence in affecting interest belikonsumen, some consumers choose the product in because of the famous brand.


(8)

vii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... . i

ABSTRAK... . v

ABSTRACT... . vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Faktor-faktor Minat Beli Konsumen ... 8

2.1.1 Kualitas Produk ... 8

2.1.2 Harga ... 10

2.1.3 Promosi ... 12

2.1.4 Kesadaran Merek ... 14

2.2 Minat Beli Konsumen ... 16

2.2.1 Pengertian Minat Beli Konsumen ... 16

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen... 17


(9)

viii

2.2.4 Proses Pengambilan Keputusan ... 19

2.3 Perilaku Konsumen ... 22

2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 22

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen... ... 22

2.4 Penelitian Terdahulu ... .... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 31

3.2 Lokasi Penelitian ... 31

3.3 Sumber Penelitian ... 31

3.4 Informan Penelitian ... 32

3.5 Defenisi Konsep ... 33

3.6 Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Umum Lokasi Penelitian ... 39

4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat Toko Monza Bapak Marbun Pasar Tradisional Sambu... 39

4.1.2 Visi dan Misi ... 41

4.1.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas... 41

4.2 Karekteristik Informan... 42

4.3 Penyajian Data... 45

4.3.1 Faktor-faktor Minat Beli... 45

4.4 Analisis Faktor-faktor Minat Beli Konsumen ... 50


(10)

ix

4.5 Pembahasan ... ... 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 65 5.2 Saran... 65


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Awareness... .. 15 Gambar 4.1 Penentuan Harga ... 53 Gambar 4.2 Tingkat Minat Beli Konsumen ... 60


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian... 44

Tabel 4.2 Daftar Harga... 47


(13)

v

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR MINAT BELI KONSUMEN PADA PAKAIAN BEKAS (MONZA)

(StudiPadaPasarTradisionalSambu di Medan) Nama : Amar Mira Dwi Agustianto Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

ABSTRAK

Minat beli merupakan tahapan penting yang harus dilalui konsumen sebelum memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pembelian suatu produk. Minat beli sendiri dapat diindentifikasikan sebagai berikut: minat beli yang dimana konsumen cenderung melaksanakan kegiatan pembelian, minat beli yang dimana konsumen cenderung memberikan saran kepada orang lain untuk membeli produk tersebut, minat beli yang dimana konsumen memilih suatu produk menjadi pilihan utama, minat beli yang dimana konsumen mencari tau informasi tentang suatu produk.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih suatu produk yang di inginkan yaitu Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kesadaran Merek.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data pada Penelitian ini menggunakan teknik data Primer dan Sekunder yaitu dengan cara wawancara dan observasi. Seluruh informan berjumlah 15 orang yang terdiri dari 1 informan kunci dan 14 informan utama. Teknik Analisa yang digunakan oleh peneliti adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi data.

Berdasarkan penelitian, dari keempat faktor-faktor minat beli konsumen yaitu kualitas produk, harga, promosi dan kesadaran merek. Kualitas produk merupakan faktor yang paling mempengaruhi minat beli konsumen hal ini di buktikan dengan wawancara yang di lakukan kepada 14 konsumen dengan mayoritas konsumen memilih kualitas produk yang mempengaruhi minat beli mereka. Untuk kesadaran merek juga memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi minat belikonsumen, sebagian konsumen memilih produk di karenakan merek yang ternama.


(14)

vi

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR MINAT BELI KONSUMEN PADA PAKAIAN BEKAS (MONZA)

(StudiPadaPasarTradisionalSambu di Medan) Nama : Amar Mira Dwi Agustianto Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

ABSTRACT

Buying interest is an important step that must be passed consumers before deciding to conduct the purchase of a product. Buying interest alone can

diindentifikasikan as follows: buying interest where consumers tend to carry out the activities of purchasing, buying interest where consumers tend to give advice to others to buy the product, buying interest where consumers choose a product become the primary choice, which is where the buying interest consumers seek to know information about a product.

According to Kotler and Armstrong (2001: 354) there are several factors that influence consumer buying interest in selecting a desired product, namely Quality Product, Price, Promotion and Brand Awareness.

The method used in this research is descriptive research with a qualitative approach. Collecting data in this study uses data Primary and Secondary is by way of interviews and observations. The whole informants numbering 15 people consisting of one key informant and 14 key informants. The analysis technique used by the researchers is data reduction, data presentation and conclusion / verification data.

Based on the research, of the four factors of consumer purchase interest is the quality of the product, price, promotion and brand awareness. Product quality is the factor most affecting consumer buying interest this case proved with interviews done to 14 consumers with the majority of consumers choose quality products that affect their buying interest. For brand awareness also has a major influence in affecting interest belikonsumen, some consumers choose the product in because of the famous brand.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padadasarnyaperananbisnis harus mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan usahanya.Para pelaku bisnis harus menerapkan strategi yang efektif dan efisien.Hal tersebut tentunya bisa dicapai dengan menggunakan strategi yang mampu bersaing dengan pesaing bisnis lainnya untuk menarik konsumen, maka diperlukan suatu konsep dalam pemasaran untuk menunjang kemajuan usaha bisnis.

Tinggi rendahnya suatu bisnis akan sangat ditentukan oleh keberhasilan kegiatan pemasaran bisnis tersebut, karena kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas (konsumen) termasuk juga untuk mengembangkan usaha atau bisnis fashion.Seiring berjalannya waktu, perkembangan fashion (gayaberpakaian)di kalangan masyarakat dewasa ini khususnya daerah perkotaan pada usia remaja hingga dewasa mengalami perkembangan yang tidak dapat dihindari lagi.

Banyaknya masyarakat menjadikan fashion sebagai salah satu hal penting dalam kehidupan mereka. Mulai dari berbagai macam produk fashion seperti pakaian, sepatu, tas dan lain-lain, produk yang memiliki brand besar dengan harga fantastis, kualitas yang bagus dan tidak hanya produk lokal yang murah, hingga produk barang bekas import pun mampu menjadi peluang besar dalam dunia bisnis ini. Perkembangan fashion yang pada awalnya merupakan kebutuhan


(16)

2

sandang manusia berkembang menjadi kebutuhan pokok manusia,hal ini ditandai dengan pertumbuhan industri fashion yang semakin berkembang pesat sebagai reaksi peluang yang di timbulkan oleh peningkatan jumlah kebutuhan fashion itu sendiri.

Fashion itu sendiri mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman, hal ini sangat besar dipengaruhi oleh selera masyarakat yang mana terjadi perubahan pada mode, desain, kualitas. Perubahan inilah yang menyebabkan timbul suatu masalah, dimana terdapat suatu fenomena yang terjadidiantara manusia sebagai konsumen dan manusia sebagi produsen, tidak dapat mengikuti perubahan yang terjadi secara bersamaan pada waktu dan tempat yang sama.

Sebagai akibat dari fenomena inimaka munculah sebuah fakta bahwa trend fashion disuatu Negara, khususnya Negaramaju berbeda dengan Negara-Negaraberkembang, sehingga penyebaran tidak merata secara luas. Dengan demikian ada rentang waktu masa berlaku suatu trend fashiondalam mengikuti pola perubahan.Kebutuhan fashion telah beralih fungsi sebagai keinginan setiap manusia, jadi saat ini banyak masyarakat membeli pakaian yang dipengaruhi rasa keinginan untuk mengikuti trend dan fashion yang sedang muncul seiring dengan perubahan musim model yang ada.

Dengan demikian tidak jarang konsumen memilih produk pakaian bekas sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhannya, karena ditinjau dari segi harga, merk, mode, kualitas dan prilaku konsumen itu sendiri. Hal ini pula yang menjadi dasar pertimbangan awal para pelaku bisnis pakaian import atau pakaian bekas, untuk membuka usaha tersebut. Semakin banyaknya industri yang bermunculan


(17)

3

sebagai akibat dari adanya tingkat kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariatif, sebagai dampak dari banyak bermunculannya industri yang adamaka bidang pemasaran berpengaruh dan merupakan satu elemen penting dalam persaingan.

Umumnya pakaian bekas sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita sekarang, khususnya bagi muda-mudi masa kini. Muda-mudi dewasa ini lebih terpengaruhdan terdoronguntukmengikuti fashion zaman sekarang,hal tersebut menyebabkan muda-mudi melakukan tindakan pembelian untuk pemenuhan hasrat untuk mengikuti fashion dan tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tidak hanya pembelian atas pakaian dan barang-barang fashion yang baru tetapi sekarang para beralih untuk menggunakan dan membeli barang-barang fashion yang bekas dikarenakan harga yang lebih murah dengan brand yang ternama dan kualitas yang masih baik. Bisnis pakaian bekas saat ini sangat berkembang pesat dan diminati masyarakat, baik yang berbentuk pasar tradisional atau toko,karena bisnis ini juga dapat dikatakan unik juga sebagai salah satu solusi keuangan anak-anak muda yang terbatas, dimana mereka haus dan memiliki keinginan akan pakaian tersebut,dan jenis pakaian yang dijual biasanya sangat terbatas.

Pada awalnya Monza merupakan singkatan dari Mongonsidi Plaza, yaitu sebuah tempat di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Namun, kata Monza itu kemudian menjadi sebutan untuk pakaian bekas import di daerah tersebut. Berawal dari sebutan ini yang kemudian membuatplaza menjadi pelopor penjualan pakaian bekasimport hingga menyebar luas di beberapa daerah


(18)

4

sekitarnya, termasuk kota Medan. Banyak beberapa kalangan yang datang mulai dari orang biasa sampai kalangan menengah ke atas, dimana kalangan bawah lebih banyak memilih pakaian bekas seperti tas, selimut, pakaian dalam, dan lain – lain sedangkan kalangan menengah atas lebih memilih barang berupa sepatu, jaket, baju, celana.

Di kota Medan ada beberapa tempat penjualan pakaian bekas seperti : Pasar sambu, Pasar melati, Pasar sukarame, dan Pasar simalingakar. Pasar sambu merupakan pasar pertama di Kota Medan yang menjual pakaian bekas. Pasar sambu berdiri sekitar tahun 1990-an yang lokasinya di Jalan Sutomo, Medan.Yang bersebelahan dengan Medan Mall.Meskipun bukan satu-satunya pusat penjualan pakaian bekas impor, pasar Sambu termasuk pusat pakaian bekas yang sudah lama ada, sejak puluhan tahun lalu.Produk dari pasar sambu merupakan produk kebutuhan sandang seperti baju, celana, sepatu , tas dan lain-lain. Produk-produk dari sambu di dapat dari Belawan sebagai pusat import pakaian bekas di Sumatera Utara.

Pasar sambu merupakan salah satu pasar penjual pakaian bekas di kota Medan yang memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan pasar penjual pakaian bekas lainnya, lokasi tersebut sangat strategis karena terletak di pusat kota yang mudah dikunjungi masyarakat. Pasar sambu menjual pakaian dengan berbagai macam merek dengan harga relatif murah. Pakaian tersebut berupa baju, celana, sepatu dan tas. Pasar ini buka setiap harinya mulai dari jam 14.30 – 17.30 WIB. Jumlah pembeli setiap harinya 200, bahkan di hari selasa, kamis, minggu bisa mencapai dua kali lipat dari hari biasanya.


(19)

5

Dalam pengembangan suatu usaha atau bisnis, konsumen memegang peranan penting untuk menunjang eksistensi usaha dan membantu suatu usaha untuk dapat bersaing dengan usaha lainnya. Konsumen memiliki perilaku dan sikap yang berbeda-beda menanggapi setiap produk yang ditawarkan. Konsumen juga memiliki hak untuk memilih produk sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh konsumen.

Seiring dengan berkembangnya zaman dan gaya hidup masyarakat maka menciptakan keinginan yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan : kelas sosial dan ekonomi, kebudayaan, dan keinginan pribadi dari masyarakat ataupun konsumen itu sendiri. Sebelum konsumen melaksanakan kegiatan pembelian atas suatu produk, terlebih dahulu konsumen harus merasakan dan mengalami ketertarikan atas suatu produk (minat beli).

Minat beli merupakan tahapan penting yang harus dilalui konsumen sebelum memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pembelian suatu produk. Minat beli sendiri dapat diindentifikasikan sebagai berikut: minat beli yang dimana konsumen cenderung melaksanakan kegiatan pembelian, minat beli yang dimana konsumen cenderung memberikan saran kepada orang lain untuk membeli produk tersebut, minat beli yang dimana konsumen memilih suatu produk menjadi pilihan utama, minat beli yang dimana konsumen mencari tau informasi tentang suatu produk.

Adapun yang menjadi alasan peneliti melaksanakan penelitian di Usaha Monza di Pasar Sambu dan memilih judul penelitian Analasis Faktor – Faktor Minat Beli Konsumen Pada Pakaian Bekas di Pasar Sambu adalah karena peneliti


(20)

6

menemukan keunikan dalam kegiatan transaksi pembelian dan minat beli konsumen itu sendiri, dimana minat konsumen tinggi sedangkan produk yang dijual merupakan produk bekas, untuk itu peneliti ingin mempelajari dan menganalisis faktor- faktor minat beli konsumen pada usaha monza di pasar Sambu. Dalam hal ini peneliti ingin berfokus pada salah satu toko pakaian bekas di pasar Sambu yaitu toko yang dimiliki Bapak Marbun yang beralamatkan di Jalan Bawean Medan. Dimana toko Bapak Marbun sangat diminati oleh konsumen dari berbagai kalangan. Sehingga toko tersebut mampu bersaing dengan toko pakaian bekas lainnya.

Penelitian tentang Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu,salah satunya adalah penelitian Iin Nurbaidah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada Waroeng Remaja Mesjid Al-Jihad (RMAJ) Medan” yang memaparkan bahwa hasil penelitian menunjukkan hipotesis pertama terbukti yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ Medan. Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ Medan.Penelitian ini ditujukan kepada konsumen yang membeli pakaian bekas dipasar tradisional sambu. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang prilaku konsumen khususnya minat beli konsumen dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Minat Beli Konsumen pada Pakaian Bekas (Monza) diPasar Tradisional Sambu.”


(21)

7 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui dan menganalisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, yaitu untuk meningkatkan, kemampuan berfikir dan

mengembangkan wawasan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang manajemen pemasaran khususnya minat beli konsumen dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktek nyata dalam perusahaan.

2. Bagi Pengusaha, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi pengusaha dalam bidang pemasaran khususnya minat beli.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi bisnis USU, yaitu untuk rujukan untuk dibaca dan sebagai bahan refrensi untuk mahasiswa/I di jurusan Administrasi bisnis USU.


(22)

8 BAB II

KERANGKA TEORI

Menurut Vredenbregt dalam Azuar Juliandi (2013:42). Teori dan penelitian harus bersama-sama berfungsi dalam menambah pengetahuan ilmiah, dan seseorang peneliti tidak boleh menilai teori terlepas dari penelitian empiris, melainkan harus menghubungkan satu dengan lainnya, jika kita melakukan penelitian adalah paling tepat jika kita mendasarkan diri pada teori yang telah ada, dan hasil dari penelitian dapat memperluas, memperbaharui, atau mengkoreksi teori tersebut. Untuk memberikan penjelasan pada penelitian ini, berikut beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian.

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih suatu produk yang di inginkan sebagai berikut :

2.1.1 KualitasProduk

Perusahaan yang cerdik memuaskan pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak dari yang mereka janjikan.Konsumen yang merasa puasakan kembali membeli, dan mereka akan memberi tahu calon konsumen yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan produk tersebut.Kepuasan pelanggan sangat berkaitan erat dengan kualitas. Kualitasmemuaskan yang sudah dirasakan konsumen memberikan kepuasan terhadap keinginan-keinginan konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen dapat


(23)

9

berpengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Persepsi positif ini memberikan keuntungan tersendiri baik bagi perusahaan dan image dari produk itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kepuasan pelanggan sendiri dapat didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada produk atau jasa tersebut.

MenurutTjiptono,(1997:121)Kualitas mencerminkan semua dimensipenawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan.Istilah nilai (value)sering kalidigunakan untuk mengacu pada kualitas relative suatu produk dikaitkandengan harga produk bersangkutan.Hal ini membuat beberapa produk yang bernilai lebih mahal darisaingannya cenderung dipersepsikan oleh konsumen sebagai produkatau jasa yang berkualitas lebih tinggi.Sebaliknya, ada beberapa produkyang berkualitassamadengan barang yang harganya lebih mahaltetapiharganya murah cenderung dipersepsikan pelanggan sebagai produk ataujasa yang memiliki kualitas lebih rendah. Ada beberapa dimensi yangmencerminkan kualitaskinerja (performance), karakteristik operasi pokok dari produk inti yang di beli sebagai berikut:

1. Tampilan (feature), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

2. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal di pakai.

3. Konfirmasi (conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Daya tahan (durability) , yaitu berkaitan dengan berapa lama produk

tersebut dapat terus di gunakan.


(24)

10

kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganankeluhan yang memuaskan.Pelayanan yang diberikan tidakterbatas hanya sebelum penjualan, tetapi jugaselama prosespenjualan hingga purna jual yang juga mencakup pelayananeparasidan ketersediaan komponen yang dibutuhkan. 6. Estetika (esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya

desain artistik, warna, dan sebagainya.

7. Persepsi kualitas(perceivedquality) yaitu citra dan reputasiproduk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atauciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikankualitasnya dari aspekharga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya. Produk-produk yang berkualitasakan memiliki sejumlahkelebihan yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Produkyang dihasilkan dengan kualitas yang tinggi pada tingkat harga yangkompetitifakan dipilih oleh konsumen. Kualitas produk yang tinggi dandapat diterima oleh konsumen akan menjadi elemen utama dalammempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

2.1.2 Harga(Price)

Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam rupiah. Tetapidalam keadaan yang lain harga didefinisikan sebagai jumlah yangdibayarkan oleh pembeli. Dalam hal ini harga merupakan suatu cara bagiseorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing.Sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian darifungsi deferensiasi barang dalam pemasaran.


(25)

11

Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalampenetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain :

1. Mendapatkan laba maksimum

2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih.

3. Mencegah atau mengurangi persaingan.

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share.

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.Konsumen sering memilih harga yang lebih tinggi di antara dua barangkarena mereka melihat adanya perbedaan.Apabila harga lebih tinggi,konsumen cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai kriteria utamadalam menentukan nilainya. Ada kenyataanya bahwa harga yang sesuaidengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama.Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan dari pada harga itusendiri.Barang sejenis yang berharga murah justru dapat tidak dibeli olehkonsumen.Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikanproduknya berdasarkan mutu dan harga (Kotler,2007:89).

Program penetapanharga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkatharga umum yang berlaku untuk produk tertentu, relatif terhadap tingkatharga pesaing. Keputusan harga memiliki peran strategik yang pentingdalam implementasi strategi pemasaran.Menurut Kotler, ( 2007:118), menunjukkan pentingnya unsur harga dalam pengambilan keputusan konsumen.Hargasering kali dikaitkan dengan kualitas, konsumen cenderung


(26)

12

untukmenggunakan harga sebagai indikator kualitas atau kepuasan potensialdari suatu produk.Biaya hidup yang melonjak dan penurunan daya beli.Secara umummembuat konsumen lebih sadar terhadap harga dalamperilaku berbelanjanya.

2.1.3 Promosi(Promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatuprogram pemasaran yang dilakukan dari mulut ke mulut.Bagaimana punberkualitasnyasuatu produk, bilakonsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk ituakan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya.

Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasipemasaran.Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalahaktivitas pemasaran yangberusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,membujuk, dan mengingatkan pasarsasaran atasperusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyalpada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasarantentang perusahaan dan bauran pemasarannya.Meskipun secara umumbentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuktersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Menurut Kotler (2007:225) beberapatugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi( personal selling, mass selling, promosi penjualan, public relation, direct marketing) adalah:


(27)

13

Personalselling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antarapenjual dan calonpelanggan untuk memperkenalkan suatu produkkepada calon pelanggan dan membentukpemahaman pelangganterhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba danmembelinya.

2. Mass Selling

Massselling merupakan pendekatan yang menggunakan mediakomunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramaidalam satu waktu.Ada dua bentuk utama massselling, yaituperiklanan dan publisitas. 3. Promosi Penjualan

Promosipenjualanadalahbentukpersuasilangsungmelaluipenggunaanberbaga i insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk

dengan meningkatkan jumlah barang. 4. Public Relations

Publicrelations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari

suatuperusahaan untuk mempengaruhi persepsi seseorang, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct Marketing

Directmarketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yangmemanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkanrespon yang terukur.Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapikonsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos, atau dengandatang langsung ke tempat pemasar.


(28)

14 2.1.4 BrandAwareness(KesadaranMerek)

Kesadaran merek merupakan suatu penerimaan dan persepsi dari setiapkonsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka, dimana hal ituditunjukkan dari kemampuan konsumen dalam mengingat, mengenali,sebuahmerekdanmengaitkannyakedalamkategoritertentu.

Meningkatkansuatukesadaranadalahsuatumekanismeuntukmemperluas pasarsuatu merek dan meningkatkan brandawareness merekproduktersebutdalam benak mereka. Menurut Aaker, (1991:61)Kesadaran merek itu sendiri adalah kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk.Kesadaran merek memberikan nilai kepada pelanggan dengan menguatkan rasa percaya diri dalam keputusan pembelian.

Menurut Durianto, dkk (2004:7) kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Menurut Peter dan Olson (2000:190) menyatakan bahwa kesadaran merek adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan kesadaran merek, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.


(29)

15

Menurut Peter dan Olson (2000:190) menyatakan tingkat kesadaran merek dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau kesadaran merek sudah mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi kesadaran merek yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat kesadaran merek yang sudah tinggi. Piramida kesadaran merek dari rendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Piramida Awareness

Sumber : (Akker,1991:62) 1. Brand Unaware (tidak menyadari merek)

adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.

2. Brand Recognition (pengenalan brand)

adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

Top of Mind Brand Recall Brand Recognition


(30)

16

3. Brand Recall (pengingatan kembali merek)

adalah pengingatan kembali merek tanpa bantuan (unaided recall). 4. Top of Mind (puncak pikiran)

adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen, atau merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak seorang konsumen.

2.2 Minat Beli Konsumen

2.2.1 Pengertian Minat Beli Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2003 : 181) customer buying decision- all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a produk. Yang kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

Menurut Simamora, (2003:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

Durianto, dkk (2003 :19) niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli


(31)

17

merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembeliansejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen.

Menurut Swastha, (1994:3) minat beli merupakan perilaku konsumen

yang menunjukkan sejauh mana komitmen untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Dalam istilah asing, perilaku konsumen disebut consumer buying behaviour atau consumer’s behaviour. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli

Swastha dan Irawan, (2001:79) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.


(32)

18

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalumencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.2.3 Aspek-aspek dalam Minat Beli

Menurut Lucas dan Britt (2000:16) mengatakan bahwa aspek aspek yang terdapat dalam minat beli adalah :

1. Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa).

2. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada konsumen.

3. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk tersebut.

4. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli.


(33)

19

5. Keputusan, tahapan terakhir dari perilaku konsumen untuk memilih satu pilihan dari berbagai alternatif.

Berdasarkan dari deskripsi aspek diatas, maka peneliti menarik kesimpulan: 1. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan

perasaan senang.

2. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.

3. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan dibeli aspek perhatian tidak digunakan karena masih berupa perhatian belum bisa dikatakan sebagai minat, karena tidak adanya dorongan untuk memiliki. Tidak digunakannya keputusan dan perbuatan merupakan minat lagi namun menimbulkan reaksi lebih lanjut yaitu keputusan membeli. 2.2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi,mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli para pemasaran dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli.

Menurut Kotler & Keller (2009:184) Proses pengambilan keputusan membeli konsumen pada umumnya terdiri dari lima tahap, yaitu:


(34)

20

Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengetahui masalah atau kebutuhannya yang diikuti oleh rangsangan internal maupun eksternal, misalnya adanya pemberitahuan dari temannya bahwa suatu produk bagus atau berkualitas.Disini pemasar harus dapat mengidentifikasi keadaan yang dapat memicu kebutuhan dan mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dari beberapa konsumen sehingga dapat menyusun strategi pemasaran untuk memikat konsumen tersebut.

2. Pencarian Informasi

Pada proses ini konsumen akan mencari informasi mengenai produk untuk memenuhi kebutuhannya baik melalui teman, keluarga maupun kenalannya sehingga dalam hal ini pemasar harus memperhatikan sumber-sumber informasi yang menjadi acuan konsumen, mengidentifikasi, dan mengevaluasi informasi tersebut. Mereka harus mengetahui pendapat konsumen mengenai suatu merek dan mengidentifikasi merek-merek lain dalam perangkat pilihannya. Hal ini akan membantu perusahaan mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan pasar sasaran.

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen akan memberikan pandangan yang berbeda-beda terhadap produk yang memiliki atribut dan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, konsumen akan mengevaluasi dua produk yang berbeda tingkat harganya dengan memilih apakah produk dengan harga tinggi memiliki atribut atau manfaat yang lebih banyak dan berkualitas daripada produk dengan harga yang rendah.


(35)

21 4. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:242) keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan. Ada berbagai macam jenis risiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk, yaitu :

a. Risiko fungsional adalah produk tidak berkinerja sesuai harapan

b. Risiko fisik adalah produk menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain.

c. Risiko fungsional adalah produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar. d. Risiko sosial adalah produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain. e. Risiko psikologi adalah produk memengaruhi kesejahteraan mental dari

pengguna.

f. Risiko waktu adalah kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang karena menemukan produk lain yang memuaskan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian, konsumen mungkin akan mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian terhadap produk yang dibeli. Konsumen akan selalu mencari informasi yang sesuai dengan ketidakpuasan tersebut. Kepuasan dan ketidakpuasan akan memengaruhi perilaku konsumen selanjutnya sehingga pemasar disini harus tetap memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan konsumen, dan pemakaian produk pasca pembelian konsumen.


(36)

22 2.3 Perilaku konsumen

2.3.1 Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen (consumer behavior) di defenisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.

Menurut Kotler dan Keller, (2007:213) Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat di pengaruhi lingkungan.

2.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler, (1997:153) beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalahsebagai berikut :

1. Faktor-Faktor Kebudayaan a. Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian


(37)

23

besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

b. Sub Budaya

Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiapkelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yangsama.

2. Faktor-Faktor Sosial a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikanpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilakuseseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.

c. Peranan dan Status

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.


(38)

24 3. Faktor-Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya.

b. Pekerjaan

Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turutmenentukan perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

4. Faktor-Faktor Psikologis a. Motivasi


(39)

25

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian.

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun peneliti terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti melaksanakan penelitian ini adalah :

Hendra Marpaung dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pada tahun 2006 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Gaul Khabe Distro Medan” Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel harga, merek, dan presentasi berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen, sedangkan variabel kualitas tidak


(40)

26

berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil ini menunjukan bahwa variabel presentasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli konsumen Gaul Khabe Distro Medan. Iin Nurbaidah Lubis dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2007 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada Waroeng Remaja Mesjid Al-Jihad (RMAJ) Medan” Dari hasil analisis didapatkan bahwa hipotesis pertama terbukti yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan.

Aneke Christiani dari Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya pada tahun 2010 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Kerajinan Berbahan Kayu jati pada kasus CV Dwipa Art Sidoarjo”Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor non keluarga, mutu atau kualitas, merek, pelayanan, promosi, situasi pembelian, budaya, sosial, pribadi, psikologis, performance, reliability, features, conformance, durability, estetika, dan perceived memiliki pengaruh terhadap minat beli menerima hipotesis kedua bahwa faktor Mutu yang dominan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk kerajinan berbahan kayu jati di CV. Dwipa Art.Adiztya Wibisaputra dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 kg (Di PT. Candi Agung Pratama Semarang)” Hasil penelitian dari PT. Candi Agung Pratama Semarang,


(41)

27

menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang Signifikan antara harga, promosi, kualitas pelayanan, terhadap minat beli ulang, sisanya variasi perubahan di pengaruhi faktor-faktor lain.

Kartika Mandasari dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Dalam Memilih Jasa Perhotelan Studi kasus pada Hotel GRASIA Semarang” Hasil analisis korelasi maka Lokasi, fasilitas, harga, kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia,faktor yang paling mempengaruhi minat beli adalah karena lokasi merupakan tempat yang dituju, apakah hotel dekat dengan tempat-tempat aktivitas lainnya.

Tabel 2.1

Peneliti Terdahulu

Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian Hendra Marpaung 2006 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Gaul Khabe Distro Medan

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel harga, merek, dan presentasi berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen, sedangkan variabel kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil ini menunjukan bahwa


(42)

28

variabelpresentasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli konsumen gaul khabe distro medan

Iin Nurbaidah Lubis 2007 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada Waroeng Remaja Mesjid Al-Jihad (RMAJ) Medan Dari hasil

analisis didapatkan bahwa hipotesis pertama terbukti yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Aneke Christiani 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiMin at Beli Konsumen Terhadap Produk Kerajinan

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor

non keluarga, mutu atau kualitas, m erek, pelayanan, promosi,

situasi pembelian, budaya, sosial, p ribadi, psikologis,


(43)

29 Berbahan Kayu Jati pada kasus CV Dwipa Art-Sioarjo

performance, reliability, features, conformance,

durability, estetika, dan perceived memiliki pengaruh terhadap minat beli Menerima hipotesis kedua bahwa faktor Mutu yang dominan mempengaruhi minat beli

konsumen terhadap produk

kerajinan berbahan kayu jati di CV. Dwipa Art. Adiztya Wibisaputra 2011 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 kg (Di PT. Candi Agung Pratama Semarang)

Hasil penelitian dari PT. Candi Agung Pratama Semarang, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang Signifikan antara harga, promosi, kualitas pelayanan, terhadap minat beli ulang, sisanya variasi perubahan di pengaruhi faktor-faktor lain. Kartika Mandasari 2011 Fakultas Ekonomi UniversitasDi ponegoro Semarang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Dalam

Hasil analisis maka Lokasi, fasilitas, harga, kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap


(44)

30 Memilih Jasa Perhotelan Studi kasus pada Hotel GRASIA Semarang)

jasa hotel Grasia,

faktor yang paling mempengaruhi minat beli adalah lokasi

karena lokasi merupakan tempat yang dituju, apakah hotel dekat dengan tempat-tempat


(45)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Menurut Azuar Juliandi (2013: 14) bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu variabel secara mandiri.

Pendekatan kualitatif adalah sebuah proses sebagai penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik yang lengkap berupa dengan kata-kata. Melaporkan pandangan informan secara rinci dan disusun dalam sebuah latar alamiah (Cressewel 2002: 1) maka dari itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor minat beli konsumen.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pasar tradisional Sambu Jalan Bawean.

3.3 Sumber Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data atau informasi yang akurat, peneliti menggunakan data sebagai berikut: Data Primer dan Data Skunder.

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Menurut I Made Wirartha (2006:244) pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber


(46)

32

pertamanya, melalui prosedur dan teknik pengumpulan data yang dapat berupa wawancara dan observasi.

a. Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai.

b. Observasi adalah metode pengumpulan data primer mengenai perilaku manusia serta berbagai fenomena bisnis tanpa mengajukan pertanyaan atau interaksi dengan individu-individu yang diteliti

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder merupakan data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, jurnal, buku-buku, internet, dan sebagainya.

3.4 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan informasi dari informan sebagai sumber data untuk penulisan skripsi ini. Pemilihan informasi didasarkan atas subjek yang banyak memiliki informasi yang berkualitas serta permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberi data.

Menurut Suyanto (2005:172), informan penelitian terdiri dari beberapa macam, yakni 1) Informan Kunci (key informant) yakni informan yang memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam melakukan penelitian. 2) Informasi Utama merupakan informan yang terlihat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.


(47)

33 1. Informan Kunci

Informasi kunci adalah yaitumereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik usaha yang memberikan informasi ataupun data yang akurat tentang usahanya dalam membantu peneliti

5. Informan Utama

Informan utama adalahmenentukan informan yang benar-benar mengerti dan mengetahui permasalahan atau kejadian yang akan diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Konsumen yang membeli produk dan menurut peneliti mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang akan diajukan kepada konsumen di pasar sambu.

3.5 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995: 33) konsep adalah untuk mengambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Dari keterangan di atas, defenisi konsep yang diberikan oleh peneliti dari penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif, antara lain mengemukakan defenisi penelitian sebagai berikut:

1. Kualitas produk

Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan. Hal ini membuat beberapa produk yang bernilai lebih mahal dari saingannya yang cenderung dipersepsikan oleh sebagian


(48)

34

konsumen sebagai produk atau jasa yang berkualitas tinggi. Sebaliknya ada beberapa produk yang berkualitas yang sama dengan harga yang lebih mahal akan tetapi harganya lebih cenderung murah dipersepsikan pelanggan sebagai produk atau jasa yang memiliki kualitas rendah .

Kepuasan pelanggan juga sangat berkaitan erat dengan kualitas.Kualitas memuaskanyang sudah dirasakan konsumen memberikankepuasan terhadap keinginan konsumen dan memenuhi kebutuhankonsumen dapat berpengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap produk tersebut.

a. Pakaian Layak untuk digunakan dalam penjualan pakaian bekas b. Sesuai dengan keinginan

2. Harga

Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam rupiah. Tetapi dalam keadaan lain harga di defenisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Dalam hal ini harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannnya dari para pesaing. Sehingga penetapan harga dapat dipertimbang kan sebagai bagian darifungsi deferensiasi barang dalam pemasaran.Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai kriteria utamadalam menentukan nilainya. Ada kenyataanya bahwa harga yang sesuaidengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama.Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan dari pada harga itusendiri.Barang sejenis yang berharga murah justru dapat tidak dibeli olehkonsumen.


(49)

35 b. Potongan harga

c. harga pesaing 3. Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatuprogram pemasaran, yang dilakukan dari mulut ke mulut dalam upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon pembeli untuk membeli atau mengkonsumsinya. Promosi juga sebagai bentuk komunikasi dalam pemasaran yang dimaksudkan dalam pemasaran, dimana aktivitas pemasaran yang berusaha mempengaruhi atau memberikan informasi dalam meningkatkan target pasar dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang di tawarkan. Tujuan utama dari promosi ini adalah untuk meningkat profit laba dan menarik pelanggan baru dan menjaga kesetian pelanggan.

a. Mengukur, menarik, membujuk, b. Mengingatkan informan

4. Kesadaran Merek

Kesadaran merek merupakan suatu penerimaan dan persepsi dari setiap konsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka, dimana hal ituditunjukkan dari kemampuan konsumen dalam mengingat berbagai merek yang mereka inginkan dan juga mengenali sebuahmerekdanmengaitkannyakedalamkategoritertentu.Tingkat kesadaran merek dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana


(50)

36 yang dianggap akrab oleh konsumen.

a. Mengingat kembali merek bagian dari kategori produk 5. Minat Beli Konsumen

Minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen.

a. Harga adalah suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing.

b. Ketersedian produk

c. Promosi adalah promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut sebagai bentuk komunikasi dalam pemasaran

d. Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen

6. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan


(51)

37

keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat di pengaruhi lingkungan.

a. Budaya adalah faktor penentu keinginan perilaku seseorang yang paling mendasar dalam menetukan pilihan.

b. Sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam masyarakat dan komunitas

c. Pribadi mencakup pekerjaan dan keadaan ekonomi

d. Psikologi meliputi persepsi pengetahuan, keyakinan dan sikap

3.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis akan dilakukan sesuai dengan teknik analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2005:91), analisa data kualitatif akan dilakukan dengan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian dan kesimpulan/verifikasi data.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses merangkum data-data yang telah dikumpulkan di lapangan selama waktu penelitian. Data-data yang diperlukan dan berhubungan dengan permasalahan akan dipilih, sementara yang tidak diperlukan akan dipisahkan oleh peneliti

b. Penyajian Data

Penyajian Data secara kualitatif akan dilakukan dengan menggunakan teks yang bersifat naratif


(52)

38 c. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki kejanggalan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.Tahapan ini akan menghubungkan antara seluruh data, fakta dan informasi yang ditemukana dengan nalar peneliti.


(53)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat Toko Monza Bapak Marbun Pasar TradisionalSambu

Pasar tradisional Sambu berlokasi di Jl. Bawean Medan.Pasar tradisional Sambu berdiri mulai sejak tahun 1990- an, yang bersebelahan dengan Medan Mall. Pasar tradisional Sambu mulanya adalah terminal Sambu yang merupakan terminal angkutan umum sebelum terminal Amplas dibangun, berlatar belakang sebuah terminal yang sudah tidak terpakai maka beberapa mantan supir dan pemuda setempat berinisiatif mendirikan sebuah pasar dengan tujuan agar lahan tersebut bisa bermanfaat bagi banyak orang, awalnya hanya beberapa kios atau toko saja yang berjualan, namun dikarenakan pada saat itu banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena terjadi phk besar-besaran saat krisis moneter maka orang-orang beralih ke wirausaha seperti menjadi pedagang pakaian bekas.

Saat ini pasar tradisional Sambu sekarang telah berdiri lebih dari 15 tahun dan kini pasar tradisional Sambu merupakan pasar penjual pakaian bekas yang paling tua dikarenakan pasar mongonsidi yang menjadi pasar pertama penjual pakaian bekas sudah tidak beroperasi lagi hal ini membuat pasar sambu menjadi yang paling tua,seiring dengan perkembangan jaman dan tingginya kebutuhan konsumen. Meskipun bukan satu-satunya pusat penjualan pakaian bekas import, pasar tradisional Sambu termasuk pusat pakaian bekas yang sudah lama ada.


(54)

40

Produk pasar tradisional Sambu merupakan produk kebutuhan sandang seperti kaos, kemeja, sepatu, jaket, jas, celana, tas bahkan sampai pakaian dalam. Pasar ini buka setiap harinya mulai dari jam 14.30 – 17.30 WIB. Jumlah pembeli setiap harinya sekitar 200 orang, dan tidak hanya itu saja pasar tradisional Sambu juga memiliki hari-hari tertentu, seperti hari selasa, kamis, minggu, dimana konsumen bisa mencapai dua kali lipat dari hari biasanya dalam membeli pakaian bekas, karena dihari tersebut banyak persediaan barang yang baru masuk untuk dipasarkan di pasar sambu. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya minat beli masyarakat terhadap pakaian bekas pada pasar tradisional Sambu Medan sangat besar.

Salah satu penjual pakaian bekas di pasar sambu ini ialah Bapak Rustam Marbun atau biasa dipanggil akrab Bapak Marbun, dia menjual barang barang seperti kaos, kemeja dan jaket. Dia sudah berjualan selama 6 tahun, dia mengakui banyak konsumen-konsumen dari kalangan atas sampai kalangan bawahyang mencari pakaian bekas dengan kualitas baik, tidak hanya kualitas baik yang di cari konsumen, tetapi faktor harga dan juga keanekaragaman jenis-jenis pakaian yang di jual. Dalam sehari beliau dapat menjual pakaian bekas sebanyak 20 potong, dan bahkan di hari tertentu bisa menjual 30 potong pakaian bekas.

Toko Bapak Marbun awalnya didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, dimana dulunya beliau berprofesi sebagai supir angkot diterminal Sambu. Beliau merupakan wirausaha yang sampai sekarang masih menjalani pekerjaanya sebagai penjual pakaian bekas. Toko Bapak Marbun buka setiap harinya mulai dari jam 14.30 – 17.30 WIB. Jumlah pembeli di tokonya setiap harinya sekitar 30 orang, dan tidak hanya itu saja toko Bapak Marbun juga memiliki hari-hari tertentu,


(55)

41

seperti hari selasa,minggu, dimana konsumen bisa mencapai dua kali lipat dari hari biasanya dalam membeli pakaian bekas di tokonya, karena dihari tersebut banyak persediaan barang yang baru masuk untuk dipasarkan di tokonya.

4.1.2 Visi dan Misi

Setiap jenis usaha dalam bisnis yang berskala besar tentu memiliki beberapa visi dan misi yang harus dijalankan.Namun, bukan berarti bisnis dengan skala menengah maupun kecil tidak memiliki visi dan misi.Beberapa di antara bisnis tersebut memiliki visi dan misi meskipun tidak seluruhnya di terapkan.

Visi usaha kecil ini adalah hanya berupa untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan dapat mensejahterakan keluarga si pemilik usaha tersebut. Adapun misi dari usaha ini adalah membina hubungan yang baik dengan konsumen, memberikan pelayanan baik bagi konsumen.

4.1.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Pada dasarnya, monza pasar tradisional Sambu merupakan salah satu contoh kegiatan usaha dalam bidang pakaian bekas. Modal dan kegiatan bisnis seluruhnya dimiliki dan dikendalikan oleh pemilik. Hal ini yang membuat monza pasar tradisional Sambu tidak memiliki struktur organisasi. Namun, bukan berarti bisnis wirausaha seluruhnya tidak memiliki struktur organisasi. Saat ini, kegiatan wirausaha banyak diminati karena pemilik dapat mengatur waktu kerja secara fleksibel dan mengendalikan serta mengawasi langsung bisnis yang berjalan.

Seluruh proses manajemen toko Bapak Marbun di pasar tradisional Sambu di pegang oleh Bapak Marbun. Toko Bapak Marbun di pasar tradisional Sambu yang


(56)

42

menjadi lokasi penelitian memang memiliki modal keseluruhannya berasal dari Bapak Marbun. Oleh karena itu seluruh proses manajemen diatur sendiri oleh Bapak Marbun selaku pemilik yaitu mulai dari pengaturan keuangan, promosi, dan kegiatan lainnya untuk mendukung hal tersebut Bapak Marbun menggunakan kemampuan wirausaha untuk menjalankan bisnis tersebut. Dirinya tidak hanya sebagai pemilik tetapi juga sebagai penjual bagi kelangsungan bisnisnya.

Sistem manajemen yang digunakan masih bersifat sederhana, karena toko Bapak Marbun merupakan usaha yang baru berkembang dan belum membutuhkan proses manajemen yang dikendalikan secara khusus oleh seorang manajer untuk satu bidang tertentu. Hal ini juga menguntungkan bagi pendapatannya, sejauh ini, manajemen toko Bapak Marbun masih berjalan dengan baik meskipun seluruhnya dikendalikan oleh satu orang saja.

4.2. Karakteristik Informan a. Jenis Kelamin Informan

Pada penelitian ini, peneliti memilih 10 orang informan yang berjenis kelamin laki-laki dan 5 orang yang berjenis kelamin perempuan.Informan yang berjenis kelamin laki-laki terdiri dari 1 orang pemilik dan 9 orang konsumen di toko Bapak Marbun.Sementara itu informan perempuan terdiri dari 5 orang konsumen di toko Bapak Marbun.Selama melakukan penelitian, peneliti lebih banyak menemukan konsumen laki-laki yang datang secara berkelompok.Hal ini disebabkan karena laki-laki cenderung datang bersama teman-temannya, mereka menghabiskan waktu untuk mencari kaos ataupun kemeja. Beberapa juga


(57)

43

mengatakan mereka datang berkelompok karena rekomendasi atau ajakan dari teman mereka sesama anggota kelompok.

b. Tingkat Pendidikan

Informan penelitian memiliki rentang pendidikan mulai dari tamatan Sekolah Menengah Atas hingga lulusan perguruan tinggi.Lulusan yang memiliki latar belakang lulusan perguruan tinggi hanya 7 orang yaitu konsumen. Informan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir diploma3 hanya 2 orang yaitu konsumen dan informan yang memiliki latar belakang lulusan Sekolah Menengah Atas sebanyak7 orang diantaranya 1 pemilik usaha dan 5 konsumen.

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan sewaktu melaksanakan penelitian. Berdasarkan metode yang telah ditentukan sebelumnya, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara dan pengamatan langsung.Wawancara dan pengamatan langsung (observasi) dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperoleh data primer dari sebuah penelitian. Maka hasil penelitian (data) yang diperoleh dari hasil wawancara kepada 14 informan kunci, 1 informan utama. Berikut tabel data dari informan dalam penelitian ini.

Tabel 4.1.

Daftar Informan Penelitian

No Nama Status Tingkat

pendidikan

Keterangan

1. Bapak Marbun Informan Utama Sma Pemilik

2. Inul Informan kunci Strata 1 Konsumen


(58)

44

4. Nino Informan Kunci Strata 1 Konsumen

5. Indah Informan Kunci Sma Konsumen

6. Uty Informan Kunci Diploma 3 Konsumen

7. Indra Informan Kunci Sma Konsumen

8. Herman Informan Kunci Sma Konsumen

9. Okky Informan Kunci Strata 1 Konsumen

10. Fiza Informan Kunci Strata 1 Konsumen

11. Sarti Informan Kunci Sma Konsumen

12. Yeni Informan Kunci Sma Konsumen

13. Vicky Informan Kunci Diploma 3 Konsumen

14. Ridho Informan Kunci Strata 1 Konsumen

15. Agus Informan Kunci Strata 1 Konsumen

Sumber : hasil wawancara peneliti 2014

Peneliti melakukan wawancara kepada pemilik, konsumen untuk mengetahui minat beli yang ada pada toko pakaian bekas Bapak Marbun.

4.3 Penyajian Data

Peneliti tidak menyajikan seluruh hasil wawancara dari 15 orang informan.Peneliti memilih 5 orang dari 15 jawaban informan yang dianggap mewakili dan mampu menjawab pertanyaan rumusan masalah. Hasil wawancara dari dua informan (pemilik dan konsumen) digunakan untuk menjawab minat beli konsumen pada pakaian bekas di pasar tradisional Sambu.Hal ini juga dilakukan karena banyaknya informan yang memberikan jawaban yang serupa sehingga dengan mereduksi jumlah


(59)

45

transkrip wawancara diharapkan mampu mengurangi duplikasi data. 4.3.1 Faktor-faktor Minat Beli

a. Kualitas produk

Produk merupakan salah satu unsur bauran pemasaran jasa yang dapat menentukan kepuasan konsumen.kualitas produk harus disesuaikan dengan target pasar yang dituju. Kualitas produk nantinya juga harus disesuaikan dengan bauran pemasaran lainnya. Produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasar tidak akan di terima. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi pebisnis. Menurut Bapak Marbun produk-produk yang ditawarkan menggunakan naluri dan prediksi pakaian yang mungkin akan disukai pelanggan. Setelah Bapak Marbun memilah-milah pakaian, kemudian Bapak Marbun menggantung pakaian-pakaian dengan kualitas bagus didepan toko, sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk pakaian yang telah di pilah Bapak Marbun.Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Bapak Marbun, mengatakan :

“Produk andalan yang ditawarkan adalah produk yang bermerek dengankualitas baik. Contohnya seperti wrangler, polo shirt, crocodile, giordano, dan yang paling banyak di minati oleh konsumen adalah merek polo shirt dan girdano”

Menurut Bapak Marbun alasan dia memilih menjual pakaian bekas yaitu kaos, kemeja dan jaket adalah di karenakan modal yang tidak mencukupi dan Bapak Marbun juga kurang yakin apakah bahan sandang lain seperti celana, tas, dan sepatu kurang yakin di minati oleh konsumen.


(60)

46

produk pesaing lainnya. Adapun pertanyaan mengenai kualitas produk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Bapak Marbun, beliau mengatakan :

kualitas produk ini merupakan kualitas produk pilihan yang baik dan masih layak pakai dibandingkan dengan usaha lainnya karena jaminan kualitas produknya sudah diakui oleh konsumen.”

Perbedaan kualitas produk usaha Bapak Marbun dengan pesaing lainnya seperti : memiliki brand, pakaian yang masih layak dipakai, harga relatif murah. Usaha toko Bapak Marbun sejak didirikan hingga saat ini banyak diminati oleh konsumen dari berbagai kalangan.

“Biasanya sih tidak ada trik khusus dalam meyakinkan konsumen untuk membeli di sini, hanya saja yang kami jual adalah pakaian bekas yang masih terlihat bagus di tambah lagi dengan beberapa barang yang memiliki brand dengan harga yang di tawarkan jauh di bawah harga yang asli, sehingga konsumen tertarik untuk membeli.”

b. Harga

Meskipun saat ini banyak konsumen yang tidak lagi mempermasalahkan harga yang tinggi, sebagian konsumen masih sangat mempertimbangkan harga sebelum melakukan pembelian produk. Hal ini juga disesuaikan dengan pertimbangan kualitas produk yang akan dibeli. Konsumen akan rela membayar lebih mahal demi memperoleh produk dengan kualitas yang lebih baik. Namun, saat ini sebagian konsumen rela membayar mahal bukan karena pertimbangan kualitas melainkan merek yang dapat


(61)

47 diperolehnya dengan memakai produk tersebut.

Adapun harga-harga dari beberapa produk yang di jual toko Bapak Marbun yaitu : Tabel 4.2

Daftar Harga

Produk Harga

Kaos Rp. 30.000 – 50.000

Kemeja Rp. 45.000 – 80.000

Jaket Rp. 60.000 – 100.000

Sumber Wawancara Peneliti (2014)

Menurut Bapak Marbun, Harga yang ditawarkan sejauh ini tidak menimbulkan masalah atau keluhan pada pelanggan. Harga yang ditawarkan termasuk dalam kategori murah dan sesuai dengan tipe konsumen yang berasal dari semua golongan masyarakat, yaitu mulai dari yang golongan bawah hingga hingga menengah ke atas. Harga yang ditawarkan pun relatif sama dengan harga pesaing. Meskipun ada perbedaan harga namun Bapak Marbun mengusahakan agar selisih harga tidak terlalu tinggi jadi konsumen tidak mempermasalahkannya.

Mengenai penetapan harga Bapak Marbun berkatabahwa :

”awalnya barang dipilah, kemudian barang yang bagus di jual dengan harga yang lebih mahal, selanjutnya pakaian bekas dijadikan dalam bentuk kemas dan barang yang kualitasnya kurang bagus di beri harga murah.”

Untuk menjaga harga pakaian bekas tetap kompetitif Bapak Marbun mengutamakan menjual pakaian dengan kualitas yang bagus, seperti tidak kotor, tidak


(62)

48

sobek, dan layak di pakai.Hal ini di karenakan agar konsumen tertarik membeli pakaian bekas di toko ini. Sehingga Bapak Marbun memiliki konsumen tetap.

Untuk mengetahui perbedaan harga Bapak Marbun dengan harga pesaing lainnya.Adapun pertanyaan mengenai harga. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Bapak Marbun, beliau mengatakan :

“ kalau harga setiap pakaian yang saya jual lebih murah dibandingkan penjual lain.” c. Promosi

setiap bisnis baik yang berskala besar maupun kecil pasti melakukan upaya promosi produk yang dihasilkan. Istilah promosi pada dasarnya bertujuan untuk memberikan informasi detail mengenai produk sehingga membantu calon pembeli dalam membuat keputusan pembelian. Informasi dapat berupa kegunaan dan manfaat produk, harga hingga kualitas produk. Saat ini tujuan promosi tidak hanya sekedar memberikan informasi saja namun juga menekan penjualan agar mampu mencapai target yang telah ditetapkan.

Menurut Bapak Marbun, toko ini belum memiliki strategi khusus dalam melakukan promosi, namun toko ini telah menerapkan suatu jenis promosi yang lebih sederhana, berikut penuturannya.

“Promosi yang di lakukan toko ini bukanlah promosi yang besar, akan tetapi promosi yang di lakukan hanya melalui mulut ke mulut.Hal ini di karenakan oleh masyarakat yang umumnya sudah mengetahui tempat dimana untuk membeli pakaian bekas yaitu pada pasar sambu medan.”

Dari Ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk Promosi yang dilakukan toko Bapak Marbun lebih menekankan pada promosi dari mulut ke mulut (mouth to


(63)

49

mouth promotion) oleh para konsumen. Hal ini juga diperkuat oleh Rudy yang bertempat tinggal di daerah Perumnas Mandala Deli Serdang, Rudy merupakan satu dari sekian banyak konsumen yang membeli pakaian bekas Bapak Marbun. Menurut Rudy, ia mengetahui tentang pakaian bekas Bapak Marbun dari salah seorang temannya yang memberitahu kepadanya.

Dari keseluruhan upaya promosi yang dilakukan Bapak Marbun berkata sebenarnya upaya tersebut belum maksimal, saya rasa masih kurang, karena saya tidak mempunyai dana lebih untuk melakukan promosi-promosi besar seperti melalui media sosial ataupun pembuatan spanduk.

d. Kesadaran Merek

Kesadaran merek merupakan suatu penerimaan dan persepsi dari setiap konsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka, dimana hal itu ditunjukkan dari kemampuan konsumen dalam mengingat, mengenali, sebuah merek dan mengaitkannya kedalam kategori tertentu. Meningkatkan suatu kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar suatu merek dan meningkatkan brand awareness merek produk tersebut dalam benak mereka.

Konsumen biasanya lebih tertarik pada pakaian-pakaian bekas yang mempunyai merek-merek ternama seperti wrangler, polo shirt, crocodile, dan girdano. Pakaian dengan merek ini di jual lebih tinggi di bandingkan dengan pakaian lainnya.

Bapak Marbun berkata “saya melihat dari stock barang yang sudah terjual, biasanya barang-barang dengan merek terkenal akan lebih banyak dicari daripada barang-barang yang tidak mempunyai merek”


(64)

50

pemilik pakaian bekas sudah sampai pada tahap tinggi yaitu top of mind (puncak pikiran)

4.4 Analisis Faktor – faktor Minat Beli Konsumen 1. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah fokus utama bagi suatu usaha, penentuan kualitas produk merupakan pengambilan kebijakan yang berdampak langsung terhadap kelangsungan usaha dalam menghadapi persaingan dengan usaha lainnya baik yang sejenis ataupun tidak. Selain daripada itu kualitas produk yang diproduksi ataupun yang dijual oleh suatu usaha juga dimaksudkan untuk memberikan daya tarik bagi konsumen untuk membeli produk dan kepuasan bagi pelanggan yang membeli produk.

Dalam penentuan suatu kualitas produk, suatu usaha harus berhati – berhati karena perusahaan juga harus memperhatikan jumlah biaya yang harus dikeluarkan jika ingin memproduksi ataupun menjual produk yang memiliki kualitas baik. Selain biaya, suatu usaha juga harus memperhatikan faktor – faktor penunjang lainnya seperti selera konsumen, persaingan dengan usaha lain dan keadaan ekonomi, sosial, dan politik.

Pada usaha penjualan pakaian bekas, kualitas pakaian merupakan aspek terpenting yang menunjang kelangsungan usaha karena dengan kualitas yang baik maka akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk berkunjung dan kemudian memutuskan untuk membeli pakaian tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti ditemukan informasi bahwa penentuan kualitas produk didasari pada :

a. Merek : merupakan identitas dari sutau produk. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa merek suatu pakaian menjadi standar penentuan kualitas produk ( semakin terkenal merek dari pakaian itu maka


(65)

51

akan semakin baik juga pandangan tentang kualitas produk tersebut)

b. Keadaan pakaian : keadaan pakaian yang tidak ditemukan sobekan, noda, dan masih kelihatan seperti pakaian baru akan menempatkan pakaian tersebut pada kualitas yang baik.

Produk-produk yang di jual di toko ini memiliki kualitas yang bermacam-macam sesuai dengan harga dan kondisi fisik barang yang di jual.Untuk menjaga kualitas produk Bapak Marbun membungkus pakaian dengan plastik, khusus produk-produk unggulan seperti merek wrangler, polo, giordano dan merek lainnya. Pakaian-pakaian yang kondisi fisiknya tidak baik akan di jual dengan harga yang murah dan pakaian-pakaian yang kondisi fisiknya baik akan di jual dengan harga yang tinggi, oleh sebab itu kualitas produk yang di tawarkan, ada yang masih baik dan ada juga yang rusak, pakaian-pakaian yang di jual toko ini tidak siap untuk di pakai, karna merupakan barang bekas, jadi sebelum konsumen memakaianya harus di cuci bersih terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber peneliti juga memperoleh informasi bahwa penjual pakaian bekas di pasar sambu sangat memperhatikan kualitas dari pakaiannya dan selalu mengklasikan setiap produknya berdasarkan kualitas produknya itu sendiri.

2. Harga

Secara singkat harga diartikan sebagai akumulasi dari biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk ditambah dengan jumlah keuntungan yang ingin dicapai. Harga menjadi elemen yang dapat membantu perusahaan dapat terus bertahan dan dan tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini harga suatu produk akan mempengaruhi daya beli dari masyarakat untuk itu dibutuhkan analisis dan strategi dalam menetapkan


(1)

saya lebih memilih polo shirt karena baju tersebut

mempunyai merek ternama Informan 7: giordano oke Informan 8: kalau saya merek apa aja mau, asalkan harganya murah

Informan 9: crocodile oke Informan 10: merek oke semua apalagi kalo harganya murah saya borong

Informan 11: giordano merek favorit saya

Informan 12: merek apa aja deh, yang penting bagus dan murah

Informan 13: merek polo shirt dong

Informan 14 merek selalu menjadi andalan saya selama kualitas produknya bagus 5. Bagaimana dengan kualitas

produk toko Bapak Marbun ?

Informan 1: kualitasnya oke punya .

Informan 2: bagus kualitasnya Informan 3: kualitasnya bagus sesuai dengan harga yang ditawarkan

Informan 4: bagus kok, Informan 5: bagus pas dipakai. Informan 6: cukup la kualitas produknya

Informan 7: kualitas pilihan punya produknya

Informan 8: kualitasnya keren, dan bagus

Informan 9: lumayan la kualitasnya

Informan 10: bagus kok Informan 11: top la kualitasnya

Informan 12: kualitas pilihan punya dong


(2)

sesuai dengan harga Informan 14: kualitasnya bagus, gak nyesal la beli disini 6. Apakah anda puas dengan

kualitas produk toko tersebut ?

Informan 1: puas kali la, sampai mau langganan pun di toko ini

Informan 2: puas

Informan 3: sangat puas Informan 4: puas la

Informan 5: puas la apalagi kalo harganya murah semua Informan 6: cukup la

Informan 7: sangat memuaskan

Informan 8: sangat puas Informan 9: lumayan puas la dengan kualitasnya

Informan 10: puas dengan kualitasnya

Informan 11: sangat puas sampai pengen beli lagi Informan 12: puas kali lah dengan kualitasnya

Informan 13: benar-benar puas Informan 14: puas ..

7. Menurut anda, apa keunggulan toko ini ?

Informan 1: produknya, hargan ya bisa miring, bermerek Informan 2: kualitasnya oke pas dipakai

Informan 3: pertama kualitas pakaiannya, kemudian harga Informan 4: pakaiannya bagus bagus dan sesuai dengan perkembangan jaman

Informan 5: kualitasnya beda dengan toko yang lain

Informan 6: mereknya oke Informan 7: kualitas dan mereknya

Informan 8: kualitas yang membedakan toko ini dengan yang lain


(3)

Informan 9: harganya bisa miring

Informan 10: kualitas pakaian Informan 11: kualitas, kalau harga sama seperti yang di tawarkan toko lain

Informan 12: produknya oke Informan 13: kualitas dan nyaman dipakai

Informan 14: kualitas dan merek pakaian

8. Bagaimana harga yang di tawarkan toko tersebut ?

Informan 1: harganya bisa dikatakan pas

Informan 2: harganya pas dengan kantong

Informan 3: cocok dengan kualitas

Informan 4: harganya tinggi, tapi kualitasnya oke

Informan 5: harganya pas kok Informan 6: harga tidak ada masalah

Informan 7: harga pas

Informan 8: harganya standard Informan 9: harganya gak mahal kok

Informan 10: harganya mahal, tapi kualitas bagus

Informan 11: harga pas Informan 12: sesuai dengan kualitas pakaian yang di jual Informan 13: harganya lumayan mahal

Informan 14: harganya pas sesuai dengan yang ditawarkan


(4)

9. Apakah anda memiliki kritik dan saran untuk toko Bapak Marbun ?

Informan 1: tidak ada Informan 2: ada promosinya Informan 3: kalau bisa promosinya dibuat di media sosial

Informan 4: kalau bisa harganya dikurangin

Informan 5: promosinya aja di kembangin

Informan 6: gak ada

Informan 7: tidak ada saran Informan 8: promosi harus ditingkatkan

Informan 9: gak ada saran Informan10: promosinya Informan 11: promosi nya buat di media sosial

Informan 12: promosi harus dikembangkan

Informan 13: promosi harus ditingkatkan


(5)

(6)