Penghasilan PKWT yang Melanggar Syarat dan Ketentuan Otomatis Berubah Menjadi PKWTT

4. Karyawan yang menolak mutasi tersebut dianggap melanggar disiplin kerja yang dapat dikenakan sanksi. Apabila setelah mendapatkan surat perintah, Karyawan tidak mematuhinya, akan dikenakan tindakan yang lebih tegas yaitu pemutusan hubungan kerja secara sepihak oleh Perusahaan. 5. Dua minggu sebelumnya kepada Karyawan yang akan dimutasikan akan diberitahukan tentang mutasinya, kecuali Direksi menentukan lain.

Bab V Penghasilan

Pasal 12 Pengupahan dan Pendapatan 1. Perusahaan akan memberikan upah yang layak kepada Karyawan sesuai dengan pangkat dan golongan Karyawan, yang penempatannya berpedoman kepada ketentuan Upah Minimum Propinsi yang berlaku di Sumatera Utara. 2. Karyawan yang baru masuk akan mulai bekerja termasuk yang baru dalam masa percobaan 3 tiga bulan mulai bekerja antara tanggal 1 dan 15 dari satu bulan, menerima upah untuk bulan bersangkutan sebesar satu bulan. Sedangkan mereka yang masuk bekerja antara tanggal 16 dan akhir bulan untuk satu bulan, menerima upah untuk bulan yang bersangkutan sebesar 50 dari upah sebulan. 3. Apabila karena sesuatu alasan, “Karyawan Tetap’ diberhentikan dari pekerjaannya, maka pemberian upah diatur sebagai berikut: a. Berhenti antara tanggal 1 dan 15 untuk suatu bulan, kepadanya dibayarkan 50 dari upahnya untuk bulan yang bersangkutan. b. Berhenti antara tanggal 16 sampai akhir bulan suatu bulan, kepadanya akan diberikan 100 dari upah yang bersangkutan. Pasal 13 Ketentuan Uang Lembur 1. a. Kepada Karyawan yang diperintahkan oleh Perusahaan melakukan tugasnya di luar jam kerja yang telah ditetapkan baginya sebanyak- banyaknya untuk waktu 3 tiga jam dalam satu hari dan 14 empat belas jam dalam satu minggu diberikan uang lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat 1.a. tersebut di atas hanya dapat dilakukan paling banyak: 1. 8 delapan jam dalam 1 satu hari waktu kerja siang hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat minggu atau 1 satu hari libur resmi ditetapkan. 2. 7 tujuh jam dalam 1 satu hari waktu kerja malam hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat minggu atau hari libur resmi ditetapkan. 2. Besar upah lembur tersebut adalah sesuai dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja. 3. Penolakan terhadap perintah melakukan kerja lembur, seperti disebutkan pada ayat di atas, dapat dianggap sebagai penolakan perintah, karena itu dapat diberikan sanksi kecuali ada alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Perhitungan upah lembur diatur menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.102MENVI2004, yaitu ditentukan sebagai berikut: a Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja: 1 Jam kerja lembur pertama, dibayar sebesar 1.5 kali upah satu jam. 2 ………………………. b Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan hari resmi libur untuk waktu kerja 6 enam hari kerja 40 empat puluh jam seminggu maka: 1 Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 tujuh jam pertama dibayar 2 dua kali upah satu jam, dan jam ke delapan dibayar 3 tiga kali upah satu jam dan jam lembur ke sembilan dan ke sepuluh 4 empat kali upah satu jam. 2 Apabila hari libur resmi jatuh hari kerja terpendek perhitungan upah lembur 5 lima jam kerja pertama dibayar 2 dua kali upah satu jam, jam ke- 6 enam 3 tiga kali upah satu jam dan jam ke- 7 dan ke- 8, dibayar 4 empat kali upah satu jam. 3 Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 lima hari kerja dan 40 empat puluh jam seminggu, maka perhitungan upah lembur untuk 8 delapan jam pertama dibayar 2 dua kali upah satu jam, jam ke- 9 sembilan dibayar 3 tiga kali upah satu jam kerja dan jam ke- 10 sepuluh dan ke- 11 sebelas 4 empat kali upah satu jam. c Cara perhitungan uang lembur: 1 Karyawan Bulanan : 1173 upah komponen perhitungan lembur. 2 Karyawan Harian Tetap : 320 upah rata-rata satu hari. 3 Karyawan Borongan : 17 upah satu hari. 5. Kerja lembur karyawan akan dilaksanakan melalui instruksi, untuk mana oleh pejabat yang diberi wewenang akan dikeluarkan Surat Perintah Lembur dan merupakan bagian dari dokumen pembayaran uang lembur. 6. Karyawan golongan Pimpinan Menengah ke atas, tidak diberikan lembur apabila diperintahkan untuk bekerja lebih dari 7 tujuh jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini. 7. bagi Karyawan pelayan mess, jaga malam dan pengemudi apabila lebih dari 7 tujuh jam sehari dan 40 empat puluh jam seminggu dihitung lembur. Pasal 14 Penyesuaian Skala Upah Penyesuaian skala upah secara umum dapat dipertimbangkan menurut kebutuhan, antara lain: 1. Nilai jabatan Job Value di pasaran meningkat, karena sesuatu atau berbagai sebab yang akan didasarkan pada penilaian berkala. 2. Adanya kebijaksanaan pemerintah dibidang moneter yang mengakibatkan harga yang signifikan. 3. Karena angka inflasi yang meningkat. Pasal 17 Peninjauan dan Kenaikan Upah 1. Peninjauan upah diupayakan perusahaan sekali dalam setahun dengan memperhatikan: a. Kenaikan harga kebutuhan pokok b. Kemampuan perusahaan. c. Keputusan Pemerintah tentang pengupahan. 2. Kenaikan upah perorangan tidak dilaksanakan secara otomatis pada setiap tahun, tetapi didasarkan atas pertimbangan prestasi Karyawan. Pasal 16 Pajak Penghasilan 1. Pajak atas upah penghasilan lain dari Karyawan, ditanggung oleh Karyawan, yang dipotong melalui gaji setiap bulannya. 2. Perubahan dalam keluarga atau perusahaan tempat tinggal atau perubahan keyakinan, dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Biro Personalia dalam waktu paling lambat 1 satu bulan, dengan melampirkan bukti tertulis dari pejabat yang berwenang.

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM ATAS UPAH YANG DITERIMA TENAGA

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja/Buruh Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Pkwt) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

4 75 129

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PELAKSANAAN PENGUPAHAN PEKERJA WAKTU TERTENTU BERDASARKAN PELAKSANAAN PENGUPAHAN PEKERJA WAKTU TERTENTU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN (STUDI KASUS PADA PT.ESHAM DIMA MANDIRI YOGYAKARTA).

0 2 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PENGUPAHAN PEKERJA WAKTU TERTENTU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN (STUDI KASUS PADA PT.ESHAM DIMA MANDIRI YOGYAKARTA).

0 3 14

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGUPAHAN TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DI PT. SUMBER JAYA GARMENT DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003.

0 2 24

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DENGAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) TERKAIT HAL PENGALIHAN HUBUNGAN KERJA DI PERUSAHAAN ALIH DAYA BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KE.

0 0 4

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN PADA PEKERJA KONTRAK WAKTU TERTENTU (PKWT) DI PT. INTI CAKRAWALA CITRA (INDOGROSIR) SURABAYA.

2 32 98

STATUS PEKERJA OUTSOURCING DALAM HAL TERJADINYA PELANGGARAN JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 1 55

Perlindungan Hukum Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Studi Kasus di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Area Madiun).

0 0 17

PERLINDUNGAN PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DI PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY.

0 1 1

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DAN SISTEM PENGUPAHAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN - repo unpas

0 0 15