Ureum Kreatinin serum urine

pyramid. Tubulus koligens yang lebih kecil di lapisi oleh epitel kuboid dan berdiameter kurang lebih 40 µm. Dalam medulla, duktus koligens merupakan komponen utama dari mekanisme pemekatan urin Junquiera, 1995 .

2.3 Pemeriksaan Biokimia Ginjal

Beberapa uji pemeriksaan ginjal yang sering di lakukan, meliputi pemeriksaan kadar albumin, pre albumin, Blood Urea Nitrogen BUN, kreatinin, magnesium,nitrogen,fosfor, kalium, serum bikarbonat Hartono, A 2000. Sedangkan untuk menguji fungsi ginjal secara sederhana sering di lakukan: 1. Test untuk protein albumin Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus maka protein dapat bocor masuk ke urine 2. Mengukur konsentrasi urea darah Bila ginjal tidak mampu mengeluarkan ureum, maka ureum darah naik di atas kadar normal 3. Test Konsentrasi Pada pemeriksaan ini tidak di perkenankan makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi kenaikan berat jenis.

2.3.1 Ureum

Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein, berasal dari asam amino yang telah di pindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal. Ureum bersifat racun di dalam tubuh, pengeluarannya dari tubuh melalui ginjal berupa air seni urine . Diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Bernike Doloksaribu: Pengaruh proteksi Vitamin C Terhadap Kadar Ureum, Kreatinin Dan Gambaran Histopatologis Ginjal Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008. USU e-Repository © 2008 Kadar ureum normal dalam darah adalah 30 mg100 ml darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. Bila ginjal rusak atau kurang baik fungsinya maka kadar ureum darah dapat meningkat dan meracuni sel-sel tubuh, keadaan tersebut disebut uremia. Rata-rata tubuh membentuk 25-30 gram ureum tiap hari lebih banyak pada orang-orang dengan diet tinggi protein dan lebih kecil pada orang-orang diet rendah protein . Semua ureum ini harus di ekskresikan ke dalam urine, kalau tidak maka akan terkumpul di dalam cairan tubuh. Konsentrasi normal di dalam plasma kira-kira 26 mg100 ml, tetapi dalam keadaan abnormal, kadang-kadang dapat mencapai 800 mg 100 ml penderita gagal ginjal . Ekskresi ureum ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu : 1. Konsentrasi ureum dalam plasma 2. Laju filtrasi glomerulus Umumnya jumlah ureum yang keluar melalui tubulus ke dalam urine kira-kira sesuai dengan muatan ureum yang memasuki tubulus proksimal, rata-rata 50-60 .

2.3.2 Kreatinin serum urine

Kreatinin adalah suatu zat sisa metabolisme yang terbentuk dari hasil pemecahan kreatin dalam rangkaian proses perubahan makanan menjadi energi. Jumlah produksi kreatinin sesuai dengan masssa otot. Kreatinin dikeluarkan dalam tubuh melalui ginjal. Oleh karena itu jika kadar kreatinin meningkat di dalam darah dapat menjadi indikasi dari berkurangnya fungsi Bernike Doloksaribu: Pengaruh proteksi Vitamin C Terhadap Kadar Ureum, Kreatinin Dan Gambaran Histopatologis Ginjal Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008. USU e-Repository © 2008 ginjal. Jika 50 atau lebih nefron rusak kadar kreatinin menjadi meningkat. Kreatinin serum secara khusus berguna dalam mengevaluasi fungsi glomerulus. Kreatinin serum di nilai lebih sensitive dan merupakan indikator penyakit ginjal yang lebih spesifik dari pada BUN. Kreatinin serum ini kemudian meningkat dan tidak di pengaruhi oleh diet atau masukan cairan. Rasio normal BUNkreatinin adalah 10 : 1. Nilai rasio yang lebih tinggi dari normal menunjukkan adanya gangguan pre renal. Kadar normal serum kreatinin pada orang dewasa adalah 0,5-1,5 mgdl; 45- 132,5 µmolL unit SI . Pada wanita kadarnya sedikit lebih rendah akibat massa otot yang kurang. Le Fever Kee,1997.

2.4 Biologi Mencit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Terhadap Kadar Vitamin C yang Terdapat pada Sari Markisa (Passiflora edulis Sims) Secara Volumetri dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol

1 64 72

Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit(Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

6 49 63

Manfaat Pemberian Madu Terhadap Perubahan Kadar Ureum dan Kreatinin serta Makroskopik Ginjal dan Histopatologi Tubulus Proksimal Ginjal Mencit (Mus Musculus L.) Jantan yang Diberi Rhodamin B

1 79 121

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rosc.)Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Ginjal Dan Gambaran Histopatologis Tubulus Proksimal Ginjal Mencit Yang Diberi Plumbum Asetat

3 62 105

Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum

0 80 72

Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit yang Dipapar Plumbum

4 54 64

Efektivitas Proteksi Asam Askorbat Terhadap Peroksidasi Lipid Pada Mencit(Mus Musculus L)Yang Dipapar Plumbum Secara Intraperitoneal

1 38 75

EFEK PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR YANG TERPAPAR PLUMBUM ASETAT.

0 0 18

Pengaruh Pemberian Kalsium dan Vitamin D Terhadap Gambaran Histopatologis Ginjal Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 21

b. Pembuatan Vitamin C - Pengaruh Pemberian Vitamin C Dan E Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit(Mus musculus L.) Yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

0 0 15