8. Pengaruh hormonal; plumbum yang berada di dalam tulang di pengaruhi oleh
hormon yang bekerja pada metabolisme kalsium tulang.
2.1.4 Efek Plumbum pada Ginjal
Mekanisme toksisitas Pb asetat masih kontroversi, diduga plumbum berikatan secara kovalen dengan preparat besi III pada asam nukleat dan protein, menghambat
penggabungan besi menjadi hem, mengganggu sintesa globin, menghambat asam delta aminolevulenat dehidratase dalam sel adarh merah serta mempengaruhi sintesa
DNA in vitro Robin dan Kumar, 1995. Toksisitas Pb menimbulkan pembentukan radikal bebas dengan melalui dua
cara yaitu : 1. pembentukan reactive oxygen species ROS seperti hydroperoksida, singlet oxygen dan hydrogen peroksida 2. secara langsung menurunkan ketersediaan
antioksidan tubuh. Patogenesa toksisitas plumbum asetat merupakan multifaktor yaitu plumbum
secara langsung mempengaruhi aktifitas enzim, menghambat absorbsi mineral runutan, mengikat sintesa struktur protein, merubah homeostatis kalsium dan
menurunkan zat antioksidan tubuh Beberapa penelitian mengenai efek Pb terhadap ginjal antara lain penelitian
Valverde 2002 pemberian Pb asetat 0,0068 gcc inhalasi pada mencit menunjukkan peningkatan migrasi DNA pada ginjal setelah pemaparan.
Hasil penelitian Hariono 2005 dengan pemberian 0,5 g Pb asetat netralkg BBoralhr pada tikus putih Rattus Norvegicus selama 16 minggu terjadi
Bernike Doloksaribu: Pengaruh proteksi Vitamin C Terhadap Kadar Ureum, Kreatinin Dan Gambaran Histopatologis Ginjal Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
penurunan BB yang signifikan P0,05. Begitu juga rata-rata berat absolute hati, ginjal dan limpha terjadi penurunan signifikan dibandingkan kelompok kontrol.
Namun, tidak terlihat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kreatinin, Blood Urea Nitrogen BUN dan enzim alanin aminotransferase ALT tikus perlakuan
maupun kontrol. Pada penelitian tersebut juga dihasilkan kadar plumbum dalam ginjal lebih tinggi dari hati dan limpa. Hal ini dapat menyebabkan ginjal lebih
beresiko daripada jaringan tubuh lain. Selanjutnya hasil pemeriksaan secara makroskopik pada minggu ke 14 dan 16
organ hati dan ginjal tampak pucat sedangkan organ lain normal. Secara mikroskopik pada minggu ke 12-16 epitel tubulus konvulatus proksimal ginjal terlihat degenerasi,
hyperplasia, kariomegali dan pada minggu ke 8 terlihat benda-benda inklusi dalam inti sel. Terlihat pula vakuolisasi duktus kolektivus, dilatasi lumen disertai akumulasi
sel debris dan pelebaran ruangan Bowman. Implikasi klinik akibat paparan plumbum pada ginjal menyebabkan tidak
berfungsinya tubulus renal, nefropati irreversibel, sklerosis vaskuler , sel tubulus atrofi, fibrosis dan sklerosis glomerulus. Akibatnya dapat menimbulkan
aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis Mukono J, 2006
2.1.5 Radikal Bebas dan Antioksidan