Pengertian UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

32 tanah dan bangunan paling banyak Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah dan hasil penjualan tahunan omzettahun paling banyak Rp 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah. b. Bank Indonesia, Departemen Perindustrian dan Perdagangan memberi batasan berdasarkan aset yang dimiliki tidak termasuk tanah dan bangunan bahwa usaha mikro adalah usaha yang memiliki aset kurang dari 2. Usaha Kecil a. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Kriteria dari usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan lebih dari Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah dan hasil penjualan tahunan omzettahun lebih dari Rp 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- dua milyar lima ratus juta rupiah. 33 b. Bank Indonesia, Departemen Perindustrian dan Perdagangan memberi batasan berdasarkan aset yang dimiliki tidak termasuk tanah dan bangunan bahwa usaha mikro adalah usaha yang memiliki aset kurang dari Rp 600.000.000,-. c. Departemen keuangan memberi batasan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan omzet kurang dari Rp 300.000.000,-. d. Departemen Perindustrian Perdagangan dan Departemen Tenaga Kerja memberi batasan berdasarkan jumlah tenaga keja, bahwa usaha dengan jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 20 orang disebut usaha kecil. Seddagkan menurut GBHN Tahun 1993, pengusaha kecil adalah mereka yang lemah dalam hal modal, tenaga kerja serta dalam penerapan teknologi. 3. Usaha Menengah e. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Kriteria dari usaha menengah adalah memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan lebih dari Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah sampai dengan paling 34 banyak Rp 10.000.000.000,- sepuluh milyar rupiah dan hasil penjualan tahunan omzettahun lebih dari Rp 2.500.000.000,- dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- lima puluh milyar rupiah. Di dalam UU No. 20 Tahun 2008 tersebut, pengertian UMKM tergambar dari kriteria UMKM yang dibedakan berdasarkan, pertama: kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan, kedua: hasil penjualan tahunan omzettahun. Secara ringkas kriteria usaha mikro, kecil dan menengah adalah sebagai berikut: 22 Tabel 2.2 Tabel Kriteria UMKM 23 Kriteria UMKM Mikro Kecil Menengah Kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan Paling banyak Rp 50 juta Lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta Lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp 10 milyar Hasil Penjualan Tahunan omzettahun Paling banyak Rp 300 juta Lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 milyar Lebih dari Rp 2,5 milyar sampai dengan paling banyak Rp 50 milyar 22 Kementrian Koperasi dan UKM. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Diakses pada 20 April 2011 dari http:www.depkop.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=129 23 Tulus T.H. Tambunan, “UMKM di Indonesia”, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, h.11. 35 Dalam dunia perbankan, pengelompokanklasifikasi UMKM didasarkan pada jumlah plafond pembiayaan yang dapat diberikan kepada UMKM, yaitu untuk usaha mikro pembiayaan yang diberikan sampai dengan maksimal Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah, untuk usaha kecil pembiayaan yang diberikan antara Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah dan untuk usaha menegah pembiayaan yang diberikan antara dengan Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiahsampai dengan dengan Rp 5.000.000.000,- lima milyar rupiah. Dalam peneitian ini jenis usaha yang termasuk kedalam pembiayaan mikro yaitu hanya tercaku pada usaha mikro dan kecil saja dimana jumlah pembiaayaan yang disalurkan Rp 2.000.000,- dua juta rupiah sampai dengan maksimal Rp 100.000.000,- seratus juta rupiah. Tabel 2.3 Tabel klasifikasi UMKM berdasarkan jumlah plafond pembiayaan di bank Jenis Usaha Jumlah plafond Pembiayaan Usaha Mikro Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah Usaha Kecil Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sd Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah Usaha Menengah Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah sd Rp 5.000.000.000,- lima milyar rupiah 36

2. Karakteristik UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

1. Usaha Mikro

Berikut ini ciri-ciri usaha mikro:  Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;  Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;  Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;  Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;  Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;  Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;  Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain : 37  Perputaran usaha turn over cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;  Tidak sensitive terhadap suku bunga;  Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;  Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri . 2. Usaha Kecil Berikut ini ciri-ciri usaha kecil:  Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;  Lokasitempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah- pindah;  Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;  Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;  Sumberdaya manusia pengusaha memiliki pengalaman dalam berwira usaha; 38  Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;  Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

3. Usaha Menengah

Berikut ini ciri-ciri usaha menengah:  Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;  Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;  Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;  Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;  Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;  Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. 24

4. Keunggulan dan Kelemahan UMKM

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh UMKM dibandingkan dengan usaha besar antara lain 25 : 24 Dessy, “Pengertian dan Kriteria UMKM”, artikel ini diakses pada 20 April 2011 dari http:chichimoed.blogspot. com200903pengertian-dan-kriteria-ukm.html

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah Al-Wakalah Pada Pembiayaan Warung Mikro Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

12 112 139

Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat

2 11 102

Faktor Faktor Yang Menghambat Nasabah Mengembalikan Pembiayaan Warung Mikro Bsm (Studi Pada Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciledug, Kantor Cabang Cipulir Dan Kantor Cabang Pembantu Bintaro Sektor Iii)

0 9 110

Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan Warung Mikro Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan

9 59 53

ANALISIS PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PALUR SUKOHARJO.

0 0 13

Sistem Informasi Akuntansi Pembiayaan Warung Mikro Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan

0 0 10

Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah Al-Wakalah Pada Pembiayaan Warung Mikro Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

0 2 42

BAB I PENDAHULUAN - Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah Al-Wakalah Pada Pembiayaan Warung Mikro Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

0 0 29

Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah Al-Wakalah Pada Pembiayaan Warung Mikro Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan

0 0 16

PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN TUGAS AKHIR - PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN - Test Reposi

0 0 98