Dengan akad wakalah yang diberikan pada nasabah, maka nasabah bisa langsung menggunakan dana pembiayaan untuk membeli barang-barang
yang dibutuhkan sesuai dengan rencana usaha. Semua penendatanganan akad dilakukan secara bertahap dalam waktu
satu hari sehingga dapat mengefisienkan waktu tanpa melanggar ketentuan mengadakan akad sesuai dengan syariah, tanpa paksaan, berdasarkan
kesepakatan bersama tanpa harus merugikan satu sama lain. Setelah penandatanganan akad maka selambat-lambatnya keesokan
harinya nasabah dapat mencairkan dana pembiayaan sesuai dengan yang diajukan. Sebelumnya nasabah tentunya telah melunasi biaya administrasi
yang menjadi kewajiban pihak nasabah. Selanjutnya nasabah bisa menyetorkan
angsuran pembayaran
pertama sebulan
setelah ditandatanganinya akad dengan cara menyetorkan angsuran perbulannya
sebesar yang telah disepakati dalam kontrak.
Gambar 4.4 Skema Kriteria dan Sub Kriteria dari Proses Pengajuan
Pembiayaan
3. Aplikasi Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri
Cabang Depok Kelapa Dua dari Perspektif Nasabah
Secara garis besar para nasabah dari produk pembiayaan warung mikro memandang bahwa tidak ada masalah dengan aplikasi dari konsep
murabahah pada produk Pembiayaan Warung Mikro. Menurut mereka produk ini sudah cukup baik dan sangat menolong bagi pengusaha yang memiliki
usaha mikro dan kecil yang membutuhkan fasilitas pembiayaan. Dari pengalaman nasabah Pembiayaan Warung Mikro mereka cukup puas dengan
Keputusan Pengambilan Pembiayaan
Resiko Jaminan
Latar Belakang Debitur
Analisa Resiko
Analisa Keuangan
Kondisi Usaha
- Hasil Dari BI checking
- Identitas Debitur
- Status tempat tinggal
- Riwayat hutang debitur
- Sejarah keuangan
- Tingkat perputaran
uang - Proyeksi
cash flow
- Tujuan pengajuan
- Lama usaha
- Jenis usaha
- Prospek usaha
- Jenis jaminan
- Lokasi jaminan
- Nilai jaminan
- Status kepemilikan
- Resiko jangka
pendek - Resiko
jangka menengah
- resiko jangka panjang
pelayanan dan fasilitas dari produk Pembiayaan Warung Mikro.
9
Hal ini dibuktikan dengan rata-rata realisasi pencairan pembiayaan periode Januari
– Agustus 2011 mencapai Rp 3.144.600.000,- tiga milyar seratus empat puluh
empat juta enam ratus ribu rupiah atau mencapai 78 dari total target.
Gambar 4.5
Secara konsep produk ini sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam akad murabahah. Dalam aplikasinya memang belum semua
ketentuan-ketentuan yang ada sudah dijalankan sebagaimana mestinya. Misalnya posisi bank sebagai penjual terkesan hilang karena memang bank
hanya mewakilkan pada nasabah untuk membeli barang-barang yang
9
Fitra Mizan, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Depok Kelapa Dua. Wawancara Pribadi, Depok, 7 Juni 2011.
Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11
Agust- 11
Realisasi 106,80 53,40 110,80 89,20 104,70 102,08 61,94 56,64 0,00
20,00 40,00
60,00 80,00
100,00 120,00
Re a
li sa
si P
e m
bia y
a a
n
Target Pencairan Pembiayaan Januari - Agustus2011
dibutuhkan sehingga seolah-olah barang yang dibeli nasabah langsung menjadi milik nasabah. Padahal seharusnya barang tersebut menjadi milik
bank terlebih dahulu. Hal ini tentunya akan membuat aplikasi dari produk ini terkesan sama dengan produk kredit yang ada pada bank konvensional. Hal
ini merupakan salah satu cerminan dimana saat ini belum murni syariahnya bank syariah yang ada di Indonesia.
C. Analisa Matrik SWOT Produk Pembiayaan Warung Mikro Bank
Syariah Mandiri a.
Kekuatan Strengths
a. Rasa tentram dan tenang karena produk pembiayaan di bank syariah terhindar dari riba.
Seluruh agama melarang adanya transaksi ribawi. Riba bukan hanya merupakan persoalan masyarakat Islam, tetapi kalangan diluar Islam
pun memandang serius masalah ini. Karenanya, kajian masalah riba dapat dirunut mundur hingga lebih dari dua ribu tahun silam. Masalah
riba telah menjadi bahan bahasan kalangan Yahudi, Yunani, demikian juga bangsa Romawi. Kalangan Kristen juga mempunyai pandangan
tersendiri mengenai riba dimana mereka juga mengecam praktik pengambilan riba.
b. Selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan tidak berubah sampai lunas.
Pada kredit konvensional, angsuran bersifat floating mengambang tergantung suku bunga yang berlaku. Lain halnya pada produk