6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Keterampilan Membaca
Membaca adalah proses menambah khazanah dan memperdalam pengetahuan tentang sesuatu.
1
Membaca membuat manusia menjadi pintar. Membaca tidak ada batasannya, dapat dilakukan kapan dan di
mana saja. Untuk menjadi maju dan sukses, tidak ada jalan lain selain banyak membaca.
Menurut Aniatul Hidayah, “membaca merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir
seseorang.”
2
Ketika membaca, maka pengetahuan seseorang akan bertambah. Seiring dengan bertambahnya pengetahuan yang didapatkan
dari membaca, maka hal ini akan meningkatkan kemampuan memori dan pemahaman seseorang.
Membaca merupakan kegiatan yang memberikan banyak wawasan dan pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan tersebut tersedia dalam
berbagai bidang informasi, mulai dari buku, majalah, koran, sampai kepada media informasi berupa internet. Menurut Tarigan membaca
merupakan “suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
”
3
Menurut Suhendar dan Pien, “membaca sebagai suatu bagian
komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi diubah menjadi lambang- lambang tulisan atau huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan atau huruf
1
Antoni Ludfi Arifin, Be A Reader Jakarta: Gramedia, 2013, h. v.
2
Aniatul Hidayah, Membaca Super Cepat Jakarta: Laskar Aksara, 2012, h. 5.
3
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung: Angkasa, 1974, h. 7.
–huruf itulah yang diubah menjadi makna”.
4
Membaca adalah menerima informasi atas dasar satuan-satuan bahasa tersebut, maka pembaca
haruslah memiliki kompetensi yang kuat akan kebahasaan tersebut. E Brook, Smith, Kenneth Goodman dan Robert Meridith
mengatakan bahwa “membaca merupakan proses yang aktif tentang
rekonstruksi makna dari bahasa yang dinyatakan dengan lambang grafis tulisan
”.
5
Membaca itu bahkan melebihi pemerolehan makna materi tercetak. Pembaca dirangsang dengan kata-kata penulis dan sebaliknya
pengarang memaknai kata-kata itu dengan arti yang dimilikinya. Smith mengungkapkan bahwa membaca adalah proses yang
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan atau informasi dari apa yang dibacanya.
6
Kaelany H.D menyatakan bahwa “membaca bisa
diartikan melihat, memahami, dan menganalisis ”. Melihat apa yang
tersurat dan memahami apa yang tersirat.
7
Hal ini sejalan dengan pendapat Strevens yang menyatakan bahwa
“membaca adalah kegiatan yang kompleks karena membaca terdiri atas proses memahami bahasa tulisan
”.
8
Membaca merupakan proses mengkonstruksi makna bacaan.
9
Pembaca aktif mengolah, memikirkan, mengembangkan, dan memaknai teks yang sedang dibacanya. Dalam proses mengkonstruksi tersebut
banyak aspek yang terlibat. Aspek itu meliputi aspek psikologis dan kognitif pembaca. Usaha tersebut perlu dilakukan agar pembaca dapat
memahami makna teks yang dibacanya.
4
ME Suhendar dan Pien Supinah, Mata Kuliah Dasar Umum Pengajaran Ujian Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis Bandung: Pionir Jaya, 1992, h. 4.
5
Kholid Harras, dkk. Membaca I Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 1.14.
6
Ibid., h. 4.5.
7
Antony Ludfi Arifin. Be A Reader Jakarta: Gramedia, 2013, h. 81.
8
M. Subana. dkk. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Bandung: Pustaka Setia, 1998, h. 223.
9
Dawud, Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia Malang: IKIP Malang, 2008, h. 65.
Membaca juga dapat diartikan sebagai mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.
10
Intinya membaca merupakan kegiatan melihat, mengeja, atau melafalkan dari apa yang dilihat pada suatu tulisan.
Membaca sebagai aspek keterampilan berbahasa, merupakan komponen komunikasi tulisan. Membaca dianggap sebagai salah satu
aspek keterampilan berbahasa karena membaca bersifat reseptif, yakni membaca merupakan proses perubahan wujud tulisan menjadi wujud
makna.
11
Broughton mengemukakan bahwa “Keterampilan membaca mencakup 3 komponen, yaitu: a pengenalan terhadap aksara serta tanda-
tanda baca, b korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur- unsur linguistik yang formal, dan c hubungan lebih lanjut dari A dan B
dengan makna atau meaning .”
12
Menurut Murby membaca melibatkan berbagai keterampilan:
a. Mengenal ortografi teks;
b. mengambil kesimpulan mengenai makna kata dan
menggunakan kosakata yang belum dikenal; c.
memahami informasi yang diberikan secara eksplisit; d.
memahami informasi yang diberikan secara implisit; e.
memahami makna konseptual; f.
memahami fungsi komunikatif kalimat dalam bacaan; g.
memahami kaitan unsur kalimat; h.
memahami kaitan antara bagian suatu teks; i.
menginterpretasikan teks dengan memandang isi atau pesan dari luar teks;
10
Aniatul Hidayah, Membaca Super Cepat Jakarta: Laskar Aksara, 2012, h. 3.
11
ME Suhendar dan Pien Supinah, Mata Kuliah Dasar Umum Pengajaran Ujian Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis Bandung: Pionir Jaya, 1992, h. 3
12
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung: Angkasa, 1974, h. 11.
j. mengenal butir-butir indikator dalam wacana;
k. mengenai butir-butir informasi yang paling penting;
l. membedakan ide pokok dan ide penunjang;
m. mencari butir-butir yang penting untuk dirangkum;
n. memilih butir-butir yang relevan dari teks;
o. meningkatkan keterampilan untuk merujuk pada konsep lain
yang mendasar; p.
mencari pokok landasan dari suatu teks skimming; q.
mencari informasi khusus dari suatu teks scanning; r.
mengalihkan informasi dari suatu teks menjadi diagram, sketsa, skema dan sebagainya transcoding.
s. mengenal isi teks melalui sajian dalam bentuk lain dengan
tempat-tempat kosong setiap kata kesekian close procedure.
13
Dari uraian di atas dapat disimpulkan keterampilan membaca adalah keterampilan yang melibatkan beberapa komponen yaitu
pengenalan huruf dan tanda baca, korelasi tanda baca dengan unsur linguistik, dan menemukan makna dari hubungan antara huruf, tanda baca,
dan unsur-unsur linguistik.
a. Tujuan Membaca
Membaca haruslah memiliki tujuan. Tujuan membaca sebenarnya adalah untuk memperoleh pemahaman.
14
Antoni Ludfi Arifin mengatakan bahwa tujuan membaca ada dua, yaitu:
1. Tujuan Kreasi
13
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Bandung: Pustaka Setia, 1998, h. 225.
14
Femi Olivia, Membantu Anak Punya Ingatan Super Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008, h. 119.
Membaca yang bertujuan sebagai sarana kreasi yaitu membaca untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dengan cara
mengikat makna bacaan yang didapat menuju perubahan diri. 2.
Tujuan Rekreasi Tujuan membaca untuk rekreasi yaitu membaca sebagai sarana
mencari kesenangan, hiburan. Bacaan rekreasi ini didapat dari buku-buku cerita pendek, novelette novel pendek, novel, puisi,
dan bacaan sastra lainnya.
15
Tujuan membaca menurut Morrow ialah: 1.
Mengerti atau memahami isipesan yang tekandung dalam satu bacaan.
2. Mencari informasi yang bersifat:
a. Kognitif dan intelektual, yakni yang digunakan seseorang
untuk menambah keilmiahannya sendiri; b.
Referensial dan faktual; yakni yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di dunia ini; dan
c. Efektif dan emosional, yakni yang digunakan seseorang untuk
mencari kenikmatan dalam membaca.
16
Pada hakekatnya tujuan membaca itu amat bergantung dari situasi, jenis bacaan, dan keterbacaan. Dalam hal ini tujuan membaca dapat
dibedakan atas jenis-jenis sebagai berikut. a.
Membaca untuk meningkatkan pengenalan dari keterampilan memahami.
b. Membaca untuk belajar.
15
Antoni Ludfi Arifin, Be A Reader Jakarta: Gramedia, 2013, h. 50-51.
16
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Bandung: Pustaka Setia, 1998, h. 224.
c. Membaca untuk rekreaasi.
17
Tujuan membaca menurut Tarigan adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
18
Sedangkan tujuan membaca menurut Anderson adalah sebagai berikut: a.
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti ini
disebutmembaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta- fakta reading for details or fact.
b. Membaca untuk mengetahui hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang
dilakukan oleh sang tokoh reading for main ideas. c.
Membaca untuk menemukan untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga, dan seterusnya – untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita reading for sequence or organization. d.
Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
sang pengarang kepada para pembaca, kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk
menyimpulkan, membaca inferensi reading for inference. e.
Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam
cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
17
M.E Suhendar dan Pien Supinah, Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia Bandung: Pionir Jaya, 1992, h. 21.
18
Henry Guntur Tarigan, Membaca Bandung: Angkasa, 1974, h.9
membaca untuk
mengelompokkan, membaca
untuk mengklasifikasikan reading to classify.
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup
dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja
dalam cerita itu, hal ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi reading to evaluation.
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunya persamaan, bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan reading to compare or contrast.
19
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan adalah membaca adalah untuk memperoleh informasi dari bahan
bacaan, memahami isi bacaan, dan menilai kebenaran suatu gagasan isi bacaan yang ditulis oleh pengarang dalam bentuk teks.
b. Manfaat Membaca
Membaca merupakan kegiatan positif untuk mengisi waktu luang. Membaca buku disebut sebagai kegiatan positif karena memberikan
banyak manfaat kepada siapa pun. Manfaat membaca adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan.
2. Membaca membuat seseorang menjadi lebih pintar dan cerdas.
3. Membaca dapat dijadikan pengalaman jika suatu saat seseorang
menghadapi masalah yang hampir sama.
19
Alek dan Achmad H.P., Buku Ajar Bahasa Indonesia Jakarta: FITK Press, 2009, h. 62- 63.
4. Membaca dapat mengembangkan pemikiran dan menjernihkan
cara berpikir seseorang.
20
Menurut Antoni Ludfi Arifin, manfaat membaca adalah “membantu seseorang mengeksplorasi pengetahuan dari guru yang
mahatahu.”
21
Belajar tidak harus bertemu langsung kepada pemilik ilmu dengan membaca seseorang pun dapat mengenal pemikiran-
pemikiran orang tersebut. Banyak manfaat yang akan didapat dari membaca. Salah satunya
membaca mencegah kepikunan. Dengan membaca otak selalu terasah dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
22
Berdasarkan manfaat membaca yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa, banyak sekali manfaat
yang diperoleh ketika membaca dan dapat diketahui bahwa membaca intensif memiliki tujuan kreasi, karena bertujuan untuk mendapatkan
informasi.
c. Jenis-jenis Membaca
Jenis membaca memiliki beberapa macam. Berdasarkan metode atau caranya, dikenal membaca indah, membaca sekilas, dan membaca
memindai. Berdasarkan tujuannya, dikenal membaca untuk hiburan, mencari informasi, dan membaca teknik.
23
Berkaitan dengan jenis-jenis membaca ditinjau dari bersuara atau tidaknya si pembaca ketika membaca, dapat dibagi dua, yaitu
membaca nyaring dan membaca dalam hati. Kemudian membaca
20
Aniatul Hidayah, Membaca Super Cepat Jakarta: Laskar Aksara, 2012, h. 4-5.
21
Antoni Ludfi Arifin, Be A Reader Jakarta: Gramedia, 2013, h. 40.
22
Asep Ganda Sadikin, dkk. Bahasa Indonesia 2 Bandung: Facil, 2011, h. 26.
23
Johan Wahyudi dan Darmiyati Zuchdi, Bahasaku Bahasa Indonesia 2 Solo: Platinum, 2009, h. 195.
dalam hati dapat dibagi lagi menjadi membaca intensif dan ekstensif. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan skema di bawah ini.
24
Gambar 2.1
Jenis membaca menurut Subana dan Sunarti ada dua, yaitu membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif ialah membaca
secara luas meliputi membaca sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin, sedangkan membaca intensif ialah studi
24
Henry Guntur Tarigan, Membaca Bandung: Angkasa, 1974, h.14.
saksama, telaah teliti, pemahaman terperinci yang dilakukan dalam kelas terhadap suatu teks yang pendek. Dari jenis-jenis membaca yang
diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis membaca dapat dibagi berdasarkan metode dan tujuannya.
2. Membaca Intensif