Deskripsi Data Hubnngan Pendidikan Agama Islam Kebereihan Lingkungan Sekolah SMP Negeri 6 TangerangrSelatan

Histogram1.2 Kebersihan Lingkungan Sekolah Berdasarkan histogram di atas menjelaskan bahwa responden yang menjawab skor nilai yang berjumlah antara 45-48 sebanyak 10 orang siswa, responden yang menjawab antara 49 -53 sebanyak 26 orang siswa, responden yang menjawab 54-57 sebanyak 5 orang siswa, responden yang menjawab 58-61 sebanyak 9 orang siswa, dan responden yang menjawab 58-61 sebanayak 8 orang siswa. Jadi, setelah dihitung secara keseluruhan berjumlah 50 responden.

B. Pengujian Persyaratan Analisa Data dan Pengujian

Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesa perlu pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data penelitian. Adapun persyaratan analisa data yang perlu dipenuhi yaitu uji normalitas . 1 Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data yang akan diteliti berasal dari populasi berdtrisbusi normal atau tidak, maka dalam penelitian ini dilakukan uji Chi Kuadrat pada taraf sugnifikasikan ᾳ = 0,5. Kriteria uji normalitas adalah Ho ditolak jika X hitung lebih besar dari X tabel dan Ha diterima, jika X hitung lebih kecil dari X tabel. Dengan diterimanya Ha, berarti data penelitian antara variabel X dan variabel Y dari populasi berdistribusi normal, sedangkan jika Ho ditolak berarti penelitian berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. a. Variabel X Pendidikan Agama Islam Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh X hitung dari X tabel setelah dikonsultasikan dengan tabel Chi Kaudrat dengan taraf signifikasi ᾳ = 0,5 dan n =15. Sehingga data pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan sekolah berdristribusi dan diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel Pendidikan Agama Islam X Variabel Banyak Sampel X 2 Hitung X 2 Tabel Kesimpulan Data Pendidikan Agama Islam 50 13,92 34,8 Normal Dari hasil tabel uji normalitas di atas, didapat X 2 hitung = 13,92, X 2 tabel = 34,8 n = 50 pada taraf signifikasi 0,5. dan pada taraf signifikasi 1 yaitu X 2 hitung = 13,92, X 2 tabel = 29,7 Didapat X 2 hitung ≤ X 2 tabel, sehingga HO diterima dan Ha ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa populasi bertrisbusi Normal. b. Variabel Y Kebersihan Lingkungan Sekolah Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh X hitung dari X tabel setelah dikonsultasikan dengan tabel Chi Kaudrat dengan taraf signifikasi ᾳ = 0,5 dan n =15. Sehingga data pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan sekolah berdristribusi normal dan diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Kebersihan Lingkungan Sekolah Y Variabel Banyak Sampel X 2 Hitung X 2 Tabel Kesimpulan Data Pendidikan Agama Islam 50 19,93 34,8 Normal Dari hasil tebel uji normalitas di atas, didapat X 2 hitung = 19,93, X 2 tabel = 34,5 n = 50 pada taraf signifikasi 0,5. Didapat X 2 hitung ≤ X 2 tabel, sehingga HO diterima dan Ha ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa populasi bertrisbusi Normal. = = = = = = 0,9808 Dari perhitungan di atas, telah diperoleh r xy sebesar 0,9808, jika diperhatikan, maka angka indeks yang telah diperoleh itu bertanda positif. Ini berarti korelasi antara variabel X Pendidikan Agama Islam dan variabel Y Kebersihan Lingkungan Sekolah terdapat hubungan yang searah atau terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Hal ini dapat diperhatikan dengan berpedoman kepada nilai “ r ” product moment yaitu rxy = 0,9808 yang berkisar antara 0,90-1,00, dan berarti korelasi yang positif antara variabel X dan variabel Y yang termasuk korelasi yang positif dengan kategori tinggi atau sangat baik. Setelah korelasi diketahui maka dilakukan pengujian korelasi atas “ r “ untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan atau tidak dengan cara sebagai berikut: a membuat hipotesis alterlative Ha dan hipotesis nihil Ho Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y b Interprestasi dengan mengkolsutasikal “ r “ hitung dengan “ r “ tabel yang terlebih dahulu dicari df = N-nr Dengan nilai df sebesar df = 50-2=48, maka dipakai df = 50, maka diperoleh r tabel pada taraf signifasi 5 = 0,284 dan pada taraf signifikasi 1 = 0,372 ternyata rxy pada taraf signifasi 5 lebih kecil dari r tabel 0,9808 ≥ 0,284, maka pada taraf signifikasi 5 itu hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak. Dan pada taraf signifikasi 1 rxy juga lebih kecil dari r tabel 0,9809 ≥ 0,372 maka pada taraf signifikasi 1 hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak, sehingga pada taraf ini juga terlihat bahwa memang terdapat korelasi positif searah yang signifikan antara variabel x dengan variabel y. Maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah adanya hubungan pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah. Untuk melihat berapa besar kontribusi hubungan pendidikan agama Islam dengan kebersiihan lingkungan sekolah disini penulis menghitung dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100 = 0,9808 2 x 100 = 0,9619 x 100 = 96,19 Jadi besar kontribusi pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 96,19. D Pembahasan Hasil Penelitian Dalam pembahasan ini, penulis akan tafsirkan hasil analisis uji hipotesis yang telah diajukan yaitu ada hubungan positif antara pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah. Setelah dilakukan pengujian hipotesis, ternyata hipotesis yang diajukan diterima atau menunjukkan angka signifikan. Hal ini berarti bahwa pendidikan agama Islam saling berkaitan dengan kebersihan lingkungan sekolah. Ajaran agama Islam sangat menganjurkan agar manusia yang ada dimuka bumi untuk selalu menjaga kebersihan, karena Allah sangat menyukai hambanya yang suci atau bersih. Apalagi jika ummat Islam khususnya jika ingin menunaikan shalat wajib baginya dalam keadaan bersih. Apabila dalam kehidupan kita sehari- hari selalu bersih maka kita juga akan merasakan pola hidup yang sehat dan tidak ada penyakit yang menghinggapi tubuhnya. Guru pendidikan agama islam khususnya bukan hanya untuk mengajarkan arti kebersihan saja, akan tetapi guru tersebut harus mempraktekkan terhadap anak muridnya untuk selau hidup dengan pola bersih dan sehat. Memperhatikan masalah kebersihan adalah merupakan salah satu unsur penting dalam perilaku beradab. Hal ini tidak pernah diajarkan dalam agama dan falsafah apapun. Islam menganggap kebersihan sebagi suatu sistem peradaban dan ibadah. Karena itu kebersihan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari seorang muslim. Di lembaga pendidikan juga sangat berpengaruh kepada seluruh pendidik dan peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, karena apabila disekolah tersebut kotor maka ketika sedang berlansungnya proses belajar mengajar tidak pernah merasa kenyamanan dan optimal serta akan menggaggu proses mengajar menjarkan dan akan mengakibatkan rugi bagi orang yang disekitarnya karena mereka tidak pernah akan konsentrasi dalam belajar. Dan adapun yang menjaga kebersihan bukan hanya Tanggung jawab seorang petugas kebersihan sekolah saja, akan tetapi tanggung jawab seluruh orang yang ada di lingkungan tersebut. Di dalam sebuah dunia pendidikan tentunya sangatlah diterapkan sekali pola hidup bersih, hidup sehat dan hidup damai. Khususnya di sebuah sekolah karena didalam sekolah merupakan tempat dimana seseorang di didik, di latih dalam segala aspek kepribadiannya, contih kecilnya menjaga lingkungan sekolahnya agar bisa tetap bersih, sehat, alami dan subur. Mungkin sekarang ini banyak kita temukan juga sekolah-sekolah yang predikat kebersihannya belum maksimal dan terlihat masih di bilang kotor. Itu semua diakibatkan oarang yang menghuni sekolah tersebut kurang maksimal. Oleh sebab itu sekolah tersebut menjadi terlihat kurang bersih. dan begitu pula sebaliknya banyak sekolah-sekolah yang selalu menjaga kebersihan lingkungannya sehingga sekolah tersebut menumbuhkan efek yang bagus orang-orang yang mengunjunginya, bahkan mereka yang berkunjung di tempat sekolah tersebut akan merasa nyaman, tentram, merasa betah akan kelestarian sekolah tersebut yang terasa bersih dan terawat. Untuk mengetahui hubungan positif pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah telah dianalisis melalui teknis analisis uji normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah menyebarkan angket kepada responden yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan yang berjumlah 50 siswa, hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah. Setelah data terkumpul, kemudian data diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis uji normalitas. Dengan langkah pertama yaitu memasukkan data tabel distribusi frekuensi pendidikan agama Islam dan kebersihan lingkungan sekolah. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan tiap alternatif jawaban dengan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dari langkah-langkah tersebut diatas diperoleh hasil nilai perhitungan dan masing-masing variabel yaitu: 1 Variabel bebas x yaitu pendidikan agama Islam. Dari hasil perhitungan rata-rata variabel pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan sekolah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Tangerang- Selatan. Diketahui rata-rata pendidikan agama Islam sebesar 53,18. 2 Variabel terikat y yaitu kebersihan lingkungan sekolah Dari hasil perhitungan rata-rata kebersihan lingkungan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan diketahui nilainya 51,82. Setelah diketahui rata-rata masing-masing variabel, maka langkah selanjutnya adalah analisis uji hipotesis . Dari analisis uji hipotesis diketahui, ada hubungan positif antara pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah siswa kelas VIII SMP N egeri 6 Tangerang-Selatan. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi dengan moment tangkar dari Pearson diketahui, bahwa r xy = 0,9808 r tabel 0,05 = 0,284 dan r xy = 0,9808 r tabel 0,01 = 0,372. Dengan r xy r tabel 0,05 dan 0,01 berarti signifikan dan hipotesis menyatakan ada hubungan pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah adalah diterima. Dari uraian diatas dapat disimpulkan, ada hubungan positif antara pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah kelas VIII SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan. baik dari tabel yang sinifikasi 0,05 dan 0,01 bahwa korelasi product moment lebih besar dari r tabel, artinya Ha diterima dan Ho ditolak. EKeterbatasan Penelitian Berbagai upaya ditempuh untuk menyempurnakan skripsi ini. Namun ibarat pepatah “tiada gading yang tak retak”. 1. Keterbatasan pengumpulan data Pengumpulan data pada kajian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Keterbatasan prosedur pengumpulan data sikap dengan menggunakan kuesioner disebabkan oleh ketidak terbukaan responden. Responden yang bersifat tertutup covert, cenderung memberikan respon netral terhadap instrumen pengumpulan data, sehingga kurang dapat mengungkap sikap yang sebenarnya. Meski telah dilakukan upaya maksimal untuk mengungkap responden seobjektif mungkin, namun diperkirakan situasi dan kondisi responden saat menjawab instrumen karena faktor di luar jangkauan peneliti misalnya: responden sedang sakit, perasaan responden bahwa pernyataan yang diberikan akan membawa kesulitan bagi dirinya. Begitu pula dengan adanya pengaruh norma dan kebiasaan dalam masyarakat untuk bersikap sungkan serta malu untuk menyatakan apa yang sesungguhnya mereka rasakan, semua situasi dan kondisi tersebut berpengaruh terhadap pengisian alat pengumpul data. 2.Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti sudah