Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial Dengan Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 Tahun Di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008

(1)

DI RW 01 RT 07 DESA INDRA KASIH KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2008

HALIMATUSSA’DIYAH LUBIS

075102012

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Hari /

tanggal Materi Saran

Tanda Tangan Pembimbing Mahasiswa Rabu

24-04-2008

Proposal Penelitian Perbaikan BAB 3 & 4

Kamis 08-05-2008

Propopsal Penelitian Perbaikan BAB 3 & 4

Jumat 16-05-2008

Proposal Penelitian Perbaikan ACC ambil Data

Senin 02-06-2008

Konsul BAB 5 & 6 Perbaikan

Rabu 11-06-2008

Konsul Bab 5 & 6 Perbaikan Penulisan

Jumat 13-06-2008

Konsul KTI Perbaikan

Sabtu 14-06-2008

ACC Ujian KTI -

Pembimbing


(3)

Hari /

tanggal Materi Saran

Tanda Tangan Pembimbing Mahasiswa Senin

10-09-2007

Pengajuan Judul Perbaikan Judul

Kamis 13-09-2007

Pengajuan Judul ACC Judul

Sabtu 21-09-2007

Konsul Bab 1 Perbaikan Latar Belakang

Kamis 27-09-2007

Konsul BAB 1 ACC Bab 1, lanjut Bab 2,3,4

Jumat 05-10-2007

Konsul Bab 2,3,4 Perbaikan Penulisan

Sabtu 27-10-2007

Konsul Bab 2,3,4 Perbaikan

Rabu 07-11-2007

Konsul Kuesioner Perbaikan

Sabtu 10-11-2007

Konsul Kuesioner ACC

Selasa 13-11-2007

Pengajuan Proposal ACC Proposal

Pembimbing


(4)

iii

JUDUL :

HUBUNGAN

PENGETAHUAN IBU

TENTANG LINGKUNGAN SOSIAL

TERHADAP PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI ANAK USIA 7-12 TAHUN

DI RW 01 RT 07 DESA INDRA KASIH

KEC. MEDAN TEMBUNG TAHUN

2008

NAMA

: HALIMATUSSA’DIYAH LUBIS

NIM :

075102012

PROGRAM STUDY

: DIV BIDAN PENDIDIK FK USU

PEMBIMBING

(DEWI ELIZADIANI SUZA, SKp, MNS)

NIP 132 258 269


(5)

i

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Program D-IV Bidan pendidik dari awal perkuliahan hingga terwujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan sebagaian persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program D-IV Bidan Pendidik.

Dalam Karya ini penulis menyadari bahwa terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setuluh-tulusnya kepada :

1. Bapak Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU).

2. Ibu dr. Murniati Manik, MSc. SpKK, Selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-4 Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU)

3. Ibu Dewi Elizadiani Suza, Skp, MNS, selaku dosen pembimbing yang telah memberi petunjuk, arahan, masukan serta dukungan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu dr. Isti. I. Fujiati, MSc (CM-FM) selaku penguji I dan Ibu Sartini Bangun M.Kes. selaku penguji II yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

ii

membantu penulis dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah .

6. Seluruh staf dosen dan staf Administrasi D-4 Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU)

7. Ayahanda dan ibunda yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan do’anya dalam setiap langkah penulis.

8. Teman-teman seangkatan 2007 yang telah menyusun Karya Tulis Ilmiah ini bersama.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis harapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi profesi kebidanan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Medan, Juni 2008

(Halimatussa’diyah Lubis)


(7)

iii LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan ... 4

2.1.1 Pengertian ... 4

2.1.2 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Psikologi Anak ... 7

2.1.3 Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perubahan Psikologi Anak ... 10

2.1.4 Perkembangan Kepribadian Anak ... 12

2.2 Psikologi ... 14

2.2.1 Pengertian ... 14

2.2.2 Bahaya-bahaya Psikologi ... 15

2.3 Anak ... 18

2.3.1 Pengertian ... 18

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Anak ... 19

2.3.3 Masalah Tumbuh Kembang anak... 21

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 25

3.2 Defenisi Operasional Variabel ... 25


(8)

iv

4.2 Populasi dan Sampel ... 27

4.3 Lokasi Penelitian ... 28

4.4 Pertimbangan Etik ... 28

4.5 Instrument Penelitian ... 29

4.6 Teknik Pengumpulan Data ... 30

4.7 Analisa Data ... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 31

5.1.1 Karakteristik Responden ... 31

5.1.2 Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun ... 32

5.1.3 Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Internal Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun ... 32

5.1.4 Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Eksternal Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun ... 33

5.1.5 Perkembangan Psikologi Anak Usia 7-12 Tahun ... 33

5.1.6. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun ... 34

5.2 Pembahasan ... 35

5.2.1 Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Sosial ... 35

5.2.2 Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Internal ... 36

5.2.3 Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Eksternal ... 36

5.2.4 Perkembangan Psikologi Anaj ... 37

5.2.5 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun ... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 40

6.2 Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(9)

v

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di RW 01 RT 07 Desa Indra Kasih Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2008 ... 31 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Lingkungan Sosial di RW 01 RT 07 Desa

Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008 ... 32 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu

Tentang Lingkungan Internal di RW 01 RT 07 Desa Indra

Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008 ... 32 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Lingkungan Eksternal di RW 01 RT 07 Desa

Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008 ... 33 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Perkembangan

Psikologi Anak di RW 01 RT 07 Desa Indra Kasih

Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008 ... 33 Tabel 5.6. Tabulasi Silang Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Lingkungan Sosial Dengan Tingkat Perkembangan Psikologi Anak di RW 01 RT 07 Desa Indra Kasih


(10)

vi 1. Formulir Persetujuan Responden 2. Kuesioner

3. Sebaran Hasil Uji Kuesioner 4. Master Data

5. Time Table 6. Anggaran Biaya 7. Izin Penelitian 8. Lembaran Konsul 9. Curriculum vitae


(11)

Nama : Halimatussa’diyah

Nim : 075102012

Program : D-IV Bidan Pendidik FK USU

ABSTRAK

Lingkungan sosial meliputi lingkungan internal dan eksternal sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan anak dalam proses perkembangannya yaitu kebutuhan rasa aman, dihargai, disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyadari diri. Berdasarkan penelitian yang didukung Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk masalah anak (UNICEF) ditemukan masih banyak anak-anak di Indonesia yang mendapatkan perlakukan buruk. Penelitian awal tahun 2006, di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara menunjukkan tindak kekerasan di sekolah melibatkan kekerasan terhadap fisik dan mental

Desain penelitian bersifat deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dengan perkembangan psikologi anak usia 7 – 12 tahun. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang ibu yang memiliki anak usia 7 – 12 tahun. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui kuesioner.

Berdasarkan hasil uji chi square dibuktikan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan psikologi anak. Hal ini diperoleh dari nilai probabilitas atau (p) sebesar 0,002 yang lebih kecil dari nilai

α sebesar 0,05 se bagai batas nilai penerimaan dalam uji chi square.

Disimpulkan bahwa hubungan perkembangan ibu tentang lingkungan sosial terhadap psikologi perkembangan anak harus lebih ditingkatkan agar tidak terjadi kekerasan yang menimpa anak baik dari keluarga, sekolah, dan lingkungan.


(12)

Desa Indra kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008 Nama : Halimatussa’diyah

Nim : 075102012

Program : D-IV Bidan Pendidik FK USU

ABSTRAK

Lingkungan sosial meliputi lingkungan internal dan eksternal sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan anak dalam proses perkembangannya yaitu kebutuhan rasa aman, dihargai, disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyadari diri. Berdasarkan penelitian yang didukung Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk masalah anak (UNICEF) ditemukan masih banyak anak-anak di Indonesia yang mendapatkan perlakukan buruk. Penelitian awal tahun 2006, di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara menunjukkan tindak kekerasan di sekolah melibatkan kekerasan terhadap fisik dan mental

Desain penelitian bersifat deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dengan perkembangan psikologi anak usia 7 – 12 tahun. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang ibu yang memiliki anak usia 7 – 12 tahun. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui kuesioner.

Berdasarkan hasil uji chi square dibuktikan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan psikologi anak. Hal ini diperoleh dari nilai probabilitas atau (p) sebesar 0,002 yang lebih kecil dari nilai

α sebesar 0,05 se bagai batas nilai penerimaan dalam uji chi square.

Disimpulkan bahwa hubungan perkembangan ibu tentang lingkungan sosial terhadap psikologi perkembangan anak harus lebih ditingkatkan agar tidak terjadi kekerasan yang menimpa anak baik dari keluarga, sekolah, dan lingkungan.


(13)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lingkungan sosial adalah faktor penting dalam pembentukan ciri khas kejiwaan dan norma manusia, bahasa dan adat. Lingkungan mengandung peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak, khususnya lingkungan keluarga. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan, perkembangan, pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan demikian kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya.

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain-lain (Hidayat,2005).

Menurut Wong (2002) bahwa setiap individu berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, karena pertumbuhan dan perkembangannya anak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara herediter, lingkungan dan internal.

Berdasarkan penelitian yang didukung Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk masalah anak (UNICEF) ditemukan masih banyak anak-anak di Indonesia yang mendapatkan perlakukan buruk. Sebagaimana yang terjadi di tahun 2002 melibatkan 125 anak dan berlangsung selama enam bulan, dua pertiga anak laki-laki dan sepertiga anak perempuan pernah dipukul. Lebih dari seperempat anak perempuan dalam survei ini mengalami perkosaan.


(14)

Pada awal tahun 2006, ditemukan penelitian mendalam mengenai kekerasan terhadap anak di Jawa Tengah 80% guru mengaku pernah menghukum siswa dengan berteriak kepada mereka di depan kelas, sebesar 55% guru mengaku pernah menyuruh murid berdiri didepan kelas. Di Sulawesi Selatan sebesar 90% guru mengaku pernah menyuruh siswa berdiri didepan kelas diikuti 73% pernah berteriak pada siswa dan 54% menyuruh siswa untuk membersihkan atau mengelap toilet. Sementara di Sumatera Utara lebih dari 90 % mengaku pernah menyuruh siswa berdiri didepan kelas dan 80 % pernah berteriak pada siswa.

Kekerasan yang menimpa anak-anak baik dari keluarga, sekolah dan lingkungan disekitar terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Kekerasan terhadap anak pada tahun 2005 meningkat sekitar 20% - 25% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah yaitu “ Bagaimana Hubungan Pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dengan perkembangan psikologi anak usia 7 –12 tahun di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008 ”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dengan perkembangan psikologi anak usia 7 –12 tahun di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008.


(15)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008 2. Megidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang lingkungan internal

terhadap perkembangan psikologi anak usia 7 –12 tahun di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008

3. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang lingkungan eksternal terhadap perkembangan psikologi anak usia 7 –12 tahun di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008

4. Mengidentifikasi Hubungan pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial terhadap perkembangan psikologi anak usia 7-12 tahun di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi orang tua dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman orang tua yang memiliki anak usia 7-12 tahun agar memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi terhadap psikologi tumbuh kembang anak.

2. Khusus bagi pendidikan, hendaknya membantu perkembangan anak agar dapat tercapai hasil yang sebaik-baiknya, tanpa terjadi akses-akses kurang baik yang tidak diharapkan.

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan khususnya dalam psikologi perkembangan anak dan bagi peneliti lainnya hendaknya memberikan masukan serta dapat dikembangkan penelitian selanjutnya.


(16)

4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lingkungan 2.1.1. Pengertian

Menurut Hartoyo (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada disekitar manusia. Secara lebih rinci, lingkungan disekitar manusia dapat dikategorikan sebagai:

1. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, udara serta hasil interaksi diantara faktor- faktor tertentu.

2. Lingkungan biologi, yang termasuk kedalam lingkungan ini adalah semua organisme hidup seperti binatang dan tumbuh tumbuhan, serta mikroorganisme lainnya

3. Lingkungan sosial, lingkungan sosial yang dimaksud dapat diartikan sebagai suatu kumpulan manusia, yang meliputi faktor budaya, ekonomi, psikososial.

Berdasarkan kategori tersebut, maka lingkungan dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau kekuatan luar yang mempergaruhi kehidupan dan perkembangan manusia/ komunitas (Supartini, 2004).

Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar batasan –batasan emampuan dan potensi generik seseorang dan ia berperan dalam menyiapkan fasilitas-fasilitas atau bahkan menghambat seseorang dari pertumbuhan( Salehlapadi, 2005).

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang berperan dalam perubahan


(17)

status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain-lain (Hidayat, 2005).

Biasanya orang mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah yang terdapat di luar dari manusia / individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial- kultural. Dengan demikian lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sosial-kultural (Hidayat, 2005).

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah didalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem syaraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar endokrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmaniah (Hidayat, 2005).

Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsepsi, kelahiran sampai mati. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat ganas, selera,keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual (Hidayat, 2005).

Secara sosial-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan antara karya orang lain. Pola hidup keluarga , pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan, dan penyuluhan adalah termasuk sebagai lingkungan ini (Hidayat, 2005).

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan


(18)

keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya (Dalyono, 2005).

Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak (Soetjiningsih, 1995). Anak yang lebih mendapat stimulasi cenderung lebih cepat berkembang. Stimulasi yang berulang dan terus menerus pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Menurut Moersintowarni (2002) stimulasi adalah perangsangan dan latihan. Latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan diluar anak. Stimulasi ini dapat dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga atau orang dewasa lain disekitar anak. Orang tua hendaknya menyadari pentingnya memberikan stimulasi bagi perkembangan anak (Nursalam,2005).

Proses individu terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, anak mengembangkan pikiran tersendiri yang merupakan pengukutran dasar emosional dan optimisme sosial melalui frekuensi dan kualitas interaksi dengan orang tua dan saudara- saudaranya. Proses sosialisasi ini turut mempengaruhi perkembangan sosial dari gaya hidupnya di hari-hari mendatang. Dalam lingkungan sekolah, anak belajar membina hubungan dengan teman-teman sekolah yang datang dari berbagai keluarga dengan status dan warna sosial yang berbeda. Dalam lingkungan masyarakat, anak diharapkan dengan berbagai situasi dan masalah kemasyarakatan. Dengan proses penyesuaian sosial, anak juga dengan sendirinya mempelajari proses penyesuaian diri dengan lingkungannya. Baik dilingkungan


(19)

keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Perkembangan sosial individu sangat tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya (Asrori, 2004).

2.1.2 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Psikologi Anak

Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh anak dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayangi, diterima, dan kebebasan unuk menyatakan diri. Rasa aman meliputi perasaan aman secara material dan mental. Perasaan aman secara material berarti pemenuhan kebutuhan pakaian, makanan, dan sarana yang lain diperlukan sejauh tidak berlebihan dan tidak berada diluar kemampuan orang tua. Perasaan aman secara mental berarti pemenuhan oleh orang tua berupa perlindungan emosional, menjauhkan ketegangan, membantu dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dan memberikan bantuan dalam menstabilkan emosi (Asroni, 2004)

Manusia normal, baik anak maupun orang dewasa, senantiasa membutuhkan penghargaan atau dihargai oleh orang tua. Oleh karena itu, mempermalukan anak didepan orang banyak merupakan pukulan jiwa yang sangat berat dan dapat berakibat buruk bagi perkembangan sosial anak. Dalam aspek psikologis, anak dapat terhambat atau bahkan tertekan, misalnya saja kemampuan dan kreativitasnya, sehingga mengakibatkan anak banyak berdiam diri. Sikap seperti ini muncul karena merasa bahwa sesuatu yang akan dikemukakan tidak akan mungkin mendapat sambutan atau bahkan akan dipermalukan, sebaliknya memberikan pujian kepada anak secara tepat adalah sangat baik. Cara ini akan


(20)

dapat menimbulkan perasaan disayang pada diri anak yang dinyatakan secara menyenangkan oleh orang tua. Menyatakan kasih sayang pada anak sampai anak menyadari orang tua dan keluarga, sehingga akan merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dalam keluarga. Dalam situasi demikian, anak akan merasa aman, dihargai, disayangi. Anak tidak merasa takut menyatakan dirinya, pendapatnya, maupun mendiskusikan kesulitan yang dihadapinya karena merasa bahwa orang tua atau keluarganya ibarat sumber kekuatan yang selalu membantu dimanapun dan kapanpun dirinya memerlukannya (Asroni, 2004).

Ada 3 jenis sikap orang tua dalam keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu:

1. Sikap Otoriter, karakteristik sikap orang tua otorieter yaitu a) Orang tua menentukan segala sesuatu

b) Anak tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat c) Keinginan atau cita-cita anak tidak mendapat perhatian

d) Sikap orang tua berdasarkan prinsip hukuman dan ganjaran.

Kemungkinan akibat yang akan timbul pada anak dengan orang tua yang mempunyai sikap otoriter, yaitu berkembangnya rasa sosial, tidak kreatif dan keberaniannya untuk mengambil keputusan/berinisiatif, anak menjadi penakut dan pemalu, kadang-kadang anak menjadi keras kepala, timbul sikap ingin menyendiri, mengalami hambatan, dan kematangan jiwa atau kecerdasannya, kurang tegas dalam mengambil tindakan atau menentukan sikap, sikap bertengkar, licik, atau anak menjadi tidak mau menurut. Anak yang hidup dalam suasana keluarga yang otoriter akan menghambat perkembangan kepribadian dalam proses kedewasaan.


(21)

2. Sikap Liberal, akibat pada anak dengan orang tua bersikap liberal yaitu: a) Tidak mengenal tata tertib atau sopan santun

b) Tidak disiplin

c) Sering mengalami rasa kecewa d) Tidak dapat menghargai orang tua e) Lebih mementingkan diri sendiri (egois)

f) Mempunyai keinginan aneh dan tidak sesuai dengan kemampuanya g) Hubungan dengan orang lain kurang harmonis

h) Sering menentang norma yang berlaku dimasyarakat tempat tinggal i) Tidak menuntut dan sulit diperintah.

Pada orang tua yang menunjukkan sikap liberal, orang tua mempunyai tanggapan bahwa anak dianggap sebagai orang dewasa yang dapat mengambil tindakan atau keputusan sendiri menurut kehendak tanpa bimbingan.

3. Sikap Demokratis, orang tua yang mempunyai sikap demokratis, rasa sosialnya lebih erat, tumbuh konsep diri yang fositif, ramah terhadap orang lain, dapat bekerja sama, dan kontrol diri yang lebih besar.

Beberapa kondisi yang dibutuhkan agar anak dapat tumbuh dan berkembangdengan baik yaitu:

a. Lingkungan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Harmonis).

b. Sandang: yang mencukupi bagi anak terutama yang dapat melindungi badan bila anak sakit.

c. Pangan; pangan harus cukup kualitas dan kuantitasnya, sebab kekurangan dalam bidang ini akan menghambat tumbuh kembang anak.


(22)

d. Perumahan ; rumah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, halaman rumah cukup luas, untuk ruang gerak yang bebas mengingatn anak yang aktif. Adanya permainan dan alat untuk bermain-main.

“Dunia anak adalah dunia bermain “ karena dengan bermain secara psikologis kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental anak terpenuhi sehingga dapat mengekpresikan perasaan dan menunjukkan kreatifitasnya (Suherman, 2000).

2.1.3. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perubahan Psikologi Anak

Setelah anak mencapai usia enam tahun atau tujuh tahun perkembangan jasmaniah dan rohaninya mulai sempurna. Anak dari lingkungan keluarga dan memasuki lingkungan sekolah, yaitu lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jasmani dan rohani. Mereka lebih banyak mengenal teman dalam lingkungan sosial yang luas, sehingga peranan sosialnya semakin berkembang. Ia ingin mengetahui segala sesuatu disekitarnya sehingga bertambah pengalamannya. Semua pengalaman baru ini akan membantu dan mempengaruhi proses perkembangan berpikirnya (Zulkifli, 2002).

Periode ini dikenal sebagai fase usia sekolah, yaitu anak mempunyai lingkungan lain selain keluarga, terutama sekolah, anak banyak mengembangkan interaksi sosial belajar tentang nilai moral dan budaya lingkungan selain keluarganya (Supartini, 2004).


(23)

Kehadiran disekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya dalam proses sosialisasi dan sekaligus merupakan faktor lingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan mencemaskan dirinya.

Ada 4 tahap proses penyesuaian diri yang harus dilalui oleh anak selama membangun hubungan sosialnya, yaitu sebagai berikut;

a) Anak dituntut untuk tidak merugikan orang lain serta menghargai dan menghormati orang tua.

b) Anak di didik untuk menanti peraturan – peraturan dan menyesuaikan diri dengan norna – norma kelompok.

c) Anak dituntut untuk lebih dewasa di dalam melakukan interaksi sosial berdasarkan asas saling memberi dan menerima.

d) Anak di tuntut memahami orang lain.

Ke empat tahaf proses penyesuaian diri berlangsung dari proses yang sederhana ke proses yang semakin kompleks dan semakin menuntut penguasaan sistem respon yang kompleks pula. Selama proses penyesiain diri, sangat mungkin terjadi anak menghadapi komplik yang berakibat pada terhambatnya perkembangan sosial mereka (Asroni, 2004).

Masa kanak-kanak merupakan masa mempelajari sikap dasar sosial, seperti sikap terhadap agama, kelompok sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain. Sikap ini bisa berubah dikemudian hari karena faktor pengalaman. Pada masa kanak-kanak, sikap sosial dasar tersebut banyak dimiliki atau masih sangat sedikit. Dengan semakin lengkapnya sikap sosial dasar ini, anak menjadi semakin tahu tentang apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya dihindari. Perbedaan lingkungan dapat menimbulkan perbedaan sikap sosial pada individu.


(24)

Secara psikologis, sikap ini dapat dipelajari dengan tiga cara yaitu; (1) Meniru orang yang lebih berpresrasi dalam bidang tertentu. (2) Mengkombinasikan pengalaman.

(3) Pengalaman khusus dengan emosional yang mendalam (Asroni, 2004).

2.1.4. Perkembangan Kepribadian Anak

Pola kepribadian yang dasar telah diletakkan pada masa bayi, mulai terbentuk dalam awal masa kanak-kanak. Karena orang tua, saudara-saudara kandung dan sanak saudara yang lain merupakan dunia sosial bagi anak anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep diri, yaitu inti pola kepribadian. Inilah sebabnya mengapa GLASNER mengatakan bahwa konsep diri anak terbentuk didalam rahim hubungan keluarga (Supartini, 2004).

Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman-teman sebayanya. Baik di lingkungan tetangga, dilingkungan prasekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman-teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh- pengaruh dari keluarga (Supartini, 2004).

Sikap awal teman-teman, seperti halnya sikap anggota keluarga yang berarti, berperan penting karena sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan maka agak sulit di ubah. Lagi pula baik anggota keluarga maupun teman-teman sebaya terbiasa memandang anak dalam cara tertentu seperti, selalu bersedia


(25)

menolong atau orang berlagak tapi menyusahkan mereka tidak mudah mengubah sikapnya dan terus memandang anak dengan cara yang sama ( Hidayat, 2005).

A. Kondisi- Kondisi yang Membentuk Konsep Diri Pada Awal Masa Kanak- kanak.

Hubungan anak dengan keluarga umumnya penting, tetapi sikap orang tua merupakan unsur yang paling penting. Bagaimana pandangan orang tua mengenai penampilan, kemampuan, dan prestasinya sangat mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri.

a. Cara pelatihan anak.

Disiplin otoriter yang keras, disertai banyaknya hukuman badan cenderung memupuk kebencian. Kepada semua orang yang berkuasa dan menimbulkan perasaan menyerah, perasaan yang dapat dan sering berkembang menjadi komplek martir.

b. Cita- cita orang tua.

Cita orang tua terhadap anaknya berperan penting dalam mengembangkan konsep dirinya kalau harapan mereka terlampau tinggi, anak cenderung gagal. Terlepas dari bagaimana anak beraksi, kegagalan meninggalkan bekas yang tidak terhapuskan pada konsep diri dan meletakkan dasar-dasar untuk perasaan rendah diri dan tidak mampu.

c. Posisi Urutan

Anak-anak dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.


(26)

d. Ketidaknyamanan Lingkungan

Anak yang kehidupan sosial orang tuanya melonjak keatas dapat belajar bersikap mandiri dan ambisius, tetapi ia cenderung gelisah, tegang, dan khawatir dalam berhubungan dengan teman-teman cenderung sangat komfetitif dan agresif. e. Meningkatkan Individualisme

Individualisme sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman sosial awal diluar rumah. Kalau pengalaman ini tidak menyenangkan, anak cenderung menjadi tidak sosial (Hidayat, 2005).

Kepribadian atau personality oleh Gordon di defenisikan sebagai berikut : organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikologis yang menentukan. Caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kepribadian menurut faham kesehatan jiwa adalah “ segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan, baik yang timbul dari lingkungannya (dunia luar) maupun yang datang dari dirinya sendiri (dunia dalam), sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang has untuk individu itu”( Widayatun, 1999).

2.2 Psikologi

2.2.1. Pengertian

Psikologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu Psyche yang berarti jiwa dan

Logos yang berarti Ilmu. Jadi secara harafiah psikologi ilmu tentang jiwa atau

ilmu jiwa. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental ( the science of


(27)

Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior), dan lain sebagainya defenisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefenisikannya ( Psikologiums, 2007).

Erow and Crow memberikan batasan tentang Psikologi sebagai berikut : psychology is the study of humen behavior and human relationship. Psikologi

adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human relationship) maupun yang bukan manusia seperti : hewan, iklim, kebudayaan (Dalyono, 2005).

2.2.2. Bahaya – bahaya Psikologis

Bahaya Psikologis akhir masa kanak-kanak terutama mempengaruhi penyesuaian sosial, yaitu tugas perkembangan utama dalam periode ini. Bahaya itu sangat besar pengaruhnya pada penyesuaian pribadi dan pada perkembangan kepribadian anak.

1. Bahaya Dalam Berbicara, ada empat bahaya berbicara yang umum terdapat pada akhir masa kanak- kanak :

a) Kosa kata yang kurang dari rata-rata yang menghambat komunikasi dengan orang lain.

b) Ketahanan dalam berbicara, seperti salah ucap dari kesalahan tata bahasa, cacat dalam berbicaraa seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sangat sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila mana perlu. c) Anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan

dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda


(28)

d) Pembicaraan yang bersifat egosentris, yang mengkritik dan merendahkan orang lain, dan yang bersifat membuat akan ditentang oleh teman – teman. 2. Bahaya Emosi

Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman – teman sebaya maupun orang – orang dewasa, kalau ia masih menunjukkan pola – pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan, seperti amarah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang lain.

3. Bahaya Sosial

a) Anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman – teman akan kurang mempunyai kesempatan untuk belajar bersifat sosial.

b) Anak terkucil, yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok teman – teman akan menganggap dirinya “berbeda” dan merasa tidak mempunyai kesempatan untuk diterima oleh teman – teman.

c) Anak yang mobilitas sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima dalam kelompok yang sudah terbentuk

d) Anak yang berasal dari kelompok ras atau kelompok agama yang terkena prasangka

4. Para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh dengki dan tidak puas.

5. Bahaya bermain, anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota kelompok.


(29)

6. Bahaya dalam Konsep Diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lain. Kalau konsep sosialnya didasarkan pada berbagai stereotif, ia cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam perlakuan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung menetap dan terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.

7. Bahaya Moral

ada enam bahaya yang umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak.

a) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman – teman atau berdasarkan konsep – konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak serupa dengan kode orang dewasa

b) Anak tidak berhasil mengembangkan suara hati pengawas terhadap perilaku

c) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan

d) Hukuman fisik merupakan contoh agresifitas anak

e) Menganggap dukungan teman – teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga perilaku itu menjadi kebiasaan

f) Tidak sadar terhadap perbuatan orang lain yang salah.

8. Bahaya yang menyangkut minat, ada dua bahaya yang umum dihubungkan minat masa kanak – kanak. Pertama, tidak berminat masa kanak – kanak. Kedua, tidak berminat pada hal – hal yang dianggap penting oleh teman –


(30)

teman sebaya. Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.

9. Bahaya dalam penggolongan peran seks, ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks yaitu Kegagalan untuk mempelajari organ –organ peran seks yang dianggap pantas oleh teman – teman sebaya dan ketidak mampuan untuk melakukan peran seks yang disetujui.

10. Bahaya hubungan keluarga, pertentangan dengan anggota – anggota keluarga mengakibatkan dua hal yaitu melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian buruk, serta masalah – masalah yang dibawa keluar rumah.

11. Bahaya dalam perkembangan kepribadian, ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini:

a) Perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri.

b) Egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak – kanak. Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu (Zulkifli, 2002).

2.3. Anak

2.3.1. Pengertian

Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari


(31)

18 tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, Psikologis, sosial dan spiritual (Hidayat,Hurlock, 2005).

Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini, anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri. Lingkungan yang dimaksud bisa keluarga (orang tua), pengurus panti (Bila anak berada dipanti asuhan), atau bahkan tanpa orang tua bagi mereka yang hidupnya menggelandang (Supartini, 2004)(Hurlock, 2000).

2.3.2Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Setiap individu berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya karena pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara herediter maupun lingkungan (Wong, 2000). Factor herediter, lingkungan dan internal.

1. Faktor Herediter

Factor pertumbuhan yang dapat diturunkan (Herediter) adalah jenis kelamin, ras dan kebangsaan . Jenis kelamin ditentukan sejak awal dalam kandungan (Fase konsepsi) dan setelah lahir, anak laki – laki cenderung lebih tinggi dan berat daripada anak perempuan dan hal ini bertahan sampai usia tertentu karena anak perempuan biasanya lebih awal mengalami masa pubertas sehingga kebanyakan


(32)

pada usia tersebut anak perempuan lebih tinggi dan lebih besar dari anak laki – laki (Supartini, 2004).

Ras atau suku bangsa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa suku bangsa menunjukkan karakteristik yang khas, misalnya suku Asmat di Irian Jaya secara turun temurun berkulit hitam. Demikian juga kebangsaan tertentu menunjukkan karakteristik tertentu seperti bangsa Asia cenderung pendek dan kecil, sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung tinggi dan besar (Supartini, 2004).

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran dan pasca natal.

a) Faktor pranatal (selama kehamilan), meliputi

1) Gizi, Nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan

2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan kongenital, misalnya club foot.

3) Toksin, zat kimia, radiasi (4) Kelainan endokrin 4) Infeksi Torch atau penyakit menular seksual 5) Kelainan imunologi

6) Psikologis ibu.

b) Faktor kelahiran, riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak


(33)

c) Faktor pasca natal, Seperti halnya pada masa pra natal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan kongenital, lingkungan gizi dan kimia, Psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi (Nursalam, 2005)

d) Faktor internal, berikut ini akan diuraikan faktor internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

1) Kecerdasan, kecerdasan dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Anak yang dilahirkan dengan kecerdasan yang tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang. 2) Pengaruh Hormonal, ada tiga hormon utama yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu hormon Gonadotropin, hormon tyroid, hormon somatotropik.

3) Pengaruh Emosi ,orang tua memberi contoh perilaku emosional, seperti melempar sandal atau sepatu bekas pakai, membentak saat anak rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar untuk menirukan perilaku orang tua tersebut (Sukartini, 2004).

2.3.3 Masalah Tumbuh Kembang Anak

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa menurut WHO sampai usia 18 tahun sedang menurut undang – undang kesejahteraan anak RI No. 04 tahun 1979 sampai dengan usia 21 tahun sebelum menikah.


(34)

1. Gagal tumbuh, mengalami kegagalan petumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan sosial atau motorik. Faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal tumbuh adalah gangguan psikososial dimana anak tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Anak ditelantarkan dalam perawatannya mengakibatkan gagal tumbuh.

2. Gangguan Makan, gangguan makan sering dijumpai pada masyarakat awam. Yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami pentingnya nutrisi pada anak, penolakan makan (gangguan makan pada anak).

3. Gangguan tidur, gangguan tidur berjalan (Somnambulisme) apabila terjadi secara berulang – ulang akan mempengaruhi perkembangan anak, sama halnya dengan gangguan tidur misalnya anak sering menangis tengah malam, menjerit, merintih dan lain – lain.

4. Enuresis Fungsional , gangguan pengeluaran urine, hal ini disebabkan karena Negatif Reinforcement (pemberian hukuman lebih ditekankan dari pada pujian) apabila kejadian ini terjadi secara berulang – ulang maka akan mengganggu tugas dalam perkembangan anak.

5. Enkopresis Fungsional, merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol

6. Gagap, gangguan bicara ditandai dengan pengulangan suara, suku kata atau terjadi bloking dalam bicara. Biasa diakibatkan dengan gangguan Psikologis dan neurologis yaitu gangguan dalam serebral. Kondisi


(35)

tersebut apabila berlangsung lama pada masa pra sekolah dapat menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan

7. Mutisme Efektif, gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk berbicara pada situasi social. Hal ini disebabkan karena Psikologis pada anak, hal ini digunakan anak dalam rangka mengurangi perasaan takut tetapi juga sebagai untuk menarik perhatian agar selalu diperhatikan.

8. Gangguan Perkembangan Spesifik, meliputi gangguan perkembangan membaca dan menulis, gangguan perkembangan berhitung, berbahasa, artikulasi, monotorik yang spesifik

9. Retardasi Mental, merupakan gangguan dalam perkembangan dimana terjadi gangguan dalam fungsi mereklatual yang subnormal adanya perilaku adaptif social dan timbul pada masa perkembangan yaitu dibawah umur 18 tahun.

10. Autisme , keadaan anak berbuat semuanya sendiri baik secara berpikir atau secara berperilaku

11.Gangguan pemusatan perhatian / Hiperaktif, gangguan konsentrasi, hiperaktifitas, hal ini disebabkan Karena kurangnya koordinasi sensori motorik, kecerobohan, suka mengacau, aktifitas motorik tanpa tujuan, sering menjengkelkan sesama sebaya atau anggota keluarga, hal tersebut dapat diakibatkan ketidak mampuan dalam menyelesaikan tugas – tugas pencapaian tumbuh kembang

12.Penganiayaan dan Pengabaian Anak, penganiayaan pada anak diantaranya penganiayaan secara fisik dapat terjadi cedera,


(36)

penganiayaan emosional dapat terjadi keguncangan pada jiwa dan juga dapat menimbulkan kekacauan mental, penganiayaan seksual terjadi ISK, kehamilan kurangnya perawatan diri pada anak mengakibatkan keterlambatan untuk tumbuh, keterlambatan berkembang, gangguan makan, kurang perawatan diri (Hidayat, 2005).


(37)

25

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan studi kepustakaan dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Perkembangan psikologi anak khususnya usia 7-12 tahun sangat tergantung dari stimulasi yang diperolehnya dari lingkungan sosial sekitarnya. Lingkungan tersebut terdiri dari lingkungan keluarga (internal) dan lingkungan masyarakat (eksternal). Selama anak berinteraksi dalam lingkungan tersebut, peran orang tua khususnya ibu sangat penting bagi perkembangan psikologi anak.

3.2. Definisi Operasional Variabel

1. Perkembangan psikologi anak adalah suatu proses pengembangan kepribadian anak yang merupakan dasar emosional dan optimisme sosial melalui frekuensi dan kualitas interaksi si anak dengan lingkungan sekitarnya. Pada variabel ini diukur melalui kebiasaan anak di lingkungan keluarga, sikap orangtua menghadapi anak dan cara mengatasi permasalahan yang sedang dialami anak.

Alat ukur berupa kuesioner dengan 6 pertanyaan yang terdiri dari 4 item jawaban. Jawaban benar diberi nilai 1 dan salah 0.

Pengetahuan Ibu tentang Lingkungan Sosial  Lingkungan Internal

 Lingkungan Eksternal

Perkembangan Psikologi Anak Usia 7-12 tahun


(38)

Berdasarkan total skor jawaban ibu, maka variabel ini terbagi atas 2 kategori yaitu:

1. Baik, jika total skor jawaban ibu > 50% atau dengan interval 4 - 6 2. Cukup baik jika total skor jawaban ibu ≤ 50% atau dengan interval ≤ 3 2. Pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang

diketahui ibu yang berkaitan dengan lingkungan sosial baik berasal dari lingkungan internal (keluarga) maupun lingkungan eksternal (masyarakat) yang didapat secara teori dan pengalaman. Alat ukur berupa kuesioner dengan 20 pertanyaan (10 pertanyaan khusus lingkungan internal dan 10 pertanyaan lingkungan eksternal) dan 4 item jawaban. Jawaban benar diberi nilai 1 dan salah 0.

Berdasarkan total skor jawaban ibu, maka tingkat pengetahuan ibu di kelompok atas 3 kriteria:

1. Baik, jika total skor jawaban ibu >75% atau interval > 15

2. Cukup baik, jika total skor jawaban ibu 40% - 75% atau interval 8 - 15 3. Kurang baik, jika total skor jawaban ibu < 40% atau interval <8

3.3.Hipotesa Penelitian

Hipotesa yang digunakan dari penelitian ini yaitu: adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dengan perkembangan psikologi anak usia 7-12 tahun di. Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008.


(39)

27

4.1. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini bersifat deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial disekitarnya sekaligus mendeskripsikan apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tersebut dengan perkembangan psikogi anak usia 7 – 12 tahun di Rw 01 Rt 07 Desa Indrakasih Kecamatan Medan Tembung tahun 2008.

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki anak usia 7-12 tahun di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung yang berjumlah 50 orang.

4.2.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara total population yaitu seluruh populasi dijadikan sampel penelitian yaitu berjumlah 50 orang. Adapun kriteria sampel yang saya pilih untuk menjadi responden terdiri dari :

1. Bersedia menjadi responden. 2. Mengerti bahasa Indonesia. 3. Dapat membaca dan menulis. 4. Memiliki anak usia 7 – 12 tahun.

5. Merupakan penduduk di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.


(40)

4.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pengajian Darul Ilmi Rw 01 RT 07 Desa Indra kasih Kecamatan Medan Tembung , lokasi penelitian ini saya pilih karena di di RT tersebut belum pernah diadakan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial terhadap perkembangan psikologi anak usia 7 – 12 tahun.

4.4. Pertimbangan Etik

Adapun pertimbangan etik dari peneliti antara lain :

1. Peneliti mendapat rekomendasi dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatara Utara ( FK-USU ).

2. Peneliti mendapat ijin dari Kepala Desa / Lurah di Desa Indra kasih Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Medan dalam melakukan penelitian dengan memberikan rekomendasi dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatara Utara ( FK-USU ).

3. Lembar penelitian ini diberikan kepada responden yang diteliti dengan tujuan untuk memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian serta responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian.

4. Kuesioner yang akan digunakan oleh peneliti diberikan kepada responden yang akan diteliti setelah responden menandatangani lembar persetujuan penelitian.


(41)

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah kuesioner yang sudah diuji reliabitas dan validitasnya, yang terdiri atas 3 bagian yaitu; data identitas responden, data pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dan data perkembangan psikologi anak. Penyebaran kuesioner kepada resonden akan diberikan saat pengajian rutin mingguan

Sebelum penyebaran kuesioner kepada sampel penelitian, butir-butir pertanyaan pada kuesioner harus diuji validitas dan reabilitas melalui uji Pearson Product Moment.

Untuk menginterpretasikan hasil statistik uji reabilitas dan validitas, dipergunakan nilai koefisien korelasi (r) hitungan yang dibandingkan dengan nilai rtabel (tabel Pearson Product Moment). Nilai rtabel pada penelitian ini sebesar 0,514 ( 15 responden dengan taraf nyata 5%).

Nilai Cronbach’s Alpha atau nilai r hitung sebesar 0,960 > 0,514 (rtabel ) berarti kuesioner telah memenuhi syarat reabilitas. Sementara kuesioner memenuhi syarat validitas, jika nilai corrected item-total correlation > rtabel (0,514). Pada kuesioner penelitian dapat dilihat 23 butir pertanyaan mempunyai nilai corrected item-total correlation > rtabel (0,514). Jadi secara statistik, instrumen penelitin ini telah memenuhi uji reabilitas dan validitas.

Pada uji reabilitas dan validitas ini, responden yang berjumlah 15 orang bukan merupakan bagian sampel penelitian (bukan penduduk di Rw 01 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.


(42)

4.6. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara yang berpedoman pada kuesioner penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang berkaitan dengan kependudukan di Indrakasih Kecamatan Medan Tembung yang diperoleh dari kantor kelurahan setempat.

4.7 Analisa Data

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah melalui tahapan editing, coding dan tabulating. Kemudian dideskripsikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara statistik melalui uji chi square yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Dasar pengambilan keputusan dengan cara membandingkan nilai probabilitas (p) yang didapatkan dari perhitungan uji chi square dengan taraf nyata (α) sebesar 5%. Adapun keputusan tersebut dapat dikriteriakan sebagai berikut:

1. Ho ditolak, jika p ≤α (0,05) maka ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Ho diterima, jika p > α (0,05) maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(43)

31 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik responden diketahui mayoritas responden berumur diatas 30 tahun yaitu sebanyak 37 orang (74%), tingkat pendidikan dasar (SD-SLTP) sebanyak 26 orang (52%), tingkat menengah (SLTA) sebanyak 22 orang (44%) dan hampir sebagian besar responden berstatus sebagai ibu rumah tangga yaitu 38 orang (76%) serta 23 orang (46%) memiliki jumlah anak antara 3 – 4 orang.

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Rw O1 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008

No Karakteristik Reponden f %

1 Umur

a. 20 – 30 tahun 13 26.0

b. > 30 tahun 37 74.0

Total 50 100.0

2 Pendidikan

a. Tingkat dasar (SD - SLTP) 26 52.0 b. Tingkat menengah (SLTA) 22 44.0 c. Tingkat Atas (Aademik/PT) 2 4.0

Total 50 100.0

3 Pekerjaan

a. Ibu rumah tangga 38 76.0

b. Pegawai negeri 2 4.0

c. Wiraswasta 10 20.0

Total 50 100.0

4 Jumlah Anak

< 3 orang 16 32.0

3 – 4 orang 23 46.0

> 4 orang 11 22.0


(44)

5.1.2 Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun

Secara keseluruhan pengetahuan ibu baik tentang lingkungan sosial internal maupun eksternal menunjukkan bahwa sebanyak 34 orang (68%) termasuk berpengetahuan baik dan 16 orang (32%) berpengetahuan cukup baik. Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial di Rw O1 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008

No Pengetahuan Tentang

Lingkungan Sosial f %

1 Baik 34 68.0

2 Cukup Baik 16 32.0

Total 50 100.0

5.1.3 Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Internal Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang lingkungan internal menunjukkan sebanyak 33 orang (66%) yang berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 16 orang (32%) berpengetahuan baik sedangkan 1 orang (2%) berpengetahuan kurang baik.

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Internal di Rw O1 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008

No Pengetahuan tentang

Lingkungan Internal f %

1 Baik 16 32.0

2 Cukup baik 33 66.0

3 Kurang Baik 1 2.0


(45)

5.1.4 Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Eksternal Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun

Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang lingkungan eksternal diketahui sebanyak 33 orang (66%) yang berpengetahuan baik, sebanyak 11 orang (22%) berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 6 orang (12%) berpengetahuan kurang baik.

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Eksternal di Rw O1 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008

No Pengetahuan Terhadap

Lingkungan Eksternal f %

1 Baik 33 66.0

2 Cukup baik 11 22.0

3 Kurang Baik 6 12.0

Total 50 100.0

5.1.5 Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun

Perkembangan psikologi anak dikategorikan atas dua macam yaitu baik dan cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 46 orang (92%) memiliki anak dengan perkembangan psikologi baik dan 4 orang (8%) memiliki anak dengan perkembangan psikologi cukup baik.

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Perkembangan Psikologi Anak Usia 7-12 Tahun di Rw O1 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008

No Perkembangan Psikologi Anak f %

1 Baik 46 92.0

2 Cukup baik 4 8.0


(46)

5.1.6 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun Berdasarkan tabulasi silang antara pengetahuan ibu dengan perkembangan psikologi anak usia 7 – 12 tahun menunjukkan dari 34 ibu yang berpengetahuan baik terhadap lingkungan sosial ternyata seluruh anak mereka tergolong memiliki perkembangan psikologi dalam kategori baik (100%). Sementara dari 16 ibu berpengetahuan cukup baik, sebanyak 12 orang (75%) memiliki anak dengan perkembangan psikologi kategori baik dan sebanyak 4 orang (25%) memiliki anak dengan perkembangan kategori cukup baik.

Sementara hasil uji Chi Square membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan psikologi anak. Hal ini diperoleh dari nilai probabilitas (p) sebesar 0,002 yang lebih kecil dari nilai  sebesar 0,05 sebagai batas nilai penerimaan dalam uji chi-square.

Tabel 5.6. Tabulasi Silang Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial Dengan Tingkat Perkembangan Psikologi Anak di Rw O1 Rt 07 Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2008

Tingkat Pengetahuan

Perkembangan Psikologi Anak

Total Baik Cukup Baik

f % f % f %

Baik 34 100.0 0 0.0 34 100.0

Cukup baik 12 75.0 4 25.0 16 100.0

Total 46 92.0 4 8.0 50 100.0

Chi- Square Test

Value Df Sig. (p)


(47)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial

Berdasarkan keseluruhan pengkategorian pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial yang mencakup lingkungan internal dan eksternal, diketahui sebanyak 34 orang (68%) yang mempunyai pengetahuan yang baik dan 16 orang (32%) berpengetahuan cukup baik.

Notoatmodjo (2003) menyatakan pengetahuan memiliki enam tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisa, sintesis dan evaluasi. Beliau juga menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang tersebut mengalami penginderaan terhadap objek.

Ibu harus mampu memahami gejala-gejala sosial yang berasal dari lingkungan rumah dan diluar rumah yang akan berdampak ke perkembangan psikologis anak. Dengan adanya bekal pengetahuan terhadap lingkungan sosial tersebut, setidaknya ibu dapat mengaplikasikannya serta melakukan penilaian terhadap apa yang akan dan telah dilakukannya dalam menjaga stabilitas perkembangan psikologis anaknya. Karena lingkungan keluarga dan sekolah sangat memungkinkan terjadinya perubahan perkembangan psikologis anak.

Menurut Hartoyo (1985) bahwa lingkungan sosial yang dimaksud dapat diartikan sebagai suatu kumpulan manusia, yang meliputi faktor budaya, ekonomi, psikososial. Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak berupa lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain-lain.


(48)

5.2.2. Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Internal

Berdasarkan pengetahuan ibu tentang lingkungan internal diketahui sebanyak 33 orang (66%) yang berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 16 orang (32%) berpengetahuan baik sedangkan 1 orang (2%) berpengetahuan kurang baik.

Menurut Dalyono (2005) lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.

Hal ini juga didukung Nursalam (2005) bahwa peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan stimulasi bagi perkembangan anak khususnya perkembangan psikologisnya.

5.2.3. Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Eksternal

Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang lingkungan eksternal diketahui sebanyak 33 orang (66%) yang berpengetahuan baik, sebanyak 11 orang (22%) berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 6 orang (12%) berpengetahuan kurang baik.

Asrori (2004) menyatakan bahwa proses individu terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Khusus di lingkungan sekolah dan masyarakat, anak belajar membina hubungan dengan teman-teman sekolah yang datang dari berbagai keluarga dengan status dan warna sosial yang berbeda. Dalam lingkungan masyarakat, anak


(49)

diharapkan dengan berbagai situasi dan masalah kemasyarakatan. Dengan proses penyesuaian sosial, anak juga dengan sendirinya mempelajari proses penyesuaian diri dengan lingkungannya dan ini tentu tidak terlepas dari pengawasan dan pengontrolan orang tua.

5.2.4. Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun

Berdasarkan tingkat perkembangan anak usia 7 – 12 tahun diketahui sebanyak 46 orang (92%) memiliki anak dengan perkembangan psikologi baik dan 4 orang (8%) memiliki anak dengan perkembangan psikologi cukup baik.

Supartini (2004) mengutip pendapat dari Glasner yang menyatakan bahwa konsep diri anak terbentuk didalam rahim hubungan keluarga. Pola kepribadian yang dasar telah diletakkan pada masa bayi, mulai terbentuk dalam awal masa kanak-kanak. Karena orang tua, saudara-saudara kandung dan sanak saudara yang lain merupakan dunia sosial bagi anak anak.

Begitu pun dengan Hidayat (2005), hubungan anak dengan keluarga umumnya penting, tetapi sikap orang tua merupakan unsur yang paling penting. Bagaimana pandangan orang tua mengenai penampilan, kemampuan, dan prestasinya sangat mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri.

5.2.5. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia 7 – 12 tahun Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui dari 34 ibu yang berpengetahuan baik terhadap lingkungan sosial ternyata seluruh anak mereka tergolong memiliki perkembangan psikologi dalam kategori baik (100%). Sementara dari 16 ibu berpengetahuan cukup baik, sebanyak 12 orang (75%)


(50)

memiliki anak dengan perkembangan psikologi kategori baik dan sebanyak 4 orang (25%) memiliki anak dengan perkembangan kategori cukup baik.

Menurut Dalyono (2005) menyatakan besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak tergantung pada kondisi lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.

Orang tua hendaknya menyadari betapa pentingnya memberikan rangsangan bagi perkembangan anaknya khusus perkembangan psikologi. Oleh karena itu setidaknya orang tua betul-betul memahami dunia anak-anak baik lingkungan rumah maupun diluar rumah.

Menurut Asroni (2004), anak senantiasa membutuhkan penghargaan atau dihargai oleh orang tua. Oleh karena itu, mempermalukan anak didepan orang banyak merupakan pukulan jiwa yang sangat berat dan dapat berakibat buruk bagi perkembangan sosial anak. Dalam aspek psikologis, anak dapat terhambat atau bahkan tertekan, misalnya saja kemampuan dan kreativitasnya, sehingga mengakibatkan anak banyak berdiam diri. Sikap seperti ini muncul karena merasa bahwa sesuatu yang akan dikemukakan tidak akan mungkin mendapat sambutan atau bahkan akan dipermalukan, sebaliknya memberikan pujian kepada anak secara tepat adalah sangat baik. Cara ini akan dapat menimbulkan perasaan disayang pada diri anak yang dinyatakan secara menyenangkan oleh orang tua. Menyatakan kasih sayang pada anak sampai anak menyadari orang tua dan keluarga, sehingga akan merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dalam keluarga. Dalam situasi demikian, anak akan merasa aman, dihargai, disayangi. Anak tidak merasa takut menyatakan dirinya, pendapatnya, maupun mendiskusikan kesulitan yang dihadapinya karena merasa bahwa orang tua atau keluarganya ibarat sumber


(51)

kekuatan yang selalu membantu dimanapun dan kapanpun dirinya memerlukannya.

Supartini (2004) menyatakan bahwa anak usia sekolah, yaitu anak mempunyai lingkungan lain selain keluarga, terutama sekolah, anak banyak mengembangkan interaksi sosial belajar tentang nilai moral dan budaya lingkungan selain keluarganya.

Seorang anak yang dididik di lingkungan orang tua yang mengutamakan demokratis akan berdampak anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan konsep diri yang positif, rasa sosial yang tinggi dan mudah diajak bekerjasama. Begitupun sebaliknya, anak cenderung tidak menghargai orang tua dan teman sebayanya, mementingkan diri sendiri selalu melanggar atura-aturan yang berlaku di masyarakat jika anak tersebut dibesarkan dari lingkungan orang tua yang bertipe liberal ataupun otoriter. Dengan kata lain orang tua harus mampu membuka diri untuk memahami bagaimana kondisi anak mereka baik disaat berada di lingkungan rumah maupun diluar rumah.

Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dengan perkembangan psikologi anaknya yaitu dengan perolehan nilai probabilitas (p) sebesar 0,002 yang lebih kecil dari nilai  sebesar 0,05 sebagai batas nilai penerimaan dalam uji


(52)

40 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial diketahui sebanyak 34 orang (68%) yang berpengetahuan baik terhadap lingkungan sosial dan sebanyak 16 orang (32%) berpengetahuan cukup baik.

2. Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang lingkungan internal menunjukkan sebanyak 33 orang (66%) yang berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 16 orang (32%) berpengetahuan baik sedangkan 1 orang (2%) berpengetahuan kurang baik.

3. Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang lingkungan eksternal diketahui sebanyak 33 orang (66%) yang berpengetahuan baik, sebanyak 11 orang (22%) berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 6 orang (12%) berpengetahuan kurang baik.

4. Berdasarkan tingkat perkembangan anak usia 7 – 12 tahun diketahui sebanyak 46 orang (92%) memiliki anak dengan perkembangan psikologi baik dan 4 orang (8%) memiliki anak dengan perkembangan psikologi cukup baik.

5. Berdasarkan hubungan pengetahuan ibu tentang lingkungan sosial dengan perkembangan psikologis anak usia 7 – 12 tahun diketahui dari 34 ibu yang berpengetahuan baik terhadap lingkungan sosial ternyata seluruh anak mereka tergolong memiliki perkembangan psikologi dalam kategori baik (100%). Hal ini didukung dengan hasil uji statistik yang menyatakan


(53)

adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan psikologi anak. Hal ini diperoleh dari nilai probabilitas (p) sebesar 0,002 yang lebih kecil dari nilai  sebesar 0,05 sebagai batas nilai penerimaan dalam uji chi-square

6.2. Saran

Berdaarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran berupa:

1. Orang tua hendaknya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap perubahan lingkungan sosial baik bersifat internal maupun eksternal melalui konsultasi dengan pihak yang berkompeten dibidang ini seperti psikologi anak dan juga dapat diperoleh melalui informasi dari media massa.

2. Orang tua berusaha menciptakan suasana demokratis, menanamkan rasa sosial yang tinggi dan saling menghargai antar sesama anggota keluarga sehingga dapat dijadikan contoh bagi anak terutama bagi perkembangan psikologisnya.


(54)

Ali M. dan Asori M., 2004. Psikologi Remaja, Bumi aksara, Jakarta. Arikunto S., 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi VI. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

__________. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta __________. 2005. Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta Jakarta.

Ahmadi A. Dan Sholeh M. 2005. Psikologi Perkembangan. Edisin Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Dalyono M. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta Jakarta. Hidayat A. A., 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. PT. Salemba

Medika. Jakarta.

__________. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. PT. Salemba Medika. Jakarta.

Hurlock, E. B., 2000. Psikologi Perkembangan Edisi V. Erlangga. Bandung. Machfoeds, I., 2005. Metodologi Penelitian. PT. Fitra Maya. Yogyakarta. Notoadmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta

Jakarta.

Nursalam, M. Nur, Susianingrum Rekawati dkk. 2005. Asuhan Keperawatan

Bayi dan Anak. PT. Salemba Medika. Jakarta.

Purwanto, N. 2007. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan Anak. EGC Jakarta.

Sujanto, A. 2005. Psikologi Perkembangan. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta Jakarta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Oleh Keperawatan. EGC. Jakarta.

Supartini, Y. 2004. Buku ajar Konsep Dasat Keperawatan Anak. EGC. Jakarta. Widayatun, R. T., 1999. Ilmu Perilaku. Erlangga Bandung.


(55)

i

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam pencarian data yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara ( FK USU) Program D-IV Bidan pendidik,yang bernama : Halimatussa’diyah, tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Lingkungan Sosial dengan Perkembangan Psikologi Anak (7-12 tahun)’’

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi Perkembangan psikologi anak di Indonesia dan kota Medan khususnya.

Medan, Februari 2008 Tanda tangan responden


(56)

Statistics

50 50 50 50 50 50 50 50

0 0 0 0 0 0 0 0

.063 .100 .115 .104 .071 .100 .067 .039 .443 .705 .812 .735 .505 .706 .471 .274 .196 .496 .660 .541 .255 .498 .222 .075

1 3 2 2 2 2 1 1

2 2 1 1 1 1 2 1

3 5 3 3 3 3 3 2

Valid Missing N

Std. Error of Mean Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum

ategori umendidikaekerjaanumlah ana

engetahua Lingkungan Internal engetahua Lingkungan Eksternal Kategori engetahua Ibu erkemban n Psikolog Anak

Frequency Table

Kategori umur

13 26.0 26.0 26.0

37 74.0 74.0 100.0

50 100.0 100.0 20 - 30 tahun

> 30 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pendidikan

4 8.0 8.0 8.0

22 44.0 44.0 52.0

22 44.0 44.0 96.0

2 4.0 4.0 100.0

50 100.0 100.0

SD SLTP SLTA PT Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pekerjaan

38 76.0 76.0 76.0

2 4.0 4.0 80.0

10 20.0 20.0 100.0

50 100.0 100.0

Ibu rumah tangga Pegawai negeri Wiraswasta Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jumlah anak

11 22.0 22.0 22.0

23 46.0 46.0 68.0

16 32.0 32.0 100.0

50 100.0 100.0

> 4 orang 3-4 orang < 3 orang Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(57)

1 2.0 2.0 2.0

33 66.0 66.0 68.0

16 32.0 32.0 100.0

50 100.0 100.0

Kurang baik Cukup baik baik Total Valid

Pengetahuan Lingkungan Eksternal

6 12.0 12.0 12.0

11 22.0 22.0 34.0

33 66.0 66.0 100.0

50 100.0 100.0

Kurang baik Cukup baik baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kategori Pengetahuan Ibu

16 32.0 32.0 32.0

34 68.0 68.0 100.0

50 100.0 100.0

Cukup baik baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Perkembangan Psikologi Anak

4 8.0 8.0 8.0

46 92.0 92.0 100.0

50 100.0 100.0 Cukup baik

Baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(58)

Case Processing Summary

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

Kategori Pengetahuan Ibu * Perkembangan Psikologi Anak

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Kategori Pengetahuan Ibu * Perkembangan Psikologi Anak Crosstabulation

4 12 16

25.0% 75.0% 100.0%

100.0% 26.1% 32.0% 8.0% 24.0% 32.0%

0 34 34

.0% 100.0% 100.0%

.0% 73.9% 68.0% .0% 68.0% 68.0%

4 46 50

8.0% 92.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 8.0% 92.0% 100.0% Count

% within Kategori Pengetahuan Ibu % within Perkembanga Psikologi Anak

% of Total Count

% within Kategori Pengetahuan Ibu % within Perkembanga Psikologi Anak

% of Total Count

% within Kategori Pengetahuan Ibu % within Perkembanga Psikologi Anak

% of Total Cukup baik

baik Kategori Pengetahuan Ibu

Total

Cukup baik Baik Perkembangan Psikologi Anak

Total

Chi-Square Tests

9.239b 1 .002

6.155 1 .013

9.882 1 .002

.008 .008

9.054 1 .003

50 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 28.


(59)

li1 li2 li3 li4 li5 li6 li7 li8 li9 li10 t kli le1 le2 le3 le4 le5 le6 le7 le8 le9 le10 t kle tp kpengt pa1 pa2 pa3 pa4 pa5 pa6 t kpa

1 30 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 1 6 2

2 32 3 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2

3 30 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 1 6 2

4 45 3 3 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 3 12 2 1 0 1 0 1 0 3 1

5 32 3 4 1 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 15 2 1 1 1 1 1 1 6 2

6 32 3 3 1 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 16 3 1 1 1 1 1 0 5 2

7 27 2 5 2 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

8 35 3 4 3 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 9 2 1 1 1 1 1 1 6 2

9 30 2 3 1 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 2 12 2 1 1 1 1 1 0 5 2

10 29 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

11 25 2 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 1 6 2

12 30 2 3 1 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4 2 12 2 1 1 1 1 1 0 5 2

13 32 3 4 1 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

14 34 3 4 3 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 2 15 2 1 1 1 1 1 0 5 2

15 40 3 4 3 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

16 41 3 3 1 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

17 30 2 2 1 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 11 2 0 1 0 1 0 1 3 1

18 31 3 2 1 3 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 8 2 0 1 0 1 0 1 3 1

19 35 3 3 1 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 2 12 2 1 1 1 1 1 1 6 2

20 29 2 4 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 15 2 1 1 1 1 1 0 5 2

21 36 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 1 6 2

22 35 3 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 3 19 3 1 1 1 1 1 0 5 2

23 41 3 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

24 42 3 3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

25 37 3 4 1 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5 2 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 6 2 11 2 1 1 1 1 1 0 5 2

26 41 3 4 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

27 41 3 4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 0 5 2

28 32 3 4 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

29 33 3 3 1 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

30 45 3 3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 0 5 2

31 46 3 4 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

32 35 3 4 1 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 13 2 1 1 1 1 1 0 5 2

33 35 3 4 3 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 16 3 1 1 1 1 1 1 6 2

34 32 3 4 3 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 0 5 2

krja

Pengetahuan Ibu

Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal Perkembangan Psikologi Anak anak


(60)

37 30 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 13 2 1 1 1 1 1 0 5 2

38 37 3 3 3 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

39 40 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2

40 42 3 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 13 2 1 1 1 1 1 1 6 2

41 35 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 17 3 1 1 1 1 1 0 5 2

42 33 3 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

43 32 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2

44 39 3 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 1 6 2

45 47 3 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2

46 39 3 3 1 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 16 3 1 1 1 1 1 1 6 2

47 29 2 3 1 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 16 3 1 1 1 1 1 0 5 2

48 36 3 3 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

49 33 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2


(61)

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

15 100.0 0 .0 15 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.960 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

1.67 .488 15

1.53 .516 15

1.67 .488 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.87 .352 15

1.80 .414 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.53 .516 15

li1 li2 li3 li4 li5 li6 li7 li8 li9 li10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

15.33 12.810 .763 .958

15.47 12.695 .748 .959

15.33 12.381 .901 .952

15.27 12.495 .930 .951

15.27 12.924 .784 .957

15.13 13.838 .669 .961

15.20 13.029 .841 .955

15.27 12.495 .930 .951

15.27 12.495 .930 .951

15.47 12.695 .748 .959

li1 li2 li3 li4 li5 li6 li7 li8 li9 li10

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

17.00 15.714 3.964 10 Mean Variance Std. Deviation N of Items


(62)

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

15 100.0 0 .0 15 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.941 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

1.80 .414 15

1.87 .352 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.67 .488 15

1.80 .414 15

1.80 .414 15

1.53 .516 15

1.80 .414 15

le1 le2 le3 le4 le5 le6 le7 le8 le9 le10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

15.67 10.667 .687 .938

15.60 10.971 .686 .938

15.73 10.210 .778 .934

15.73 9.781 .945 .926

15.73 10.210 .778 .934

15.80 10.029 .786 .934

15.67 10.238 .863 .930

15.67 10.524 .745 .936

15.93 10.210 .672 .940

15.67 10.667 .687 .938

le1 le2 le3 le4 le5 le6 le7 le8 le9 le10

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

17.47 12.695 3.563 10 Mean Variance Std. Deviation N of Items


(1)

35 30 2 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 13 2 1 1 1 1 1 1 6 2

36 29 2 4 3 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 10 2 0 1 0 1 0 1 3 1

37 30 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 13 2 1 1 1 1 1 0 5 2

38 37 3 3 3 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

39 40 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2

40 42 3 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 13 2 1 1 1 1 1 1 6 2

41 35 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 17 3 1 1 1 1 1 0 5 2

42 33 3 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 2 17 3 1 1 1 1 1 1 6 2

43 32 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2

44 39 3 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 1 6 2

45 47 3 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2

46 39 3 3 1 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 16 3 1 1 1 1 1 1 6 2

47 29 2 3 1 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 16 3 1 1 1 1 1 0 5 2

48 36 3 3 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 18 3 1 1 1 1 1 1 6 2

49 33 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 20 3 1 1 1 1 1 0 5 2


(2)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

15 100.0 0 .0 15 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.960 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

1.67 .488 15

1.53 .516 15

1.67 .488 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.87 .352 15

1.80 .414 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.53 .516 15

li1 li2 li3 li4 li5 li6 li7 li8 li9 li10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

15.33 12.810 .763 .958

15.47 12.695 .748 .959

15.33 12.381 .901 .952

15.27 12.495 .930 .951

15.27 12.924 .784 .957

15.13 13.838 .669 .961

15.20 13.029 .841 .955

15.27 12.495 .930 .951

15.27 12.495 .930 .951

15.47 12.695 .748 .959

li1 li2 li3 li4 li5 li6 li7 li8 li9 li10

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

17.00 15.714 3.964 10


(3)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

15 100.0 0 .0 15 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.941 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

1.80 .414 15

1.87 .352 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.67 .488 15

1.80 .414 15

1.80 .414 15

1.53 .516 15

1.80 .414 15

le1 le2 le3 le4 le5 le6 le7 le8 le9 le10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

15.67 10.667 .687 .938

15.60 10.971 .686 .938

15.73 10.210 .778 .934

15.73 9.781 .945 .926

15.73 10.210 .778 .934

15.80 10.029 .786 .934

15.67 10.238 .863 .930

15.67 10.524 .745 .936

15.93 10.210 .672 .940

15.67 10.667 .687 .938

le1 le2 le3 le4 le5 le6 le7 le8 le9 le10

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

17.47 12.695 3.563 10


(4)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

15 100.0

0 .0

15 100.0

Valid Excludeda Total Cases

N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.932 6

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

1.60 .507 15

1.53 .516 15

1.73 .458 15

1.73 .458 15

1.80 .414 15

1.60 .507 15

pa1 pa2 pa3 pa4 pa5 pa6

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

8.40 4.114 .861 .911

8.47 4.124 .836 .915

8.27 4.352 .828 .916

8.27 4.352 .828 .916

8.20 4.600 .772 .924

8.40 4.400 .698 .933

pa1 pa2 pa3 pa4 pa5 pa6

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

10.00 6.143 2.478 6


(5)

RANCANGAN BIAYA PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

TAHUN 2007/2008

No

Uraian

Banyaknya

Biaya

Satuan

Jumlah

Biaya

1 Biaya Proposal

Peneliti utama

1 orang

Rp. 200.000

Rp. 200.000

Asisten peneliti

1 orang

Rp. 100.000

Rp. 100.000

Operator komputer

1 orang

Rp. 200.000

Rp. 200.000

2

Biaya operasional

Penelusuran pustaka

(Fotokopi Buku Sumber)

1 Set

Rp. 500.000

Rp. 500.000

Alat tulis kantor

(kertas,tinta flashdisk

dan CD)

1 Set

Rp. 500.000

Rp. 500.000

Pengetikan Proposal

1 Set

Rp. 100.000

Rp. 100.000

Penggandaan/ penjilidan

proposal

1 Set

Rp. 50.000

Rp. 50.000

Seminar proposal (Power

point)

1 Set

Rp. 50.000

Rp. 50.000

Sidang KTI

1 Set

Rp. 100.000

Rp. 100.000

Penggandaan/ Penjilidan

KTI

1 Set

Rp. 100.000

Rp. 100.000

Transportasi

Ls

Rp. 200.000

Rp. 200.000

TOTAL

Rp.2.100.000 Rp.2.100.000

Terbilang Dua juta Seratus Ribu rupiah

Peneliti


(6)

NO KEGIATAN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Mencari judul Pengajuan judul 2 Pengajuan proposal

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 Instrumen Sidang Proposal Perbaikan Proposal Uji Validitas

3 Pengajuan Izin Penelitian Pengumpulan data Analisa data

Menyusun Hasil Penelitian / Membuat Kesimpulan dan saran 4 Lampiran

Vitae Final laporan Sidang KTI

(Dewi Elizadiani Suza, SKP, MNS)

April

September Oktober November Desember

NIP : 132 258 269 Dosen Pembimbing

Mengetahui

Mei Juni

JADWAL KEGIATAN (TIME TABLE) PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

PROGRAM D. IV BIDAN PENDIDIK