Sistem Perlindungan Hukum Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

60

1. Sistem Perlindungan Hukum

Badan Pertanahan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala Sesuai dengan Perpres No. 10 Taun 2006. Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. 56 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan nasional dibidang pertanahan; b. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertanahan; c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program dibidang pertanahan; d. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang pertanahan; e. Penyelenggarakan dan pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan dibidang pertanahan; f. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum; g. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah; h. Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agrarian dan penataan wilayah-wilayah khusus; i. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan atau milik Negara daerah bekerja sama dengan departemen keuangan; j. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah; 56 Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006. Universitas Sumatera Utara 61 k. Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain; l. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, pencemaran dan program dibidang pertanahan; m. Pemberdayaan masyarakat dibidang pertanahan; n. Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik dibidang pertanahan; o. Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan; p. Penelitian dan pengembangan dibidang pertanahan; q. Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia dbidang pertanahan; r. Pengelolaan data informasi dibidang pertanahan; s. Pembinaan fungsional-fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang pertanahan; t. Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, danatau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku; u. Fungsi lain dibidang pertanahan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Visinya ialah menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia. Universitas Sumatera Utara 62 Misinya untuk mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk: 57 a. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan; b. Peningkatan tatanan kehidupan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah P4T; c. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan diseluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara dikemudian hari; d. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat; e. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip, dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secar luas. Perubahan status kelembagaan dari Direktorat Jendral Agraria menjadi Badan Pertanahan Nasional didasari atas pertimbangan meningkatnya penguasaan dan penggunaan tanah untuk pembangunan, serta terjadinya peningkatan permasalahan 57 http: www.wikipedia.com. html., diakses Selasa 24 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara 63 yang timbul dibidang pertanahan yang tentu dapat mengganggu tercapainya tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai dengan tujuan Agragrian Reform.

2. Tugas Badan Pertanahan Nasional Dalam Lingkungan Wilayah Kota

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

7 185 136

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

5 64 118

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Kajian Yuridis Peralihan Hak Atas Tanah Warisan Yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan

6 97 129

Analisis Yuridis Atas Akta Notaris Terkait Dengan Pengikatan Jual Beli Hak Atas Tanah Dengan Cicilan

1 60 117

Analisis Hukum Terjadinya Pengalihan Hak Atas Tanah Atas Dasar Penguasaan Fisik (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.475//Pk/Pdt.2010).

5 41 132

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Hak Pengasuhan Anak Yang Belum Mumayyiz Atas Ibu Yang Telah Murtad Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 382 K/AG/2012.

0 0 1

BAB II FAKTOR YANG MENYEBABKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG SEDANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN DIBATALKAN PENGADILAN PADA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 140KTUN2011 - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah y

0 0 36

KEPASTIAN HUKUM KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH BERSERTIFIKAT DIHADAPKAN DENGAN HUKUM ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN DI INDONESIA Oleh: Saim Aksinudin NPM. 129313019 Abstrak - KEPASTIAN HUKUM KEPEMILIKAN HAK MILIK ATAS TANAH BERSERTIFIKAT DIHADAPKAN

0 0 44