Pengertian Kepuasan Kerja Teori tentang Kepuasan Kerja

4. Kerja adalah aktualisasi, maka seseorang harus bekerja keras dan penuh semangat. 5. Kerja adalah ibadah, sehingga seseorang memiliki komitmen untuk bekerja dengan serius dan penuh kecintaan. 6. Kerja adalah seni, sehingga seseorang akan bekerja cerdas dan penuh kreativitas. 7. Kerja adalah kehormatan, sehingga seseorang akan bekerja tekun dan penuh keunggulan. 8. Kerja adalah pelayanan, sehingga seseorang akan bekerja paripurna dan penuh kerendahan hati.

II.3. Teori tentang Kepuasan Kerja

II.3.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu organisasi, karena pegawai merupakan ujung tombak bagi keberhasilan suatu organisasi, perlu dipuaskan agar lebih tanggap terhadap lingkungannya. Mangkunegara 2004 mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan Universitas Sumatera Utara perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan. Menurut Sedarmayanti 2007 kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Departemen personalia atau manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya. Sedangkan Robbins 2002 menyatakan bahwa “kepuasan kerja merujuk ke sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya”. Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Menurut Sedarmayanti 2007 pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kemantapan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Pegawai seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosanan, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan pegawai yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat pegawai, dan kadang-kadang berprestasi kerja lebih baik daripada pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Oleh karena itu, kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi pegawai maupun Universitas Sumatera Utara organisasi, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan pekerjaan.

II.3.2. Teori-teori Kepuasan Kerja