Variabel ketersediaan koleksi mencakup jenis koleksi, kelengkapan koleksi, ketersediaan koleksi dan kesesuaian koleksi dengan kebutuhan
siswa
3.6 Kisi – Kisi Kuesioner
Tabel 1. Kisi – Kisi Kuesioner
Variabel Indikator
Nomor item Jumlah item
Kebutuhan Informasi
1.Jenis kebutuhan informasi 2. Sumber informasi
1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10
5 5
Ketersediaan Koleksi
1.Jenis dan ketersediaan koleksi perpustakaan
sekolah 2.
Kebermanfaatan koleksi perpustakaan sekolah
3. Kebaruan koleksi
perpustakaan sekolah 4.
Kesesuaian koleksi dengan kebutuhan
1, 2, 3, 4
5, 6, 7
8
9, 10 4
3
1
2
3.7 Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah ”statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi” Sugiyono, 1998:112. Statistik deskriptif merupakan proses transpormasi data dalam bentuk
tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Untuk menafsirkan besar persentase yang diperoleh dari tabulasi data digunakan metode penafsiran menurut
Supardi dalam Napitupulu 2008:38 sebagi berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. 1 – 24
Sebagian Kecil b.
25 – 49 Hampir Setengah
c. 50
Setengah d.
51 – 74 Sebagian Besar
e. 75 – 99
Pada Umumnya f.
100 Seluruhnya
1. Uji Korelasi r
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment
yaitu :
rxy =
∑ ∑
∑
2 2
Y X
XY
Dimana : rxy
: Angka indeks korelasi ”r” Product Moment ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Arikunto, 1998:256
Setelah diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi maka dapat ditentukan bagaimana hubungan antara kebutuhan informasi dengan ketersediaan
koleksi. Untuk menentukan hubungan tersebut, peneliti berpedoman pada pendapat Hadi 2001:272 yang menyatakan bahwa :
Koefisien korelasi selalu bergerak diantara 0,000 dan ± 1,000. Koefisien korelasi dari 0,000 sampai + 1,000 menunjukkan korelasi yang positif,
sedang dari 0,000 sampai – 1,000 menunjukkan korelasi yang negatif. Korelasi positif yang paling sempurna adalah + 1,000 dan korelasi negatif
yang tertinggi adalah – 1,000. Jika ada perhitungan koefisien korelasi lebih besar dari +1,000 atau kurang dari – 1,000, itu tandanya ada kesalahan
dalam perhitungan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur kedekatan korelasi antara variabel Kebutuhan Informasi dengan Ketersediaan Koleksi digunakan koefisien korelasi disimbolkan dengan
”r” dengan kategori sebagai berikut :
Sugiyono, 1998:149. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert.
Menurut Sugiyono 1998:73, ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial”. Bobot untuk setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap
pertanyaan adalah sebagai berikut : a.
Jawaban ”a” diberi skor 4 b.
Jawaban ”b” diberi skor 3 c.
Jawaban ”c” diberi skor 2 d.
Jawaban ”d” diberi skor 1
2. Pengujian Hipotesis
Menurut Irianto 2004:98 hal yang perlu diingat dalam uji hipotesis adalah bahwa :
Prosedur dalam pengujian hipotesis dibuat untuk mentes menguji kredibilitas Ho. Hal ini berarti bahwa dalam pengujian hipotesis kita akan
menguji Ho, bukan menguji Ha, walaupun hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah Ha. Oleh karena itu, jika Ho ternyata terbukti
kebenarannya, maka kita akan menolak Ha. Sebaliknya, apabila ternyata Ho tidak terbukti kebenarannya maka kita harus menolak Ho dan
menerima Ha. Interval Koefisien
Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0, 399 0,40 – 0,599
0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah
Sedang Kuat
Sangat kuat
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji signifikansi yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r hitung
dengan nilai r tabel pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Apabila r hitung
lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak tetapi apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha yang diterima dan Ho ditolak.
3. Uji Determinasi
Koefisien determinasi dapat dihitung dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi ”r” yang ditemukan Sugiyono, 1998:151.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyebaran Kuesioner dan Karakteristik Responden
Sesuai dengan penentuan sampel penelitian yang telah diuraikan pada Bab III dimana penentuan sampel ditetapkan 25 dari jumlah populasi sehingga
jumlah responden penelitian ini adalah 84 orang dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 2. Komposisi Responden Berdasarkan Kelas No.
Karakteristik Responden
Jumlah Sampel
1. Kelas 1
177 44
2. Kelas 2
159 40
Jumlah 336
84
Dari hasil tabulasi data berdasarkan kelas responden, maka dapat diketahui bahwa responden berjumlah 84 orang. Karakteristik responden terbagi menjadi 2
dua bagian yaitu: responden pertama adalah siswa kelas 1 sebanyak 44 orang dan responden kedua adalah siswa kelas 2 sebanyak 40 orang.
Selanjutnya kuesioner diedarkan kepada siswa secara serentak di kelas pada tanggal 24 Mei 2010. Jumlah angket yang diedarkan sebanyak 84 eksamplar
dan kembali pada hari itu juga sebanyak 84 eksamplar.
4.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Informasi
Variabel Kebutuhan Informasi Siswa diukur berdasarkan indikator jenis kebutuhan informasi dan sumber informasi. Untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap kebutuhan informasi siswa dapat dilihat dari jawaban setiap indikator nomor 1 sampai nomor 10 pada Variabel X. Adapun proses
penghitungan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer SPSS 16.0.
Universitas Sumatera Utara