Limbah Non Beta Laktam

membawahi unit gudang obat jadi, gudang bahan baku, gudang bahan kemasan. Perencanaan produksi harus dilakukan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan variabel-variabel yang mempengaruhi sehingga tidak terjadi penimbunan overstock dan kekurangan stok barang. PPIC menyusun rencana dengan menyesuaikan permintaan marketing dengan mempertimbangkan anggaran, persediaan bahan baku, jadwal, kapasitas produksi dan peralatan yang tersedia. Departemen PPIC di PT. MUTIFA dipimpin oleh manajer PPIC.

2.6. Limbah

2.6.1. Limbah Non Beta Laktam

Jenis limbah non beta laktam di PT. MUTIFA ada 3 jenis, yaitu: 1. Limbah cair Limbah cair ini berasal dari limbah produksi, limbah laboratorium, limbah domestik, dan limbah bengkel. Diagram sistem pengolahan limbah cair dapat dilihat pada Gambar 2.3. Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan limbah cair adalah berdasarkan baku mutu air limbah yang disyaratkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51MENLH101995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri seperti yang terdapat dalam Tabel 2.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Diagram Sistem Pengolahan Limbah Cair di PT. MUTIFA Tabel 2.2. Tolak Ukur Pemantauan Limbar Cair di PT. MUTIFA Parameter Formulasi Pencampuran mgL BOD Biological Oxygen Demand 75 COD Chemical Oxygen Demand 150 TSS Total Suspended Solid 75 Total-N - Fenol - Ph 6,0-9,0 2. Limbah Padat Limbah padat ini berasal dari: a. Bekas kemasan bahan awal bahan bakubahan kemasan seperti kertas, kotak karton, wadah kayuplastikkaca, drum, kaleng. b. Buangan proses produksi seperti tepung sisa proses, produk antararuahan yang rusak atau kotor, kemasan aluminium foil, botol, dus. Universitas Sumatera Utara c. Buangan bahan hasil pengujian laboratorium seperti tablet bekas pengujian kekerasan, waktu hancur, dan lain-lain. d. Bahan awal dan produk jadi yang rusak. e. Limbah padat domestik. Diagram sistem pengolahan limbah padat di PT. MUTIFA dapat dilihat pada Gambar 2.4. Debu Produksi Debu Lantai Dust Collector Vacuum Cleaner Limbah Domestik Bahan bakum produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang rusak Incenerator Tongkarton Aluminium foil, botol, pot plastik yang rusak atau sisa cetakan lama Kertas karton dan plastik tanpa label pabrik, botol rusak Kemasan bahan awal yang rusak Pembuangan terakhir milik PEMDA Dijual Gambar 2.4. Diagram Sistem Pengolahan Limbah Padat di PT. MUTIFA 3. Limbah Udara Limbah udara ini berasal dari a. Gas, uap dan asap 1. bahan kimia reagensia. Universitas Sumatera Utara 2. bahan baku seperti amonia liquida, alkohol, dll. 3. proses produksi seperti metilen klorida dari proses coating. 4. asap pembakaran sampah. b. debu produksi Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan limbah udara adalah kualitas udara di dalam dan di luar lingkungan pabrik, meliputi kadar H 2 S. NH2, SO3 , CO, NO 2 , TSP. Sistem penanggulangan limbah udara dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Sistem Penanggulangan Limbah Udara Jenis Cara Pengendalian 1. Bahan kimia reagensia laboratorium 1. Lemari asam 2. Asap pembakaran sampah 2. Incenerator cerobong tinggi 3. Uap solven 3. Exhaust fan 4. Debu produksi 4. Pemasangan dust collector 4. Limbah suara Limbah suara ini berasal dari mesin produksi, genset, mesin sistem penunjang AHU, mesin boiler. Car pengendalian limbah suara ini dapat diadaptasi dengan menggunakan ear insert oleh pekerja. Tolak ukur yang digunakan untuk pemantauan limbah suara adalah angka kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diujur sesuai dengan angka kebisingan maksimum 65 dB dan getaran maksimum 7,5 Hz.

2.6.2. Limbah Beta Laktam