Pertumbuhan Perusahaan Suku Bunga

23

2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan

Pada umumnya pemegang saham atau calon pemegang saham tertarik dengan earning per share EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan Syamsuddin, 2007: 66. Seetharaman dan Raj 2011 Menyatakan EPS is one of the investment tools to evaluate a company’s performance either in the short or long term. The estimated earnings can be used to measure the financial health and prospect of a company. Bagi para investor, EPS merupakan informasi yang dapat mengevaluasi kinerja perusahaan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang, karena dapat mengukur kesehatan keuangan dan prospek perusahaan. Oleh karena itu, EPS dapat mencerminkan pertumbuhan perusahaan dalam mencapai earning untuk setiap pemegang saham Earnings Per Share atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi kesejahteraan pemegang saham meningkat kasmir, 2008. Secara matematis earnings Per Share dapat diformulasikan sebagai berikut: EPS = ���� ��ℎ�� ����� ��ℎ�� ����� ������� Universitas Sumatera Utara 24 Keuntungan pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, deviden dan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas.

2.1.6 Inflasi

Salah satu peristiwa moneter yang penting dan yang dijumpai di hampir semua negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-harga karena misalnya musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi. Boediono, 1985.

2.1.6.1 Jenis – jenis Inflasi

Ada berbagai cara untuk menggolongkan jenis inflasi. Menurut Boediono 1985 inflasi dapat digolongkan atas dasar : 1. Penggolangan yang didasarkan atas “ parah” tidaknya inflasi Inflasi ini dapat digolongkan menjadi: a. Inflasi ringan di bawah 10 setahun b. Inflasi sedang antara 10 – 30 setahun Universitas Sumatera Utara 25 c. Inflasi berat antara 30 – 100 setahun d. Hiperinflasi di atas 100 setahun 2. Penggolongan yang didasarkan atas sebab awal dari inflasi Inflasi ini dapat digolongkan menjadi: a. Demand inflation Demand inflation adalah inflasi yang terjadi karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat sehingga harga-haraga barang akan melonjak naik. b. Cost Inflation Cost inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi yang secara langsung akan menaikkan harga barang. 3. Penggolongan yang didasarkan atas asal inflasi. Inflasi ini dapat digolongkan menjadi: a. Domestic inflation Inflasi yang berasal dari dalam negeri Inflasi yang berasal dari dalam negeri bisa terjadi karena defisit anggaran belanja yang di biayai dengan percetakan uang baru, hasil panen yang gagal dan sebagainya. b. Imported Inflation Inflasi yang berasal dari luar negeri Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau di negara-negara langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang yang kita impor mengakibatkan: Universitas Sumatera Utara 26 1. Secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian dari barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor. 2. Secara tidak langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya produksi dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin yang harus diimpor. 3. Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri karena kemungkinan kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah ataupun swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor.

2.1.6.2 Hubungan Inflasi dengan Return Saham.

Inflasi yang tinggi tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang secara terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif tidak menguntungkan sehingga pemilik modal lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi Sukirno, 2004: 339 . Pada saat inflasi, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba menurun karena daya beli masyarakat turun sedangkan biaya operasi meningkat. Kondisi seperti ini membuat investor lebih tertarik melakukan investasi spekulatif seperti pembelian harta- harta tetap. Fama dan Schwert 1977 dalam Arifin 2005, mengemukakan hasil penelitian bahwa return saham berkorelasi negatif dengan ekspektasi tingkat inflasi dan juga mungkin dengan kejutan tingkat inflasi. Fama menjelaskan bahwa hubungan negatif antara return saham dan tingkat inflasi sesungguhnya berasal Universitas Sumatera Utara 27 dari adanya hubungan negatif antara inflasi dengan aktivitas perusahaan terutama aktivitas pengeluaran modal. Ahmad, et all 2011 menyatakan bahwa “negative effect of inflation includes a decrease in the real value of money and uncertainty about future inflation may discourage investment and savings. This may force investor to sell stocks and buying the bonds which reduces the investment of productive capital and increases the savings in non-productive asset”. Inflasi menyebabkan nilai riil uang menurun sehingga investor akan menjual sahamnya untuk menghindari risiko kerugian investasi. Pengalihan investasi dalam bentuk saham menjadi deposito merupakan alternatif yang dilakukan investor untuk meminimalisasi resiko. Hal ini menyebabkan harga saham menurun yang secara langsung menyebabkan return saham menurun.

2.1.7 Suku Bunga

Tingkat bunga adalah kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam dana kepada yang memberi pinjaman. Dari sudut peminjam kompensasi tersebut merupakan biaya dari dana yang dipinjam Ridwan, 2002:49. Salah satu pengaruh yang memiliki korelasi yang sangat kuat mempengaruhi pergerakan harga-harga saham di bursa efek. Perlu dipahami bahwa secara teoritis hubungan pergerakan tingkat suku bunga dengan pergerakan harga saham tersebut berbanding terbalik. Artinya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka harga-harga saham yang diperdagangkan di bursa efek akan mengalami penurunan, karena para investor saham akan beralih berinvestasi kepada Universitas Sumatera Utara 28 instrument perbankan seperti deposito dan sebaliknya kalau pergerakan tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka harga-harga saham akan naik karena investor akan beralih berinvestasi kepada instrument saham Faktor yang mempengaruhi naik-turunnya tingkat suku bunga perbankan terhadap harga saham di bursa efek dikarenakan bahwa secara umum setiap perusahaan pasti memiliki utang dan senantiasa perusahaan akan terus mencari sumber-sumber pembiayaan melaului utang. Dimana utang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional suatu perusahaan, sehingga naiknya tingkat suku bunga dipastikan akan menambah beban biaya terhadap perusahaan dan akibatnya dapat mengurangi keuntungan perusahaan dan akibatnya dapat mengurangi keuntungan perusahaan serta mendorong meningkatkan resiko terhadap perusahaan Simatupang, 2010 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bagi perusahaan. perusahaan yang memiliki rasio utang yang cukup besar serta saham perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri perbankan dan properti memiliki tingkat sensitifitas yang sangat tinggi terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan. Hubungan negatif antara suku bunga dengan return saham didukung oleh penelitian yang dilakukan Poon dan Tong 2009 yang menyatakan “higher interest rate will lead to higher cost to finance stock investment, hence reduce the willingness of investor in stock investment and fall in stock price”. Kenaikan tingkat suku bunga akan meyebabkan biaya yang lebih tinggi untuk membiayai investasi saham, sehingga investor tidak tertarik untuk berinvestasi dan harga saham akan jatuh. Disisi lain, penurunan suku bunga akan menaikkan Universitas Sumatera Utara 29 pertumbuhan Output perusahaan. Pertumbuhan output yang positif akan menyebabkan pertumbuhan laba yang positif sehingga akan meningkatkan deviden. Peningkatan deviden secara langsung akan meningkatkan return saham maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham.

2.1.8 Return Saham

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 12 18

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bei Tahun 2008-2010

0 6 7

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdapat Di BEI Pada Periode 2011-2014.

0 3 12

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAPAT Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdapat Di BEI Pada Periode 2011-2014.

0 2 15

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 16

Puji Astuti S4309030

0 1 86

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 4 80

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal - Analisis Pengaruh Inflasi, Sukubunga, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI

0 0 27

Analisis Pengaruh Inflasi, Sukubunga, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI

0 0 11