Fungsi Budgetting Anggaran Hasil Penelitian Pada Maujana Nagori Tanjung Pasir 1.

pandangan tiap- tiap warga berbeda akan sesuai tidaknya peraturan itu dibuat berdasarkan aspirasi masyarakat.” Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa peraturan- peraturan Nagori yang ada khususnya Nagori Tanjung Pasir dibuat berdasarkan pada aspirasi masyarakat Nagori Tanjung Pasir. Berarti peraturan Nagori yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Tanjung Pasir.

5.2.2. Fungsi Budgetting Anggaran

Anggaran dapat diartikan sebagai rencana sumber- sumber dan alokasi dana untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dalam suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun ke depan. Rencana sumber- sumber dana tentunya menggali potensi dana yang dapat diperoleh baik dari dalam maupun dari luar desa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori APB-Nagori juga mempunyai dimensi waktu yang menunjukkan proses dinamis sepanjang waktu. Nagori sebagai daerah yang otonom harus mampu mengembangkan dirinya sendiri dalam rangka mencapai kemandirian. Untuk itu Nagori dituntut tidak hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah maupun pemerintah daerah, akan tetapi harus mampu mempunyai sumber keuangan sendiri. Sumber pendapatan desa tersebut diatur dan disusun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Nagori APB-Nagori. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, penyelenggaraan urusan Pemerintahan Desa didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Nagori APB- Nagori, bantuan pemerintah dan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan wawancara dengan Maujana Nagori Tanjung Pasir untuk mengetahui mengenai pelaksanaan fungsi Budgetting Anggaran: Pertanyaan: “Bagaimana BapakIbu sebagai anggota Maujana Nagori menjalankan fungsi anggaran untuk mewujudkan good governance?” Hasil wawancara dengan Ir. Ramses Silaen selaku Ketua Maujana Nagori Tanjung Pasir menyatakan bahwa: “Kalau sudah berbicara mengenai fungsi anggaran, maka pelaksanaannya haruslah benar- benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan benar- benar harus transparansi sehingga menciptakan good governance.” Pernyataan diatas diperkuat dengan pernyataan dari Polman Siburian dan Indriani, yaitu: “Fungsi anggaran haruslah dilakukan dengan terbuka atau transparansi dimana nantinya bisa mewujudkan good governance.” Jika melihat pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan fungsi anggaran haruslah dilakukan dengan terbuka atau transparansi. Dengan dilakukannya transparansi pelaksanaan fungsi anggaran oleh Maujana Nagori, maka bisa mewujudkan terciptanya good governance. Transparansinya pelaksanaan fungsi anggaran tentunya, membuat pelaksanaan fungsi Maujana Nagori Tanjung Pasir dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui proses penyusunan anggaran. Sehingga penulis melakukan wawancara: Pertanyaan: “Bagaimana proses pembuatan atau penyusunan anggaran yang ada saat ini?” Jawaban yang diberikan oleh Ir. Ramses Silaen, Polman Siburian dan Indriani adalah sama, yaitu: “Adapun proses pembuatan anggaran adalah dengan mengetahui besar atau kecilnya pemasukan atau sumber pendapatan dari Nagori Tanjung Pasir. Kemudian sumber pemasukan yang ada dibukukan melalui buku kas Nagori dan dituangkan dalam APB-Nagori Tanjung Pasir yang disusun bersama Pemerintah Nagori. Proses pembuatan anggaran ini bisa dilihat pada Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No. 14 Tahun 2006 Tentang Keuangan Nagori.” Pernyataan diatas sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada Pemerintah Nagori yaitu Holong Siagian, dengan: Pertanyaan: “Apakah Pemerintah Nagori selalu melibatkan Maujana Nagori dalam membahas APB-Nagori?” Holong Siagian sebagai Kaur Pembangunan menyatakan bahwa: “Dalam membahas APB-Nagori memanglah harus selalu melibatkan Maujana Nagori Tanjung Pasir. Hal ini disebabkan karena Maujana Nagori mempunyai fungsi anggaran dan begitu juga dengan pemerintah Nagori yang harus selalu bertanggung jawab kepada Maujana Nagori dalam hal anggaran. Dan pernyataan ini juga sesuai dengan Perda Simalungun No. 14 Tahun 2006 Tentang Keuangan Nagori.” Jelas bahwa proses pembuatan atau penyusunan anggaran harus disesuaikan terlebih dahulu dengan sumber pendapatan Nagori itu sendiri. Barulah semua pemasukan yang ada dibukukan di dalam buku kas Nagori dan kemudian dituangkan dalam APB- Nagori. Semuanya itu berdasrkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No. 14 Tahun 2006 Tentang Keuangan Nagori. Dalam anggaran yang ada tentulah mempunyai pembagian antara pemasukan dan pengeluaran. Oleh sebab itu, penulis melakukan wawancara: Pertanyaan: “Apakah di dalam anggaran terdapat pembagian antara pemasukan dan pengeluaran? Bagaimana cara penyusunan anggaran dari segi pemasukan dan pengeluaran tersebut?” Pertanyaan di atas dijawab oleh Ir. Ramses Silaen dan Indriani dengan keterangan sebagai berikut: “Ya. Dalam anggaran terdapat pembagian antara pemasukan dan pengeluaran. Cara penyusunan anggaran dari segi pemasukan adalah dengan menyusun setiap penerimaan Nagori, dimana penerimaan Nagori terdiri dari 7 pos. Penerimaan tersebut disusun ke dalam buku kas Nagori. Sedangkan untuk pengeluaran terdiri atas 2 belanja, yaitu belanja rutin dan belanja pembangunan. Semuanya tertuang dalam Perda Simalungun No. 14 Tahun 2006 Tentang keuangan Nagori.” Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa bagian anggaran tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No. 14 Tahun 2006 Tentang Keuangan Nagori. Dimana penerimaan Nagori terdiri dari 7 pos, yaitu : sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pendapatan asli Nagori, sumbangan dan bantuan dari pemerintah, sumbangan dan bantuan dari pemerintah propinsi, sumbangan dan bantuan dari pemerintah daerah, lain-lain pendapatan yang sah, pinjaman Nagori. Sedangkan pengeluaran terdiri atas 2 belanja yaitu: Belanja rutin seperti: belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja lain- lain, dan pengeluaran tidak terduga. Belanja Pembangunan terdiri dari: pembangunan sarana dan prasarana pemerintah, pembangunan prasarana produksi, pembangunan prasarana pemasaran, pembangunan prasarana perhubungan, dan pembangunan prasarana lain-lain. Dengan adanya pembagian antara pemasukan dan pengeluaran semakin jelas pelaksanaan fungsi anggaran yang dilakukan oleh Maujana Nagori Tanjung Pasir. Sehingga penulis ingin mengetahui apakah anggaran mempengaruhi pelaksanaan fungsi Maujana Nagori. Penulis melakukan wawancara: Pertanyaan: “Apakah dengan anggaran yang sudah ada saat ini, mempengaruhi BapakIbu sebagai anggota Maujana Nagori melaksanakan fungsi secara maksimal?” Hasil wawancara dengan Ir. Ramses Silaen, Indriani dan Polman Siburian adalah sebagai berikut: “Kalau dikatakan mempengaruhi tentu saja pasti mempengaruhi pelaksanaan fungsi terutama fungsi anggaran, tetapi dengan adanya anggaran yang ada saat ini di Nagori Tanjung Pasir membuat pelaksanaan fungsi anggaran dan pelaksanaan fungsi yang lainnya dapat berjalan dengan maksimal.” Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, jelas sudah jika anggaran yang ada pada Nagori sangat mempengaruhi jalannya pelaksanaan fungsi anggaran oleh Maujana Nagori Tanjung Pasir. Sehingga para anggota MaujanaNagori Tanjung Pasir dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal.

5.2.3. Fungsi Controlling Pengawasaan