Pelakasanaan Fungsi Maujana Nagori Dalam Mewujudkan Good

Dalam konteks di Tanjung Pasir, sesuai dengan Perda Kabupaten Simalungun No.13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori, salah satu bentuk laporan tersebut adalah LPJ Pangulu nagori sebagai unsur pimpinan Nagori juga dilaksanakan dan dibahas dalam rapat forum Maujana. Jika dalam LPJ tersebut, Pangulu dinilai tidak mampu melaksanakan atau melakukan pelanggaran, maka sebelum diusulkan untuk diberhentikan harus dibahas lebih dahulu dalam rapat Maujana. Kedudukan Pangulu dan Maujana adalah sejajar dan bersifat kemitraan. Secara individu, anggota Maujana dan Pangulu merupakan figur-figur yang dipilih langsung oleh masyarakat. Sementara itu, fungsi pengawasan melekat waskat pada Maujana Nagori adalah fungsi kolektif dan bukan secara individu dalam mengawasi perencanaan dan pelaksanaan pemerintahan oleh Pangulu dan perangkatnya khususnya yaitu Tungkat Nagori menyangkut peraturan di Nagori. Keberadaan Maujana Nagori di Tanjung Pasir adalah guna memenuhi ketentuan perundang-udangan yang berlaku dan juga merupakan alat kontrol sosial bagi setiap angota dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

5.3.2. Pelakasanaan Fungsi Maujana Nagori Dalam Mewujudkan Good

Governance Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 pasal 206 dan 207 diuraikan mengenai urusan yang menjadi tanggungjawab Pemerintahan Nagori, menunjukkan bahwa Pemerintahan Nagori memiliki tanggung jawab yang cukup berat. Oleh karenanya Perangkat Pemerintah Nagori dituntut untuk memaksimalkan kinerja dalam memainkan peran dan fungsi tugas masing-masing. Hal tersebut berkenaan dengan kewenangan yang dimiliki desa cukup luas dan komplek. Mengacu pada kewenangan yang dimiliki nagori yang cukup luas dan komplek perlu menjadi perhatian dan pemahaman bersama antara Pangulu berserta Tungkat Nagori dengan ketua dan anggota Maujana Nagori dalam memainkan peran dan fungsi tugas masing-masing sesuai kewenangan yang dimiliki berdasarkan peraturan yang berlaku. Untuk mewujudkan kemandirian Nagori , minimal dalam arti politik, sangat penting keberadaan Maujana Nagori. Lembaga ini diibaratkan seperti DPR untuk politik nasional. Ia merupakan parlemen nagori yang berfungsi menjadi lembaga aspirasi rakyat nagori itu sendiri. Dulu, di masa Orde Baru, kira-kira institusi ini dikenal dengan istilah Lembaga Musyawarah Desa LMD. Memiliki kesamaan dalam arti fungsi normatif, namun memiliki struktur yang relatif berbeda, apalagi dalam praktiknya. Mereka menyadari bahwa kegagalan praktik demokrasi desa yang ditandai oleh ketidakmandirian desa dari kebijaksanaan struktur di atasnya, praktik pemerintahan nagori yang korup, serta tidak berdayanya powerless masyarakat didalam menyelesaikan problem-problem sosial, ekonomi dan politik salah satunya bersumber dari tidak berfungsinya lembaga perwakilan desa dalam mengemban amanat rakyat desa. Meskipun selama ini telah tersedia lembaga perwakilan, namun ia hanya bersifat simbolik tidak sesuai yang diharapkan. Dalam berbagai kasus lembaga ini justru bekerjasama dengan pemerintah nagori menyalahgunakan wewenang, yang akhirnya bisa berakibat buruk bagi masyarakat nagori, misalnya, dalam hal uang pembangunan. Dalam berbagai kasus sering tidak ada pertanggungjawaban yang jelas dari pemerintah nagori kepada masyarakatnya, kecuali hanya kepada atasannya. Di sanalah pentingnya membahas kembali fungsi-fungsi ideal dari Maujana Nagori sebagai aspek penting kemandirian nagori. Pada tingkatan atau level Nagori, konsep good governance perlu disesuaikan, dalam konteks Nagori ada dua isu yang perlu diperhatikan. Pertama, isu democratic governance yaitu pemerintahan Nagori yang berasal dari partisipasi masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk masyarakat. Kedua, hubungan antara elemen governance di Nagori didasarkan pada prinsip-prinsip kesejajaran, keseimbangan dan kepercayaan trust. Kedua isu ini seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, kedua isu ini apabila kita satukan maka yang ingin kita wujudkan adalah tata pemerintahan yang baik good governance. Hal ini bisa diwujudkan jika pemerintahan Nagori dikelola secara partisipatif, transparan, akuntabel, dan responsif dengan cara memperluas proses musyawarah yang hasilnya digunakan sebagai aturan main dan kebijakan dalam proses pengelolaan di Nagori. Permasalahannya adalah siapa saja yang bisa menjadi elemen-elemen governance di Nagori Tanjung Pasir? Padahal dalam konsep good governance selama ini menekankan pada tiga pilar utamanya yaitu: negara, civil society, dan pasar atau masyarakat ekonomi. Kemudian good governace ini disesuaikan untuk tingkatan di Nagori sehingga dinamakan dengan local good governace yang terdiri empat pilar utama yaitu: negara pemerintah Nagori, masyarakat politik BPDMaujana Nagori, masyarakat sipil ormas, institusi lokal dan warga masyarakat, serta masyarakat ekonomi arena produksi dan distribusi yang dilakukan oleh pelaku dan organisasi ekonomi Nagori . Berdasarkan pada UU No. 32 tahun 2004, PP No. 72 Tahun 2005 dan Perda Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori serta Perda Kabupaten Simalungun No. 14 tahun 2006 Tentang Keuangan Nagori, bahwa Maujana Nagori Tanjung Pasir dalam melaksanakan fungsi-fungsinya yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran budgetting dan fungsi pengawasan controlling sudah berjalan dengan baik sehingga dapat mewujudkan good governance di lingkungan Maujana Nagori dan Pemerintahan Nagori Tanjung Pasir.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Fungsi Maujana Nagori Dalam Mewujudkan Good Governance Pada Nagori Tanjung Pasir, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Fungsi Legislasi

Kehadiran Maujana Nagori bertujuan membantu Pangulu Nagori dan perangkat Nagori dalam membangun dan mengembangkan Nagori Tanjung Pasir agar lebih maju dan berkembang sekaligus sebagai alat kontrol dinamisasi Nagori. Dalam mewujudkan Nagori yang dinamis, peran dan fungsi Maujana sebagai badan legislasi, dituntut pro aktif, terutama dalam membuat peraturan-peraturan demi keberhasilan keberhasilan Nagori. Kondisi tersebut di atas mencerminkan adanya good will dari pihak Maujana Nagori dalam memperjuangkan kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat. Hal ini tentunya merupakan suatu kondisi yang positif terhadap pencapaian Good governance dalam wilayah Nagori Tanjung Pasir. Begitu juga dengan berdasrkan pada hasil wawancara dengan para informan yang menyatakan bahwa pelaksanaan fungsi legislasi oleh Maujana Nagori Tanjung Pasir sudah dilaksanakan dengan baik.

2. Fungsi Budgetting Anggaran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai fungsi anggaran maka dapat dikatakan bahwa Maujana Nagori Tanjung Pasir sudah bisa menjalankan fungsinya dalam