Presentase Potongan Harga = Harga
setelah dikenai
potongan harga
2 Pajak
Pajak Penghasilan PPh = Pajak Pertambahan Nilai =
3 Potongan Jumlah atau Berat
Bruto = neto + tara Neto = bruto
– tara Tara = bruto
– neto Presentase neto
Presentase tara
2.1.11 Ketuntasan Belajar
Menurut BSNP 2006 Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian suatu kompetensi setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. ketuntasan
belajar ini dapat dianalisis secara perorangan Individual maupun secara klasikal. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut. 1
KKM Individual
Menurut Permendikbud No 104 tahun 2014 pasal 7 ditegaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan acuhan kriteria.
Sebagaimana tercantum pada pasal 9 menyatakan bahwa skor rerata ketuntasan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan ditetapkan paling
sedikit 2,67. Ini berarti siswa dikatakan tuntas bila mendapatkan nilai 2,67. Jadi nilai 2,67 adalah nilai paling kecil yang harus diperoleh siswa. Seorang
siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila siswa tersebut telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 2,67 yang telah
ditetapkan sekolah berdasarkan kurikulum 2013 dengan skor skala seratus sebesar 68. Sehingga, dalam penelitian ini, KKM individual siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Juwana pada mata pelajaran matematika adalah 68. 2
KKM Klasikal
Di SMP Negeri 1 Juwana, suatu kelas dikatakan telah mencapai ketuntasan secara klasikal jika banyaknya siswa yang telah mencapai
ketuntasan individual dikelas tersebut sekurang-kurangnya 75. Artinya jika banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan individual kurang dari 75
maka KKM klasikal tersebut belum tercapai. Sehingga dalam penelitian ini ketuntasan belajar dalam aspek kemampuan pemecahan masalah matematis
tercapai apabila sekurang-kurangnya 75 dari siswa yang berada pada kelas
tersebut memperolah nilai lebih dari atau sama dengan 68.
Dalam penelitian ini ketuntasan belajar dalam aspek kemampuan pemecahan masalah tercapai apabila sekurang-kurangnya 75 dari siswa yang
berada pada kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 68.
2.2 Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru Matematika di SMP N egeri 1 Juwana, mengenai hasil belajar siswa yang
diambil dari data hasil ulangan akhir semester gasal salah satu kelas VII di SMP Negeri 1 Juwana menunjukkan bahwa jumlah siswa yang yang mendapatkan nilai
kurang dari kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah berdasarkan kurikulum 2013 yaitu 68 masih cukup banyak dan belum memenuhi kriteria
ketuntasan klasikal sebesar 75 dari jumlah siswa yang ada di kelas. Artinya kemampuan matematika siswa masih kurang dari yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara juga peneliti memperoleh informasi bahwa SMP Negeri 1 Juwana sudah menggunakan kurikulum 2013 sebagai kurikulum
acuhan dalam proses pembelajarannya. Dijelaskan pula bahwa karena kurang siapnya siswa dalam pembelajaran menggunakan kurikulum 2013, maka guru
hanya menggunakan pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific sebagai kunci utama dalam proses pembelajaran meskipun masih mengunakan metode ceramah
sekalipun. Ini menimbulkan masih kurang optimalnya aktivitas mental siswa yang menyebabkan siswa cenderung masih pasif dan belum memunculkan sikap
karakter yang diharapkan dalam hal ini percaya diri yang dimiliki siswa sehingga siswa merasa takut apabila ingin bertanya tidak bisa menggunakan
pemahamannya saat menghadapi permasalahan berupa soal pemecahan masalah. Guru sebagai pemberi informasi sehingga pengetahuan yang didapat siswa
biasanya cepat terlupakan karena siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam penyampaian materi, guru lebih banyak menggunakan