Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasimengolah informasi sebagai berikut: mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun dari hasil kegiatan mengamti dan kgiatan mengumpulkan informasi, pengelolaan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasaan dan kedalaman sampai kepada pengelolaan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
5 Mengkomunikasikan
Kegiatan pembelajaran mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya.
2.1.7 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seseorang dan seseorang tersebut dapat secara langsung mengetahui cara
menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Untuk memperoleh kemampuan pemecahan masalah , seorang harus
memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah. Karatas Baki 2013: 249 menyatakan bahwa “Problem solving is
recognized as an important life skill involving a range of processes including analyzing, intrep
eting, reasoning, predicting, evaluating and reflecting”. Menurut
Saad 2008: 120 pemecahan masalah adalah proses terencana yang perlu dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan penyelesaian masalah tertentu yang
tidak mungkin diselesaikan dengan segera dan proses ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman serta penerapan ketrampilan yang dipelajari di
kelas. Sedangkan menurut Wardhani 2010: 22 mengemukaakan bahwa pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal, sehingga ciri tes atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: 1 ada tantangan dalam materi
tugas atau soal; 2 masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin; dan 3 prosedur menyelesaikan masalah belum diketahui
penjawab. berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses menerapkan pengetahuan untuk
memecahkan masalah yang dapat berupa hambatan, kesulitan, tantangan, atau situasi yang membutuhkan suatu perencanaan atau strategi pemecahan terlebih
dahulu untuk mendapatkan solusi dari masalah tersebut. Untuk memudahkan dalam pemilihan soal, perlu dilakukan pembedaan
soal. Menurut Nyimas, et. al 2008 soal-soal matematika dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu soal rutin dan soal nonrutin. Soal Rutin biasanya
mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang sama atau mirip dengan hal yang yang baru dipelajari. Sedangkan masalah nonrutin, untuk sampai pada
prosedur yang benar diperlukan pemikiran lebih mendalam. Kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimangsudkan dalam
penelitian dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menggunakan pengetahuan
yang sudah dimilikinya untuk mencari jalan keluar atau solusi dari suatu permasalahan matematika yang tidak dapat dijawab dengan segera. Kemampuan
ini dapat terlihat dari cara-cara atau langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan atau memecahkan permasalahan matematika yang ia terima.
Berdasarkan standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa kemampuan untuk memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh BSNP, 2006: 139. Sedangkan menurut NCTM 2000: 52
dalam pemecahan masalah matematika harus memungkinkan semua siswa untuk: membangun pengetahuan matematika baru melalui pemecahan masalah;
menyelesaikan masalah yang muncul dalam matematika dan dalam bidang lain; menerapkan dan menyesuaikan berbagai macam strategi yang tepat untuk
memecahkan masalah; serta mengamati dan mengembangkan proses pemecahan masalah matematika.
Menurut Polya 1973: 5-6 solusi pemecahan masalah memuat langkah penyelesaian sebagai berikut.
First we have to understand the problem; we have to clearly what is required. Second, we have to see how the various items are connected,
how the unknown is linked to the data, in order to obtain the idea of the solution, to make plan. Third, we carry out plan. Fourth, we look back
the completed solution, we review and discuss it. Dari pernyataan tersebut dapat dirinci bahwa terdapat empat langkah
yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu masalah yaitu sebagai berikut: 1
Understanding the problem memahami masalah, langkah ini meliputi: a
Apakah yang tidak diketahui, keterangan apa yang diberikan, atau bagaimana keterangan soal.
b Apakah keterangan yang diberikan cukup untuk mencari apa yang
ditanyakan. c
Apakah keterangan tersebut tidak cukup, atau keterangan itu berlebihan. d
Buatlah gambar atau tulisan notasi yang sesuai. 2
Devising a plan merencanakan pemecahan masalah, langkah-langkah ini meliputi:
a Pernahkah anda menemukan soal seperti ini sebelumnya, pernahkah ada
soal yang serupa dalam bentuk ini. b
Rumus mana yang akan digunakan dalam masalah ini. c
Perhatikan apa yang ditanyakan. d
Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan disini. 3
Carrying out the plan melaksanakan pemecahan masalah, langkag ini menekankan ada pelaksanaan rencana penyelesaian yaitu meliputi:
a Memeriksa setiap langkah apakah yang sudah benar atau belum.
b Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar.
c Melaksanakan perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat.
4 Looking back melihat kembali hasil yang dipeoleh, bagian terakhir dari
langkah Polya menekankan pada bagaimana cara memriksa kebenaran jawaban yang diperoleh, langkah ini terdiri dari:
a Dapat diperiksa sanggahannya.
b Dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain.
c Perlukah menyusun strategi baru yang lebih baik.
d Menuliskan jawaban dengan lebih baik.
Dalam penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah yang diukur adalah kemampuan menyelesaikan masalah yang menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah menurut Polya. Siswa dikatakan mampu memecahkan masalah jika nilai siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah dapat mencapai
KKM individual yang telah ditentukan. Berdasarkan hal tersebut, maka ditentukan indikator kemampuan
pemecahan masalah siswa pada Tabel 2.2 untuk materi aritmetika sosial yang akan diukur pada penelitian ini dengan mengacu pada langkah-langkah
pemecahan masalah meurut Polya. Tabel 2.2. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Langkah-langkah Pemecahan Masalah
menurut Polya Indikator pemecahan masalah
untuk materi aritmetika sosial
1. Understanding the
problem memahami masalah
1. Siswa
dapat menuliskan
kembali keterangan
yang diberikan atau diketahui di
dalam soal berkaitan dengan materi aritmetika sosial.
2. Siswa
dapat menuliskan
kembali apa yang ditanyakan di dalam soal.
2. Devising the plan
merencanakan pemecahan masalah
1. Siswa dapat menuliskan rumus
mana yang digunakan, dalam menyelesaikan masalah terkait
materi aritmetika sosial
3. Carying out the plan
melaksanakan pemecahan masalah
1. Siswa dapat melaksanakan
perhitungan sesuai rencana atau rumus yang digunakan untuk
menyelesaian permasalahan
terkait materi aritmetika sosial. 4.
Looking back melihat kembali hasil yang
diperoleh 1.
Siswa dapat
menuliskan kembali
jawaban dari
permasalahn dengan baik.
2.1.8 Percaya Diri