bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, 3 Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which
behavior in the broader sense is originated or changed throught practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam
arti luas ditimbulkan atau dirubah melalui praktek atau latihan Djamarah, 2008:13 .
Berdasarkan berbagai penjelasan mengenai belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku,
perilaku, dan penampilan pada diri manusia karena berdasarkan latihan, pengalaman, interaksi dalam masyarakat, dan lingkungan.
Belajar bisa didapatkan dari segala aktivitas individu yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri individu tersebut.
Aktivitas ini dapat berupa latihan maupun pengalaman dalam situasi tertentu yang mana tingkah laku yang mengalami perubahan itu
menyangkut banyak aspek.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Slameto 2010 : 27-28, menyatakan prinsip-pronsip belajar sebagai berikut :
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
b. Sesuai Hakikat belajar
1. Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya. 2.
Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
3. Belajar adalah proses kontinuitas berhubungan antara
pengertian yang satu dengan pengertian yang lain sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang
diberikan menimbulkan respons yang diharapkan.
c. Sesuai materi bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sedehana, sehingga siswa menangkap pengertiannya.
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. d.
Syarat keberhasilan belajar 1.
Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian sikap itu mendalam pada siswa.
3 . Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme pada intinya memandang bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, megecek informasi baru dengan aturan-aturan dalam, dan merevisinya manakala aturan-aturan itu tidak lagi sesuai Trianto,
2011:13. Guru dapat memberi umpan kepada siswa untuk mencapai pemahaman dan kemampuan yang lebih tinggi.
Menurut Riyanto 2010:144 konstruktivisme berupaya mencari kesepakatan antara sesama manusia yakni agar dapat
mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkunganya. Maka proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan
ini perlu membangun kemandirian anak untuk mengelola pola pikir secara terarah. Tujuan pembelajaran konstruktivisme ini ditentukan
pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktifitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang
mendorong si belajar untuk berpikir dan berpikir ulang lalu mendemonstrasikan.
Pemikiran filsafat
konstruktivisme mengenai
hakikat pengetahuan memberikan sumbangan terhadap usaha mendekonstruksi
pembelajaran mekanis. Gagasan teori konstruktivisme dapat dirangkum sebagai berikut : 1 pengetahuan bukanlah gambaran
dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi nyata melalui kegiatan subjek, 2 Subjek membentuk skema kognitif,
kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan, 3 pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur
konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang Suprijono,
2011:30 . Dari penjelasan di atas bahwa teori konstruktistik pada intinya
adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan terhadap siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam
pikiran mereka. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide-ide siswa dalam belajar. Peran guru dalam
pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah lebih sebagai fasilitator atau moderator yang tugasnya memotivasi dan membantu
siswa untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengetahuannya. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar yang harus selalu ditiru
dan segala ucapan dan tindakan selalu benar. Proses pembelajaran yang memandang guru adalah segalanya akan membuat pembelajaran
menjadi pasif dan monoton karenan siswa tidak aktif, kreatif, dan kritis. Siswa diharapkan dapat mentransfer informasi mengenai materi
yang dijelaskan oleh guru, diharapkan agar siswa dapat terlibat aktif di dalam kegiatan belajar.
4. Hasil belajar