bertingkat dengan asetilkolin dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi submaksimal atau Effective Concentration EC
80
asetilkolin yang selanjutnya akan digunakan untuk pengujian efek relaksasi ekstrak etanol daun Pugun Tanoh.
Asetilkolin merupakan agonis kolinergik yang berarti obat yang memacu atau meningkatkan aktivitas syaraf kolinergik. Asetilkolin akan berinteraksi
dengan reseptor asetilkolin muskarinik pada sel organ efektor syaraf kolinergik misalnya sel perietal lambung, otot jantung, dan otot polos saluran pencernaan.
Pada ileum, asetilkolin akan berinteraksi dengan reseptor muskarinik yang akan menimbulkan peningkatan motilitas otot polos Nugroho, 2012.
Gambar 4.1 Grafik kontraksi otot polos organ ileum terisolasi yang
dikontraksi dengan pemberian seri konsentrasi asetilkolin 10
-8
– 3 x 10
-3
M. Data yang disajikan adalah nilai rata-rata ± SEM, n = 3.
4.5 Hasil Pengujian Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh
EEPT Pada Kontraksi Otot Polos Ileum Melalui Induksi Asetilkolin
Pengujian efek relaksasi EEPT terhadap otot polos ileum terisolasi dilakukan dengan cara mengkontraksi otot polos ileum dengan asetilkolin 2,28 x
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110
-8,5 -8,0 -7,5 -7,0 -6,5 -6,0 -5,5 -5,0 -4,5 -4,0 -3,5 -3,0 -2,5
K on
tr ak
si
Log konsentrasi M
ACh ----- EC
80
Universitas Sumatera Utara
10
-5
M, dilanjutkan dengan pemberian seri konsentrasi ekstrak 0,5 – 4 mgml. Efek relaksasi ekstrak diamati melalui pengamatan terhadap perubahan efek
relaksasi ekstrak pada organ ileum. Pemberian seri konsentrasi EEPT menghasilkan efek relaksasi terhadap kontraksi yang diinduksi oleh asetilkolin
2,28 x 10
-5
M Gambar 4.2 dan Lampiran 19.
Gambar 4.2 Grafik relaksasi setelah pemberian seri konsentrasi ekstrak etanol
daun Pugun Tanoh EEPT pada otot polos ileum terisolasi yang dikontraksi dengan asetilkolin 2,28 x 10
-5
M. Data yang disajikan adalah nilai rata-rata ± SEM, n = 6.
Korelasi yang terjadi pada persentase efek relaksasi dengan konsentrasi EEPT merupakan korelasi positif dengan nilai korelasi 0,988 korelasinya
mendekati 1 dan nilai R Square R
2
0,975. Ini dapat dinyatakan bahwa sebanyak 97,5 peningkatan persentase efek relaksasi dipengaruhi oleh peningkatan
konsentrasi ekstrak Lampiran 24 halaman 84. Berdasarkan hal tersebut maka persentase efek relaksasi ekstrak pada otot polos ileum meningkat sejalan dengan
peningkatan konsentrasi.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
R e
lak sas
i
Konsentrasi Ekstrak mgml
ACh+EEPT
Universitas Sumatera Utara
4.6 Hasil Pengujian Efek Relaksasi Atropin Sulfat Pada Kontraksi Otot
Polos Ileum Melalui Induksi Asetilkolin
Pengujian efek relaksasi atropin sulfat terhadap otot polos ileum terisolasi dilakukan dengan cara mengkontraksi otot polos ileum dengan asetilkolin 2,28 x
10
-5
M, dilanjutkan dengan pemberian seri konsentrasi atropin sulfat 10
-8
– 3 x 10
-5
M. Efek relaksasi atropin sulfat diamati melalui pengamatan terhadap perubahan efek relaksasi ekstrak pada organ ileum. Pemberian seri konsentrasi
atropin sulfat menghasilkan efek relaksasi terhadap kontraksi yang diinduksi oleh asetilkolin 2,28 x 10
-5
M. Persentase efek relaksasi atropin sulfat pada otot polos ileum meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi. EEPT juga memiliki
pola efek relaksasi yang sama dengan atropin sulfat namun persentase efek relaksasi yang dicapai EEPT lebih rendah dibandingkan dengan atropin sulfat
Gambar 4.3 dan Lampiran 20.
Gambar 4.3 Grafik relaksasi setelah pemberian seri konsentrasi A atropin
sulfat 1=10
-8
; 2=3x10
-8
; 3=10
-7
; 4=3x10
-7
; 5=10
-6
; 6=3x10
-6
; 7=10
- 5
; 8=3x10
-5
M dan B ekstrak etanol daun Pugun Tanoh EEPT
1=0,5; 2=1; 3=1,5; 4=2; 5=2,5; 6=3; 7=3,5; 8=4 mgml pada otot polos ileum terisolasi yang dikontraksi dengan asetilkolin 2,28 x
10
-5
M. Data yang disajikan adalah nilai rata-rata ± SEM, n = 6.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130 140
1 2
3 4
5 6
7 8
R e
lak sas
i
Konsentrasi
ACh+EEPT ACh+Atropin
A B
Universitas Sumatera Utara
Atropin Sulfat merupakan antagonis muskarinik yang berarti obat yang menghambat secara kompetitif reseptor asetilkolin muskarinik. Efek dari obat
antagonis muskarinik adalah berlawanan dengan efek agonis muskarinik. Pada ileum, efek antagonis muskarinik adalah penurunan motilitas pada otot polos
Nugroho, 2012. Efek relaksasi yang dihasilkan oleh atropin sulfat dibandingkan dengan
efek relaksasi EEPT pada organ ileum yang dikontraksi dengan asetilkolin. Pada pemberian ekstrak 4 mgml 108,0627 ± 5,7461 dan pemberian atropin sulfat
3 x 10
-7
M 120,3471 ± 3,9734 terhadap kontraksi ileum oleh asetilkolin menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persentase efek relaksasi yang
signifikan p0,05 Gambar 4.4 dan Lampiran 25. Hal ini diindikasikan bahwa EEPT konsentrasi 4 mgml memiliki kemampuan yang tidak berbeda dengan
atropin sulfat konsentrasi 3 x 10
-7
M dalam menurunkan kontraksi oleh asetilkolin.
Gambar 4.4 Nilai relaksasi pemberian ekstrak etanol daun Pugun Tanoh
konsentrasi 4 mgml dan atropin sulfat 3 x 10
-7
M setelah dikontraksi dengan asetilkolin 2,28 x 10
-5
M. Data yang disajikan adalah nilai rata-rata ± SEM, n = 6.
10 30
50 70
90 110
130
R el
ak sas
i
Perlakuan
Ekstrak 4 mgml Atropin sulfat 3x10-5 M
3 x 10
-7
M
Universitas Sumatera Utara
4.7 Hasil Pengujian Mekanisme Aksi Terhadap Efek Relaksasi Ekstrak