Histologi Usus Halus Gerakan usus halus

diameter kecil 2,5 cm 1 inci. Usus ini berada dalam keadaan bergelung di dalam rongga abdomen dan terentang dari lambung sampai usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga segmen, yaitu duodenum 20 cm 8 inci, jejunum 2,5 m 8 kaki dan ileum 3,6 m 12 kaki Sherwood, 2001. Fungsi usus halus, yaitu: a. Menerima zat-zat makanan yang telah dicerna untuk diserap melalui kapiler- kapiler darah dan saluran-saluran limfe dengan proses sebagai berikut: - menyerap protein dalam bentuk asam amino - menyerap karbohidrat dalam bentuk monosakarida - menyerap lemak dalam bentuk asam lemak b. Secara selektif mengabsorbsi produk digesti dan juga air, garam dan vitamin Diyono dan Mulyanti, 2013; Setiadi, 2007.

2.4.1 Histologi Usus Halus

Dinding usus halus terdiri atas 4 lapisan utama dari paling luar ke paling dalam Gambar 2.1, yaitu: a. Dinding lapisan luar Merupakan membran serosa, yaitu lapisan yang membalut usus dengan erat. b. Dinding lapisan berotot muskularis eksterna Terdiri atas 2 lapisan serabut. Lapisan luar terdiri dari atas serabut otot longitudinal dan di bawah ada lapisan tebal terdiri atas serabut otot sirkuler. Di antara kedua lapisan serabut berotot ini terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa. Universitas Sumatera Utara c. Dinding submukosa Terdapat antara otot sirkuler dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya. Dinding submukosa ini terdiri atas jaringan areolar yang berisi banyak pembuluh darah, saluran limfa, dan fleksus saraf yang disebut fleksus Meissner. d. Dinding mukosa dalam Disusun berupa kerutan tetap seperti jala, yang memberi kesan anyaman halus. Lapisan ini menambah luasnya permukaan sekresi dan penyerapan. Lapisan mukosa ini berisi banyak lipatan Lieberkuhn, merupakan kelenjar sederhana yang diselaputi epitelium silindris Sherwood, 2001; Irianto, 2004; Guyton dan Hall, 2006. Gambar 2.1 Penampang melintang saluran gastrointestinal Guyton dan Hall, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Gerakan usus halus

Gerakan usus halus ditimbulkan oleh otot yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut memanjang longitudinal dan melingkar sirkuler serta otot submukosa yang sangat kendur sehingga memungkinkan terjadinya fenomena peluncuran dan pengkerutan dengan berbagai cara: a. Gerakan segmentasi Pergerakan percampuran utama dengan mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan absorbtif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen yang relaks ke segmen lain. Gerakan segmental memisahkan beberapa segmen usus dari yang lain, hal ini memungkinkan isi lumen yang cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorbsi. b. Gerakan peristaltik Kontraksi ritmis otot polos longitudinal dan sirkuler yang mendorong dan menggerakkan kimus ke arah bawah disepanjang saluran. c. Gerakan penduler Gerakan ini terjadi pada lengkungan usus, menghambur keseluruhan isi dinding usus dan mencampur homogen semua isi usus Setiadi, 2007. Keseluruhan gerakan tersebut akan mengatur kecepatan perpindahan. Hal ini akan dipercepat bila terdapat makanan dalam usus karena adanya rangsangan mekanik peristaltik. Bila perpindahan berlangsung cepat, maka penyerapan Universitas Sumatera Utara kembali zat aktif tertentu yang sukar larut atau yang diserap melalui transport aktif akan sangat berkurang. Lamanya waktu suatu zat dalam usus akan berbeda tergantung dari jenis makanan dan subjek yang diteliti. Perkiraan kinetik perpindahan waktu tinggal usus yaitu di duodenum berlangsung selama 5 – 15 menit, jejunum selama 2 – 3,5 jam dan di ileum berlangsung selama 3 – 6 jam disertai penyumbatan yang cukup lama sebelum memasuki usus besar Desissaguet dan Aiache, 2003.

2.5 Ileum

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

2 26 85

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 1 14

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 2

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 6

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 14

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 5

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

0 0 45

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

0 0 16

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

1 3 16