didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan dan disaring, kemudian kocok dengan 2 ml NaOH 2N, didiamkan. Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzen
menunjukkan adanya antrakinon Ditjen POM, 1995.
3.7.6 Pemeriksaan saponin
Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 ml air suling panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat
selama 10 detik, timbul busa yang mantap tidak kurang dari 10 menit setinggi1-10 cm. Ditambahkan 1 tetes larutan asam klorida 2 N, bila buih tidak hilang
menunjukkan adanya saponin Ditjen POM, 1995.
3.7.7 Pemeriksaan steroidatriterpenoida
Sebanyak 1 g sampel dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam, disaring, lalu filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 20
tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Liebermann- Burchard, timbulnya warna biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida,
sedangkan warna merah, merah muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid Harborne, 1987.
3.8 Tahapan Persiapan Percobaan
3.8.1 Pembuatan larutan tirode
Larutan buffer fisiologis yang digunakan adalah larutan tirode. Untuk membuat 1 liter larutan tirode ditimbang:
CaCl
2
: 0,20 gram MgCl
2
: 0,10 gram KCl
: 0,20 gram
Universitas Sumatera Utara
NaCl : 8,00 gram
NaH
2
PO
4
: 0,05 gram NaHCO
3
: 1,00 gram D-Glukosa
: 1,00 gram Bahan NaCl, KCl, MgCl
2
, NaH
2
PO
4,
CaCl
2
dilarutkan terpisah dengan akuades sampai larut. NaHCO
3
dan D-Glukosa ditambahkan terakhir setelah semua bahan tercampur.
Setelah semua bahan tercampur, larutan di aerasi dengan karbogen O
2
95, CO
2
5 agar tidak terjadi pengendapan garam kalsium yang ditandai dengan kekeruhan. Selanjutnya larutan diatur pada pH 7,4. Larutan tirode dapat
bertahan selama 24 jam Tyrode, 1910.
3.8.2 Pembuatan larutan asetilkolin
Dalam penelitian ini, agonis kolinergik yaitu asetilkolin klorida digunakan sebagai penginduksi. Senyawa ini dapat menyebabkan kontraksi otot polos pada
ileum. Dibuat larutan induk dengan cara melarutkan asetilkolin ke dalam akuades sehingga didapat konsentrasi 2 x 10
-1
M. Kemudian dibuat larutan yang lebih encer sampai kadar 2 x 10
-6
M dengan faktor pengenceran 5 kali. i. Pembuatan larutan baku asetilkolin klorida
Timbang seksama asetilkolin klorida BM 181,60 gmol seberat 181,60 mg kemudian dilarutkan dalam 5,0 ml akuades. Diperoleh larutan asetilkolin
klorida 2 x 10
-1
M. ii. Pembuatan seri konsentrasi asetilkolin klorida
- Asetilkolin klorida 2 x 10
-2
M
Universitas Sumatera Utara
Dipipet 500 μl larutan baku asetilkolin 2 x 10
-1
M. Masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 4500 μl akuades. Vortex selama 3 menit.
- Asetilkolin klorida 2 x 10
-3
M Dipipet 500 μl larutan baku asetilkolin 2 x 10
-2
M. Masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 4500 μl akuades. Vortex selama 3 menit.
- Asetilkolin klorida 2 x 10
-4
M Dipipet 500 μl larutan baku asetilkolin 2 x 10
-3
M. Masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 4500 μl akuades. Vortex selama 3 menit.
- Asetilkolin klorida 2 x 10
-5
M Dipipet 500 μl larutan baku asetilkolin 2 x 10
-4
M. Masukkan ke dalam t
abung reaksi, tambahkan 4500 μl akuades. Vortex selama 3 menit. - Asetilkolin klorida 2 x 10
-6
M Dipipet 500 μl larutan baku asetilkolin 2 x 10
-5
M. Masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 4500 μl akuades. Vortex selama 3 menit.
3.8.3 Pembuatan larutan ekstrak etanol daun Pugun Tanoh