13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Hakikat Membaca
a. Pengertian Membaca Membaca merupakan suatu kegiatan yang terpadu yang
mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi serta maknanya, serta menarik
kesimpulan mengenai maksud bacaan Akhadiah, dkk. 1993:22. Anderson dkk. memandang bahasa sebagai suatu proses untuk
memahami tulisan. Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang komplek yang menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan.
Untuk dapat membaca suatu bacaan, seorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Pada waktu membaca
mata mengenali kata, sementara pikiran menghubungkan dengan maknanya. Makna kata dihubungkan satu sama lain menjadi makna
frase, klausa, kalimat dan akhirnya makna seluruh bacaan Akhadiah, dkk. 1993:22.
Membaca merupakan proses berfikir. Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-
kata dalam kalimat yang dihadapinya dalam proses asosiasi eksperimental. Kemudian membuat simpulan dengan menghubungkan
isi yang terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu ia harus dapat
berfikir secara sistematis, logis, dan kreatif Syafi’ie dalam Winarsih 2009:9.
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis huruf ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata
kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif menurut Crawley dan Mountain dalam Rahim 2008:2.
Menurut Rahim 2008:3 bahwa membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi.
Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan membaca kreatif.
Membaca sebagai proses linguistik, skema pembaca membantunya membangun makna, sedangkan fonologis, semantik, dan fitur
sintaksis membantunya mengkomunikasikan dan menginterpretasikan pesan-pesan.
Proses metakognitif
melibatkan perencanaan,
pembetulan suatu strategi, pemonitoran dan pengevaluasian.
b. Tujuan Membaca Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang
yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki tujuan.
Menurut Blanton dkk. dalam Rahim 2008:11 tujuan membaca mencakup:
1 Kesenanagan 2 Menyempurnakan membaca nyaring
3 Menggunakan strategi tertentu 4 Memperbaharui pengetahuan dengan topik tertentu
5 Mengkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui
6 Memperoleh informasi untuk laporan lisan maupun tertulis
7 Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi 8 Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh 9 Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
c. Faktor yang Mempengaruhi Membaca Keterampilan membaca seperti halnya kegiatan membaca
merupakan suatu keterampilan yang komplek. Banyak segi yang
mempengaruhi keterampilan tersebut. Menurut Akhadiah dkk. 1992: 25 faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan membaca adalah:
1 Motivasi Membaca sangat membutuhkan motivasi. Motivasi
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan membaca. Banyak kegiatan membaca gagal karena rendahnya
motivasi. Motivasi membaca tersebut dibedakan berdasarkan
sumbernya adalah motivasi yang bersifat intrinsik dan yang bersifat ekstrinsik.
2 Lingkungan Keluarga Keluarga yang memiliki kesadaran akan pentingnya
kemampuan membaca akan mendorong anaknya untuk belajar membaca. Kebiasaan orang tua membacakan cerita untuk anak
waktu masih kecil juga usaha untuk menumbuhkan minat baca anak. Pembicaraan orang tua serta anggota keluarga lain di
rumah juga akan mempengaruhi kemampuan membaca anak. 3 Bahan Bacaan
Bahan bacaan akan mempengaruhi seseorang dalam minat atau keterampilan memahami bacaan tersebut. Bahan
bacaan yang terlalu sulit untuk seseorang akhirnya akan mematahkan selera untuk membacanya. Dalam pemilihan bahan
bacaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal tersebut adalah topik, keterbacaan bahan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut. Faktor-faktor
yang mempengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan Arnold dalam Rahim 2008:16-30 adalah:
1 Faktor Fisiologis Faktor
fisiologis mencakup
kesehatan fisik,
pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk
belajar, khususnya
belajar membaca.
Beberapa ahli
mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis misalnya berbagai cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
mereka. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat
penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Analisis bunyi misalnya, mungkin sukar bagi anak yang
mempunyai masalah pada alat bicara dan pendengaran. Dan sebaiknya anak-anak diperiksa matanya terlebih dahulu sebelum
ia mulai membaca permulaan.
Walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar
membaca. Hal ini dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan mereka dalam membedakan simbol-simbol cetakan,
seperti huruf, angka, dan kata-kata, misalnya anak belum bisa membedakan b, p dan d. Perbedaan pendengaran auditory
discrimination adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam
menentukan kesiapan anak membaca. 2 Faktor Intelektual
Menurut Heinz adalah suatu kegiatan berfikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang
diberikan dan meresponnya secara tepat Page dkk. 2008:17. Intelektual merupakan kemempuan global individu untuk
bertindak sesuai dengan tujuan, berfikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca
permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemamapuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan
membaca permulaan.
3 Faktor Lingkungan Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan
membaca siswa. Faktor lingkungan mencakup: 1 Latar Belakang dan Pengalaman Siswa di Rumah
Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah
mempengaruhi pribadi dan penyesuaian anak adal masyarakat. Kondisi ini pada gilirannya dapat membantu
anak dan dapat menghalangi anak belajar membaca Rahim 2008:18.
Rumah juga berpengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar
membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca, dan senang membacakan cerita anak-anak mereka pada
umumnya menghasilkan anak yang senang membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak di
rumah juga penting bagi kemampuan belajar membaca. Membaca seharusnya merupakan suatu kegiatan yang
bermakna. Pengalaman
masa lalu
anak-anak memungkinkan anak-anak lebih memahami apa yang
mereka baca.
2 Sosial Ekomoni Keluarga Siswa Ada kecenderungan orang tua kelas menengah
ke atas merasa bahwa anak-anak mereka siap lebih awal dalam membaca permualan. Namun usaha orang tua
hendaknya tidak berhenti sampai pada membaca permulaan saja. Orang tua harus melanjutkan kegiatan
membaca anak secara terus-menerus. 4 Faktor Psikologis
Faktor lain
yang mempengaruhi
kemajuan keterampilan membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor
psikologis mencakup: a Motivasi
b Minat c Kematangan Sosial, Emosi dan Penyesuain Diri
Untuk mengurangi, menekan atau menghilangkan faktor-faktor yang buruk yang mempengaruhi keterampilan membaca maka dalam
penelitian ini kami akan menerapkan model prmbelajaran terpadu dengan media audio visual.
d. Jenis-jenis Membaca Kegiatan membaca dapat di beda-bedakan berdasarkan tujuan,
jenis wacana yang dibaca, cara melakukan kegiatan, dan tempat kegiatan. Kegiatan membaca menurut tujuannya adalah kegiatan
membaca permulaan dan pemahaman Akhadiah dkk. 2001:29. Pengajaran membaca permulaan bertujuan agar siswa mengenal
membaca terlebih dahulu. Membaca permulaan diberikan untuk siswa kelas I sampai III sedangkan membaca pemahaman bertujuan agar
siswa memahami apa yang dia baca. Membaca pemahaman ini biasa diberikan pada siswa kelas IV sampai kelas VI.
Berikut ini merupakan jenis kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah maupu di luar sekolah Akhadiah dkk. 2001:29-
31: 1 Membaca Teknik
Kegiatan ini
bertujuan untuk
melatih siswa
menyuarakan lambang-lambang tertulis. Melalui kegiatan ini siswa dibiasakan membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan
yang baik, dan lafal yang benar. Membaca teknik dilakukan dengan suara keras atau
disebut membaca nyaring. Kegiatan membaca ini sering dilakukan di kelas I, II dan III. Dalam kegiatan ini guru harus
menjadi model dengan memberikan contoh yang baik dan benar. 2 Membaca dalam Hati
Kegiatan membaca ini perlu dilatihkan setelah siswa menguasai semua huruf. Siswa dilatih membaca tanpa
mengeliarkan suara atau gerakan bibir. Latihan membaca dalam hati dilakukan dengan menggunakan bahan bacaan yang mudah
namun belum pernah diberikan. Namun sebelumnya guru harus menjelaskan kata atau kalimat yang diperkirakan belum dikuasai
siswa. 3 Membaca Indah
Pada hakikatnya membaca indah adalah membaca teknik juga. Tetapi bahan bacaan yang digunakan ialah karya sastra,
seperti puisi dan prosa liris. 4 Membaca Bahasa
Kegiatan membaca ditekankan pada sisi kebahasaan, bukan isinya. Jadi dalam kegiatan ini berdasarkan bacaan
diberikan. Siswa berlatih mengguanakan kata, ungkapan serta kalimat.
5 Membaca Cepat Tujuan dari membaca cepat adalah agar siswa memahami
dengan cepat isi bacaan. Untuk mencapai kecepatan membaca ini siswa harus berlatih mempercepat gerakan penglihatan dan
memperluas pendangannya waktu membaca. Dalam hal ini harus dihindari membaca kata demi kata. Ini berarti sekali siswa dapat
membaca beberapa kata. 6 Membaca Pustaka
Dalam kegiatan
ini diperhatikan
bagaimana menumbuhkan minat baca anak, tidak saja terhadap bacaan
hiburan, tetapi juga terhadap bacan yang berisi pengetahuan.
2. Membaca Permulaan