Kepekaan HEC-HMS terhadap Parameter Bilangan Kurva

19

5.6 Pengujian Model

Pengujian model dilakukan dengan cara membandingkan hidrograf hasil pengamatan dengan hidrograf aliran yang dihasilkan model HEC-HMS. Pengujiannya dilakukan dengan uji kemiripan atau Uji-F menggunakan persamaan Nash dan Sutcliffe 1970: [ ] [ ] ∑ ∑ = = − − − = n i obs el n i el obs Q t Q t Q t Q F 1 2 mod 1 2 mod 1 dimana, F = koefisien kemiripan, F ≤ 1 Q obs t = debit pengamatan pada waktu ke –t m 3 s, Q model t = debit hasil model pada waktu ke –t m 3 s, obs Q = debit pengamatan rata-rata m 3 s. Berdasarkan hasil uji kemiripan, model Clark, SCS maupun Snyder memberikan nilai F yang hampir sama. Kisaran nilai F sebear 0,6-0,7 menandakan kemiripan antara model dengan pengamatan adalah sedang. Dibandingkan metode lainnya, metode SCS memiliki nilai F tertinggi, menunjukkan bahwa metode SCS adalah yang paling sesuai untuk DAS Ciliwung hulu. Tabel 5.7 Nilai F hasil pengujian model Clark, SCS dan Snyder F Tgl Clark SCS Snyder 10-Jan 0,64 0,72 0,75 18-Jan 0,49 0,40 0,30 9-Feb 0,40 0,43 0,34 18-Mar 0,67 0,61 0,66 27-May 0,82 0,88 0,82 14-Jul 0,71 0,75 0,67 16-Sep 0,97 0,98 0,87 30-Nov 0,87 0,91 0,87 14-Dec 0,63 0,67 0,65 Rataan 0,69 0,71 0,66 Hasil perhitungan Pengujian model juga dilakukan dengan metode grafis. Parameter Q p , V p dan T p hasil model dibandingkan dengan pengamatan menggunakan Grafik 1:1 seperti pada Gambar 5.2-5.4. Hasilnya menunjukkan bahwa model dapat memberikan nilai Q p dan V p yang cukup mendekati pengamatan, baik metode Clark, SCS ataupun Snyder, tetapi tidak demikian dengan T p . Model tidak dapat memberikan nilai T p yang mendekati pengamatan pada ketiga metode hidrograf satuan. Qp m 3 s 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 obs model Clark SCS Snyder Gambar 5.2 Grafik 1:1 antara parameter debit puncak hidrograf aliran HEC-HMS dengan pengamatan Vp 1000 m 3 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 obs model Clark SCS Snyder Gambar 5.3 Grafik 1:1 antara parameter volume puncak hidrograf aliran HEC-HMS dengan pengamatan Tp hr 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 obs model Clark SCS Snyder Gambar 5.4 Grafik 1:1 antara parameter waktu puncak hidrograf aliran HEC-HMS dengan pengamatan

5.7 Kepekaan HEC-HMS terhadap Parameter Bilangan Kurva

Semua model dalam HEC-HMS baik model Snyder, SCS maupun Clark memerlukan parameter bilangan kurva sebagai salah satu data masukannya. Bilangan kurva yang dikatakan mempunyai pengaruh hidrologi bersama antara tanah, penggunaan lahan, perlakuan terhadap tanah, keadaan hidrologi, dan kandungan air tanah sebelumnya, sangat berperan dalam mempengaruhi nilai parameter hidrograf aliran. 20 Berdasarkan hal itu, perlu dikaji kepekaan HEC-HMS terhadap parameter bilangan kurva ditinjau dari nilai parameter hidrograf aliran yang dihasilkan Q p , V p dan T p . Kepekaan HEC-HMS terhadap nilai bilangan kurva ditentukan berdasarkan perhitungan selisih antara nilai parameter hidrograf aliran yang dihasilkan HEC-HMS pada KAT kondisi II dengan KAT kondisi hujan terpilih terhadap parameter hidrograf aliran pengamatan. Persamaan yang digunakan dalam mengukur kepekaan bilangan kurva terhadap debit puncak Q p , adalah sebagai berikut: 100 × − = Δ pA pC pB pA p Q Q Q Q Q dimana, Q pA = debit puncak yang dihasilkan hidrograf pengamatan, Q pB = debit puncak yang dihasilkan hidrograf model pada KAT kondisi hujan terpilih, Q pC = debit puncak yang dihasilkan hidrograf model pada KAT kondisi II. Dengan menggunakan persamaan yang sama, kepekaan bilangan kurva terhadap parameter volume puncak dan waktu puncak juga dapat ditentukan. Hasil perhitungan kepekaan bilangan kurva terhadap parameter Q p , V p dan T p tertera pada Tabel 5.8. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa model HEC-HMS, baik Snyder, SCS maupun Clark, cukup peka terhadap parameter bilangan kurva, terutama dilihat dari parameter Q p dan V p yang dihasilkan model. Beberapa nilai T p tidak berubah terhadap perubahan bilangan kurva, ditunjukkan dengan nilai nol pada ∆T p T pA . Ini berarti perubahan bilangan kurva berpengaruh signifikan terhadap nilai Q p , V p yang dihasilkan HEC-HMS, tetapi tidak selalu terjadi perubahan pada nilai T p . Rata-rata absolut dari nilai ∆Q p Q pA , ∆V p V pA , dan ∆T p T pA yang dihasilkan model Snyder, SCS dan Clark hampir tidak jauh berbeda. Ini menunjukkan ketiga model mempunyai kepekaan yang hampir sama terhadap bilangan kurva, baik dilihat dari nilai Q p , V p maupun T p . Tabel 5.8 Rasio selisih nilai Q p , V p dan T p yang dihasilkan HEC-HMS pada KAT hujan terpilih dengan KAT kondisi II terhadap Q p , V p dan T p pengamatan Tgl Metode pA p Q Q Δ pA p V V Δ pA p T T Δ Clark 2,69 11,58 16,67 SCS 7,07 9,75 0,00 101 Snyder -14,82 6,10 -16,67 Clark 27,61 37,06 -16,67 SCS 8,00 16,24 -16,67 181 Snyder -15,31 18,45 50,00 Clark 24,15 21,69 0,00 SCS 24,15 15,77 0,00 92 Snyder -6,45 12,04 20,00 Clark 31,72 20,02 -16,67 SCS 35,28 17,23 0,00 183 Snyder 26,63 26,12 -16,67 Clark 18,66 32,21 -16,67 SCS 40,96 28,90 0,00 275 Snyder 24,47 30,82 0,00 Clark 7,81 13,08 -16,67 SCS 9,44 0,48 0,00 147 Snyder 15,21 17,43 16,67 Clark 26,13 23,57 -33,33 SCS 28,50 25,57 -16,67 169 Snyder 42,28 32,11 -16,67 Clark 14,96 16,38 16,67 SCS 19,09 17,08 16,67 3011 Snyder 13,52 10,14 0,00 Clark 18,68 25,50 0,00 SCS 23,50 32,33 50,00 1412 Snyder 27,68 34,23 -25,00 Clark 19,16 22,34 14,81 SCS 21,78 18,15 11,11 Rata- rata absolut Snyder 20,71 20,83 17,96 Hasil perhitungan

5.8 Simulasi Hidrograf Aliran