11 Parameter yang diperlukan adalah travel
time k dan faktor pembobot x. Travel time atau waktu tempuh aliran dari titik inlet sampai
outlet, ditentukan melalui hubungan antara kecepatan aliran Vw dengan panjang sungai
L melalui persamaan:
w
V L
K =
Berdasarkan Hukum Seldon, kecepatan gelombang banjir ditetapkan sebagai berikut:
dy dQ
B V
w
1 =
dimana B adalah lebar atas permukaan saluran, dan dQdy adalah slope rating curve pada titik
representatif saluran. Faktor pembobot x dalam metode
Muskingum berkisar antara 0 sampai 0,5 dengan rata-rata 0,2 untuk aliran alami. Pada
penelitian, penentuan nilai x diperoleh dari hasil trial-error pada saat kalibrasi, dengan
menggunakan nilai rata-rata sebagai nilai masukan awal.
3.3.4 Kalibrasi
Kalibrasi model merupakan proses penyesuaian nilai-nilai parameter model
sampai didapat hasil model yang sama atau mendekati hasil pengamatan. Metode yang
digunakan dalam HEC-HMS adalah objective functions dan search methods.
Tabel 3.5 Metode perhitungan objective function
Kriteria Persamaan
Sum of absolute errors
∑
=
− =
NQ i
s
i q
i q
Z
1
Sum of squared
residuals
[ ]
∑
=
− =
NQ i
s
i q
i q
Z
1 2
Percent error in peak
100 peak
q peak
q peak
q Z
s
− =
Peak weighted root mean
square error objective
function
1 2
1
2 1
⎪⎭ ⎪
⎬ ⎫
⎪⎩ ⎪
⎨ ⎧
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
+ −
=
∑
=
mean q
mean q
i q
i q
i q
NQ Z
NQ i
s
USACE 2000 Z = objective function; NQ = jumlah ordinat hidrograf
hasil perhitungan; q
O
i = debit observasi; q
S
i = debit hasil perhitungan; q
O
peak = debit puncak observasi; q
O
mean = rata-rata debit observasi; dan q
S
peak = debit
puncak hasil perhitungan.
Objective functions merupakan ukuran kuantitatif bagi goodnes-of-fit yang
menunjukkan derajat keragaman antara hidrograf hasil perhitungan dengan data
pengamatan Tabel 3.5. Search methods digunakan untuk meminimalkan objective
function dan mendapatkan nilai parameter yang paling sesuai. Pencarian nilai parameter
dilakukan dengan cara iterasi melaui proses trial and error. Dua algoritma search methods
yang tersedia dalam HEC-HMS adalah univariate-gradient search algorithm dan
Nelder and Mead simplex search algorithm.
IV. KEADAAN UMUM DAS CILIWUNG BAGIAN HULU
4.1 Letak dan Luas Daerah
Secara umum sungai Ciliwung mengalir dari arah Selatan ke Utara, melalui wilayah
Kabupaten Bogor, Kotamadya Bogor, Kotip Depok dan DKI Jakarta. DAS Ciliwung di
sebelah Barat dibatasi oleh DAS Cisadane dan di sebelah Timur dibatasi DAS Citarum,
dengan hulunya di sebelah Selatan yaitu berada di Gunung Gede–Pangrango dan bermuara di
Teluk Jakarta.
DAS Ciliwung dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu hulu, tengah dan hilir. Pada
Penelitian ini akan dibahas mengenai DAS Ciliwung bagian hulu, meliputi wilayah
Kecamatan Cisarua, Ciawi dan Kedunghalang, mulai dari Desa Tugu sampai SPAS
Katulampa, yaitu di sekitar Desa Katulampa, Ciawi, Bogor. Secara geografis DAS Ciliwung
bagian Hulu terletak di daerah antara 06
o
02’ sampai 06
o
55’ LS dan 106
o
35’ sampai 107
o
00’ BT dengan luas wilayah sekitar 148 km
2
.
4.2 Iklim
Iklim di Daerah Aliran Sungai Ciliwung pada umumnya adalah iklim tropis, dengan
suhu udara rata-rata berkisar antara 19-25
o
C. Menurut sistem klasifikasi Schmidt–Ferguson,
berdasarkan perbandingan jumlah rata-rata bulan basah dengan bulan kering, DAS
Ciliwung bagian hulu termasuk ke dalam tipe iklim A.
Rata-rata curah hujan wilayah di DAS Ciliwung bagian hulu berkisar antara 122-564
mmbulan. Bulan basah terjadi selama 8-10 bulan Agustus–Mei dengan bulan terbasah
Januari, dan bulan lembab 2-4 bulan Juni– September dengan bulan terkering adalah
Agustus.
12
Gambar 4.1 Peta lokasi daerah penelitian
Tabel 4.1 Curah hujan rata-rata bulanan tiap stasiun dan
curah hujan wilayah DAS Ciliwung bagian hulu 1985- 2002.
CH Rata-rata Tiap Stasiun mmbln
Bulan Citeko
Katu lampa
Gunung Mas
CH Wilayah
mmbln
Jan 515 490 608 564
Feb 443 429 533 491 Mar 346 378 375 364
Apr 260 341 386 336 Mei 177 305 248 227
Jun 112 206 197 167 Jul 108
171 141 132
Agu 92 217 126 122 Sep 140 276 220 196
Okt 206 383 272 258 Nov 311 408 399 368
Des 325 365 418 379
Hasil perhitungan, data dari BMG
4.3 Topografi
DAS Ciliwung bagian hulu yang berada pada ketinggian 300–3000 m, mempunyai
bentuk topografi yang bervariasi mulai dari dataran sampai berupa perbukitan dengan
bentuk lereng mulai dari datar, landai, agak curam sampai curam. Daerah dengan topografi
datar sampai landai atau daerah dengan kemiringan lereng 0-8 mempunyai persentase
terbesar yaitu sekitar 36 dari luas seluruh DAS. Sedangkan wilayah dengan kemiringan
lereng 8-15, memiliki persentase yang paling kecil yaitu sekitar 11 atau seluas 1625,5 Ha.
Keadaan DAS Ciliwung bagian hulu yang agak terjal dikarenakan oleh wilayah ini dibentuk
oleh beberapa pegunungan diantaranya Gn. Gede-Pangrango, Gn. Mandalawangi, dan Gn.
Kencong. Secara rinci kemiringan DAS Ciliwung bagian hulu dapat dilihat pada Tabel
4.2 berikut.
Tabel 4.2 Luas DAS Ciliwung bagian hulu berdasarkan
kemiringan.
No Kelas Lereng
Luas Ha
1 0 – 8
5407,0 2
8 – 15 1625,5
3 15 – 25
3550,0 4
25 – 45 1869,5
5 45 2384,5
Hasil perhitungan berdasarkan peta kemiringan DAS Ciliwung Hulu
13
4.4 Tanah dan Penggunaan Lahan