2 kesatuan dengan sungai dan anak sungainya
yang melalui daerah tersebut dalam fungsi untuk menampung air yang berasal dari curah
hujan dan sumber lainnya.
Bentuk dan ukuran DAS, kemiringan permukaan tanah dan sungaisaluran air, dan
kerapatan sungai adalah karakteristik DAS yang relatif berhubungan. Masing-masing
karakteristik DAS tersebut, secara bersama- sama akan mempengaruhi respon DAS
terhadap terjadinya suatu hujan tertentu. Sementara, sistem tanam dan keadaan tanah
adalah komponen DAS yang bersifat dinamik dan apabila vegetasi diubah dalam batas
tertentu dapat mempengaruhi respon aliran air dalam DAS terhadap curah hujan tertentu
Asdak, 1995.
2.3 Presipitasi
Presipitasi adalah masukan utama bagi siklus hidrologi. Bentuk utamanya adalah
hujan, salju dan hujan es dan beberapa variasi bentuk lain seperti gerimis dan hujan yang
bercampur dengan salju sleet. Presipitasi diperoleh dari atmosfer, bentuk dan
kuantitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim yang lain seperti angin, suhu dan tekanan
atmosfer Viessman et al 1977.
Curah hujan yang dibutuhkan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air
dan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata seluruh daerah yang bersangkutan,
bukan curah hujan pada titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah yang
diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan Sosrodarsono dan Takeda 2003.
Terdapat beberapa teknik perhitungan curah hujan wilayah dari pengamatan di beberapa
titik, yaitu metode rata-rata aljabar, metode poligon Thiessen, dan metode isohyet.
Jika titik-titik pengamatan di dalam suatu daerah tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan wilayah dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh tiap
titik pengamatan. Curah hujan wilayah metode Thiessen dihitung dengan rumus :
∑ ∑
= =
=
n i
i n
i i
i
A R
A R
1 1
dimana,
R
= curah hujan wilayah mm,
A
i
= luas wilayah yang mewakili tiap titik pengamatan i,
R
i
= curah hujan di tiap titik pengamatan i mm.
Perhitungan luas wilayah metode Thiessen didasarkan atas luas poligon yang
digambar dari garis bagi tegak lurus pada sisi- sisi segitiga yang menghubungkan titik-titik
pengamatan.
2.4 Analisis Frekuensi
Periode ulang sering dipakai sebagai pengganti probabilitas untuk melukiskan suatu
kejadian rencana. Periode ulang diartikan sebagai selang waktu rata-rata sejumlah tahun
suatu kejadian akan disamai atau dilampaui Seyhan 1990.
Jika suatu kejadian ekstrim rata-rata terjadi setiap 25 tahun sekali, maka probabilitas atau
peluang kejadian tersebut sebesar 125 = 0,04 atau 4 persen. Hubungan antara periode ulang
T, dengan probabilitas P, adalah T = 1P. Hubungan ini merupakan definisi dasar dalam
hidrologi statistik Haan 1977.
Analisis frekuensi digunakan untuk menentukan periode ulang kejadian hujan
harian maksimum. Persamaan umum analisis frekuensi menurut Chow 1964 dapat dibuat
dalam bentuk :
T T
SK X
X +
=
dimana, X
T
adalah besar atau nilai suatu kejadian X dengan periode ulang T tahun,
X
adalah harga rata-rata nilai pengamatan, K
T
adalah faktor frekuensi, dan S adalah standar deviasi.
Nilai faktor frekuensi berbeda untuk setiap tipe distribusi. Beberapa macam tipe distribusi
diantaranya adalah : 1 distribusi normal, 2 distribusi log normal, 3 distribusi nilai
ekstrim Gumbel tipe I, serta 4 distribusi log Pearson tipe III. Disribusi nilai ekstrim Gumbel
tipe I dan log Pearson tipe III sering dipakai untuk analisis frekuensi kejadian ekstrim.
2.5 Limpasan
Hujan efektif atau hujan lebih excess precipitation merupakan hujan yang
menyebabkan terjadinya limpasan runoff. Besarnya curah hujan efektif yang terjadi pada
suatu DAS akan dipengaruhi oleh keadaan lahan setempat landuse dan karakteristik
DAS. Secara garis besar hujan efektif diperoleh dari pengurangan curah hujan yang turun
gross precipitation dengan besarnya infiltrasi, intersepsi, depresi dan evapotranspirasi atau
disebut sebagai precipitation loss.
Limpasan adalah bagian dari presipitasi yang terdiri atas gerak gravitasi air dan tampak
pada saluran permukaan dari bentuk permanen maupun terputus-putus Chow 1964.
3 Limpasan yang dihasilkan oleh suatu DAS
merupakan hasil proses yang ada di dalam DAS. Faktor-faktor yang mempengaruhi
limpasan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu elemen meteorologi yang diwakili oleh
curah hujan, serta elemen daerah pengaliran yang menyatakan sifat-sifat fisik daerah
pengaliran Sosrodarsono dan Takeda, 2003.
Hasil limpasan dari DAS di suatu tempat biasanya disajikan dalam bentuk tabel maupun
grafik. Grafik kontinyu yang menggambarkan fenomena aliran tinggi muka air, debit,
kecepatan dll dengan waktu disebut hidrograf. Umumnya ada dua macam hidrograf, yaitu :
hidrograf tinggi muka air stage hydrograph dan hidrograf aliran discharge hydrograph.
2.6 Hidrograf Satuan