6
dan dimiliki oleh pemegang hak atas tanah untuk menghindari permasalahan dan sengketa dari pihak lain yang ingin menggelapkan hak atas tanah.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka merupakan hal yang menarik untuk di angkat menjadi suatu bahan penelitian dengan judul “ Analisis Pelayanan
Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Labuhanbatu Selatan”.
1.2 Fokus Masalah
Penelitian ini mempunyai fokus masalah yang menjadi batasan peneliti dalam melakukan penelitian. Peneliti hanya memfokuskan penelitian
mengenai bagaimana pelayanan administrasi pertanahan dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang
Labuhanbatu Selatan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana pelayanan administrasi pertanahan
dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Labuhanbatu Selatan?”.
7
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yakni:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan administrasi pertanahan
dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Labuhanbatu Selatan.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelayanan pengurusan
surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.
Secara Ilmiah
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah, sistematis dan metodologis serta bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.
2.
Secara Praktis
Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaan sistem administrasi pertanahan, peningkatan mutu pelayanan dan
perbaikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah khusunya aparatur tingkat ke
lurahan kepada masyarakat.
8
3.
Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
pendidikan khususnya bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi
Negara FISIP USU.
1.6 Kerangka Teori
Untuk melakukan penelitian dibutuhkan kerangka penelitian, yaitu pedoman dasar berfikir untuk memudahkan peneliti melakukan penelitiannya.
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana
peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Nawawi. 1990: 400.
1.6.1 Pelayanan
1.6.1.1. Pelayanan Publik
Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, bab I, pasal 1, ayat 1, pengertian pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan umum adalah mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,
9
mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan terhadap publik publik=umum.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja
Penyelenggara Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, danatau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Menurut Moenir 2006:26-27 mengemukakan bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha
untuk memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Menurut Pamudji 1994:21-22 jasa pelayanan pemerintah yaitu berbagai
kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa. Jenis pelayanan publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti pelayanan
kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji, pelayanan pencarian keadilan, dan lain-lain.
Dengan demikian, pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga Negara dan
penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.
10
1.6.1.2 Bentuk – Bentuk Pelayanan Publik
Dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu :
1. Kelompok Pelayanan Administratif, yaitu bentuk pelayanan yang menghasilkan berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik.
2. Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentukjenis barang yang digunakan publik.
3. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentukjenis jasa yang dibutuhkan publik.
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh penyelenggara pelayanan publik terdiri dari 3 macam Moenir, 2010:190 yaitu :
1. Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas- petugas dibidang masyarakat HUMAS, bidang layanan informasi dan bidang lain yang
tugasnya memberikan penjelasan ataupun keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar layanan lisan berhasil, syarat yang perlu dipenuhi
adalah : a.
Memahami benar masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar,
singkat, tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan tentang sesuatu.
c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.
11
d. Meski dalam keadaan sepi tidak mengobrol dengan teman,
karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melakaikan tugas. e.
Tidak melayani orang- orang yang ingin sekedar ngobrol dengan cara yang sopan.
2. Layanan melalui tulisan
Layanan melalui tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi
juga dari segi peranannya. Layanan tulisan ini terdiri atas dua golongan, pertama layanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan
pada orang – orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instalasi atau lembaga. Kedua, layanan berupa reaksi
tertulis atau permohonan, laporan, keluhan, pemberian penyerahan, pemberitahuan, dan lain sebagainya.
3. Layanan berbentuk perbuatan
Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80 dilakukan oleh petugas – petugas tingkat menengah kebawah. Karena itu factor keahlian
dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan.
Titik berat perbuatan ini adalah perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh orang yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang berkepentingan
adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil
12
perbuatan, bukan sekedar penjelasan atau kesanggupan secara lisan, disini faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang disertai
dengan kualitas hhasil yang memadai.
1.6.1.3 Standar Pelayanan Publik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja
Penyelenggara Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014, Standar Pelayanan
adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji
penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
Sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dan bagi penerimaan pelayanan dalam proses pengajuan
permohonannya Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan, standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagai pedoman yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan, dan menjadi pedoman bagi
penerimaan pelayanan dalam proses pengajuan permohonan, serta sebagai alat kontrol masyarakat danpenerima layanan atas kinerja penyelenggaraan pelayanan.
Standar Pelayanan Publik yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun
13
2014, terdiri dari dua komponen sebagaimana yang diatur didalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009, dalam peraturan ini dibedakan menjadi dua
bagian yaitu : A. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian
pelayanan service delivery meliputi: 1 Persyaratan
2 Sistem, mekanisme,dan prosedur 3 Jangka waktu pelayanan
4 Biayatarif 5 Produk pelayanan
6 Penanganan pengaduan, saran dan masukan
B. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanandi internal organisasimanufacturing meliputi:
1 Dasar hukum 2 Sarana dan prasarana, danatau fasilitas
3 Kompetensi pelaksana 4 Pengawasan internal
5 Jumlah pelaksana 6 Jaminan pelayanan
7 Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
14
8 Evaluasi kinerja pelaksana
1.6.1.4 Asas- Asas Pelayanan Publik
Asas pelayanan publik menurut KEPMEN PAN Nomor 63 tahun 2003 tentang pedoman pelayanan publik yaitu:
a. Transparan
Artinya bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti. b.
Akuntabilitas Artinya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. c.
Kondisional Artinya sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
d. Partisipatif
Artinya medorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi , kebutuhan, dan
harapan masyarakat. e.
Kesamaan Hak Artinya tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender dan status ekonomi.
15
f. keseimbangan antara hak dan kewajiban
Artinya pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
1.6.1.5 Prinsip- Prinsip Pelayanan Publik
Berdasarkan KEPMEN PAN No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan
publik harus memenuhi prinsip- prinsip sebagai berikut: 1.
Kesederhanaan Artinya prosedur pelayanan yang tidak berbelit- belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan. 2.
Kejelasan, mencakup kejelasan dalam hal: a.
Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik b.
Unit kerja pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan persoalan
sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik. c.
Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. 3.
Kepastian waktu Artinya pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan. 4.
Akurasi Artinya produk pelayanan publik diterima dengan benar , tepat dan sah.
16
5. Keamanan
Artinya proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung Jawab
Artinya pimpinan penyelenggara pelayanan publik pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian
keluhan persoalan dalam pelayanan publik. 7.
Kelengkapan Sarana dan Prasarana Artinya tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerjadan
pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika telematika.
8. Kemudahan akses
Artinya tempat dan lokasi serta pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telematika.
9. Kedisiplinan , Kespanan dan Keramahan
Artinya Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberi pelayanan dengan iklas.
10. Kenyamanan
Artinya lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
17
1.6.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik
Pelayanan yang baik yang diberikan oleh pegawai pemerintah sebagai administrator publik dapat dilaksanakan dengan mengamati unsur dari pelayanan
itu sendiri dalam interaksi antara pemberi pelayanan dengan masyarakat penerima pelayanan.
Menurut Moenir 2002:88 faktor-faktor yang mendukung pelayanan, sebagai berikut :
1. Faktor kesadaran yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada tingkatan terhadap tugas
yang menjadi tanggung jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasinya.
2. Faktor aturan yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerjaan dapat
berjalan teratur dan terarah, oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang berkepentinganbersangkutan.
3. Faktor organisasi merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.
4. Faktor pendapatan yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaannya pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik. 5. Faktor keterampilan tugas yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam
melaksanakan pekerjaan. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki, yaitu
18
kemampuan manajerial, kemampuan teknis, dan kemampuan untuk membuat konsep.
6. Faktor sarana yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu, dan
fasilitas lain yang melengkapi seperti fasilitas komunikasi.
1.6.1.7 Kualitas Pelayanan Publik
Melaksanakan pelayanan publik yang baik dan berkualitas merupakan salah satu kewajiban dan tanggung jawab penyeleggara pelayanan publik.
Pengertian kualitas menurut Fandy Tjipto 1995:24 adalah : 1 kesesuaian dengan persyaratan; 2 kecocokan untuk pemakaian; 3 perbaikan berkelanjutan; 4
bebas dari kerusakancacat; 5 pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat; 6 melakukan segala sesuatu secara benar; 7 sesuatu yang bisa
membahagiakan pelanggan. Menurut Goetsch Davisdalam saleh, 2010: 97 kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Ibrahim 2008:22, kualitas pelayanan publik merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitas ditentukan pada saat terjadinya pemberian pelayanan publik
tersebut. Parasuraman menjelaskan dalam Paimin Napitupulu, 2007:172 ada
dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan publik, yaitu:
19
a. Bukti langsun tangibels: yaitu kualitas pelayanan berupa sarana fisik
perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu dan tempat informasi.
b. Keandalan Reability : yaitu kemampuan dan keandalan menyediakan
pelayanan yang terpercaya c.
Daya Tanggap Responsiveness : yaitu kesanggupan membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat, tepat, serta tanggapterhadap
keinginan konsumen. d.
Jaminan assurance : yaitu kemampuan dan keramahan serta sopan santun aparat dalam meyakinkan kepercayaan konsumen.
e. Empati emphaty : yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari aparat
terhadp konsumen. Kualitas pelayanan merupakan kesesuaian antara apa yang diharapkan
dengan kenyataan. Kualitas sangat erat kaitannya dengan pelayanan yang sistematis dan komprehensif yang dikenal sebagai konsep pelayanan Prima.
Variabel Pelayanan Prima Sinambela: 8 terdiri dari 8 yaitu sebagai berikut: 1.
Pemerintah yang bertugas melayani 2.
Masyarakat yang dilayani pemerintah 3.
Kebijakan yang dijadikan landasan pelayanan publik 4.
Peralatan atau sarana pelayanan yang canggi 5.
Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan 6.
Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai standart dan asas pelayanan masyarakat
20
7. Menajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat
8. Perilaku pejabat yang terlibat dalam masyarakat apakah masing- masing
telah menjalankan fungsi mereka. Variabel dapat diimplementasikan apabila actor pelayan publik berhasil
menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utamanya.
1.6.2 Administrasi
1.6.2.1 Prinsip Dasar Administrasi Pertanahan
Kata administrasi berasal dari bahasa latin administrare yang berarti to manage mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola.
Derivasinya antara lain menjadi administratio yang berarti besturing atau
pemerintahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI dalam Ridwan HR 2011: 25, administrasi diartikan sebagai; 1 usaha dan kegiatan yang
meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi; 2 usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaran kebijaksanaan serta mencapai tujuan; 3 kegiatan yang penyelenggaraan pemerintahan; 4 kegiatan kantor dan tata usaha.
Boedi Harsono 2002:18 Pertanahan berasal dari kata tanah. Dalam hukum tanah, kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti yuridis,
sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan sesuai oleh UUPA. Dalam Pasal 4 ayat 1 dinyatakan, bahwa : Atas dasar hak menguasai dari
Negara .... ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi,
21
yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang- orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-
badan hukum. Dengan demikian, tanah dalam pengertian yuridis adalah
permukaan bumi, sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran
panjang dan lebar. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, maka pengertian administrasi pertanahan dapat dinyatakan sebagai kegiatan
ataupun usaha yang dilakukan yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan tanah dan hak atas tanah dengan tujuan
untuk menjamin kepastian hukum dan tertib administrasi pertanahan. Faried Ali 1997: 65 Hukum agraria apabila dilihat dari isi aturan
hukum adalah hukum yang mengatur hal yang bertalian dengan tanah. Ini berarti bukan saja menyangkut pengaturan tentang hubungan hukum antara
manusia dengan tanah saja tetapi juga mengatur penyelenggaraan peruntukan, penggunaan, dan penyediaan serta pemeliharaan.
Setiap kegiatan badan atau pejabat negara dalam mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, dan penyediaan, serta
pemeliharaan tanah tersebut merupakan kegiatan administrasi pertanahan a.
Peruntukan dan Penggunaan Tanah b.
Penyediaan Tanah c.
Pemeliharaan Tanah
22
1.6.3 Surat Kepemilikan Tanah
Pada dasarnya istilah “sertifikat” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris certificate yang berarti ijazah atau Surat Keterangan yang dibuat
oleh Pejabat tertentu. Istilah “Sertifikat Tanah” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai surat keterangan tanda bukti pemegang hak atas tanah
dan berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Pengertian Sertifikat Tanah dapat dilihat dasarnya yaitu dalam
Undang-Undang Pokok Agraria UUPA Pasal 19 ayat 1, menyebutkan bahwa: Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan
pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Berikut ini
adalah pengaturan dari kegiatan administrasi dalam hal pendaftaran tanah. Dalam M. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis 2011: 208.
1. Kegiatan pendaftaran tanah sebelum penerbitan sertifikat tanah berupa
penetapan hak atas tanah dalam rangka kegiatan administrasi pendaftaran tanah tersebut dapat diperinci lagi sebagai berikut :
a. Konversi hak atas tanah.
b. Pengakuan dan penegasan hak atas tanah
c. Pemberian Hak Atas Tanah
d. Penolakan hak atas tanah
e. Redistribusi Tanah dan Konsolidasi tanah.
f. Perwakafan Tanah
23
2. Kegiatan yang bersifat administratif setelah penerbitan sertifikat tanah
yang dilakukan karena terjadinya perubahan data yuridis subjek hak, jenis hak, dan jangka waktu hak atas tanahnya, terdiri dari :
a. Peralihan Hak Atas Tanah dan.
b. Pemindahan Hak Atas Tanah.
c. Perpanjangan Jangka Waktu Hak Atas Tanah.
d. Pembaharuan Hak Atas Tanah.
e. Perubahan Hak Atas Tanah.
f. Pembatalan hak atas tanah.
g. Pencabutan Hak atas tanah
h. Pembebanan Hak atas Tanah
i. Perubahan Data Karena Putusan dan Penetapan Pengadilan
j. Perubahan Data karena Perubahan Nama
k. Hapusnya Hak atas Tanah
l. Penggantian Sertipikat
3. Kegiatan yang bersifat administratif setelah penerbitan sertipikat tanah
yang dilakukan karena terjadinya perubahan data fisik atau obyek hak atas tanahnya, terdiri dari :
a. Pemecahan Bidang Tanah
b. Pemisahan Bidang Tanah
c. Penggabungan Bidang Tanah
24
1.7 Defenisi Konsep
Menurut Singarimbun 1989: 34, konsep adalah abstraksi atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan kejadian secara
abstrak,kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Untuk itu peneliti menguraikan definisi konsep
sebagai berikut : 1.
Pelayanan Publik merupakan kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan untuk melayani
kebutuhan masyarakat dalam hal barang, jasa dan pelayanan administrasi yang terkait dengan kepentingan publik dan hak
masyarakat sebagai warga Negara. Pelayanan publik yang baik dan berkualitas merupakan pelayanan yang diidamkan
masyarakat dan merupakan kewajiban bagi penyelenggara pelayanan.
2. Administrasi Pertahanan adalah kegiatan dan usaha dilakukan
yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan tanah dan hak atas tanah dengan tujuan untuk
menjamin kepastian hukum dan tertib administrasi pertanahan. 3.
Surat Kepemilikan Tanah merupakan surat yang harus dimiliki oleh orang yang memiliki hak atas tanah sebagai bukti adanya
hak kepemilikan atas tanah dan menjamin kepastian hukumnya.
25
4. Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan
Surat Kepemilikan Tanah adalah analisis yang dilakukan terhadap kualitas pelayanan administrasi dalam pembuatan
surat kepemilikan tanah yang diberikan oleh administrator publik. Standart Pelayanan Publik yang digunakan peneliti
adalah Standar Pelayanan Publik yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur sipil Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 yang terdiri dari dua komponen yaitu:
A. Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan Service Delivery meliputi:
1 Persyaratan 2 Sistem, mekanisme,dan prosedur
3 Jangka waktu pelayanan 4 Biayatarif
5 Produk pelayanan 6 Penanganan pengaduan, saran dan masukan
B. Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal organisasi Manufacturing
meliputi: 1. Dasar hukum
26
2. Sarana dan Prasarana , dan Fasilitas 3. Kompetensi pelaksana
4. Pengawasan internal 5. Jumlah pelaksana
6. Jaminan pelayanan 7. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
8. evaluasi kinerja pelaksana
1.8 Sistematika Penulisan