Gambar 6. Aktivitas Siswa Ketika Membacakan Puisi
Gambar 6 di atas menunjukkan kegiatan siswa ketika membacakan puisi yang telah dihasilkan di depan kelas. Siswa membacakan hasil puisinya dan siswa
lain yang tampak senang dan mendengarkan puisi yang dibacakan oleh temannya. Siswa masih belum percaya diri membacakan puisinya di kelas. Setelah
pembacaan puisi selesai, siswa yang aktif diberikan penghargaan dari guru. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pengisian lembar jurnal yang dibagikan
oleh guru.
4.1.2.3 Refleksi Siklus I
Hasil tes menulis puisi yang telah dicapai siswa setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I belum mencapai nilai ketuntasan belajar sebesar 70.
Sebanyak 16 siswa 55,17 dari 29 siswa masih memperoleh nilai dibawah 70. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa baru sebesar 65,44. Hal tersebut
disebabkan ada 2 aspek yang dinilai masih rendah. Hal ini terlihat pada aspek rima dan perlambangan. Karena dalam aspek ini hanya memperoleh 52,58 dan
belum mencapai nilai ketuntasan
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1 siswa masih kurang begitu berminat dalam menentukan tema puisi yang akan ditulis, 3 siswa masih
kebingungan mengenai penggunaan majas dan perlambangan yang sesuai dengan puisi mereka, 3 siswa kurang paham dengan pemanfaatan versifikasi dan
tipografi yang sesuai dengan puisi, dan 4 masih ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan observasi
yang telah dilakukan pada siklus I dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif dengan antusias dan ketertarikan yang mereka
tunjukkan terhadap pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa menunjukkan sikap negatif
seperti siswa bercanda dengan teman, melamun, siswa membuat coret-coretan yang tidak perlu, siswa berusaha melihat pekerjaan teman, dan gaduh serta
bermain-main sendiri selama pembelajaran berlangsung. Perilaku tersebut harus segera diatasi agar pembelajaran selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih
baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada
perwakilan siswa yang mendapat nilai rendah, sedang, dan baik dapat diambil simpulan bahwa siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis
puisi dengan teknik koreksi secara langsung. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan selama pembelajaran berlangsung. Kesulitan mereka dalam hal
menentukan tema dan memilih perlambangan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti akan menentukan tema yang sekiranya mudah bagi mereka dan
memberikan penjelasan yang lebih jelas berkenaan dengan perlambangan.
Jurnal siswa dan guru dapat membantu peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran menulis puisi dengan teknik
koreksi secara langsung. Dari jurnal siswa dan guru dapat diketahui bahwa siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran yang ada. Hanya saja siswa
belum terlalu siap untuk menghadapi pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung. Siswa masih kebingungan untuk menentukan tema dan
perlambangan yang sesuai dengan puisi yang mereka tulis. Untuk itu, peneliti akan mengkondisikan siswa agar lebih siap dengan pembelajaran yang ada dan
memberikan penjelasan yang lebih jelas tentang puisi. Siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan belajar disebabkan oleh
mereka telah memahami materi yang telah disampaikan guru tentang struktur pembangun menulis puisi dan sudah memperhatikan aspek penilaian sehingga
mereka memaksimalkan kemampuan mereka. Siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar disebabkan oleh
siswa masih banyak menggunakan perumpamaan kata yang kurang tepat dan tidak tepat yang sesuai dengan unsur-unsur pembangun puisi yang tepat. Sebagian besar
siswa kurang memperhatikan aspek ini, siswa hanya menuliskan syair saja tanpa mempertimbangkan apakah syair yang dipilihnya itu tepat dan mampu
menimbulkan kesan estetis dalam menulis syair puisi. Hasil nontes yang meliputi observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto hasil ada beberapa siswa yang
berperilaku negatif. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa malah asyik berbicara dengan temannya, ada
juga yang melamun dan mengantuk.
Pada siklus I ini guru hanya memberikan materi tentang struktur pembangun puisi secara singkat dan cara mengembangkan kata menjadi baris-
baris dalam puisi. Dalam siklus I ini, masih ada siswa yang terlihat kurang begitu aktif dalam proses pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, pada siklus II
peneliti ingin mengajak siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran menulis puisi. Pada siklus I contoh puisi yang diberikan guru kepada siswa hanya satu saja.
Tetapi pada pembelajaran siklus II guru harus melakukan tambahan contoh- contoh puisi tentang keindahan alam. Guru akan berusaha semaksimal mungkin
dalam menyampaikan penjelasan materi dan aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis puisi sehingga siswa lebih cepat memahami materi yang diberikan
oleh guru. Selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung masih ada siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Begitu juga pada saat kegiatan menulis puisi, ada sebagian siswa yang kurang bersemangat dan masih melihat
pekerjaan temannya. Melihat kondisi yang demikian pada siklus I dengan masih banyaknya siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar dan masih banyak
siswa yang menunjukkan perilaku kurang memuaskan, maka pembelajaran harus diperbaiki pada siklus II.
Melalui perbaikan yang mengacu pada refleksi siklus I diharapkan dapat memperbaiki hasil yang lebih baik dalam pembelajaran menulis puisi
pada siklus II.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II