Perencanaan Tindakan Prosedur Penelitian Siklus II

3.1.2 Prosedur Penelitian Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Pada siklus II, tindakan dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I agar hasil pembelajaran meningkat dan mencapai target yang telah ditentukan. Sebelum tindakan siklus II dilaksanakan, peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bersangkutan mengenai kekurangan dan kelemahan pada siklus I untuk memperoleh masukan bagi perbaikan tindakan siklus II. Sebagaimana siklus I, tahap-tahap pelaksanaan penelitian siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dijabarkan sebagai berikut.

3.1.2.1 Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklus I, perencanaan yang dilakukan pada siklus II meliputi,1 menyusun rencana pembelajaran menulis menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung yang lebih sistematis dan memberikan umpan balik; 2 menyiapkan media pembelajaran berupa sebuah contoh puisi yang sesuai dengan topik; 3 menyiapkan materi pembelajaran menulis puisi; 4 menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian, lembar deskripsi perilaku ekologis, lembar catatan harian guru dan siswa, pedoman sosiometri, dan pedoman wawancara; dan 5 mengonsultasikan rencana yang telah disiapkan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bersangkutan. Peneliti juga berkoordinasi dengan guru tentang rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan agar pembelajaran menulis puisi pada siklus II dapat berlangsung dengan baik dan lancar sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan target. Rencana disusun semaksimal mungkin sebagai upaya penyempurnaan dan perbaikan rencana sebelumnya. Perbaikan rencana pada siklus II ini diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah dan kekurangan- kekurangan pada siklus I sehingga hasil pembelajaran menulis puisi pada siklus II dapat meningkat.

3.1.2.2 Tindakan

Tindakan pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan sebagai upaya memperbaiki tindakan sebelumnya dan meningkatkan hasil belajar siswa.Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan inti terdiri atas eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Berikut ini uraian mengenai langkah-langkah tindakan siklus II. 1. Pertemuan Pertama Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Peneliti mengawali tindakan dengan memberikan pertanyaan umpan balik mengenai hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I. Pertanyaan umpan balik berhubungan dengan kemudahan dan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I. Peneliti mengumumkan hasil menulis puisi siswa pada pertemuan siklus I agar siswa termotivasi untuk memperbaikinya pada pembelajaran siklus II. Kemudian peneliti menegaskan kembali tentangpenggunaan teknik koreksi secara langsung dalam pembelajaran menulis puisi. Penelitibertanya jawab dengan siswa mengenai tujuan serta manfaat yang akan diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran. Pada siklus II ini, siswa juga dimotivasi agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi. Pada tahap inti, 1 eksplorasi: peneliti memberikan umpan balik mengenai tema yang telah dikembangkan siswa menjadi sebuah puisi pada pertemuan siklus sebelumnya dan menghubungkannya dengan tema yang akan diulas pada pertemuan ini. Tema tersebut adalah tema yang dipilih peneliti sesuai dengan masukan siswa pada pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan pemecahan kesulitan yang dirasakan siswa dalam menulis puisi pada pertemuan sebelumnya. Siswa diberi penjelasan secara intensif tentang hal-hal yang belum dipahami. Peneliti menekankan kembali tentang penerapan teknik koreksi secara langsung dalam menulis puisi. Peneliti juga mengingatkan siswa untuk memperhatikan aspek-aspekdalam menulis puisi serta kriteria penilaian tulisan agar siswa dapat menulis sesuai dengan target; 2 elaborasi: siswa membentuk kelompok. Peneliti memberikan sebuah contoh puisi dengan tema tertentu. Siswa mencerna, menafsirkan, dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya mengenai puisi tersebut. Siswa diberi penguatan mengenai pendapat-pendapatnya tersebut dan diberi pemahaman tentang makna yang terkandung dalam puisi tersebut, kemudian peneliti memberikan arahan tentang cara menulis puisi sesuai dengan pilihan kata yang baik dan benar. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mencari kesalahan-kesalahan dalam penulisan puisi. Siswa mengembangkan kata- kata dan menyusunnya menjadi kalimat-kalimat berproposisi sehingga menjadi sebuah puisi yang indah. Kemudian siswa menulis puisi berdasarkan kalimat- kalimat berproposisi yang telah dibuat sebagai ajang latihan secara individu. Hasil tulisan siswa disunting oleh teman dalam satu kelompok; 3 konfirmasi: setelah siswa selesai menulis puisi, siswa yang ditunjuk oleh anggota kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberitanggapan. Pada tahap penutup, siswa bersama guru melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa pada saat menafsirkan pesan dan memahami tema yang terkandung dalam puisi itu, menentukan dan mencari kesalahan-kesalahan dalam penulisan sebuah puisi, dan pada saat menulis puisi, siswa diberi masukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Selanjutnya, siswa diberi tugas untuk mencari kesalahan-kesalahan kata yang sesuai tema yang telah dibahas sebagai bahan untuk memperbaiki tulisan yang telah dihasilkan pada pertemuan pertama siklus II ini agar tulisan yang dihasilkan benar-benar berkualitas, meningkat dan lebih baik daripada tulisan-tulisan yang pernah dihasilkan sebelumnya. 2. Pertemuan Kedua Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap mengikuti pembelajaran. Penelitimelakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Siswa dimotivasi agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi dan meningkatkan keterampilan menulis puisi pada pertemuan ini. Pada tahap inti, 1 eksplorasi: siswa diingatkan kembali rehersial tentang tema yang telah dibahas pada pertemuan yang lalu serta tugas yang telah diberikan, yaitu tentang kesalahan-kesalahan pemilihan kata dalam penulisan sebuah puisi. Siswa membuka kembali catatan, kalimat-kalimat yang baik dan benar serta hasil tulisan puisi yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswadiingatkan kembali untuk memperhatikan aspek-aspekdalam menulis puisi serta kriteria penilaian tulisan agar siswa dapat menulis sesuai dengan target; 2 elaborasi: siswa membentuk kelompok. Setelah itu, siswa diberi contoh puisi dengan temasesuai pertemuan yang lalu. Siswa berdiskusi mengenai kesalhan- kesalahan dalam penulisan puisi, kalimat-kalimat yang baik dan benar yang telah dibuat, dan tulisan berupa puisi yang telah dihasilkan pada pertemuan pertama siklus II ini. Siswa menganalisis dan mengoreksi kekurangan-kekurangan dalam tulisan yang telah dihasilkan tersebut. Peneliti membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan memberikan masukan kepada siswa. Setelah itu, berdasarkan hasil analisis dan bahan-bahan yang telah disiapkan, siswa menulis puisi secara individu. Hasil tulisan siswa disunting oleh teman dalam satu kelompok; 3 konfirmasi: setelah siswa selesai menulis puisi, siswa yang ditunjuk oleh anggota kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan. Pada tahap penutup, peneliti bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung dan memberikan masukan kepada siswa. Pada akhir pembelajaran,peneliti memberikan penguatan kepada siswa dengan memberikan hadiah kepada siswa terbaik. Puisi yang dihasilkan siswa kemudian dikumpulkan dan dinilai untuk mengetahui keberhasilan dan peningkatan keterampilan menulis puisi siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung pada siklus II ini.

3.1.2.3 Observasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Boyolali Jawa Tengah Tahun

0 1 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Boyolali Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Boyolali Jawa Tengah Tahun

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PASANG KATA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 PLANTUNGAN KENDAL.

0 0 1

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Model Show Not Tell pada Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 2 Sragi,Kabupaten Pekalongan.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO REALITAS SOSIAL MELALUI TEKNIK BRAINSTORMING SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 BANGSRI JEPARA.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK TANDUR PADA SISWA KELAS VIII SMP DIAN KARTIKA SEMARANG.

0 0 148

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PEMBELAJARAN CTL KOMPONEN PEMODELAN MELALUI PEMANFAATAN BUKU HARIAN PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 PEKALONGAN.

0 0 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 5 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 8 175

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 WATES.

2 5 134