44
5 Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati. 6
Kalau tidak ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Untuk mengamati unjuk kerja siswa dapat menggunakan alat atau instrumen dalam bentuk daftar cek atau skala rentang. Pada penilaian dengan daftar cek,
penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, ya-tidak. Sedangkan penilaian dengan skala rentang, memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua Mulyadi, 2010.
Penilaian dalam bermain musik, patokan untuk menilai tingkat ketepatan dalam keterampilan bermain musik ini harus ditentukan terlebih dahulu,
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak Safrina, 2002: 281. Penilaian unjuk kerja atau perbuatan pada pembelajaran SBK materi memainkan lagu
dengan alat musik melodis recorder aspek atau kriteria penilaian yang dapat diukur adalah teknik memainkanpenjarian, kesesuaian notasi, kesesuaian melodi,
penguasaan materi lagu dan performansi keseluruhan dalam membawakan sebuah lagu dengan alat musik recorder tersebut.
2.2 Kajian Empiris
Beberapa hasil penelitian yang mendukung pada penelitian ini diantaranya adalah:
45
1 Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Erna Hidayah 2012 dengan
judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Siswa Kelas IVB SD Negeri
Gamol” dari Universitas Negeri Yogyakarta. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, baik ranah kognitif,
afektif maupun psikomotorik siswa. Hasil belajar berupa nilai kognitif diperoleh rata-rata pada pra tindakan sebesar 66,38 untuk nilai ketuntasan 7
siswa atau 43,75 selanjutnya meningkat pada siklus I menjadi 73,43 untuk nilai ketuntasan 11 siswa atau 68,75 dan meningkat menjadi 87,5 untuk
nilai ketuntasan 15 siswa atau 93,75 pada siklus II. Ranah afektif mencapai keberhasilan rata-rata kelas 72,34 pada siklus I dan mengalami peningkatan
menjadi 78,44 pada siklus II. Ranah psikomotor mencapai keberhasilan kelas 62,03 pada siklus I dan meningkat menjadi 77,34 pada siklus II. Dari
penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS dengan materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IVB SD Negeri Gamol dapat
ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
2 Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Siti Soleha 2012 dengan judul
penelitian “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation
Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SD Muhamadiyah Purwodiningratan 2 Yogyakarta” dari Universitas Negeri
Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IV di SD Muhamadiyah Purwodiningratan 2 yang berjumlah 71 siswa. Perinciannya 33
46
siswa kelas IVA2 sebagai kelompok eksperimen yang menerapkan model cooperative learning
tipe group investigation dan 38 siswa kelas IVA1 sebagai kelompok kontrol yang menerapkan metode ceramah bervariasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara penerapan model cooperative learning tipe group investigation dengan
metode ceramah bervariasi terhadap hasil belajar IPS. Terbukti t hitung dari t tabel 5,538 2,00 dengan taraf signifikan lebih kecil dari 0,05
p=0,000,05. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model cooperative learning tipe group investigation
terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Muhamadiyah Purwodiningratan 2 Yogyakarta.
3 Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Sugiyanto 2012 dengan judul
penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejosari
Kecamatan Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 20112012” dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Subjek pelaku pembelajaran
adalah peneliti, dan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas V semester II tahun pelajaran 20112012 di SD Negeri Rejosari Kecamatan Grobogan
dengan jumlah 38 siswa. Hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 71
meningkat pada siklus II yaitu ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 92 . Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
47
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V di SD Negeri Rejosari Kecamatan Grobogan.
4 Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Elis Yuliani 2012 dengan
judul penelitian “Penerapan pembelajaran kooperatif dengan model group investigation untuk meningkatkan aktivits dan hasil belajar seni tari materi
ekspresi pada siswa kelas VII-D SMP 2 Tumpang Kab. Malang” dari Universitas Negeri Malang. Subjek pelaku pembelajaran adalah peneliti, dan
subjek penerima tindakan adalah VII-D SMPN 2 Tumpang Kab. Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari presentase ketercapaian aktivitas belajar siswa pada siklus I rata-rata 40,8 dan meningkat menjadi 67,8
pada siklus II yang mengalami peningkatan sebesar 27. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari presentase nilai rata-rata tes akhir setiap siklus
yaitu dari siklus I ke siklus II masing-masing nilai rata-ratanya 73,43 dan 77,86. Selisih rata-rata kelas siklus I ke siklus II sebesar 4, 43. Berdasarkan
data yang diolah menggunakan rumus persentase peningkatan, diketahui peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 6, 03.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model Group Investigation dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi ekspresi seni tari.
48
2.3 Kerangka Berpikir