1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan dapat hidup di masyarakat dengan baik. Penyelenggaran pendidikan pada suatu negara turut menentukan kualitas
sumber daya manusia di negara tersebut.Hal ini dibuktikan dengan fakta tingginya kualitas sumber daya manusia di Jepang.Jepang unggul dalam memajukan
pendidikan yang ada di negaranya, dimana Jepang terpilih sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik se-Asia dan tercatat sejak tahun 1970.
Sementara itu, kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah.Menurut hasil Studi Political and Economical Risk Consultancy PERC
tahun 2005, derajat pendidikan Indonesia berada di urutan ke-12 dari 12 negara di AsiaWorld Economic Forum, 2012
. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.Maka dari itu, diperlukan suatu perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh dan terpadu
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Penyelenggaraan pendidikan nasional harus mengacu pada fungsi pendidikan nasional.
Fungsi Pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara membentuk manusia yang cerdas dalam berbagai aspek kehidupan serta
mampu menjadi warga negara yang demokratis dan
2 bertanggungjawab.Penyelenggaraan pendidikan nasional harus dapat membentuk
manusia-manusia yang cerdas dalam berbagai aspek kehidupan.Pembentukan manusia yang cerdas dalam berbagai aspek, tentu tidaklah mudah. Agar
pendidikan nasional berfungsi sebagaimana mestinya, maka diperlukan adanya Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 4 berbunyi “Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.”
Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka membentuk manusia yang cerdas dan berkarakter. Terbentuknya manusia yang cerdas dan berkarakter dapat menjunjung martabat bangsa.Adanya Standar
Nasional Pendidikan diharapkan dapat mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas baik serta tercapainya tujuan pendidikan nasional.Oleh karena itu,
diperlukan upaya penjaminan mutu dalam bidang pendidikan. Penjaminan mutu dalam bidang pendidikan bukanlah sesuatu yang mudah
dilaksanakan.Komponen-komponen pendidikan memberikan pengaruh besar terhadap mutu pendidikan.Komponen-komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu dapat mendorong pencapaian tujuan pendidikan nasional.Salah satu komponen pendidikan yang mempunyai pengaruh besar dalam menentukan
mutu pendidikan yaitu tenaga pendidik guru.Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana guru akan melakukan interaksi
3 langsung dengan siswa dalam pembelajaran di ruang kelas. Kualitas pendidikan
dapat dilihat melalui proses belajar dan mengajar. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru di ruang kelas.Salah satu indikator kualitas pembelajaran yang baik dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa.
Dalam melakukan upaya peningkatan hasil belajar siswa, guru memegang peranan penting. Guru merupakan praktisi pendidikan yang langsung terlibat
dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru perlu memiliki pemahaman yang memadai tentang strategi pembelajaran dan implementasinya di kelas.Strategi
pembelajaran adalah salah satu faktor yang mempunyai andil cukup besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran.Maka dari itu, dalam menentukan strategi
pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.Faktor-faktor tersebut antaralain tujuan
pembelajaran, karakteristik materi pembelajaran, karakteristik siswa, sumber belajar, dan situasi lingkungan sekolah. Penggunaan strategi pembelajaran yang
sesuaiakan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga akan mendorong tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, guru menyampaikan berbagai mata pelajaranyang termuat dalam kurikulum.Kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar terdiri dari beberapa kelompok mata pelajaran.Salah satunya yakni kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang mencakup
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn.Berdasarkan Lampiran
4 PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isiuntuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah berbunyi: Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai beberapa tujuan. MenurutMulyasa dalam Ruminiati 2007:1.26 tujuan
pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menjadikan siswa: 1 mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya; 2 mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggungjawab,
sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan; 3 bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain
di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai
moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga
negara yang baik akan mudah diwujudkan. Pembelajaran mata pelajaran PKn diharapkan mampu membentuk siswa
yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Namun selama ini proses pembelajaran mata pelajaran PKn
kebanyakan masih menggunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan saja tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara
5 afektif. Guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan
tindakan, sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan
kewajiban. Pembelajaran mata pelajaran PKn cenderung kurang bermakna karena hanya berpatokan pada penilaian hasil bukan pada penilaian proses. Guru
mengajar dengan metode konvensional dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Dalam pembelajaran, guru tidak menggunakan media
pembelajaran.Hal tersebut mengakibatkan siswa tidak aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, serta tidak tertarik dengan mata pelajaran PKn karena
membosankan.Akibatnya, aktivitas dan hasil belajar siswa rendah.Sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai, lingkungan sekolah yang kurang
mendukung, dan rendahnya partisipasi orangtua terhadap prestasi belajar siswajuga turut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.Kondisi demikian,
terjadi di kelas V SD Negeri Tegalmlati 3 Kabupaten Pemalang. Data hasil belajar yang didokumentasikan oleh guru kelas V SD Negeri
Tegalmlati 3 Kabupaten Pemalang tahun ajaran 20112012 menunjukkan masih terdapat 18 orang siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM
dari jumlah seluruhnya 46 orang siswa. Jadi, sejumlah 39,13 masih berada dibawah KKM. KKM mata pelajaran PKn di SD Negeri Tegalmlati 3 Kabupaten
Pemalang yaitu 70. Untuk mengatasi permasalahan ini, guru perlu menerapkan strategi
pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa baik keterlibatan kognitif, sosial maupun emosional,sehingga pembelajaran mata pelajaran PKn akan lebih
6 bermakna. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan yaitu strategi
pembelajaran aktif tipe Giving Question and Getting Answer. Penggunaan strategi pembelajaran ini, diharapkan dapat membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Strategi pembelajaranGiving Question and Getting Answer adalah strategi
pembelajaran aktif, dimana setiap siswa dituntut untuk mengajukan pertanyaan kepada temannya dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman
lainnya.Strategi pembelajaran aktif tipe Giving Question and Getting Answer dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan serta keterampilan
bertanya dan menjawab pertanyaan.Strategi ini sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa dalam mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan.
Strategi pembelajaran aktif tipe Giving Question and Getting Answer merupakan modifikasi dari metode tanya jawab yang merupakan kolaborasi dengan
menggunakan potongan-potongan kertas sebagai medianya. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengadakan penelitian dengan
judul “Keefektifan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Giving Question and Getting Answer
terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V pada Materi Bentuk Keputusan Bersama di SD Negeri Tegalmlati 3 Kabupaten Pemalang”.
1.2 Identifikasi Masalah