28 Pemilihan ketua kelas adalah contoh bentuk keputusan bersama di
lingkungan sekolah.Ketua kelas mempunyai tanggung jawab mengurus kelasnya. Dia juga menjadi teladan bagi teman-temannya yang lain. Oleh karena itu,
seorang ketua kelas hendaknya dipilih berdasarkan kesepakatan bersama. Contoh lain bentuk keputusan bersama di lingkungan sekolah yaitu
menentukan tujuan tempat wisata di lingkungan sekolah. Biasanya tujuan tempat wisata ditentukan bersama siswa dengan wali kelas.Hal itu dilakukan agar semua
anggota kelas menerima dan senang dengan kegiatan wisata. 3
Lingkungan Masyarakat Bentuk keputusan bersama di lingkungan masyarakat yaitu menjaga
keamanan lingkungan.Semua warga harus ikut serta dalam menjaga keamanan lingkungan yang dapat dilakukan dengan melaksanakan ronda malam. Ronda
malam dilakukan secara bergilir. Semua warga harus mendapat giliran dan harus mau melaksanakan ronda malam karena merupakan keputusan bersama.
Kerja bakti juga merupakan contoh bentuk keputusan bersama di lingkungan masyarakat.Contoh kerja bakti di lingkungan masyarakat adalah
membersihkan saluran air, memperbaiki jalan yang rusak, dan membangun rumah salah satu warga yang tertimpa musibah.Semua warga harus melaksanakan kerja
bakti dengan penuh kesadaran karena merupakan kesepakatan bersama.
2.1.9 Strategi Pembelajaran
Joni dalam Abimanyu 2008: 2.3 mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai pola umum perbuatan guru murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-
mengajar yang menunjuk kepada karakteristik abstrak daripada rentetan perbuatan
29 guru-murid tersebut. Sementara itu, Sudijarto dalam Abimanyu 2008: 2.3
mendefinisikan strategi belajar-mengajar sebagai upaya memilih, menyusun, dan memobilisasi segala cara, saranaprasarana dan tenaga untuk menciptakan sistem
lingkungan untuk mencapai perubahan perilaku optimal. Mudjiono dalam Abimanyu 2008: 2.3 berpendapat bahwa strategi belajar
mengajar memiliki dua dimensi yaitu dimensi perancangan dan dimensi pelaksanaan. Strategi belajar mengajar pada dimensi perancangan merupakan
pemikiran dan pengupayaan secara strategis untuk merumuskan, memilih dan menetapkan aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem instruksional
sehingga dapat konsisten antara aspek-aspek tersebut. Strategi belajar mengajar pada dimensi pelaksanaan merupakan pemikiran dan pengupayaan secara
strategis dari seorang guru untuk memodifikasi dan menyelaraskan aspek-aspek pembentuk sistem instruksional yang telah ditentukan dalam dimensi
perancangan sebelumnya jika kondisisuasana aktual di kelas menghendakinya. Gerlach dalam Abimanyu 2008: 8.3 menyatakan bahwa terdapat tiga
kriteria yang biasa dijadikan acuan dalam pemilihan strategi pembelajaranyaitu relevansi, efektifitas, dan efisiensi. Relevansi yang dimaksud yaitu derajat kaitan
fungsional antara strategi pembelajaran sebagai dimensi instrumental dengan tujuansasaran belajar, dengan tolok ukur dari segi bagaimana sesuatu itu
dipelajari dan bukannya dari segi apa yang dipelajari. Efektivitas hasil guna yaitu tingkat instrumentalitas atau hubungan kausal linier antara strategi
pembelajaran dengan tujuan yang ingin dicapai. Efisiensi daya guna yakni yang berkaitan dengan perbandingan upaya proses belajar dengan hasil pencapaian
30 tujuan khususnya ditinjau dari prinsip ekonomis, seperti pemilihan strategi
pembelajaran yang lebih sederhana, murah dan mudah, serta bervariasi tetapi mencapai tujuan yang optimal. Efisiensi haruslah memperhitungkan daya guna
segi waktu, biaya dan tenaga namun tetap mencapai tujuan yang optimal. Berdasarkan beberapapendapat di atas, dapat peneliti simpulkan
bahwastrategipembelajaran adalah segala daya upaya yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
2.1.10 Strategi Pembelajaran Aktif