Kinerja Perawat Pelaksana Pembahasan 1.

Berdasarkan data yang diperoleh maka desain pekerjaan berada pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat masing-masing indikator desain pekerjaan yang digunakan dalam instrumen penelitian menunjukkan nilai diatas 50 Lampiran7.

2.2. Kinerja Perawat Pelaksana

Kinerja perawat adalah penampilan hasil karya dari perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dan dinilai sesuai dengan peran fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan Depkes, 1988. Proses keperawatan ini dikomunikasikan oleh perawat dalam bentuk dokumentasi keperawatan. Proses dokumentasi ini menjadi bagian yang penting dalam penilaian kinerja perawat karena setiap perkembangan kondisi klien dikomunikasikan melalui pendokumentasian keperawatan. Proses dokumentasi yang baik akan mempengaruhi proses penyembuhan klien sehingga kemampuan perawat dalam melakukan proses dokumentasi merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan. Kondisi klien didokumentasikan melalui dokumentasikan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi ,evaluasi dan catatan asuhan keperawatan Depkes, 1998. Pengukuran kinerja perawat terhadap mutu asuhan keperawatan yang diukur dalam penelitian ini menggunakan instrumen studi dokumentasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan SAK yang telah ditetapkan oleh Depkes RI. Berdasarkan hasil analisis kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja perawat dalam kategori baik yaitu 87,5. Hal ini dapat dilihat dari indikator yang digunakan dalam instrumen penelitian tentang kinerja menunjukkan bahwa 67 perawat selalu mencatat data pasien berdasarkan pedoman pengkajian, 77,3 perawat selalu membuat diagnosa berdasarkan masalah yang 76,1 perawat membuat perencanaan berdasarkan diagnosa keperawatan. 78,4 perawat mengevaluasi tindakan berdasarkan tujuan. 77,3 selalu mencatat hasil evaluasi dan 78,4 perawat selalu mencatat tindakan dengan jelas. Secara keseluruhan kinerja perawat pada setiap aspek yang dinilai mulai tahap pengkajian hingga pendokumentasian asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan sudah baik hal ini terlihat dari indikator pelaksanaan kinerja perawat dalam kategori baik cendrung diatas 50 Lampiran 7. Berdasarkan hasil penelitian juga didapat 12,5 perawat yang memiliki kinerja kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari lampiran 7, dijumpai 6,8 perawat yang tidak pernah mencatat data yang dikaji, 9,1 perawat yang tidak pernah mengelompokkan data berdasarkan biopsikososialspiritual, 9,1 perawat yang membuat rencana tindakan tidak menggambarkan kerja sama dengan tim lain, 9,1 perawat tidak pernah mencatat semua tindakan dengan ringkas dan jelas, 15,9 perawat yang tidak pernah membubuhkan tanda paraf setiap melakukan tindakan dan 17 perawat tidak pernah menyimpan berkas catatan keperawatan. Kasmir 2003 menjelaskan bahwa pelayanan yang baik memiliki ciri yaitu perawat yang bertanggung jawab, mampu berkomunikasi, mampu memahami kebutuhan pasien dan mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan standar operasional prosedur yang sudah ada, melakukan pencatatan dokumentasi Universitas Sumatera Utara menuliskan apa yang telah dilakukan dan melakukan apa yang telah dituliskan pencacatan merupakan tindakan yang penting dalam pendokumentasian. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang perawat. Gibson 1987 menjelaskan bahwa ada tiga hal yang dapat mempengaruhi kinerja seorang perawat yaitu faktor individu, faktor psikologi dan faktor organisasi. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis variabel. Kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Faktor psikologi terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Faktor organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan dan struktur dan desain pekerjaan. Megawati 2005 menjelaskan bahwa perawat yang berada pada rentang usia 21-34 cendrung memiliki kinerja yang baik karena umur yang tergolong muda membuat tingkat pemahaman kerjanya kurang. Begitu juga dengan tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pendidikannya maka semakin tinggi pengetahuannya dan pemahamannya terhadap apa yang dilakukannya. Artinya S1 lebih baik dibandingkan DIII. Lama bekerja juga mempengaruhi kinerja. Perawat yang bekerja 15 tahun cendrung memiliki kinerja yang baik dan yang 15 tahun akan memiliki kinerja kurang baik. Hal ini disebabkan oleh semakin lama seseorang bekerja maka akan menimbulkan rasa jenuh Megawati, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.3. Pengaruh Desain Pekerjaan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana