Uji Validitas dan Reliabilitas

memberi check list pada kolom 3, bila dilaksanakan hanya sebagian diberi nilai 2 dengan memberi check list pada kolom 2, dan bila hanya sedikit yang dilaksanakan diberi nilai 1 dengan memberi check list pada kolom 1. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 96, maka dapat dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut : 24-60= kinerja perawat yang kurang baik 61-96= kinerja perawat yang baik Kuisioner telah disusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendorong responden agar lebih menganalisis dan teliti dalam memberikan jawaban untuk setiap pernyataan.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Data dalam penelitian merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidaknya data sangat menentukan bermutu atau tidaknya hasil penelitian yang juga sangat tergantung oleh baik tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Jumlah responden yang digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen sebanyak 30 perawat pelaksana diluar sampel penelitian. Umar 2008 menjelaskan bahwa besar sampel untuk uji reliabilitas dilaksanakan minimal 30 orang diluar sampel, dengan jumlah minimal 30 orang ini distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal. Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji Medan yang terdiri dari 30 perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji Medan yang telah memiliki kriteria sampel penelitian. Universitas Sumatera Utara Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen Arikunto, 2006. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dengan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang di ukur Notoatmodjo, 2002. Kuisioner desain pekerjaan dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan studi literatur sedangkan kuisioner kinerja perawat berdasarkan Depkes 2001. Kuisioner ini divalidasi dengan menggunakan validitas isi content validity yaitu instrumen dibuat berdasarkan isi dan menjelaskan isi. Kemudian pengujian validitas isi dilakukan dengan memberikan konsep yang digunakan kepada seorang yang ahli dibidangnya Arikunto, 2003. Proses validasi dilakukan dengan memberikan keterangan mengenai tujuan penelitian dan selanjutnya dengan bantuan ahli akan menelaah lanjut isi proposal. Instrumen ini kemudian dikatakan valid seorang yang ahli dibidangnya setelah peneliti melakukan perubahan sesuai saran dan perbaikan yang disampaikan Lampiran 3. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap variabel yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama Notoatmodjo, 2002. Instrumen yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya atau benar sesuai kenyataannya Polit Hungler, 1999. Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data secara random terhadap 30 orang perawat di Rumah Sakit Haji Medan karena memiliki tipe dan situasi yang sama dengan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara komputerisasi untuk analisa cronbach alpha. Polit Hungler 1999 menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,70. Hasil uji reliabilitas pada desain pekerjaan didapatkan dengan nilai 0,97 dan uji reliabilitas pada kinerja perawat didapatkan dengan nilai 0,97. Sesuai dengan pendapat Polit Hungler 1999 instrumen yang memiliki nilai lebih dari 0,70 dikatakan reliabel atau dapat diterima Lampiran 3.

7. Pengumpulan data