Latar Belakang Masalah ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Deskriptif di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.

Itan Tanjilurohmah,2013 ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan berbagai peristiwa. Pendidikan berlangsung di berbagai tempat dan lingkungan, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Sudah menjadi kepentingan dan kebutuhan bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia ini. Apalagi di era globalisasi ini, pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang selalu diusahakan peningkatannya sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam buku yang berjudul Landasan Pendidikan menurut Syaripudin, 2007:21 “Pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan manusia yang bersifat multi dimensi”. Dalam arti sempit, pendidikan hanyalah berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa atau mahasiswa pada suatu lembaga. Pendidikan terbentuk dalam bentuk pengajaran yang terstruktur dan bersifat formal. Lamanya pendidikan untuk setiap individu bervariasi. Sedangkan dalam arti luas pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun, dan dimana pun individu itu berada. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1. Definisi Pendidikan secara umum lainnya adalah “segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan” Notoatmodjo, 2003:16. Kualitas pendidikan di negara kita ini masih sangat memprihatinkan dan jauh dari harapan. Padahal pendidikan mempunyai peran dan pengaruh yang besar terhadap segala bidang kehidupan Itan Tanjilurohmah,2013 ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan perkembangan manusia. Pendidikan sangat menentukan model manusia yang dihasilkannya. Sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM, yakni 1 sarana gedung, 2 buku yang berkualitas, 3 guru dan tenaga kependidikan yang profesional1 Mulyasa, 2008:3. Hanya melalui pendidikan manusia dapat terbebas dari belenggu kebodohan yang berkepanjangan. Melalui pendidikan juga akan terlahir sumber daya manusia yang akan mempunyai prestasi yang membanggakan negara Indonesia ini. Diharapkan dengan sumber daya manusia yang berkualitas mampu membuat suatu negara menjadi besar, kuat, dan bermartabat yang pada akhirnya terciptalah kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan di segala bidang. Menurut Tilaar dalam Mulyasa 2001 terdapat enam masalah pokok sistem pendidikan nasional, yaitu: 1. Menurunnya akhlak dan moral peserta didik 2. Pemerataan kesempatan belajar 3. Masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan 4. Status kelembagaan 5. Manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional 6. Sumber daya yang belum profesional Melihat hal tersebut, perlu sekali dilakukan penataan pada sistem pendidikan secara menyeluryuh terutama pada kualitas pendidikan yang sangat menjamin sekali pada kesejahteraan. Dengan demikian, dalam pendidikan sangat mengedepankan kreativitas pada setiap manusia agar dapat tumbuh rasa kemadirian dan rasa kewirausahaan pada dirinya. Masih menurut Soekidjo Notoatmodjo, mengungkapkan tiga tujuan pendidikan, diantaranya: 1. Menanamkan pengetahuan pengertian, pendapat dan konsep-konsep 2. Mengubah sikap dan persepsi 3. Menanamkan tingkah laku kebiasaan yang baru Pendidikan formal berlangsung dari yang terendah PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta melalui mutu pendidikan yang diperoleh di sekolah. Sekolah Dasar Itan Tanjilurohmah,2013 ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memegang peranan yang sangat penting dalam suatu institusi. Dikatakan penting karena Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar yang formal bagi anak. Di lembaga ini anak pertama kali mengenal berbagai keterampilan dasar seperti menulu, membaca, dan menghitung. Pendidikan tidak lepas dari belajar, mengajar dan pembelajaran. Belajar merupakan perubahan perilaku dimana perubahan perilaku itu dilakukan secara sadar dan bersifat menetap. Mengajar berarti menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara-cara tertentu sehingga ilmu -ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain. Sedangkan pembelajaran merupakan proses transaksional antara guru dengan siswanya sebagai timbal balik dalam belajar. Untuk menghasilkan calon guru yang profesional sebelum praktik belajar mengajar di sekolah calon guru perlu di latih mengembangkan keterampilan dasar mengajar dengan di berikan kesempatan mengembangkan gaya mengajarnya sendiri dan mengurangi atau menghilangkan kesalahan- kesalahan yang paling mencolok. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar. Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku, kedua bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran yang meliputi beberapa aspek diantaranya aspek kognitif, efektif dan otorik. Kondisi pembelajaran tersebut merupakan pencapaian tujuan yang diharapkan oleh seorang guru, maka dari itu guru harus menciptakan kondisi dan situasi yang memngkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran tersebut. Itan Tanjilurohmah,2013 ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Kualitas pembelajaran pun sangat ditentukan oleh keprofesionalan guru dalam memberikan atau mentransfer pembelajaran kepada siswa. Seorang guru yang baik adalah guru yang mampu mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman menuntut ilmu bersama gurunya. Untuk kepentingan sekolah memiliki guru yang professional merupakan kunci keberhasilan proses pembelajaran guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik. Berarti guru bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai landasan kependidikan. Pada hakekatnya dalam pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik apabila guru menguasai keterampilan dasar mengajar. Seperti dalam buku yang berjudul “Belajar dan Pembelajaran SD” menurut Hernawan, dkk 2007:199 bahwa ada delapan keterampilan dasar mengajar, diantaranya: 1 Keterampilan bertanya; 2 Keterampilan memberikan penguatan 3 keterampilan mengadakan variasi 4 Keterampilan menjelaskan; 5 Keterampilan membuka dan menutup pelajaran; 6 Keterampilan membimbing diskusi; 7 Keterampilan mengelola kelas; dan 8 Keterampilan mengajar kelompok kecil. Itan Tanjilurohmah,2013 ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Oleh karena itu, dalam langkah penguasaan komponen perbuatan mengajar, calon guru perlu berlatih secara persial artinya setiap komponen perbuatan mengajar itu perlu dikuasai melalui latihan secara terpisah-pisah. Salah satu ketrampilan dasar mengajar yang harus di kuasai oleh seorang guru atau pengajar adalah ketrampilan mengadakan variasi. Salah satu komponen belajar mengajar adalah keterampilan-ketarmpilan dasar mengajar termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan variasi yang berguna untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan yang dialami siswa dalam kegiatan atau proses pembelajaran dan juga untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru kurang menyejukkan hati peserta didik serta materi yang diajarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi namun, dengan harapan bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan membawa cakrawala kecerahan bagi para siswa. Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual anak seusia siswa SD, maka dalam penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPS harus mulai dari nyata konkrit ke abstrak, dari mudah ke sulit, dari dekat kejauh. Dengan kata lain, mulailah apa yang ada pada atau di sekitar siswa dan yang dikenal, diminati serta diperlukan siswa. Secara psikologis siswa usia SD berada dalam dunia bermain. Hal ini merupakan hal positif dalam kegiatan seorang guru di dalam kelas khusunya pada pembelajaran IPS. Jika beberapa keterampilan tersebut tercapai secara optimal dalam pembelajaran IPS yang diselenggarakan guru adalah pembelajaran IPS yang benar-benar efektif. Tetapi pada kenyataannya pembelajaran di sekolah dasar khususnya pada pembelajaran IPS pada saat ini kurang optimal. Masih saja kegiatan mengajar itu didominasi dengan sistem yang monoton dan menjenuhkan bagi siswa, Kurang memberikan rangsangan untuk siswa di kehidupan sehari-hari. Selain itu pun masih ada yang kurang terampil menggunkan alat peraga sederhana saat pembelajaran IPS berlangsung. penggunaan metode, strategi, dan pendekatan pun masih kurang optimal. Dan sudah menjadi hal yang tak aneh ketika banyak orang yang mengatakan bahwa pembelajaran IPS itu Itan Tanjilurohmah,2013 ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu adalah pelajaran yang tidak mengasikkan dan jenuh. Dalam penyampaiaan materi juga, kurangnya guru dalam pemberian variasi mengajar. Penguasaan keseluruh aspek keterampilan dasar mengajar cukup dikuasai oleh guru di SDN Sirnasari apalagi dalam keterampilan mengadakan variasi. Dalam mengajar guru di SDN Sirnasari selalu menggunakan keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajarannya khususnya pembelajaran IPS dikelas tinggi. Tetapi ada salah satu komponen yang jarang digunakan, yaitu komponen variasi dalam media dan alat peraga. Para guru di SDN Sirnasari hanya menggunakan media yang telah tersedia di sekolah saja. Tetapi sesekali mereka juga selalu membuat media dan alat peraga yang variatif guna menunjang dalam pembelajarannya. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan cara memperbaiki cara pembelajaran terhadap siswa khususnya pada pembelajaran IPS. Hal ini menyatakan bahwa guru di sini harus mempunyai pengetahuan dan strategi-strategi pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS yang sangat menyenangkan dan dalam hal pembelajaran juga guru harus memberikan variasi agar pembelajaran IPS tidak menjenuhkan siswa. Karena pembelajaran IPS pada kenyataannya lebih menekankan pada pengalaman-pengalaman belajar yang nyata melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses, kepribadian individu maupun sosial, dan lebih menekankan pada fakta-fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada permasalahan diatas penulis mengambil judul “Analisis Tentang Penggunaan Keterampilan Dasar Mengajar Bervariasi dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya.

0 0 37

ANALISIS KEMAMPUAN BERTANYA SISWA DALAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kota Tasikmalaya).

0 0 35

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS : Analisis Deskriptif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi.

0 0 34

PENYISIPAN HUMOR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya).

0 2 44

PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA DASARDALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD : Penelitan Deskriptif di Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.

0 5 34

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI PENGGUNAAN TEKNIK CLOZE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Semester II SDNegeriI Cibanteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya.

1 3 41

PROSES PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SEKOLAH DASAR :Studi Deskriptif Kualitatif di SD Negeri Cikalong Kabupaten Tasikmalaya.

0 4 27

KONTRIBUSI KINERJA KOMIOTE SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH :Studi Deskriptif pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Tasikmalaya.

0 1 60

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES.

0 1 90

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENGUATAN PADA PEMBELAJARAN IPS : Analisis Deskriptif Pada Guru Sekolah Dasar Kelas V Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi - repository UPI T PD 1204720 Title

0 0 4