Desain Penelitian Metode dan desain Penelitian

berkesinambungan. Adapun tujuan PTK Penelitian Tindakan Kelas menurut Sumadayo 2013: 22-23 sebagai berikut : a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran b. Memperbaiki dan meningkatkan kierja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru c. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu. d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarkannya. e. Mengekplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran misalnya: pendekatan, metode, strategi, dan media yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. f. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru. g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi. PTK bertujuan untuk menemukan solusi untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran di kelas sehingga dapat mengubah prilaku orang lain, atau untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dalam penelitian tindakan kelas dapat membuat kreasi-kreasi di dalam kelas sehingga dapat meningkatkanmutu proses dan hasil pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Desain yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus tergantung dari tingkat keberhasilan pada target yang akan dicapai, dimana setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Adapun model penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengacu pada desain penelitian model Kemmis Taggart yang terdiri dari empat komponen peneltian yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, obeservasi, dan refleksi. Keempat komponen tersebut berada pada satu sistem spiral yang saling terikat, seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 3.2 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart Wiraatmadja, 2005:66 Adapun penjelasan gambar di atas yang dikemukan oleh Wiriaatmadja 66- 67 sebagai berikut: 1 Tahap perencanaan plan merupakan tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi atau merumuskan alternatif tindakan untuk memperbaiki masalah. Dalam tahap ini peneliti merencanakan hal- hal yang dianggap penting untuk perbaikan pembelajaran. 2 Tahap pelaksanaan action, setelah rencana tersusun kemudian dilaksanakan tindakan dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini berlangsung di dalam kelas yang merupakan realisasi dari teori pendidikan dan teknik mengajar. 3 Tahap observasi observe merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama tindkan. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran. 4 Tahap refleksi reflectif merupakan tahapan untuk memproses data didapat saat melakukan pengamatan. Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Jika hasil refleksimenunjuka bahwa pelaksanaan tindakan belum berhasil maka disusun perencanaan kembali untuk tindakan berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, maka tindakan yang dilaksanakan meliputi beberapa siklus, tergantung tingkat ketercapaian tujuan. Tiap siklus dirancang sesuai dengan target yang ingin dicapai, dan mengacu pada empat tahapan yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

D. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

Meningkatkan minat belajar metematika siswa melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan tahapan belajar tandur: penelitian tindakan kelas di MTs Al- Islamiyah Ciledug Tangerang

1 10 227

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DI KELAS V SEMESTER I SDN 109910 BANGUN PURBA T.A 2012/2013.

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN DI KELAS IV SDN KEPUH I KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

0 0 3

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V di SDN Liangjulang III dan Liangjulang VI di Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka).

0 2 47

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 26

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas di SDN 3 Cibodas kelas V Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Lembang Kab

0 0 46

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V.

0 0 51

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING PADA KONSEP GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 41

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GERAK BENDA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING TEKNIK TANDUR PADA SISWA KELAS III MI HASYIM ASY’ARI SIDOARJO.

1 2 134

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7