Latar Belakang PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TANDUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JENIS-JENIS PEREKONOMIAN DI MASYARAKAT DI KELAS V SDN LIANGJULANG III KECAMATAN KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri maka dari itu pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Pendidikan dalam arti luar seperti Henderson Saduloh, Uyoh, dkk. 2007:4 adalah sebagai berikut. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuahn dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakar alat bagi manusia untuk penegmbangan manusia yang terbaik dan intelegen, untuk meningkatkan kesejahreraan hidupnya. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pendidikan merupakan bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya agar menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan tidak jauh dari kegiatan belajar, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Gage Sagala, 2003:13 „Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman‟. Salah satu mata pelajaran yang dapat mengubah prilaku siswa adalah mata pelajaran IPS. Pendidikan IPS Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial tujuannya memberi pengalaman terhadap siswa. Menurut Nasution Han ifah, 2010:148 IPS adalah „Pelajaran yang merupakan fus i atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial‟. Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran IPS merupakan perpaduan dari berbagai mata pelajaran ilmu-ilmu sosial yang dapat menumbuhkan niali-nilai sosial pada diri siswa, sehingga dapat mewujudkan suatu masyarakat yang demokratis dan cinta terhadap tanah air. 2 IPS SD mata pelajaran yang disederhanakan tujuannya agar peserta didik mampu memahami materi. Adapun Pembelajaran IPS SD lebih disederhanakan menurut Somantri Hanifah, 2010:48 a Menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berpikir para siswa sekolah dasar dan lanjutan; b Mempertautkan dan memadukan bahan berasal dari aneka cabang ilmu-ilmu pelajaran yang mudah dicerna. Pembelajaran IPS di SD lebih disederhanakan disesuaikan dengan tingkat berfikir peserta didik yang masih duduk di SD dalam mempelajari nilai-nilai sosial. Pada mata pelajaran IPS khususnya materi ekonomi siswa akan mengenal mengenai jenis-jenis usaha perekonomian di masyarakat. Proses Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas seharusnya dapat menggali potensi anak dan pengalaman siswa agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir, guru harus dapat memotivasi siswa untuk terus menggali ingatan siswa. Proses menggali kemampuan peserta didik dibutuhkannya keahlian, kesabaran dan keseriusan guru dalam mendidik, melatih serta membimbing siswa di dalam kelas. Ternyata dalam melakukan hal tersebut tidaklah mudah yang dilakukan oleh seorang guru , sebab dilihat dari karakter anak di dalam kelas beraneka ragam dan materi yang bermacam-macam. Dalam hal ini agar tidak terjadinya kesalahan dalam mengajar guru dituntut harus mengetahui segala informasi mengenai karakteristik siswa, mata pelajaran dan tujuan yang terkandung dalam setiap mata pelajaran. Dalam penelitian ini adalah penelitian pembelajaran IPS maka guru harus mengetahui tujuan pembelajaran IPS. Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut Nurdinah2010:148 sebagai berikut. Tujuan pembelajaran IPS yang di susun berdasarkan atas taksonomi tujuan pendidikan maka berbicara mengenai tujuan pendidikan yang berorientasi pada perubahan tingkah laku para siswa yakni 1 pengetahuan dan pemahaman, 2 sikap hidup belajar, 3 nilai sosial dan sikap, 4 keterampilan. 3 Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS dalam KTSP 2006:4 adalah sebagai berikut: 1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3 Memliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan masarakat 4 Memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Tujuan mata pelajaran IPS di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS harus membawa pemahaman siswa agar pada saat pembelajaran lebih bermakna. IPS pun harus mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, kemampuan berkomunikasi dengan harapan dapat mengubah prilaku siswa ke arah yang lebih baik. Namun tergantung kepada guru dalam mewujudkan ketercapaian tujuan dari pembelajaran IPS, guru diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang dapat menyelesaikan ketercapaian dari tujuan IPS. Dalam kenyataan di lapangan masih terdapat beberapa fakta yang terjadi pada pembelajaran IPS di SD. Menurut Hanifah 2009: 120 Pembelajaran IPS sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menarik, bersifat hapalan dan kurang bermakna bagi siswa. Sehingga ketika belajar siswa bersifat pasif, duduk, diam, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan tidak terlibat di dalamnya. Pembelajaran IPS sering dianggap pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan, karena bersifat hafalan ketika proses pembelajaran siswa terlihat pasif, duduk dan mendengarkan saja. Dalam mewujudkan proses pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran IPS, banyak hal yang menghambat pada proses pembelajaan. Beberapa fakta yang terdapat pembelajaran IPS di Sekolah Dasar yaitu bahwa pembelajaran IPS dianggap membosankan dan tidak menarik. Hal tersebut disebabkan karena, kurang dikemasnya pembelajaran dan guru dalam menyampaikan materi apa adanya tidak membuat suatu rancangan pembelajaran yang menarik sehingga membuat anak menjadi termotivasi dalam belajar. 4 Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 28 September 2012 diperoleh data sebagai berikut. 1. Pada awal pembelajaran tidak adanya appersepsi, tidak membangun sekemata awal pembelajaran, tetapi langsung pada materi pelajaran sehingga peserta didik langsung mendengarkan penjelasan guru 2. Guru tidak menggunakan media ataupun metode pembelajaran 3. Guru hanya terfokus pada buku pelajaran yang menjadi pegangan sumber belajar siswa 4. Guru kurang memberikan penjelasan tentang materi Jenis-jenis Perekonomian di Masyarakat 5. Guru tidak memberi pengutan kepada peserta didik Dari kinerja guru tersebut maka timbulah aktivitas siswa sebagai berikut: 1. Siswa ada yang mengobrol ketika guru sedang menjelaskan 2. Sebagian siswa ada yang ribut, bergurau, proses belajar mengajar tidak terkontol 3. Siswa mengantuk mengguap terlihat sangat bosan dan ingin segara keluar di dalam kelas 4. Sebagian siswa tidak bisa menjelaskan tentang materi yang telah dijelaskan oleh guru Hal tersebut tentu tidak sejalan dengan sebagaimana yang dikemukakan oleh Sadulloh 2007:1 bahwa: Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya sekedar terampil dalam menyampaikan pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta mempertajam hati nurani anak. Dilihat dari uraian di atas, guru memiliki peran penting dalam mengembangkan kepribadian siswa. Siswa dapat berperilaku baik atau buruk tergantung seorang pendidik mendidiknya di dalam kelas. Sebagaimana yang diharapkan pada pembelajaran IPS khususnya materi Jenis-Jenis Perekonomian di Masyarakat di kelas V SDN Liangjulang III Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka. 5 Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru IPS yang memiliki kewajiban sebagai pengembangan kurikulum, juga dapat mengubah prilaku anak didik kearah yang lebih baik. Upaya yang dilakukan dengan Metode karena metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun tercapai secara optimal serta mengantarkan bahan pelajaran dalam upaya mencapai tujuan. Hal ini sejalan dengan yang dikemuk an oleh Djamarah 1995:53 “Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Peranan metode pembelajaran merupakan tempat dimana seorang guru dalam menyampaikan pelajaran harus mencapai tujuan mata pelajaran. Guru harus dapat menciptakan kondisi belajar dikelas agar terjadi proses pembelajaran yang baik. Guru harus mempunyai keterampilan dalam mengkondisikan keadaan dikelas agar meriah dan menyenangkan, siswa diarahkan agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hasil belajar siswa yang ditemukan di lapangan dari pembelajaran pada materi Jenis-jenis Perekonomian di masyarakat banyak siswa yang belum tuntas atau belum memmenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Data awal yang di dapat dari hasil mengerjakan soal. Siswa yang tuntas hanya mencapai 36.4 12 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 63.621 siswa, soal terdiri dari 5 soal uraian. Dilihat dari nilai yang diperoleh siswa menunjukan adanya permasalahan, peramasalahan ini harus segera diatasi dengan menciptakan pembelajaran yang lebih baik dan efisien serta dapat memenuhi nilai yang telah menjadi kritria ketuntasan minimal. Upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran ini maka peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan Metode Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching merupakan salah satu metode yang dapat mengubah keadaan kelas menjadi meriah dan tidak membosankan sehingga dapat membangkitkan siswa untuk belajar dikelas. hal tersebut dikemukanan oleh De potter, 2000: 5. 6 Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching dengan demikian adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Quantum Teaching dapat pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching berokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Metode ini dipilih dengan hal-hal yang dipaparkan di atas bahwa siswa kelas V SDN Liangjulang III dengan yang dipaparkan diatas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan seluruh uraian di atas maka peneliti akan mengkaji penelitin tindakan kelas dengan judul penelitian adalah “Penerapan Metode Quantum Teaching dengan menggunakan teknik TANDUR untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Jenis-jenis Usaha Perekonomian Masyarakat di kelas V SDN Liangjulang III kecamatan Kadipaten k abupaten Majalengka”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

Meningkatkan minat belajar metematika siswa melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan tahapan belajar tandur: penelitian tindakan kelas di MTs Al- Islamiyah Ciledug Tangerang

1 10 227

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DI KELAS V SEMESTER I SDN 109910 BANGUN PURBA T.A 2012/2013.

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN DI KELAS IV SDN KEPUH I KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

0 0 3

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V di SDN Liangjulang III dan Liangjulang VI di Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka).

0 2 47

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 26

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas di SDN 3 Cibodas kelas V Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Lembang Kab

0 0 46

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V.

0 0 51

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING PADA KONSEP GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 41

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GERAK BENDA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING TEKNIK TANDUR PADA SISWA KELAS III MI HASYIM ASY’ARI SIDOARJO.

1 2 134

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7