Penerapan Prinsip Kerjasama PEMBAHASAN

commit to user Karanganyar dipatuhi atau dilanggar. Tidak ada tuturan yang mematuhi sekaligus melanggar maksim-maksim dalam prinsip sopan santun. Hal ini dimungkinkan terjadi karena data yang diperoleh dari pembelajaran di kelas yang berkaitan dengan penyampaian materi pembelajaran yang disampaikan oleh gutu kepada murid. Namun demikian, juga ditemukan pematuhan dan pelanggaran maksim- maksim dalam prinsip sopan santun ini pada tindak tutur asertif, performatif, verdiktif, ekspresif, direktif, dan komisif. Tuturan-tuturan yang berkaitan dengan penilaian terhadap tuturan guru dimungkinkan tuturan-tuturan yang ada mematuhi atau melanggar maksim dalam prinsip sopan santun. Dalam proses penilaian atas tuturan guru, murid hanya memiliki dua pilihan, yaitu menerima atau menolak. Jika akan menerima materi yang disampaikan guru, tentunya penutur yang dalam hal ini adalah guru mematuhi maksim-maksim dalam prinsip sopan santun. Sebaliknya, dimungkinkan apabila harus menolak, penutur cenderung melanggar maksim- maksim dalam prinsip sopan santun. Namun demikian, dimungkinkan juga dalam proses penilaian seorang penutur menyampaikan kelemahan-kelemahan tersebut perlu penutur sampaikan sebelum akhirnya menerima atau menolak materi yang disampaikan. Tidak selalu berarti bahwa jika penutur menyampaikan kelemahan- kelemahan kemudian akhirnya menolak materi yang disampaikan. Hal ini akan mempengaruhi dalam penerapan maksim-maksim dalam prinsip kesantunan.

2. Penerapan Prinsip Kerjasama

Komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar berjalan lancar. Hal ini menunjukkan bahwa guru SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar telah menerapkan maksim-maksim dalam prinsip kerja sama dalam berkomunikasi. Antara penutur dan mitra tutur terdapat semacam kesepakatan bersama tentang ikhwal yang dibicarakan, yaitu saling berhubungan dan berkaitan antara apa yang disampaikan oleh penutur dan apa yang diinginkan oleh mitra tutur. Secara konversasional, dalam pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar ditemukan tuturan-tuturan yang mematuhi dan melanggar maksim- maksim dalam prinsip kerja sama. Hal demikian memang dimungkinkan dalam commit to user komunikasi. Seorang penutur tidak harus selalu mematuhi seluruh maksim dalam prinsip kerja sama dalam berkomunikasi. Pematuhan dan pelanggaran maksim- maksim dalam prinsip kerja sama terjadi pada tindak tutur asertif, performatif, verdiktif, direktif, ekspresif, dan komisif. Maksim yang dilanggar dalam prinsip kerja sama dalam pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar adalah maksim kuantitas. Penutur memberikan keterangan lebih banyak dari pada yang dibutuhkan dalam komunikasi. Ha ini terjadi karena dalam menyampaikan materi penutur cenderung mengemukakan sesuatu yang akan dipertuturkan secara panjang lebar. Hal ini wajar karena dalam berkomunikasi seorang penutur tidak hanya harus memperhatikan maksim-maksim dalam prinsip kerja sama saja, tetapi juga harus memperhatikan maksim-maksim dalam prinsip sopan santun. Sedangkan maksim yang dipatuhi dalam pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar adalah maksim relevansi. Hal ini wajar mengingat keterangan yang diberikan dalam komunikasi haruslah sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta sesungguhnya. commit to user 71

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kesantunan bentuk direktif di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar berdasarkan penerapan prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun bentuk tuturan direktif yang telah dikemukakan di depan, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Penerapan prinsip kesantunan bentuk tuturan direktif oleh guru dan siswa dalam peristiwa tutur di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, antara lain a maksim kearifan, b maksim kemurahan hati atau kedermawanan, c maksim pujian atau penghargaan, d maksim kerendahan hati atau kesederhanaan, e maksim kesepakatan atau persetujuan, dan f maksim simpati. Selain itu juga prinsip penghindaran pemakaian kata tabu dengan penggunaan eufimisme dan penggunaan pilihan kata honorifik. 2. Pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar ditemukan tuturan- tuturan yang mematuhi dan melanggar maksim-maksim dalam prinsip kerja sama. Hal demikian memang dimungkinkan dalam komunikasi. Seorang penutur tidak harus selalu mematuhi seluruh maksim dalam prinsip kerja sama dalam berkomunikasi. Maksim yang dilanggar dalam prinsip kerja sama adalah maksim kuantitas. Penutur memberikan keterangan lebih banyak dari pada yang dibutuhkan dalam komunikasi. Ha ini terjadi karena dalam menyampaikan materi penutur cenderung mengemukakan sesuatu yang akan dipertuturkan secara panjang lebar. Hal ini wajar karena dalam berkomunikasi seorang penutur tidak hanya harus memperhatikan maksim- maksim dalam prinsip kerja sama saja, tetapi juga harus memperhatikan maksim-maksim dalam prinsip kesantunan. Sedangkan maksim yang paling banyak dipatuhi adalah maksim relevansi. Hal ini wajar mengingat keterangan yang diberikan dalam komunikasi haruslah sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta sesungguhnya.

Dokumen yang terkait

Tindak Tutur Direktif dalam “Pengembara Makrifat” Karya Zubair Tinajauan Pragmatik

0 7 10

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII BSMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Kelas VII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Dalam Proses Pembelajaran.

0 3 13

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII BSMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Kelas VII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Dalam Proses Pembelajaran.

0 3 13

PENDAHULUAN Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Kelas VII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Dalam Proses Pembelajaran.

0 3 5

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMOHON DALAM SURAT IZIN SISWA DI KABUPATEN KARANGANYAR Realisasi Tindak Tutur Direktif Memohon Dalam Surat Izin Siswa Di Kabupaten Karanganyar.

0 9 15

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMOHON DALAM SURAT IZIN SISWA DI KABUPATEN KARANGANYAR Realisasi Tindak Tutur Direktif Memohon Dalam Surat Izin Siswa Di Kabupaten Karanganyar.

0 4 11

TINDAK TUTUR PERLOKUSI GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI TINDAK TUTUR PERLOKUSI GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI.

0 8 22

TINDAK TUTUR DIREKTIF DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA Tindak Tutur Direktif Di Kalangan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Pembelajaran Di SMP Negeri 1 Jatisrono Kabupaten Wonogiri.

0 1 11

TINDAK TUTUR DIREKTIF DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA Tindak Tutur Direktif Di Kalangan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Pembelajaran Di SMP Negeri 1 Jatisrono Kabupaten Wonogiri.

0 4 13

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X SMA NEGERI 3 BOYOLALI.

1 12 17