Uji Normalitas Data Uji Asumsi Klasik

commit to user 60 Tingkat kurs tukar rupiah terendah terjadi pada bulan April 2006 sebesar Rp 8775 dan tertinggi sebesar Rp 12151 dan besar rata-rata tingkat kurs tukar rupiah sebesar Rp 9635,6833 Jumlah uang beredar terkecil sebanyak 1014376 miliar rupiah pada Februari 2005 dan jumlah uang beredar terbanyak sebesar 2141384 miliar rupiah pada Desember 2009 dengan rata-rata 1500728 miliar rupiah. Pertumbuhan Indeks Produksi Industri terendah adalah -14,90 pada November 2005 dan tertinggi 6,94 pada Maret 2007.

B. PENGOLAHAN DATA

1. Uji Normalitas Data

Uji yang digunakan untuk melihat normalitas data yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Jika signifikansi hitung lebih besar dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini TABELl IV.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Tests of Normality ,152 60 ,002 ,813 60 ,000 Unstandardized Residual Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Lilliefors Significance Correction a. Kriteria pengujian Apabila angka signifikansi 0,05 maka data berdistribusi normal commit to user 61 Apabila angka signifikansi 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Dari tabel diatas diketahui bahwa data tidak berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi hanya 0,002. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan transformasi data dengan mengetahui bentuk grafik histogramnya terlebih dahulu. GAMBAR IV.1 Histogram Berdasarkan bentuk grafik histogramnya menunjukan bentuk subtansial positif skewness sehingga data ditransformasikan ke dalam bentuk LN setelah diubah dalam bentuk LN kemudian diuji kembali dengan uji Kolmogorov-Smirnov. commit to user 62 Hasil pengujian sebagai berikut : TABEL IV.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kini data telah berdistribusi normal. Dengan nilai sebesar 0.200.

2. Uji Asumsi Klasik

1 Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dengan menggunakan nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai dari VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan dalam model terbebas dari multikolinearitas. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Unstandardized Residual .091 60 .200 .933 60 .003 a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance. commit to user 63 TABEL IV.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 29.507 4.163 7.087 .000 Ln_Inflasi -.175 .110 -.230 -1.589 .118 .268 3.738 Ln_Sbi .057 .286 .028 .200 .843 .275 3.642 Ln_kurs -3.863 .468 -.722 -8.253 .000 .731 1.368 Ln_jub 1.050 .178 .576 5.904 .000 .586 1.705 Ln_growthpi .005 .070 .006 .078 .938 .961 1.040 a. Dependent Variable: Ln_harga Dari perhitungan diketahui bahwa nilai tolerance untuk semua variabel independent bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF Variance Inflation Factor kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa semua model regresi ini tidak terdapat gejala multikolinearitas 2 Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsure gangguan pada observasi dengan unsure gangguan pada observasi lain. Pengujian ini dengan menggunakan Durbin-Watson. commit to user 64 Jika nilai DW-test terletak diantara dU dan 4 – dU maka tidak terjadi autokorelasi Jika kurang dari dl maka ada autokorelasi Jika 4-dl DW4 maka ada autokorelasi Hasil pengujian sebagai berikut: TABEL IV.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .836 a .698 .670 .22801 .398 a. Predictors: Constant, Ln_growthpi, Ln_kurs, Ln_Inflasi, Ln_jub, Ln_Sbi b. Dependent Variable: Ln_harga Dari hasil diatas diketahui nilai sebesar 0,398 yang terletak diantara 0 dan dl. Sehingga dapat disimpulkan terjadi ada autokorelasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengobatan terhadap autokorelasi. TABEL IV.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .636 a .405 .349 .11644 1.781 a. Predictors: Constant, LnGrowthpi, LnJub, LnKurs, LnInflasi, LnSbi b. Dependent Variable: LnHarga commit to user 65 Kurang dari 1,408 dl Ada autokorelasi 1,408-1,767 dl-du Tanpa kesimpulan 1,767-2,233du sampai 4-du tidak ada autokorelasi 2,233-2,592 4-du sampai 4-dl tanpa kesimpulan Lebih dari 2,592 4-dl ada autokorelasi Karena DW sebesar 1,781 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi setelah dilakukan pengobatan. 3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah situasi dimana terjadi penyebaran titik data populasi yang berbeda pada regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2006 Heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola pada scatterplot. Penyebaran titik yang acak mengindikasikan tidak adanya heteroskedastisitas. commit to user 66 GAMBAR IV.2 Scatterplot 4 Uji Normalitas Residual Uji Normalitas Residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas residual adalah menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. TABEL IV.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 59 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .11130696 Most Extreme Differences Absolute .152 Positive .113 Negative -.152 Kolmogorov-Smirnov Z 1.164 Asymp. Sig. 2-tailed .133 a. Test distribution is Normal. commit to user 67 Nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,164 dan tidak signifikan pada 0,05 karena p=0,133 dari 0,05 Jadi Ho diterima bahwa residual berdistibusi secara normal. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model regresi yang memenuhi syarat uji asumsi klasik adalah dalam bentuk LN.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS 1

Dokumen yang terkait

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

4 27 32

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

Analisis pengaruh tingkat inflasi, suku bunga sbi, jumlah uang beredar dan nilai tukar terhadap indeks saham lq-45 di bursa efek Indonesia periode 2009-2013

0 4 53

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 2 10

PENUTUP PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 3 9

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 3 18

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM Tbk di BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7