ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN PRODUKSI INDUSTRI TERHADAP HARGA SAHAM BLUE CHIP STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005 2009

(1)

commit to user

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN PRODUKSI

INDUSTRI TERHADAP HARGA SAHAM BLUE CHIP

STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005-2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

DISUSUN OLEH :

LINDA MAYASARI S.

F0207083

FAKULTAS EKONOMI


(2)

(3)

(4)

commit to user MOTTO

1. Tuhan yang memulai pekerjaan baik di antara kita akan meneruskannya sampai akhir (Filipi 1:6)

2. Tuhan tidak mendengarkan doa-doa dari pemalas (St. Sixtus I)

3. Cukuplah Kasih Karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahan Kuasa-Ku menjadi sempurna (2Korintus 12:9)

4. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)

5. Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pkh 3:11) 6. Tidak ada kegagalan kecuali kalau tidak terus mencoba. (Alice Adam)

7. “Menjauhlah dari orang-orang yang mencoba untuk meremehkan ambisi anda! Orang-orang kerdil selalu melakukan hal itu, tetapi orang yang memang hebat membuat anda merasa bahwa anda pun bisa menjadi hebat” (Mark Twain) 8. “Masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan

impian-impian mereka” (Eleanor Roosevelt)

9. “Semangat manusia lebih kuat daripada segala sesuatu yang terjadi padanya” (C.C. Scott)

10. Berhasil atau tidak, itu adalah takdir Tuhan, yang bisa kita lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kita miliki. (penulis)

11. Kita memang pantas bangga mempunyai orang tua yang luar biasa, tapi sebaiknya kita menjadi anak yang luar biasa yang dapat dibanggakan oleh orang tua kita. (penulis)

12. Berfikirlah seperti anak kecil yang menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Tapi berusahalah dan bekerja keraslah seperti orang dewasa yang tak kenal menyerah. (penulis)


(5)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini Penulis Persembahkan untuk :

1. Bapakku, ayah nomer 1 di dunia dan Ibuku, ibu terbaik sepanjang masa.

Terimakasih atas pengorbanan, perjuangan kalian dalam mendidikku. Terimakasih atas dukungan kalian selalu dan kepercayaan yang telah kalian berikan kepadaku. Terimakasih atas kasih sayang dan cinta kalian padaku. Kalianlah yang terhebat dalam hidupku.

2. My Twin sister (mbak Ning dan mbak Nik) dan my brother (mas Bayu)

terimakasih untuk motivasi dan cinta kalian padaku.

3. Sahabat-sahabatku Datin dan Hanida bersama kita menjadi Trio Little-little.

Terimakasih selalu menjadi sahabat yg baik semoga persahabatan kita awet sampai nenek-nenek. Best Friend Forever!!!

4. Keponakan-keponakanku, Ricky, Ela, Anggie, Gaby, Elin yang bisa dijadikan

penghilang kejenuhan. Loph u full..

5. RKC On the Move untuk Nova, Agus, Yoga, Rendi, Lestyo, Rizal, semoga on the

move kita tetap berlanjut walau kita udah lulus dan untuk Agus dan Retna makasih tebengannya selama aku belum punya motor.

6. Teman-teman Manajemen semuanya khususnya Manajemen Keuangan

angkatan 2007

7. Komunitas dan Paguyuban yang membuat aku terus tumbuh dewasa. Terima

kasih teman-teman Lektor atas doanya. Terima kasih juga untuk OMK (Orang Muda Katolik) Paroki San Inigo Dirjodipuran, terima kasih telah mempercayakan


(6)

commit to user

makasih dukungannya selama ini. Makasih buat Romo-Romo yang mendoakan Linda, untuk Romo Bondan, Romo Heru, Romo Hadi, Romo Budi serta Frater Dedi.

8. Makasih untuk Radio Kesayanganku SAS FM, makasih buat Pak Roni dan Mbak

Indri atas bantuannya dan dukungannya. Untuk Kru Sangkristi SAS FM (Yohanes, Ignatius, Bu eli, Mbak Ursula, dll) Makasih doa-doanya. Untuk DJ SAS FM untuk mas Dewa dan Alinda makasih udah mau aku ganggu dan aku repotin.

9. Kakak-kakak tingkatku yang senantiasa meluangkan waktu untuk sharing

denganku, mbak Anggra dan mas Mikha. Makasih juga untuk mbak Yessi, Mas Nando, Mbak Ratih, Mas Fani, Mbak Nurmah, dll yang udah membantu dan mendukung selama aku kuliah.


(7)

commit to user

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera Bagi kita semua,

Teriring salam dan do’a semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan berkat-Nya kepada kita semua. Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan penyertaan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar, Dan Produksi Industri Terhadap Harga Saham Blue Chip Studi Pada Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2005-2009” penulis sangat berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

Berhasilnya penulisan skripsi ini adalah berkat bantuan, dukungan dan perhatia banyak pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada: 1. Prof. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Reza Rahardian, S.E, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas Sebelas Maret Surakarta.


(8)

commit to user

4. Drs. Harmadi, MM selaku pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya guna memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan yang sangat berguna dalam pnyusunan skripsi ini

5. Lilik Wahyudi, selaku Pembimbing Akademik

6. Bapak-ibu dosen yang telah membimbing selama ini. Khususnya Pak Juan yang telah banyak membantu.

7. Mbak Emy di IPOT yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data yang berguna dalam penyusunan skripsi ini. 8. Keluarga yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan

kepada penulis

9. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya. 10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dalam proses penulisan maupun hasil. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata penulis mohon maaf atas semua kesalahan dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tuhan memberkati.

Surakarta, Maret 2011


(9)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTTO . ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

ABSTRAK ...xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Perumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...6


(10)

commit to user BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi... ...8

B. Pasar Modal... ...9

C. Saham...14

D. Penilaian Harga Saham ...24

E. Indeks Harga Saham...25

F. Analisis Investasi Saham...29

G. Inflasi...32

H. Tingkat Suku Bunga...35

I. Nilai Tukar Rupiah...36

J. Jumlah Uang Beredar...39

K. Produksi Industri...40

L. Penelitian Terdahulu...41

M. Kerangka Pemikiran...45

N. Hipotesis...46

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan sampel......47

B. Metode pengumpulan data . ...49

C. Definisi Operasional Variabel...50


(11)

commit to user BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data . ...56

B. Pengolahan data . ...60

1. Uji normalitas data . ...60

2. Uji asumsi klasik ...62

C. Pengujian hipotesis . ...67

D. Interpretasi hasil ...71

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ...73

B. Keterbatasan Penelitian... 74

C. Saran ...75

DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel III.1 Daftar Perusahaan Sampel...48

Tabel IV.1 Daftar Perusahaan LQ-45... 58

Tabel IV.2 Deskripsi Data... 59

Tabel IV.3 Uji Normalitas ... 60

Tabel IV.4 Uji Normalitas ...62

Tabel IV.5 Uji Multikolinearitas ... 63

Tabel IV.6 Uji Autokorelasi ...64

Tabel IV.7 Uji Autokorelasi ...64

Tabel IV.8 Uji Normalitas Residual...66

Tabel IV.9 Uji F ...68

Tabel IV.10 Uji t ...69


(13)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ...45

Gambar IV.1 Histogram...61


(14)

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN PRODUKSI INDUSTRI

TERHADAP HARGA SAHAM BLUE CHIP

STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005-2009

LINDA MAYASARI S.

F0207083

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel makroekonomi yaitu tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi industri terhadap harga saham blue chip. Tingkat inflasi diproksikan dengan perubahan tingkat inflasi bulanan dalam persen sedangkan tingkat suku bunga menggunakan suku bunga SBI bulanan. Dalam penelitian ini nilai tukar rupiah menggunakan kurs tukar tengah yang dikeluarkan bank Indonesia setiap akhir bulan dan jumlah uang beredar menggunakan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) dan produksi industri menggunakan pertumbuhan indeks produksi industri.

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah (1) tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham (2) tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham, (3) nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap harga saham (4) jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap harga saham dan (5) produksi industri berpengaruh positif terhadap harga saham.

Sampel perusahaan diambil dari perusahaan yang dikelompokkan dalam kategori Indeks LQ-45 dan berturut-turut termasuk dalam kategori tersebut selama Januari 2005 sampai dengan bulan Desember 2009. Alasan dipilihnya Indeks LQ-45 dalam penelitian ini adalah karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencakup semua saham perusahaan yang diperdagangkan, sebagian besar ternyata sahamnya kurang aktif diperdagangkan,. Sehingga indeks tersebut dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal.

Dari pengambilan sampel tersebut diketahui 14 perusahaan berturut-turut masuk ke dalam LQ-45 kemudian diambil harga saham closing price masing-masing perusahaan dan dirata-rata untuk dijadikan harga saham blue chip per bulan.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan prosedur OLS (Ordinary Least Square) dimana harga saham sebagai variabel dependen, dan variabel tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi industri sebagai variabel independen.

Hasil pengujian menunjukan bahwa harga saham blue chip secara bersama-sama dipengaruhi tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi industri. Dari uji t-test dapat diketahui hanya variabel nilai tukar rupiah yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham blue chip.

Kata Kunci : harga saham, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar, produksi industri dan regresi berganda.


(15)

commit to user

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INFLATION, INTEREST RATE, EXCHANGE RATE, MONEY SUPPLY AND INDUSTRIAL PRODUCTION

OF BLUE CHIP’S STOCK PRICE

STUDY ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE AT THE YEARS 2005-2009

LINDA MAYASARI S. F0207083

This study aims to analyze the influence of macroeconomic variables of inflation, interest rates, exchange rate, money supply and industrial production of blue-chip’s stock prices. The inflation rate proxies the change in percent monthly inflation rate while the interest rate using the SBI interest rate monthly. In this research, the exchange rate prevailing rates of exchange issued by Bank Indonesia middle of each end of the month and the money supply using the money supply in the broad sense (M2) and industrial production using a growth index of industrial production.

The hypothesis formulated in this study were (1) inflation rates negatively affect stock prices (2) interest rates negatively affect stock prices, (3) the exchange rate negatively affect stock prices (4) the money supply has positive influence on price shares and (5) Industrial production positive effect on stock prices. Samples used in this study was 14 companies that consecutively listed on LQ-45 index during 2005 – 2009 period, because they were actively traded and thus make them as better indicator for capital market activity. We made samples using monthly average of each companies closing stock price.

Analysis tool used in this study was multiple regression with OLS procedures (Ordinary Least Square) where the stock price as the dependent variable, and variable inflation rates, interest rates, exchange rate, money supply and industrial production as independent variables. The test results showed that the rate of inflation, interest rates, exchange rate, money supply and industrial production simultaneously have significant effect on blue chip’s stock prices. While t-test results showed that only exchange rates who have significant effect on the stock price.

Keywords: stock prices, inflation, interest rates, exchange rate, money supply, industrial production and multiple regression.


(16)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan perekonomian bangsa Indonesia beberapa tahun ini cukup signifikan. Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal. Oleh karena itu sekarang ini semakin banyak bermunculan perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia yang berupaya mengembangkan bisnisnya.

Dalam pengembangan bisnis, salah satu faktor yang dibutuhkan adalah dana. Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber dana eksternal dimana dapat memberikan kesempatan berinvestasi (penanaman modal) bagi investor perorangan maupun institusional. Investor yang memiliki kesempatan investasi dalam riil assets tetapi tidak mempunyai dana dapat memperoleh dana dengan emisi saham melalui pasar modal. Pasar modal menjadi salah satu alternatif sumber permodalan yang cukup potensial. Oleh karena itu banyak pihak berupaya untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pasar modal.

Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara karena dengan adanya pasar modal, suatu perusahaan dapat mendapatkan dana untuk kepentingan investasi, sedangkan bagi investor yang menanamkan modal memperoleh imbalan (return). Salah satu hal yang diperhatikan oleh investor


(17)

commit to user

yaitu harga saham, karena harga saham inilah yang menentukan besarnya pendapatan yang mereka terima. Pendapatan investor dapat diterima dari dividen dan capital gain. Dividen adalah bagian dari laba bersih sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang ditetapkan untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan atas kepemilikan saham, sedangkan capital gain merupakan peningkatan harga aset modal (investasi) yang membuat aset tersebut menjadi lebih bernilai dari harga pembeliannya. Keuntungan tersebut tidak bisa didapat sampai aset tersebut dijual.

Dalam berinvestasi, para investor memerlukan informasi yang tersedia seperti resiko yang dihadapi investor dan faktor yang mempengaruhi harga saham yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk membeli saham yang menguntungkan bagi dirinya. Dalam pasar yang efisien, pasar dapat bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia (Jogiyanto, 2008:491).

Ada dua macam resiko yang dihadapi investor yaitu resiko sistematis (resiko pasar) adalah resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi yang meliputi faktor kondisi perekonomian, kebijaksanaan pemerintah (misalnya pajak) dan resiko tidak sistematis yang meliputi economic risk (resiko fluktuasi aktivitas bisnis, resiko pasar modal, dan resiko daya beli), resiko bisnis (faktor persaingan, kombinasi produk, dan faktor kemampuan manajemen), resiko keuangan serta resiko akuntansi.


(18)

commit to user

Informasi yang ada dapat digunakan oleh investor sebagai bahan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal. Analisa fundamental adalah pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham dengan menetapkan share price forecasting. Dalam analisis fundamental meliputi analisis kondisi makroekonomi (kondisi pasar), analisis industri, dan analisis kondisi spesifik perusahaan.

Analisis kondisi makro ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kondisi perekonomian makro tersebut terhadap kondisi pasar karena kondisi pasar akan mempengaruhi pemodal. Analisis industri adalah analisis untuk menentukan industri yang diharapkan akan memberikan return yang paling baik.

Analisis kondisi spesifik perusahaan adalah analisis untuk memahami variabel yang memperngaruhi nilai intrinsik saham dan memperkirakan nilai intrinsik saham tersebut antara lain dengan dividend discounted model dan PER (Price Earning Ratio)

Analisis teknikal adalah identifikasi perubahan kondisi pasar dari saham tertentu atau mungkin saham secara keseluruhan yaitu dengan menganalisis perubahan harga lewat indikator teknis melalui grafik atau chart.

Karena kondisi perekonomian mempengaruhi setiap orang, maka isu-isu makroekonomi memainkan peranan yang penting Ada dua alasan mengapa harga saham dikaitkan dengan aktivitas perekonomian. Pertama karena saham adalah bagian dari kekayaan rumah tangga, maka penurunan harga saham membuat orang lebih miskin dan menurunkan pengeluaran konsumen. Kedua, penurunan


(19)

commit to user

harga saham bisa mencerminkan berita buruk tentang kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pada umumnya investor cenderung menyukai saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi. Saham yang sangat diminati oleh para investor adalah saham blue chip. Umumnya saham blue chip memiliki ciri sebagai berikut: Kinerja keuangannya sehat, artinya dalam kondisi ekonomi normal dan stabil selalu mencatat pertumbuhan laba bersih dari tahun ke tahun, membagikan dividen kepada pemegang saham, jumlah saham yang beredar di masyarakat (floating share) tinggi sehingga likuiditas saham di pasar juga tinggi, ditransaksikan pada harga yang wajar, pergerakan atau fluktuasi harga saham di pasar berlangsung secara wajar, tidak melompat-lompat dan manajemen dikelola secara profesional (bukan manajemen keluarga). Ciri seperti ini yang membuat pelaku pasar senantiasa memburu saham-saham blue chip. Namun begitu, harus dipahami bahwa yang namanya pasar tetap saja pasar. Harga selalu berubah sesuai penawaran dan permintaan. Kendati saham blue chip, tapi harganya bisa naik dan bisa juga turun, tergantung situasi pasar saat itu.

Dengan beragamnya informasi yang beredar yang berhasil didapatkan oleh investor tentang harga saham dan pergerakannya, maka dapat diketahui bahwa tiap-tiap faktor mempunyai dampak yang berbeda terhadap saham perusahaan tertentu.

Sejumlah penelitian terdahulu sudah banyak dilakukan untuk meneliti hubungan variabel makroekonomi dengan harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Ming Hua Liu dan Keshab M. Shrestha pada tahun 2008 menemukan bukti


(20)

commit to user

bahwa ada relasi antara variabel makroekonomi yaitu produksi industri, jumlah uang beredar, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar dengan pasar modal China dengan menggunakan kointegrasi heteroskedastisitas. Penelitian lain juga dilakukan oleh Mansor H. Ibrahim dan Hassanuddeen Aziz (2003) di Malaysia. Penelitian ini menemukan bahwa adanya pengaruh antara harga saham dan empat variabel makroekonomi yaitu output riil yang diukur dengan indeks produksi Industri, level harga yang diukur dengan Consumer Price Index (CPI), jumlah uang beredar dan nilai tukar (kurs) pada kasus di Malaysia dengan menggunakan metode kointegrasi dan vektor autoregresi (VAR).

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Anthony Kyereboah-Coleman dan Kwame F. Agyire-Tettey pada tahun 2008 Hasil penelitian tersebut adalah adanya signifikansi antara indikator makroekonomi (inflasi dan nilai tukar) dan pasar saham. Dimitrios Tsoukalas (2003) dalam penelitiannya menemukan adanya Granger Causality antara faktor makroekonomi yaitu produksi industri, Nilai tukar (kurs), Jumlah uang beredar, dan Inflasi (Costumer Price Indeks) dengan harga saham di Cyprus dengan memperkirakan dari Vektor autoregressi (VAR).

Bertolak dari penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa variabel makroekonomi mempunyai peranan yang cukup besar dalam mempengaruhi harga saham. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, akan memberikan gambaran mengenai pengaruh variabel – variabel tersebut dalam mempengaruhi harga saham sehingga investor dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap faktor-faktor tersebut, yang nantinya mempengaruhi tindakan yang diambil oleh investor.


(21)

commit to user

Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN PRODUKSI INDUSTRI TERHADAP HARGA SAHAM BLUE CHIP STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005-2009

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dicoba untuk dijawab adalah sebagai berikut:

1. Apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap harga saham? 2. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham? 3. Apakah nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga saham? 4. Apakah jumlah uang beredar berpengaruh terhadap harga saham? 5. Apakah produksi industri berpengaruh terhadap harga saham?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham. 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap harga saham. 3. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap harga saham. 4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap harga saham. 5. Untuk mengetahui pengaruh produksi industri terhadap harga saham


(22)

commit to user D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang pengaruh variabel-variabel makroekonomi tersebut dalam mempengaruhi harga saham.

2. Bagi Investor

Memberikan informasi yang diharapkan dapat dijadikan Leading Indicator bagi investor dalam membuat keputusan berinvestasi pada saham di Pasar Modal dengan mengamati perubahan tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah, jumlah uang beredar, dan produksi industri.

3. Bagi Regulator

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu menstabilkan suatu pasar, terutama pasar saham dengan mengontrol variabel di pasar lain. Sebagai contoh, regulator dapat mencegah terjadinya gejolak pada pasar modal dengan mengontrol Kurs Dollar terhadap Rupiah dan jumlah uang beredar.

4. Bagi Penulis

Sebagai sarana dan media untuk latihan penerapan ilmu dan materi yang telah diperoleh selama belajar di bangku kuliah ke dalam dunia bisnis yang nyata.


(23)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. INVESTASI

Pengertian Investasi menurut Jogiyanto (2008:5) adalah Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu.

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market) atau pasar turunan (derivative market). Pasar uang bersifat jangka pendek sedangkan pasar modal bersifat untuk investasi jangka panjang. Yang diperjualbelikan di pasar modal adalah aktiva keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan tetap dan saham-saham.

Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolio.


(24)

commit to user

Dalam berinvestasi ada 2 macam risiko yang akan dihadapi oleh investor yaitu:

1. Resiko sistematis (resiko pasar) adalah resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi. Faktor- faktor tersebut dapat berupa faktor fundamental ekonomi dan faktor non fundamental ekonomi. yang meliputi faktor kondisi perekonomian seperti pendapatan pemerintah, kebijaksanaan pemerintah (misalnya pajak), nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, tingkat suku bunga, dan inflasi. Sedangkan faktor non fundamental ekonomi meliputi keadaan politik, tingkat keamanan dan lingkungan sosial.

2. Resiko tidak sistematis yang meliputi economic risk (resiko fluktuasi aktivitas bisnis, resiko pasar modal, dan resiko daya beli), resiko bisnis (faktor persaingan, kombinasi produk, dan faktor kemampuan manajemen), resiko keuangan serta resiko akuntansi.

B. PASAR MODAL

Tujuan sistem keuangan adalah untuk menjembatani aliran dana dari pihak surplus dana kepada pihak yang memerlukan dana. Oleh sebab itu diperlukan suatu lembaga untuk menyalurkan dana tersebut, pasar keuangan atau financial market adalah lembaga yang memungkinkan terciptanya aliran dana.


(25)

commit to user

Tujuan utama dibentuknya pasar keuangan adalah: a. Menjembatani pemindahan dana

b. Mendorong pembentukan modal c. Menciptakan harga pasar yang wajar.

Pasar keuangan dapat dikategorikan dalam 2 jenis berdasarkan jatuh tempo asset keuangan yang diperjualbelikan yaitu pasar uang (money market) dan pasar modal atau capital market.

Manfaat adanya pasar keuangan (financial market) yaitu sebagai alternatif investasi dan alternatif pendanaan.

Sebagai alternatif investasi, pelaku dapat menggunakan pasar keuangan untuk mendapatkan hasil dari aktifitas yang dilakukan. Dengan melakukan transaksi atau pembelian asset yang ditawarkan di pasar keuangan, investor dapat memperoleh nilai tambah dari asetnya di kemudian hari. Hasil dari investasi di asset keuangan umumnya berupa gain (sisa lebih dari hasil penjualan instrumen investasi yang dimiliki, dibandingkan dengan harga perolehannya) atau dapat juga berupa loss (sisa negatif dari hasil penjualan instrumen investasi yang dimiliki, dibandingkan dengan harga perolehannya). Harga perolehan adalah harga atau semua dana yang harus dikeluarkan oleh investor untuk mendapatkan instrumen investasi tersebut. Sebagai alternatif pendanaan,, keberadaan financial market dapat digunakan oleh para pelaku untuk menjadi salah satu sumber memperoleh dana guna membiayai dan memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan dalam menjalankan aktifitas perusahaan atau usaha.


(26)

commit to user

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tertanggal 10 November 1995 Tentang Pasar Modal, yang dimaksud Pasar Modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pasar modal sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif.

Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang, yaitu lebih dari 1 tahun. Bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan adalah obligasi, saham preferen dan saham biasa.

1. Fungsi Pasar modal atau pasar modal:

Fungsi pasar modal menurut Drs. R. Agus Sartono adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat.

2) Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme pasar.

3) Membantu pembelanjaan (pemenuhan dana) dunia usaha, melalui penghimpunan dana masyarakat.

4) Memperluas proses perluasan partisipasti masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan.


(27)

commit to user 2. Tipe Pasar Modal

1) Pasar Primer/Perdana/ Primary

Pasar primer adalah pasar finansial di mana surat-surat berharga baru dijual untuk pertama kalinya..Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik (Initial Public Offering atau IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahan sudah go public. 2) Pasar Sekunder

Pasar Sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar.

3) Pasar ketiga

Pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup.

4) Pasar keempat

Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.

3. Manfaat Pasar modal 1) Bagi Emiten

a. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar, dan dapat sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana.


(28)

commit to user

b. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil. Jangka waktu penggunaan dana tak terbatas.

c. Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar daripada harga nominal perusahaan. Emisi saham sangat cocok untuk membiaya perusahaan yang berisiko tinggi.

d. Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen meningkat.

2) Bagi Pemodal

a. Nilai Investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.

b. Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap setiap tahun. c. Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS (Rapat

Umum Pemegang Saham) dan hak suara dalam RUPO (Rapat Umum Pemegang Obligas) bagi pemegang obligasi.

d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi misalnya dari saham A ke saham B sehingga dapat mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan.

e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan.


(29)

commit to user

3) Bagi Lembaga Penunjang

Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidang masing-masing, manfaat lain dari berkembangnya pasar modal adalah munculnya lembaga penunjang baru sehingga semakin bervariasi, likuiditas efek semakin tinggi. 4) Bagi Pemerintah

a. Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik Negara sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah.

b. Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut untuk lebih profesional.

c. Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi pembiayaan pembangunan serta perluasan kesempatan kerja.

C. SAHAM

Pengertian saham menurut kamus rasio adalah surat bukti kepemilikan atau bagian modal suatu perseroan terbatas yang dapat diperjualbelikan,baik di dalam maupun di luar pasar modal yang merupakan klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan; memberikan hak atas deviden sesuai dengan bagian modal disetor seperti yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan


(30)

commit to user

Saham (stock) menurut Indonesia Stock Exchange merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula


(31)

commit to user

berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual atau merupakan peningkatan harga aset modal (investasi) yang membuat aset tersebut menjadi lebih bernilai dari harga pembeliaannya. Keuntungan tersebut tidak bisa didapat sampai aset tersebut dijual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

1) Capital Loss

Suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

2) Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa


(32)

commit to user

kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Brigham antara lain:

1. Jumlah Pembayaran Deviden

Pemberian dividen dalam jumlah yang besar akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan dan akan mengakibatkan meningkatnya harga saham.


(33)

commit to user

2. Laba Perusahaan

Perusahaan dengan laba tinggi akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi pula. Semakin tinggi investor menanamkan modalnya kedalam suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula harga saham perusahaan.

3. Earning Per Share

Seorang investor yang menginvestasikan dananya di sebuah perusahaan akan mendapatkan pendapatan dari saham-sahamnya. Semakin tinggi pendapatan per saham yang dia peroleh, semakin tinggi kepercayaannya bahwa perusahaan akan memberikan return yang besar. Hal ini akan menyebabkan investor melakukan investasi dalam jumlah yang besar dan akhirnya berpengaruh kepada harga saham.

4. Tingkat Bunga

Tingkat bunga bisa mempengaruhi harga saham dengan 1. mempunyai dampak pada keuntungan perusahaan 2. Berpengaruh pada persaingan antara saham dan obligasi. 5. Risk and Return Level

Umumya resiko yang tinggi akan mendapatkan hasil yang tinggi pula, hal inilah yang diharapkan dari para investor.


(34)

commit to user

Macam-macam saham menurut Jogiyanto sebagai berikut : 1. Saham Preferen

Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen mempunyai beberapa hak yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Macam saham preferen

1) Convertible Preferred Stock

Saham ini untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.

2) Callable Preferred Stock

Saham ini memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal saham.

3) Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)

Saham ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas T-bill (Treasury bill)

2. Saham Biasa

Saham biasa adalah saham tanpa hak istimewa, misalnya atas dividen, penentuan pengurus, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi likuidasi.


(35)

commit to user

Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah:

1) Hak Kontrol

Hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan 2) Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.

3) Hak Preemptive

Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemorosotan nilai.

3. Saham Treasuri

Saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali. Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan sebagai berikut:

1) Akan digunakan dan diberikan kepada manajer atau karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham

2) Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya


(36)

commit to user

3) Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya.

Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas (Tjiptono, 2001:6) :

1) Saham atas Unjuk (Bearer Stocks)

Artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut maka dialah sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2) Saham atas nama (Registered Stocks)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat nama pemegang saham. Apabila sertifikat hilang, maka pemilik dapat minta penggantian.

Menurut Tjiptono dan Hendi (2001:7) .saham dapat dikategorikan menurut kinerja perdagangan yaitu :

1. Saham Blue Chip yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

Istilah saham blue chip sudah menjadi hal jamak di pasar modal. Meski begitu, dalam aktivitas sehari-hari masih sering ditemukan adanya


(37)

commit to user

salah pengertian bahwa saham blue chip identik dengan saham yang harganya mahal. Bahkan sebagian kecil investor masih ada yang menganggap bahwa saham blue chip jaminan mutu: tidak bakal rugi apabila dibeli. Saham blue chip memang senantiasa menjadi barang dagangan yang favorit di bursa efek. Saham blue chip ibarat barang dagangan dengan kualitas prima, sehingga banyak orang yang menyukai. Oleh karena itu saham blue chip selalu mudah dilempar ke pasar karena peminatnya besar. Umumnya saham blue chip memiliki ciri sebagai berikut: Kinerja keuangannya sehat, artinya dalam kondisi ekonomi normal dan stabil selalu mencatat pertumbuhan laba bersih dari tahun ke tahun, membagikan dividen kepada pemegang saham, jumlah saham yang beredar di masyarakat (floating share) tinggi sehingga likuiditas saham di pasar juga tinggi, ditransaksikan pada harga yang wajar, pergerakan atau fluktuasi harga saham di pasar berlangsung secara wajar, tidak melompat-lompat dan manajemen dikelola secara profesional (bukan manajemen keluarga). Ciri seperti ini yang membuat pelaku pasar senantiasa memburu saham-saham blue chip.

2. Growth stock

1) (Well – Known)

Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.


(38)

commit to user

2) (Lesser – Known)

Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

3. Income Stock

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi

4. Counter Cyclical stock

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

5. Speculative stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti


(39)

commit to user D. PENILAIAN HARGA SAHAM

Seorang investor harus dapat memahami nilai yang berhubungan dengan saham untuk mendapatkan keuntungan.

1. Nilai Buku (book value)

Merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai buku memunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, ada beberapa nilai yang berhubungan dengannya yang perlu diketahui yaitu

· nilai nominal (par value) yaitu nilai kewajiban yang ditetapkan utnuk tiap-tiap lembar saham

· agio saham (selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya)

· nilai modal yang disetor (paid- in capital) merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa.

· Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham

2. Nilai pasar (market value)

Merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.


(40)

commit to user

3. Nilai intrinsik (intrinsic value)

Merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang lebih kecil dari nlai intrinsiknya menunjukan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued)

E. INDEKS HARGA SAHAM

Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham.

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.

Indeks-indeks tersebut adalah: 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan


(41)

commit to user

Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.

2. Indeks Sektoral

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.

3. Indeks LQ45

Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

Kriteria yang mendasari pemilihan saham yang masuk di ILQ-45 adalah sebagai berikut:

1) Selama 12 bulan bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler

2) Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.


(42)

commit to user

3) Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan. ILQ-45 diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus (Jogiyanto,2008:101)

selain itu juga harus memenuhi kriteria kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar reguler.

4. Jakarta Islamic Index (JII)

Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

5. Indeks Kompas100

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, fundamental yang kuat, serta kinerja perusahaan yang baik, serta dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

6. Indeks BISNIS-27

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.


(43)

commit to user 7. Indeks PEFINDO25

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik. 8. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.


(44)

commit to user 9. Indeks Papan Utama

Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Utama.

10. Indeks Papan Pengembangan

Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Pengembangan.

11. Indeks Individual

Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat. yaitu harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. Indeks ini merupakan indikator perubahan harga suatu saham dibandingkan dengan harga perdananya

F. ANALISIS INVESTASI SAHAM

Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental atau analisis perusahaan and analisis teknis

Analisis fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain-lain, sedang analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai dari saham.


(45)

commit to user 1. Analisis Fundamental

Menurut Jogiyanto (2008:126) Untuk analisis fundamental ada dua pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu dengan pendekatan nilai sekarang dan pendekatan PER (P/E ratio Approach)

Sedangkan menurut Munawir (2002:274) analisis fundamental adalah pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham dengan menerapkan share price forecasting model.

Langkah pertama dalam penerapan model tersebut yaitu dengan mengidentifikasi dan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang (antara lain faktor penjualan, pertumbuhan penjualan dan biaya serta kebijakan deviden)

Langkah kedua adalah menerapkan hubungan variabel atau faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Dalam analisis fundamental akan meliputi analisis terhadap: 1) Analisis Kondisi Makro ekonomi atau kondisi pasar

Dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kondisi perekonomian makro tersebut terhadap kondisi pasar karena kondisi pasar akan mempengaruhi pemodal. Karena sulitnya memperkirakan kondisi pasar secara tepat maka para pemodal hanya dapat memperkirakan gejala-gejala perekonomian untuk memperkirakan arah pasar dan berapa lama perubahan tersebut akan terjadi. Pada umumnya ada hubungan antara jumlah uang


(46)

commit to user

yang beredar dengan harga saham, peningkatan supply uang akan cenderung meningkatkan kegiatan ekonomi, akibatnya kebutuhan akan dana semakin meningkat dan mengakibatkan permintaan dana lebih besar dari penawaran dan bunga pinjaman naik. Peningkatan suku bunga akan menurunkan harga saham (terdapat korelasi negatif antara gerakan suku bunga dengan kondisi pasar modal) 2) Analisis Industri

Adalah analisis untuk menentukan industri-industri apa yang diharapkan akan memberikan return yang paling baik. Berdasarkan klasifikasi atas mata dagangan atau sesuai dengan kondisi pasar modal di bursa efek industri adalah sebagai berikut: industri pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi, properti, infra struktur, keuangan, serta perdagangan dan jasa.

3) Analisis kondisi spesifik perusahaan

Analisis untuk memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham.

2. Analisis teknikal

Dengan analisis teknikal, para investor mencoba untuk mengidentifikasi perubahan kondisi pasar dari saham tertentu atau mungkin saham secara keseluruhan, yaitu dengan menganalisis perubahan harga lewat indikator teknis melalui grafik atau chart.


(47)

commit to user

Analisis ini diartikan sebagai tindakan untuk mempelajari sekuritas tertentu dan pasar secara keseluruhan berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, yang pada umumnya digambarkan dalam bentuk bar chart, line chart, atau grafik (point and figue chart)

G. INFLASI

Inflasi menurut Sukirno (1995:15) dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari satu negara ke negara lainnya.

Laju inflasi (inflation rate) menurut Mankiw (2000:30) adalah persentase perubahan tingkat harga dari periode sebelumnya.

Di Negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari dua masalah ini yaitu:

· Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa.

· Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.

Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari kenaikan harga-harga yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang serta


(48)

commit to user

kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggungjawab.

Faktor-faktor yang menimbulkan inflasi:

· Inflasi tarikan permintaan

Terjadi apabila sector perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat yang wujud dalam pasaran. Inflasi ini biasanya berlaku pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenega kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat.

· Inflasi desakan biaya

Adalah masalah kenaikan harga-harga dalam perekonomian yang diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi.

Salah satu akibat dari inflasi adalah cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Inflasi juga menggalakan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Inflasi yang bertambah cepat akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan baik, keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.

Macam inflasi menurut Boediono(2001:156)

· Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)


(49)

commit to user

· Inflasi berat(antara 30-100% setahun)

· Hiperinflasi (diatas 100% setahun)

Inflasi di Indonesia diukur berdasarkan penggunaan berbagai indikator, diantaranya adalah Indek Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Pedagang Besar (IHPB), dan Indeks Implisit Produk Domestik Bruto.

1. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Yaitu Indeks yang digunakan untuk mengetahui perubahan harga dari waktu ke waktu dari tingkat harga umum barang-barang dan jasa yang dibutuhkan kelompok penduduk kota. Tidak seperti indikator inflasi lainnya, yang hanya mencakup barang- barang produksi lokal, IHK juga mencakup barang-barang impor. Indeks Harga Konsumen atau Costumer Price Index (CPI) dapat didefinisikan juga sebagai ukuran keseluruhan biaya yang harus dibayar oleh seorang konsumen guna memperoleh berbagai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Sedangkan menurut Mankiw, pengertian dari IHK adalah harga sekelompok barang dan jasa diperbandingkan dengan harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar (2003 : 30). IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (seperti bahan makanan pokok, sandang, perumahan dan aneka barang dan jasa yang dibeli konsumen). IHK mengubah harga berbagai barang dan jasa yang menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga, dan hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen. Perubahan IHK dari tahun ke tahun menunjukkan besarnya laju inflasi, karena umumnya IHK dapat


(50)

commit to user

tersedia lebih cepat dibandingkan dengan indikator lainnya. Selain itu IHK memiliki cakupan yang lebih luas, karena selain jumlah barangnya lebih banyak, survey pencatatan yang lebih luas, yaitu tersebar di berbagai ibukota propinsi.

Besarnya inflasi ditunjukkan dengan naiknya IHK, sedangkan bila IHK mengalami penurunan berarti terjadi deflasi. Naiknya IHK mengindikasikan naiknya tingkat inflasi yang akan menyebabkan turunnya harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.

2. Indeks Harga Pedagang Besar(IHPB)

Yaitu indeks yang digunakan untuk mengetahui perubahan harga dari waktu ke waktu dari barang dan jasa di tingkat harga perdagangan besar produsen atau grosir.

3. Indeks Implisit Produk domestik Bruto (GDP Deflaktor)

Yaitu indeks yang mempunyai cakupan lebih luas karena meliputi semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada satu waktu tertentu, sehingga perubahan indeks ini mencerminkan kenaikan tingkat harga-harga umum.

H. TINGKAT SUKU BUNGA

Dalam perekonomian terdapat dua tingkat suku bunga yaitu tingkat suku bunga riil dan tingkat suku bunga nominal. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa dilaporkan tanpa koreksi terhadap dampak inflasi.


(51)

commit to user

Sedangkan suku bunga riil adalah suku bunga yang telah dikoreksi terhadap dampak inflasi. (Mankiw,2000:44)

Sedangkan tingkat bunga riil sendiri sendiri dibagi dua, tingkat bunga riil ex ante yaitu tingkat bunga riil yang diharapkan pemberi pinjaman dan peminjam, dan tingkat bunga riil yang diharapkan pemberi pinjaman dan peminjam ketika kesepakatan dibuat, dan tingkat bunga riil ex post yaitu tingkat bunga yang terealisasi secara nyata (Mankiw,2000:160)

Tingkat bunga merupakan salah satu dari beberapa indikator ekonomi-moneter Indonesia. Bank Indonesia sebagai otoritas ekonomi-moneter di Indonesia mengatur likuiditas peredaran uang antara lain dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI merupakan surat pengakuan hutang berjangka waktu pendek dalam rupiah dengan menggunakan sistem diskonto. SBI diterbitkan melalui sistem lelang dan/atau melelang. SBI hanya dapat dibeli di pasar perdana oleh Bank Indonesia. Selanjutnya, SBI yang telah dibeli di pasar perdana dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

I. NILAI TUKAR RUPIAH

Menurut Brigham, nilai tukar adalah jumlah unit dari suatu mata uang tertentu yang dapat dibeli dengan satu unit mata uang lain Ada dua jenis nilai tukar yaitu:

Nilai tukar nominal adalah suatu nilai di mana seseorang dapat memperdagangkan mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara lainnya.


(52)

commit to user

Nilai tukar riil adalah suatu nilai dimana seseorang dapat memperdagangkan barang dan jasa dari suatu Negara dengan barang dan jasa dari Negara lain.(Mankiw 2000:222).

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar (kurs) menurut Mamduh (2003:110) antara lain:

· Tingkat Inflasi

Pada umumnya negara yang mempunyai tingkat inflasi yang tinggi mempunyai kecenderungan nilai mata uang yang semakin melemah (depresiasi).

· Perbedaan tingkat bunga antar negara

Kenaikan tingkat bunga di Amerika Serikat relatif terhadap tingkat bunga di Indonesia akan menyebabkan banyak investor mengalihkan investasinya dari instrumen keuangan dengan denominasi rupiah ke instrumen keuangan dengan denominasi dolar. Investor berusaha memanfaatkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Sehingga akibatnya dolar akan menguat (apresiasi) terhadap rupiah, atau rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar.

· Stabilitas politik dan risiko ekonomi

Negara yang mempunyai stabilitas politik yang tinggi dan risiko ekonomi yang rendah akan cenderung mempunyai nilai mata uang yang semakin menguat.


(53)

commit to user

Mekanisme Penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok:

· Mengambang bebas (Free Float)

Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas tergantung kekuatan pasar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs, misalnya inflasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi akan digunakan oleh pasar dalam mengevaluasi kurs mata uang negara yang bersangkutan. Jika variabel tersebut berubah, maka kurs mata uang akan berubah. Sistem mengambang bebas juga disebut sebagai clean float.

· Float yang dikelola (Managed Float)

Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena ketidakpastian yang cukup tinggi. Ketidakpastian itu bisa menghambat perdagangan dan investasi asing. Sistem float yang dikelola dilakukan melalui campur tangan Bank sentral. Bank sentral akan melakukan intervensi jika kurs yang terjadi di luar batasan yang telah ditetapkan. Intervensi yang dilakukan antara lain dengan cara menstabilkan fluktuasi harian, menunda kurs, dan kurs tetap secara tidak resmi.

· Perjanjian Zona Target Tertentu

Melalui perjanjian ini beberapa Negara sepakat untuk menentukan kurs mata uangnya secara bersama dalam wilayah kurs tertentu.

· Dikaitkan dengan mata uang lain

· Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain


(54)

commit to user

Misalnya mengkaitkan mata uangnya dengan indikator tertentu seperti kurs riil efektif, kurs yang telah memasukkan inflasi, dan terhadap partner dagang mereka yang penting.

· Sistem Kurs Tetap

Pemerintah atau Bank sentral menetapkan kurs tertentu secara resmi. Kemudian Bank sentral akan selalu melakukan intervensi secara aktif untuk menjaga kurs yang telah ditetapkan tersebut.

J. JUMLAH UANG BEREDAR

Uang yang beredar adalah seluruh “uang kartal” dan “uang giral” yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat (Boediono, 2001:86)

Jumlah uang beredar adalah kuantitas uang yang ada dalam perekonomian (Mankiw 2000:155)

Terdapat beberapa ukuran jumlah uang beredar yang menjadi indikator ekonomi moneter yaitu:

1. Uang primer, (M0 atau uang inti), terdiri atas ruang dan logam yang diedarkan, saldo giro bank dan giro perusahaan pada Bank Indonesia. 2. Uang kartal, terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku.

3. Uang giral, terdiri atas rekening giro, simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah.

4. Uang kuasi, terdiri atas deposito, simpanan berjangka dan simpanan valas. 5. MI (uang beredar dalm arti sempit), terdiri atas uang kartal dan uang giral.


(55)

commit to user

6. M2 terdiri atas MI dan uang kuasai (tabungan dan deposito berjangka dalam rupiah dan valuta asing, ditambah giro valas milik masyarakat). M2 disebut uang beredar dalam arti luas yang sekaligus mencerminkan likuiditas perekonomian. Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) merupakan indikator yang bermanfaat karena kadang-kadang M2 memperlihatkan stabilitas yang lebih tinggi daripada M1 dan juga telah terbukti menjadi barometer yang lebih baik bagi kegiatan perekonomian.

Jumlah uang beredar tidak seluruhnya ditentukan oleh pemerintah. Perilaku bank-bank dan masyarakat umum ikut menentukan pula proses timbulnya uang beredar. Para pakar moneter meyakini bahwa jumlah uang beredar ini adalah indikator yang bagus untuk memprediksi tingkat inflasi.

K. PRODUKSI INDUSTRI

Produksi Industri adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain). Manufacturing Production, komponen terbesar dari data Produksi Industri, dapat diprediksi secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh perubahan (contohnya perubahan cuaca). Peningkatan yang melebihi perkiraan dari indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.


(56)

commit to user

Tingkat pertumbuhan Produksi Industri adalah determinan harga saham di masa mendatang. Pertumbuhan pada aktivitas riil sebagai tanda adanya peningkatan cash flow perusahaan di masa mendatang yang menandakan adanya peningkatan output. (Chen 1991 dan Schwert 1990 dalam Ming Hua Liu)

L. PENELITIAN TERDAHULU

Pada tahun 2008, Ming Hua Liu dan Keshab M. Shrestha melakukan penelitian mengenai hubungan antara variabel makroekonomi dan pasar modal China dengan menggunakan kointegrasi heteroskedastik. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa ada relasi antara variabel makroekonomi dan harga saham. Di mana produksi industri dan jumlah uang beredar berelasi positif terhadap harga saham, sedangkan tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar berelasi negatif terhadap harga saham.

Anthony Kyereboah-Coleman dan Kwame F. Agyire-Tettey pada tahun 2008 juga meneliti dengan judul “ Impact of macroeconomic indicators on stock market performance : The case of the Ghana Stock Exchange” Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menyelidiki bagaimana indicator makroekonomi (inflasi, nilai tukar, dan tingkat suku bunga) berpengaruh pada pasar saham. Hasil penelitian tersebut adalah adanya signifikansi antara indikator makroekonomi dan pasar saham. Selain itu tingkat inflasi juga ditemukan memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja pasar saham. Sedangkan nilai tukar dan kinerja pasar saham berhubungan positif.


(57)

commit to user

Dari penelitian Stuart Hyde dengan judul The respons of Industry stock returns to market, exchange rate, and interest rate risks, menghasilkan kesimpulan bahwa industri di Prancis, Jerman, Itali, dan UK (United Kingdom) mempunyai pengaruh signifikan terhadap pasar dan resiko nilai tukar. Industri di Prancis dan Jerman mempunyai hubungan signifikan terhadap resiko tingkat suku bunga.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Mansor H. Ibrahim dan Hassanuddeen Aziz (2003) dalam jurnal dengan judul “ Macroeconomic Variables and the Malaysian equity market”. Penelitian ini menemukan bahwa adanya pengaruh antara harga saham dan empat variabel makroekonomi yaitu output riil yang diukur dengan indeks produksi Industri, level harga yang diukur dengan consumer price index (CPI), jumlah uang beredar dan nilai tukar (kurs) pada kasus di Malaysia dengan menggunakan metode kointegrasi dan vektor autoregresi. Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan jangka panjang antara variabel makroekonomi dengan harga saham. Ada hubungan jangka panjang antara harga saham dan produksi industri yaitu adanya pengaruh positif. Begitu pula dengan inflasi yang berpengaruh positif terhadap harga saham. Nilai tukar (kurs) berpengaruh negatif dengan harga saham, money supply (jumlah uang beredar) juga berpengaruh negatif pada harga saham.

Dimitrios Tsoukalas (2003) dalam jurnal “ Macroeconomic factors and stock prices in the emerging Cypriot Equity Market” dengan memperkirakan dari Vektor autoregressi (VAR) menetapkan adanya Granger Causality antara faktor


(58)

commit to user

makroekonomi yaitu produksi industri, nilai tukar (kurs), jumlah uang beredar, dan inflasi dengan harga saham di Cyprus.

Penelitian dari Kim Hiang Liow, Muhammad Faishal Ibrahim dan Qiong Huang pada tahun 2005 dengan judul “ Macroeconomy risk influence on the property stock market” menyatakan bahwa ada hubungan antara risiko premia pada saham property dengan factor makroekonomi pada bisnis umum dan kondisi keuangan dalam konteks internasional. Faktor makroekonomi tersebut ada 6 variabel yaitu pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product), Pertumbuhan pertumbuhan output produksi industri, Inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga, dan nilai tukar (kurs).

Pada tahun 2007 Purna Chandra Padhan melakukan penelitian yang berjudul “The Nexus between stock market and economy activity: an empirical analysis for India” penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan kausal antara pasar saham dengan kegiatan ekonomi di India yang diukur dengan Indeks Produksi Industri (IPI), dari penelitian tersebut dikemukakan bahwa aktivitas ekonomi di India dan harga saham di pasar modal di India saling terintegrasi satu sama lain. Model TYDL (Toda-Yamamota, Dolado and Lutkephol) menyarankan bahwa ada hubungan sebab akibat dua arah antara harga saham dan kegiatan ekonomi sehingga jika suatu pasar modal dibangun dengan baik bisa meningkatkan kegiatan ekonomi ( pertumbuhan) dan sebaliknya.

Pada tahun 2004 Osamah M. Al Khazali melakukan penelitian dengan judul “The Generalized Fisher Hypothesis in the Asian Market.” Studi ini meneliti berdasarkan analisis VAR dari hubungan kausal dan interaksi dinamik


(59)

commit to user

antara pengembalian saham, inflasi, dan inflasi yang diharapkan. Hasil regresi mengindikasikan bahwa pengembalian saham berkorelasi negatif dengan inflasi yang diharapkan dan inflasi yang tidak diharapkan. Akan tetapi, hasil dari model VAR mengindikasikan ketiadaan kausalitas searah antara pengembalian saham dan inflasi. Model VAR juga gagal untuk menemukan respon negatif konsisten baik inflasi terhadap goncangan dalam pengembalian saham maupun pengembalian saham terhadap goncangan dalam inflasi.

Chris Brooks dan Sotiris Tsolacos (2000) melakukan penelitian dengan judul “The Cyclical relations betweem traded property stock prices and aggregate time series” Dalam penelitian ini ditemukan bahwa siklus pembelanjaan konsumen, total konsumsi per kapita, hasil dividen dan hasil obligasi jangka panjang adalah berhubungan, dan sebagian besar bersamaan waktu dengan siklus harga properti. Surat hutang jangka pendek nominal dan riil dan tingkat suku bunga dapat dipertimbangkan sebagai leading indicator dari harga saham properti. Dari penelitian ini ditemukan juga bahwa inflasi berhubungan negatif dengan harga saham properti.

Studi ini merekomendasikan bahwa variabel makroekonomi dan keuangan itu dapat menyediakan informasi bermanfaat untuk menjelaskan dan berpotensi untuk meramalkan pergerakan pengembalian saham properti di UK.

Pin Huang Chou dan en Shen Li, S.Ghon hee, Jane-Sue Wang melakukan penelitian dengan judul “ Do macroeconomic factors subsume market anomalies in long investment horizon?” dan menemukan bahwa pengembalian saham dipengaruhi oleh faktor rasional seperti variabel makroekonomi dan faktor


(60)

commit to user

tingkah laku seperti Book Market. Hasil empiris menunjukan bahwa variabel makroekonomi yang paling menjelaskan pengembalian jangka pendek yaitu 6 bulan adalah produksi industri sebagai satu-satunya variabel yang terus menerus menjelaskan pengembalian (return) kisaran antara satu bulan hingga satu tahun. Variabel seperti inflasi yang tidak diantisipasi. Perubahan dalam inflasi yang diharapkan dan resiko premium yang tidak diharapkan sebagian besar meliputi variasi cross-sectional dalam pengembalian (return) saham.

M. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Tingkat Inflasi

Tingkat Suku bunga

Nilai Tukar Rupiah

Jumlah Uang beredar

Produksi Industri


(61)

commit to user

Berdasarkan model penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian ini akan menguji pengaruh antara tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar, dan produksi industri terhadap harga saham. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Sebagai variabel dependen adalah harga saham blue chip. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif. Sebagai variabel independen adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga jangka panjang, nilai tukar mata uang, jumlah uang beredar, dan produksi industri

N. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini sebagian besar bersumber pada beberapa penelitian terdahulu, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji.

H1 : Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham. H2 : Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham. H3 : Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap harga saham. H4 : Jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap harga saham. H5 : Produksi industri berpengaruh positif terhadap harga saham.


(62)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini akan menguji tentang pengaruh tingkat inflasi secara bulanan, tingkat suku bunga yang diproksikan dengan tingkat SBI bulanan, kurs nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang diproksikan dengan kurs tukar tengah setiap akhir bulan, jumlah uang beredar secara luas, serta produksi industri yang diproksikan dengan pertumbuhan indeks produksi industri, terhadap closing price harga saham perusahaan yang tergabung dalam kategori LQ-45. Penelitian ini mengambil data kurun waktu selama 60 bulan (time series) mulai dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2009.

A. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek ( satuan-satuan/ individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 2000 : 107). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam kriteria LQ 45 selama Januari tahun 2005 hingga Desember tahun 2009. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 45 perusahaan.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Teknik


(63)

commit to user

pengambilan sampel perusahaan dilakukan secara purposive sampling yaitu dengan ketentuan :

a. Perusahaan sudah listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) sebelum tanggal 31 Desember 2004.

b. Perusahan tersebut masuk dalam kriteria LQ 45 berturut-turut selama periode pertama tahun 2005 sampai tahun 2009.

Berdasarkan kriteria penentuan sample diatas maka sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan. Perusahaan yang dijadikan sample adalah sebagai berikut:

TABEL III.1

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 3 ASII Astra Internasional Tbk

4 BBCA Bank Central Asia Tbk

5 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6 INCO International Nickel Indonesia Tbk 7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 8 INKP Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk 9 ISAT Indosat Tbk

10 KLBF Kalbe Farma Tbk

11 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 12 SMCB Holcim Indonesia Tbk

13 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 14 UNTR United Tractors Tbk


(1)

commit to user · Variabel tingkat suku bunga

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -1,414 dengan signifikansi 0,163 yang artinya tidak signifikan pada 0,05

· Variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -4,766 dengan signifikansi 0,000 yang artinya signifikan pada 0,05

· Variabel jumlah uang beredar

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,725 dengan signifikansi 0,472 yang artinya tidak signifikan pada 0,05

· Variabel pertumbuhan produksi industri

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,506 dengan signifikansi 0,615 yang artinya tidak signifikan pada 0,05

Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah.

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

TABEL IV.11

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .636a .405 .349 .11644

a. Predictors: (Constant), LnGrowthpi, LnJub, LnKurs, LnInflasi, LnSbi b. Dependent Variable: LnHarga


(2)

commit to user

Output model summary menunjukan nilai koefisien determinasi regresi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati 1 menunjukan bahwa hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil analisis menunjukan

adjusted R square sebesar 0,349 yang berarti sekitar 34,9% variabel dependen yang bisa dijelaskan oleh variabel independen.

D. INTERPRETASI HASIL

Hasil penelitian dari analisis yang dilakukan adalah:

Inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian Ming-Hua Liu (2008) dan penelitian Anthony Kyereboah (2008) yang menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar saham.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Tingkat kurs atau nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara negatif terhadap harga saham. Penurunan kurs akan menyebabkan kenaikan harga saham, sebaliknya kenaikan kurs akan menyebabkan penurunan harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ming-Hua Liu (2008) dan Mansor H. Ibrahim (2003) yang menemukan adanya pengaruh negatif


(3)

commit to user

antara nilai tukar rupiah terhadap harga saham. Di Indonesia kurs mengalami perubahan setiap waktu, ada kalanya rupiah menguat terhadap mata uang asing pada saat kondisi Indonesia stabil atau cenderung membaik dari kondisi sebelumnya. Sebaiknya rupiah akan melemah terhadap mata uang asing pada saat kondisi Indonesia memburuk. Naik turunnya nilai tukar rupiah akan mempengaruhi permintaan saham. Naik turunnya permintaan saham di pasar modal oleh investor akan menyebabkan naik turunnya harga saham. Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah, maka akan banyak investor asing yang menanamkan modalnya (membeli saham) di Indonesia, dengan banyaknya permintaan saham, maka harga saham akan naik.

Jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini ditolak

Tingkat produksi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hal ini bertentangan dengan penelitian Mansor H.Ibrahim (2003) dan Pin Huang-Chou (2007).


(4)

commit to user

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dipaparkan dalam bab IV maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi industri (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham (dependen). Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 7,218 > F tabel sebesar 2,37. 2. Melalui uji t dapat diketahui bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga,

jumlah uang beredar dan produksi industri tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sehingga kurang dapat digunakan untuk mengukur pengaruh hargasaham perusahaan.

3. Variabel nilai tukar rupiah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Sehingga penurunan kurs akan menyebabkan kenaikan harga saham, sebaliknya kenaikan kurs akan menyebabkan penurunan harga saham.


(5)

commit to user

B. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Penelitian ini mengambil sampel 14 perusahaan yang berturut-turut terdaftar dalam LQ45 pada tahun 2005-2009 sehingga penelitian ini hanya relevan untuk kelompok saham blue chip (LQ-45) saja. Jadi masih dianggap kurang representatif dan kurang mewakili perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2. Penelitian ini hanya selama 5 tahun dan data yang digunakan adalah data bulanan sehingga kurang mencerminkan kondisi pasar sebenarnya, akan lebih baik jika data yang digunakan adalah data mingguan atau harian agar dapat mencerminkan keadaan pasar modal yang sebenarnya.

3. Fokus pembahasan masih berkisar pada variabel makroekonomi sehingga hasil yang didapat belum bisa memberikan konklusi secara umum karena masih banyak faktor lain misalnya faktor fundamental baik eksternal maupun internal seperti GDP, harga saham masa lalu, volume perdagangan, dll.

4. Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh indikator perekonomian seperti inflasi, SBI, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar, dan produksi industri. Maka dengan penelitian yang sama sebaiknya dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham misalnya neraca pembayaran, neraca perdagangan, cadangan devisa, dll.


(6)

commit to user

C. SARAN

Setelah melakukan penelitian, mendapatkan hasil dan mempertimbangkan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran terkait penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Bagi perusahaan

Perusahaan dengan memperhatikan faktor makroekonomi dapat membuat kebijakan berinvestasi sehingga perusahaan dapat merespon dengan cepat apabila terdapat perubahan pada variabel tersebut.

2. Bagi investor

Disarankan untuk memperhatikan perubahan tersebut agar dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Disarankan untuk menggunakan rentang periode pengamatan yang lebih lama dan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasilnya representatif. Penelitian selanjutnya agar menambah variabel yang belum tercakup dalam penelitian ini. Dan disarankan menggunakan pendekatan yang lebih baik dalam penaksiran harga saham.


Dokumen yang terkait

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

4 27 32

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

Analisis pengaruh tingkat inflasi, suku bunga sbi, jumlah uang beredar dan nilai tukar terhadap indeks saham lq-45 di bursa efek Indonesia periode 2009-2013

0 4 53

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 2 10

PENUTUP PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 3 9

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 3 18

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM Tbk di BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7