Lengkap secara fungsional. Seluruh fungsi yang diperlukan dalam Ikatan langsung secara institusional. Hubungan di antara seluruh

commit to user 12 f. Sebagian besar petani mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah fluktuasi harga hasil usahataninya. g. Hasil pertanian mempunyai daya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional Deptan, 2006 Prima Tani sebagai instrumen program pembangunan pertanian akan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Meningkatnya muatan inovasi baru dalam sistem dan usaha agribisnis. b. Meningkatnya efisiensi sistem produksi, perdagangan, dan konsumsi komoditas pertanian Indonesia. c. Meningkatnya akuntabilitas Departemen Pertanian dalam pembangunan pertanian melalui percepatan pemasyarakatan inovasi teknologi serta kelembagaan pertanian. Deptan, 2006 Pengembangan agribisnis diarahkan untuk melakukan proses transformasi struktur agribisnis dari pola dispersal menjadi pola industrial. Dalam agribisnis pola industrial, setiap perusahaan agribisnis tidak lagi berdiri sendiri atau bergabung dalam asosiasi horizontal. Setiap perusahaan memadukan diri dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dalam seluruh bidang usaha yang ada pada satu alur produk vertikal dari hulu hingga hilir dalam satu kelompok usaha yang selanjutnya disebut sebagai unit Agribisnis Industrial Pedesaan AIP Deptan, 2006. AIP merupakan model inovasi agribisnis yang digunakan dalam Prima Tani, dengan karakteristik utama sebagai berikut:

a. Lengkap secara fungsional. Seluruh fungsi yang diperlukan dalam

menghasilkan, mengolah, dan memasarkan produk pertanian hingga ke konsumen akhir alur produk vertikal dapat dipenuhi. b. Satu kesatuan tindak. Seluruh komponen atau anggota melaksanakan fungsinya secara harmonis dan dalam satu kesatuan tindak. commit to user 13

c. Ikatan langsung secara institusional. Hubungan di antara seluruh

komponen atau anggota terjalin langsung melalui ikatan institusional nonpasar. Prima Tani diimplementasikan secara partisipatif dalam suatu desa atau laboratorium agribisnis, dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu agroekosistem, agribisnis, wilayah, kelembagaan, dan pemberdayaan masyarakat. Penggunaan pendekatan agroekosistem berarti Prima Tani diimplementasikan dengan memperhatikan kesesuaian dengan kondisi bio- fisik lokasi yang meliputi aspek sumber daya lahan, air, wilayah komoditas, dan komoditas dominan. Pendekatan agribisnis berarti dalam implementasi Prima Tani diperhatikan struktur dan keterkaitan subsistem penyediaan input, usahatani, pasca panen, pemasaran, dan penunjang dalam satu sistem. Pendekatan wilayah berarti optimasi penggunaan lahan untuk pertanian dalam satu kawasan desa atau kecamatan. Salah satu komoditas pertanian dapat menjadi perhatian utama sedangkan beberapa komoditas lainnya sebagai pendukung, terutama dalam kaitannya dengan upaya untuk mengatasi risiko ekonomi akibat fluktuasi harga. Pendekatan kelembagaan berarti pelaksanaan Prima Tani tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi suatu organisasi ekonomi atau individu yang berkaitan dengan input dan output, tetapi juga mencakup modal sosial, norma, dan aturan yang berlaku di lokasi Prima Tani. Pendekatan pemberdayaan masyarakat menekankan perlunya penumbuhan kemandirian petani dalam memanfaatkan potensi sumber daya pedesaan Deptan, 2006. Resultan dari kelima pendekatan di atas adalah terciptanya suatu model pengembangan pertanian dan pedesaan dalam bentuk unit Agribisnis Industrial Pedesaan dan Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi di lokasi Prima Tani yang berkelangsungan Deptan, 2006. E. Prima Tani Sukoharjo Tahun 2007 merupakan tahun pertama pelaksanaan kegiatan Prima Tani Kabupaten Sukoharjo dari tiga tahun yang direncanakan. Prima Tani commit to user 14 Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan pada lahan sawah intensif di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban. Implementasi inovasi teknologi dan kelembagaan dilakukan secara partisipatif. anonim, 2009 Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2007 meliputi: a. pengembangan sumberdaya manusia pelaku agribisnis melalui pelatihan, dan studi banding, b. revitalisasi kelembagaan dan pembinaan usahakelompok usaha agribisnis, c. inisiasi pembentukan Klinik Agribisnis d. introduksi usahatani integrasi padi ternak penggemukan sapi potong sistem kandang komunal, e. introduksi pengelolaan limbah peternakan: pembuatan pupuk organik dari kotoran dan urin ternak, dan f. pembuatan unit percontohan kandang sapi komunal, tempat pengelolaan jerami dan penyimpanan jerami fermentasi, tempat pengelolaan kotoran dan urine sapi dan penyimpanan pupuk organik. anonim, 2009 Hasil implementasi inovasi teknologi dan kelembagaan di lokasi Prima Tani Lahan Sawah Intensif Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Prima Tani Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2007 sebagai berikut: a. Terbentuknya kelompokunit usahatani padi terpadu pada kelompok tani Marsudi Kromo Boga, beranggotakan 20 orang. Unit usahatani ini dipimpin oleh ketua yang dibantu oleh seorang sekretaris dan seorang bendahara, serta 6 ketua seksi : 1 seksi usahatani perbenihan, 2 seksi usahatani padi, 3 seksi usaha penyediaan air irigasi, 4 seksi usahatani penggemukan sapi, 5 seksi pengolahan limbah, dan 6 seksi usaha pemasaran hasil pertanian. b. Terbentuknya embrio Klinik Agribisnis, berfungsi sebagai commit to user 15 1 sumber informasiperpustakaan sederhana, 2 tempat pertemuan kelompok tani, 3 tempat penyebarluasan inovasi teknologi, 4 tempat diskusi para pengunjungtamu, dan 5 tempat layanan teknologi dan konsultasi. Klinik tersebut dilengkapi peragaan inovasi pertanian berupa informasi inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, budidaya komoditas unggulan Prima Tani, pasca panen dan pengolahan limbah dalam bentuk leaflet, warta, brosur, poster, komik, VCD dan realia seperti benih padi VUB, dan dekomposer orgadec. c. Untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan petani tentang inovasi teknologi dan kelembagan yang diimplementasikan telah dilaksanakan pelatihan PTT, studi banding tentang 1 penggemukan sapi ke Soropadan Agro Expo III di Kabupaten Temanggung, Prima Tani Kabupaten Magelang, dan kelompok tani Kabupaten Sragen, 2 pengelolaan limbah pertanian dan peternakan ke Soropadan Agro Expo III di Kabupaten Temanggung, Prima Tani Kabupaten Magelang, dan kelompok tani Kabupaten Sragen, dan 3 budidaya tanaman hias ke Prima Tani Kabupaten Magelang, Kopeng dan Ungaran Kabupaten Semarang. d. Terbentuk unit percontohan usahatani integrasi padi ternak sapi dengan pendekatan system Zero Waste pada kelompok tani Marsudi Kromo Boga terdiri dari unit usahatani: 1 Budidaya tanaman padi dengan pendekatan PTT untuk menghasilkan gabah untuk konsumsi dan benih padi varietas unggul baru dalam suatu kawasanhamparan dengan pengelolaan dilakukan oleh masing- masing petani pemilik, 2 Penggemukan sapi potong sistem kandang komunal dengan pengelolaan dilakukan oleh masing-masing petani pemilik sapi sebanyak 20 ekor, dan commit to user 16 3 Pengelolaan limbah pertanian dan peternakan dengan pengelolaan dilakukan secara kelompok, masing-masing satu unit. e. Penggunaan inovasi teknologi padi varietas unggul baru Mekongga, Cigeulis, Cibogo, Sunggal dan Pepe bersama penerapan pendekatan PTT dapat meningkatkan produktivitas 13,12 persen dari produktivitas IR64 yang biasa digunakan petani. f. Unit percontohan perbenihan padi telah dihasikan benih padi kelas SS varietas Cigeulis 1,600 ton, Sunggal 2,750 ton dan Mekongga 11,000 ton anonim, 2009 Hambatankendala yang dihadapi dalam implementasi inovasi teknologi dan kelembagaan pada tahun 2007 antara lain: a. Pemberdayaan petani merupakan proses yang memerlukan waktu yang cukup lama karena memerlukan perubahan pola pikir dan perilaku serta rasa percaya diri dan kemandirian petani, sehingga proses difusi dan adopsi inovasi relatif lama. b. Keadaan dilapangan sering tidak dapat dikompromikan dengan sistem siklus anggaran dan pencairan dana baik APBN BPTP Jawa Tengah, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten terlambat dan tidak sesuai dengan yang direncanakan sehingga menggangu suatu proses kegiatan yang sedang berjalan. c. Adanya serangan hama dan penyakit padi terutama keong mas, penggerek batang, dan tikus d. Pada musim kemarau MT III, air irigasi tidak mencukupi sehingga terjadi kekurangan air mengakibatkan produktivitas padi rendah. Rencana tindak lanjut kegiatan Prima Tani Kabupaten Sukoharjo tahun 2008 mengacu pada Road Map dan Rancang Bangun Laboratorium Agribisnis, yaitu memantapkan dan mengembangkan inovasi teknologi dan kelembagaan yang telah diimplementasikan pada tahun 2007 serta mengintroduksikan inovasi teknologi dan kelembagaan yang belum diimplementasikan pada tahun 2007 anonim, 2009. commit to user 17

F. Evaluasi